Tradisi Berkirim Kartu Ucapan di Belanda

Wah, masih musim nih saling berkirim kartu dijaman yang hanya sejauh satu klik jempol?

Di Belanda, berkirim kartu ucapan sudah menjadi tradisi. Saking benar-benar mengakar dengan kuat, sampai toko apapun rasanya selalu ada tempat untuk menjual kartu ucapan. Dari Supermarket, toko buku, toko anak-anak, dan toko serba ada. Bahkan di pasar pun ada toko khusus yang menjual kartu-kartu ucapan dari segala jenis. Mungkin hanya toko-toko spesifik seperti toko daging, toko ikan saja rasanya yang tidak menjual kartu ucapan. Seringkali jika sedang jalan-jalan sore lalu ke toko Buku namanya Bruna, saya sengaja mampir hanya ingin melihat-lihat saja kartu-kartu ucapan yang ada. Saking banyak yang lucu dan bagus, makanya saya senang memperhatikan dan mengamati kartu ucapan apa saja yang ada di sana.

Saya dari dulu sangat senang berkirim kartu. Kalau tidak salah ingat, sejak SD. Jadi kalau lebaran atau ada yang ulang tahun, saya selalu berkirim kartu. Tentunya kepada keluarga atau teman yang sangat dekat. Berasa senang kalau sudah mulai menuliskan di kartu dan memikirkan kata-kata apa ya yang sekiranya bisa saya goreskan di sana. Oh, saya tiba-tiba ingat, dulu juga sering saling berkirim kartu dengan sahabat pena yang kenalnya dari majalah. Wah masa-masa itu, rasanya senang kalau pak pos datang ke rumah dan tidak sabar membuka surat atau kartu ucapan yang dibawa. Sampai terakhir di Surabaya pun, saya masih setia dengan berkirim kartu. Bukan hanya kartu ucapan tapi juga kartupos kalau sedang bepergian.

Nah di Belanda ini, meskipun negaranya sudah maju begini, tapi tradisi berkirim kartu masih sangat terjaga sampai sekarang. Tentu saja hal tersebut menyenangkan buat saya karena seperti telah tersebut sebelumnya kalau berkirim kartu itu jadi salah satu kegiatan yang saya lakukan dari dulu. Rasanya beda jika menuliskan ucapan apapun lewat kartu dan mengirimkan langsung ke tempat tujuan atau lewat pos. Sentuhan personalnya lebih terasa karena saat menuliskan di kartu, kita memikirkan orang yang akan dikirimi dan memikirkan kata-kata apa yang akan dituliskan dan juga memilih kartu seperti apa yang cocok dengan situasi penerima.

Semarak berkirim kartu di Belanda makin terasa apalagi kalau menjelang hari-hari khusus semisal Natal, Tahun Baru dan Hari Ibu. Tidak hanya hari-hari khusus yang skala nasional, yang benar-benar personal pun kartunya dijual bahkan kadang yang tidak terpikirkan, misalkan kartu ucapan selamat karena bertambahnya anggota keluarga setelah mengadopsi kucing, anjing, burung atau hewan peliharaan lainnya. Kartu ucapan personal lainnya adalah kartu yang mengabarkan kelahiran (biasanya didesain sendiri, lalu dicetak dalam jumlah banyak. tidak membeli yang sudah ada di toko), kartu ucapan sudah lulus ujian sekolah, lulus ujian menyetir, kartu ulang tahun pastinya, kartu selamat atas kehamilan, kartu semoga cepat sembuh dari sakit, kartu selamat menempati rumah baru, kartu berbelasungkawa, kartu mengabarkan kematian, bahkan sekedar kartu ucapan terima kasih, dan masih banyak lagi kartu ucapan-ucapan lainnya yang sifatnya personal.

Mama mertua rajin sekali berkirim kartu. Bahkan Beliau masih menyimpan kartu ucapan yang diterima dari awal melahirkan anak pertama sampai anak terakhir, padahal itu sudah puluhan tahun lalu. Saya senang kalau ke rumah Mama dan melihat betapa rapinya dokumentasi Beliau, makanya saya jadi ikutan mencontoh. Saya mendokumentasikan hal-hal yang sifatnya personal dengan catatan di buku khusus semacam scrap book. Saya sudah punya beberapa. Menyenangkan lho menuliskan cerita perjalanan kehidupan di buku dilengkapi dengan beberapa foto dan beberapa barang lainnya. Saya bisa bercerita banyak hal di sana. Kalau dibaca lagi benar-benar membuat senyum-senyum mengingat apa yang sudah saya lewati sejauh ini.

Kembali lagi ke kartu ucapan, selama di sini saya menerima beberapa jenis kartu ucapan. Semuanya masih saya simpan dengan rapi dalam kotak dan saya bedakan sesuai kategorinya. Entah sampai kapan akan saya simpan. Jika ada momen khusus seperti ulang tahun atau melahirkan, kartu ucapannya biasanya dijejer dulu di meja khusus atau di meja dekat TV, beberapa lama kemudian baru disimpan, seperti itu gambaran orang Belanda ketika menerima kartu ucapan. Tahun ini saya menerima kartu ucapan selamat hari raya Idul Fitri, yang dikirim oleh Astrid. Selama di Belanda, baru kali ini saya menerima kartu ucapan lebaran. Jadinya terharu

Kartu ucapan lebaran dari Astrid
Kartu ucapan lebaran dari Astrid

Setiap tahun menjelang Natal dan Tahun Baru, sejak pertengahan November saya sudah sibuk mencicil menuliskan kartu ucapan Natal dan Tahun Baru. Biasanya saya akan kirimkan pertama buat teman dan saudara yang diluar Eropa. Satu atau dua minggu menjelang Natal, saya mulai berkirim yang disekitar Eropa. Nah untuk didalam Belanda, saya kirimkan seminggu atau beberapa hari menjelang Natal. Tahun lalu saya absen berkirim kartu karena tidak sempat. Tahun ini saya mulai berkirim lagi kartu ucapan Natal dan tahun Baru. Kartu-kartu yang saya kirimkan tahun ini sudah saya beli tahun kemarin dari anak tetangga yang menjual karena kegiatan sosial di sekolahnya yang dananya disalurkan untuk mendukung kegiatan anak-anak berkebutuhan khusus di Belanda. Lumayan, ada 30 kartu.

Kartu Ucapan Natal dan Tahun Baru yang akan saya kirimkan tahun ini
Kartu Ucapan Natal dan Tahun Baru yang akan saya kirimkan tahun ini

Beberapa kartu sudah saya kirimkan untuk teman-teman yang beralamat di luar Eropa. Sebagian besar lagi masih saya cicil menuliskannya. Menyenangkan lho rasanya menuliskan pesan-pesan didalamnya yang berbeda-beda disesuaikan kepada siapa yang akan dikirimi. Itulah kenapa saya suka sekali berkirim kartu ucapan apapun (dan juga kartupos saat liburan).

Kamu suka juga berkirim kartu ucapan? kapan terakhir menerima atau berkirim kartu ucapan?

-Nootdorp, 5 Desember 2018-

Oh iya, tanggal 5 Desember di Belanda merayakan hari Sinterklaas. Malam ini kami membuka kado (karena cuma satu kadonya haha). Nanti tanggal 25 Desember juga akan membuka kado-kado lagi.

20 thoughts on “Tradisi Berkirim Kartu Ucapan di Belanda

  1. Pingback: bonanza178
  2. Wahh baru tahu.. bagus banget yah, tradisinya gak luntur.. dan terima kasih banyak yah Deny, soalnya kamu sering banget ngirim kartupos ke aku.. *ikon love love love*

    1. Sama-sama Inly. Soalnya aku seneng kirim kartu ke kamu. Pasti nyampenya dan cepet pula. Lebih cepet dari yang di Jakarta :)))

  3. Tradisi tukar kartu dulu jaman SD ada ya di Indonesia tapi skrg rasanya org malas beli kartu lebih suka pakai WA atau tag massal di FB. Kalau di Australia masih ada tradisi kirim kartu, setiap Natal kita dapet banyak kartu dari tetangga dan sodara.

  4. Aku baru niatan mau gencar lagi ke kantor pos. Karena anakku (4th) gak kenal ama kantor pos dan semua printilan nya. Sedih, karena dulu selalu dpt surat/kartu ucapan dr eyang di purworejo.

    1. Waahhh sedih juga rasanya ya kalau sampai ga kenal kantor pos. Gpp Mbak, bisa mulai dikenalkan dari sekarang.

  5. Aku termasuk yang rajin kirim kartu Den, padahal yang dikirimin juga ga banyak wkwkwk, tapi seneng kalo liat kartu-kartu di toko, apalagi yang dari hallm*rk, gemetss semua lucu tapi nguras kantong harganya

    1. Hahaha sama Toss padahal yang kukirimi ya itu2 saja orangnya. Iya, Hallmark lucu2 tapi mahal ya. Tapi yang di Bruna itu juga lucu2, aku sering cuma lihat2 aja, cuci mata :))))

  6. Aku dulu suka banget juga Den, kirim2 beginian. Gak tau sekarang koq males ya haha. Males beli kartunya dan males ke kantor pos padhal kan seru juga ya.

  7. Paling terakhir terima kartu ucapan pas aku pindah tahun ini. Justru teman-teman di sini dan keluarga lakiku yang ngirim ucapan. Temen-temen di Indo boro-boro, ha ha ….. cuma temen-temen sekantor yang ngasi kartu ucapan, dan itupun perwakilan negara asing, yang budaya ngirim kartu ucapannya juga masih kuat.

    Sama mba, semua kartu ucapan yang aku terima dari SD pun masih aku simpan dalam shoe box. Cuma aku engga terorganisir gitu sih, semuanya nyatu, ucapan natal/tahun baru/ulang tahun. Sayangnya ada beberapa yang hilang.

    Paling asyik baca-baca kartu ucapan waktu masih SD. Bahkan ada yang niat banget sampai nulis ucapannya dalam Bahasa Indonesia (padahal dia orang Australia). Jadi bikin kepikiran teman-teman lama yang udah hilang kontak.
    Apa kabar mereka sekarang…

    1. Iya karena di Indonesia ga terbiasa buat berkirim kartu, makanya jarang banget kan saling kirim kartu gitu. Yang ada malah dikatain kuno.

      Haha, sama kayak aku, suka ngebacain kartu-kartu lama. Jadi kayak terkenang2 lagi ya yang dulu2, teman2 yang entah sekarang ke mana keberadaannya.

Thank you for your comment(s)

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.