Belajar Membuat Roti

Baking is not my thing. Kenapa? karena harus patuh dan saklek dengan takaran, tidak bisa seperti memasak yang kalau kurang rasa bisa ditambahkan bahan tanpa takaran. Terus terang selama ini kalau memasak saya tanpa takaran. Pakai feeling saja. Sedangkan kalau membuat roti atau kue kan tidak bisa seperti itu. Makanya saya paling males berurusan dengan oven untuk membuat kue atau roti. Jarang sekali malahan. Oven seringnya dipakai untuk urusan yang berhubungan dengan memasak. Setahun palingan hanya 2 kali saya membuat kue. Membuat roti? Duh ya ngapain bikin sendiri wong membeli di toko kue atau supermarket lebih gampang. Apalagi rumah kami dekat ke toko roti.

Itu cerita sebelum 3 bulan lalu. Saat itu belum terpikir sama sekali kalau keadaan yang akhirnya membuat saya “terpaksa” untuk belajar membuat roti. Pandemi. Terakhir saya ke pusat perbelanjaan yang dekat rumah, 13 Maret 2020. Nyaris 3 bulan lalu. Setelahnya sampai saat ini, kami memutuskan untuk berbelanja mingguan online, sudah tidak pernah ke Supermarket fisik lagi (kecuali suami masih beberapa kali ke supermarket retail). Intinya kami menghindari pusat keramaian, termasuk toko roti. Permasalahannya adalah, anggota keluarga lainnya (kecuali saya), nyaris setiap hari makan malam dengan roti. Lah kalau tidak ke toko roti, bagaimana dengan makan malam? sedangkan belanja mingguan online hanya datang setiap akhir pekan, itupun harus berjuang ekstra untuk mendapatkan slot.

Akhirnya saya bilang suami, ok aku akan belajar untuk bikin roti sendiri. Suami nanya : tepung apa yang kamu butuhkan, biar aku belikan di supermarket retail. Saya terdiam sesaat, karena tidak tahu tepung apa untuk roti. Pengetahuan saya tentang roti nul putul.

Beberapa roti empuk yang pernah saya buat

KEBERADAAN TEPUNG DAN RAGI MENJADI LANGKA

Sewaktu kami terakhir ke Supermarket, sempat iseng-iseng melihat tepung terigu. Lho kok semua habis. Stok ragi pun habis. Kami sempat ke toko turki, ada beberapa pak sisa tepung terigu. Saya ambil 2kg. Waktu itu juga tidak berpikir tepung terigu ini buat apa. Asal ambil saja, latah. Sampai rumah, saya ternyata punya satu wadah ragi. Keesokan harinya, isenglah saya mulai membuat roti isi. Resep awal cari di YouTube. Di tutorialnya dijelaskan untuk mengetes raginya aktif atau tidak. Namun saya lewatkan bagian ini. Walhasil, dengan keterbatasan pengetahuan ditambah kengeyelan yang hakiki, roti pertama yang saya buat bantet sodara-sodara. Miris. Tapi kok ya habis aja dimakan. Entah orang-orang memang senang rasanya atau memang saking laparnya.

Setelah itu, suami dengan inisiatif yang tinggi, ke supermarket retail. Pulangnya dia dengan bangga bilang sudah beli tepung dan ragi. Tapi saya belum melongok. Baru sempat lihat ke pantry, lah saya langsung ketawa ngakak. Dia beli tepung terigu (terwebloem) 25kg. Gawe oppooo tepung sak mene akehe. Dipikir aku arep luluran tepung ta piye. Dia bilang, yang kemasan kecil tidak ada. Hanya kemasan 25kg tersisa beberapa karung. Selain itu, dia juga beli tepung gandum utuh 10kg. Dan satu lagi, dia beli ragi fresh 1kg. Cleguukkk. Ragi 1kg ini buat dicamilin ta yok opo. Antara ngakak juga berpikir keras, haduh piye iki. Akhirnya saya bagi-bagi ke beberapa teman yang memang kesusahan mendapatkan terigu dan ragi. Mengurangi rasa bersalah karena punya terigu dan ragi banyak. Dua benda ini sangat langka saat Maret dan April. Saat ini sudah mulai ada lagi meskipun ya belinya musti tahu diri. Jangan sampai menumpuk.

Focaccia dan Brioche salah dua favorit di rumah
Focaccia dan Brioche salah dua favorit di rumah

BELAJAR TENTANG JENIS TEPUNG

Diantara puyeng bagaimana harus memulai membuat roti, bersyukurnya saya ada grup WhatsApp yang anggotanya suka berbagi ilmu tentang dunia per-roti-an. Ini grup kecil sih hanya beberapa orang saja yang kebanyakan tinggal di Belanda, ada yang tinggal di Perancis, Belgia, Indonesia, dan Scotlandia. Bahkan mereka sudah canggih membuat roti menggunakan ragi alami. Saya kelas ragi fresh. Akhirnya saya mulai serius belajar tentang tepung dari grup ini. Selain itu saya juga mulai sering membaca artikel-artikel tentang tepung dan memperbanyak mencari sumber-sumber terpercaya di YouTube. Kalau ada yang tidak paham, saya langsung tanyakan di grup.

Sejauh ini, grup inilah yang banyak membantu saya dari nol putul tentang tepung dan roti, sekarang perlahan menjadi sedikit mudeng. Teman-teman di grup TaBas (Tahu Bakso) sangat membantu. Khususnya buat Bude Tari, yang tetap telaten menjelaskan apapun kebingungan saya. Beliau sejak bertahun-tahun sudah konsisten membuat roti sendiri, bahkan menggunakan ragi alami. Sebagai informasi, di Belanda jenis-jenis tepungnya agak membingungkan saya, saking banyaknya. Ini diluar tepung yang sudah berkawan akrab dengan saya macam tepung beras, tapioka, ketan, terigu, dll. Beda dengan di Indonesia yang tepung terigunya ada spesifikasi yang jelas : terigu protein tinggi, sedang, dan rendah. Nah di Belanda tidak ada yang seperti itu. Tidak ada pembagian yang jelas. Jadi ya dicoba dan dilihat sendiri kandungan proteinnya di tiap kemasan. Tapi, setiap merek kandungan proteinnya bisa jadi berbeda. Nah, nanti sejalannya waktu dan sudah banyak mencoba, jadi tahu tepung mana yang cocok untuk membuat roti.

Sandwich dan Burger buatan sendiri, Bun juga buat sendiri
Sandwich dan Burger buatan sendiri, Bun juga buat sendiri

Jenis tepung yang selama ini pernah saya gunakan untuk membuat roti adalah : Tarwebloem (basic flour), Patentbloem (all purpose flour), Volkoren (tepung gandum utuh), Semolina, Speltmeel, dan Zelfrijzendbloem. Pusing ya membaca deretan jenis tepungnya. Ini masih sebagian kecil dari banyak jenis-jenis tepung di sini. Paling tidak, dari tepung-tepung tersebut saya jadi tahu mana yang cocok untuk jenis roti apa. Saya sih tidak rewel, mau membuat roti tergantung persediaan tepung yang ada saja di rumah. Tinggal campur-campur sesuai prosentase proporsi, lalu ditambahi bubuk gluten untuk menaikkan kadar gluten sehingga adonan bisa kalis dengan bagus. Bubuk gluten pun selama ini masih belum sempat beli. Dapat donasi dari Anis.

ULENI TANGAN DARIPADA MESIN

Persoalan tepung sudah lumayan terlewati, meskipun sampai sekarang saya tetap tekun membaca dan menyimak diskusi tentang tepung. Menarik. Orang lain koleksi tas bermerek, saya koleksi jenis-jenis tepung. Selalu tertarik mencoba kalau tahu ada jenis tepung yang baru dipelajari.

Dua bulan pertama membuat roti, saya konsisten menguleni dengan tangan, manual. Saya tidak punya mixer khusus roti atau mesin pembuat roti. Saya punya mixer sih, tapi bukan khusus untuk adonan roti. Ya mixer biasa. Frekuensi saya membuat roti, hampir tiap hari. Dalam seminggu, mungkin hanya dua hari menu makan malam selain roti. Selebihnya, tetap ngeroti. Kalau ada yang tahu saya menguleni pake tangan, pasti terkedjoet. Menurut mereka, hebat bisa telaten menguleni tanpa bantuan mesin. Padahal menurut saya, sejauh ini sangat menyenangkan menguleni pakai tangan. Sambil ngelamun, tahu-tahu adonan sudah kalis. Saya kalau menguleni tidak pernah lama. Paling lama 15 menit. Tapi 10 menit sudah cukup. Pernah nyoba sampai 30 menit saat adonan Brioche yang memang lengket sekali.

Sebulan lalu, saya kepikiran untuk membeli mixer, penasaran apa bedanya mengadon dengan manual tangan. Bertanya-tanya di grup, disarankan untuk membeli Den Bosch yang memang khusus untuk mengadon roti. Bukan Stand Mixer. Tipe yang saya beli adalah Bosch Keukenmachine Universal Plus MUM6 N11. Dari review yang saya baca dan lihat di YouTube, produk ini bagus dan memang khusus untuk membuat roti. Lebih direkomendasikan dibandingkan stand mixer, jika kebutuhannya digunakan setiap hari (atau untuk jualan). Dila menanyakan ini, jadi sekalian saya cantumkan di sini.

Akhirnya, sebulan ini saya sudah punya mesin mengadon roti. Walaupun begitu, baru tiga kali saya menggunakannya, saat itu sedang repot mengerjakan beberapa hal, jadi mesin ini sungguhlah membantu. Saya puas menggunakannya. Selebihnya, saya masih setia mengulen pake tangan. Entahlah, ada kepuasan tersendiri kalau menguleni sampai kalis. Dan tangan menyentuh adonan dari yang awalnya lengket sampai menjadi kalis, itu rasanya menyenangkan. Puasnya tidak bisa digambarkan.

JENIS ROTI DAN SUMBER BELAJAR

Selama 3 bulan ini, jenis roti yang saya buat lumayan beragam. Dari roti empuk manis ala Indonesia, rustic bread, beberapa roti Italia, Roti perancis, dan beberapa roti lainnya. Saya membuat roti bukan hanya sekedar untuk mencoba rasa ingin tahu, tapi yang lebih penting apakah yang memakan akan doyan apa tidak. Pasokan rustic bread untuk suami selalu bisa terpenuhi. Untuk makan malam, bisa terakomodasi. Semua aman dan senang. Roti tawar juga begitu. Semua jenis roti yang selama ini kami beli, sejauh ini saya bisa membuatnya.

Karena tiap hari selalu mengotak atik resep roti dan banyak belajar, sekarang lumayan PD membuat formula roti sendiri, memadu padankan metode, trial and trial, mengkombinasikan isi, mengkombinasikan biji-bijian yang akan dimasukkan dalam roti, mengkombinasikan tepung, belajar membuat bentuk-bentuk roti lebih bervariasi, dll. Intinya selalu merasa ingin belajar lebih baik lagi. Sempat terpikir untuk membuat serius tentang roti ini dengan cara ambil kursus atau sekolah. Tapi nanti saja kalau keadaan sudah aman. Sekarang belajar otodidak dulu.

Variasi rustic bread dan roti tawar
Variasi rustic bread dan roti tawar

Kalau sumber belajar, saya lebih banyak dari YouTube karena langsung bisa melihat caranya. Tapi saya juga rajin membaca blog-blog para pembuat roti. Selain itu, saya juga beberapa kali nanya-nanya ke Dila di twitter yang berhubungan dengan Roti. Kami lagi seru-serunya belajar tentang roti. Pengalaman Dila bisa dibaca di sini.

Beberapa sumber ini yang saya sering lihat untuk mencari ide dan belajar :

  • Bake With Jack. Yang menyarankan Channel ini, Bude Tari. Ternyata memang benar, cara penyampaiannya simpel dan enak buat dijadikan bahan belajar buat pemula macam saya.
  • Apron. Ini untuk cari-cari ide roti lembut.
  • Cook Kafemaru. Ini sama kayak Apron karena base nya sama dari Jepang.
  • Kalau yang punya IG, bisa ditengok akun IG nya Bude Tari @pawone_tari. Sering dibagi resep-resep roti (dengan ragi alami, ragi instan, maupun ragi fresh) dan informasi apapun sehubungan dengan memasak dan membuat roti juga kue. Saya satu grup dengan Bude Tari.
  • Weekendbakery. Awal-awal belajar membuat roti juga dari sini.
  • Karena saya tidak punya akun IG, jadi yang sering saya buka ya YouTube dan blog. Sebenarnya ada beberapa lagi sumber belajar dan ide, tapi kok mendadak lupa. Nanti kalau ingat, saya tambahi lagi. Intinya di YouTube banyak banget sumber yang bisa dibuat belajar. Saya juga berbagi informasi dengan beberapa teman di FB.

TANTANGAN BARU

Ingin menantang diri sendiri untuk belajar tentang Sourdough. Nanti tapi kalau sudah mood dan ragi fresh yang saya punya tinggal sedikit. Sebenarnya sekarang saat yang tepat. Mumpung cuaca menghangat. Jadi, mari niatkan.

Sekarang saya ingin mengikuti Baking Challenge yang diadakan Mbak Yoyen di blognya. Semoga konsisten.

Belajar membuat roti
Belajar membuat roti

Lho, panjang juga ya cerita saya kali ini. Semoga tidak bosan membaca. Mumpung niat menceritakan awal mula belajar membuat roti. Apakah mulai bosan? Sejauh ini, belum. Mudah-mudahan tidak, karena saya senang saat mereka doyan sekali makan roti buatan saya lalu muncul komentar : Lekker, Heerlijk sampai dicium2 pipi saya haha terharu. Belum lagi mencium aroma roti yang sedang dioven, menyenangkan, menenangkan, dan membahagiakan. Keseluruhan proses membuat roti, sangat saya nikmati. Kepuasaan karena bisa membuat sendiri semua roti yang kami konsumsi selama ini, tidak ada duanya.

-2 Juni 2020-

16 thoughts on “Belajar Membuat Roti

  1. Aku dari awal tahu kamu ngulen pake tangan sih dah salut banget Den.. dan tahu juga sejarahnya kamu gak bisa bikin roti, tapi semua roti bikinanmu, gak kalah sama toko roti.. Good job, Deny.. kasih 4 jempol.. Ngiler aku lihat roti2mu..

    1. Pergelangan tanganku sekarang agak sakit buat nguleni roti hahaha. Kayaknya kapan hari terkilir tapi aku cuekin. Untungnya sudah punya mesin jadi bisa istirahat sebentar tangan ini.
      Wahhh terima kasih banyak Inly apresiasinya. Kalau ga karena kepepet, ga bakalan kepikiran bikin roti dan belajr tentang per roti an.

  2. Well done Den. Aku masih kelas kacang belajar bikin roti, baru nyoba tiga kali. Yang pertama gak ngembang, yg kedua ngembang tapi karena pakai tepung plain kurang okay, yang ketiga baru enak sekali.

    Ini mau ikutan baking challenge, kok ya pas ada aja kegiatan. Gak popo nanti aku menyusul walaupun terlambat.

    1. Suwun Ail. Ini ya aku sik belajar terutama meraba2 tentang tepung. Wes wes nggarai ngelu, tapi juga seru jadi bisa belajar jenis-jenis tepung.
      Koyokane klo belajar bikin roti tanpa melewati adegan ga ngembang, kurang afdol ya haha.
      Asyiikk, ayookk rame2 seru2an baking challenge

  3. Wahhh keren banget bisa bikin macam-macam roti, Mbak. Aku biasanya suka bikin cake tapi sekarang mau mencoba bikin roti sendiri. Waktu itu pernah buat donat dan menguleni dengan tangan tapi aku nggak tahu adonannya sudah kalis atau belum hehehehe jadi kayanya akan beli mixer yang bisa dipakai untuk menguleni.

    Aku juga koleksi banyak jenis tepung sekarang di apartemen, termasuk tepung beras, tepung ketan dan tepung maizena juga untuk masak masakan Indonesia 🙂

    Salam kenal ya, Mbak.

    1. Hai Hanna, terima kasih ya sudah baca dan mampir di blog aku. Salam kenal juga.

      Ini aku juga baru belajaran. Pengen bikin cake atau taart gitu, tapi aku masih takut haha. Mesin adon memamg praktis karena bisa ditinggal mengerjakan yang lain. Kalau ngadon tangan musti bener2 lagi ga ngerjain apa2.
      Kamu tinggal di mana Hanna? aku cari alamat blognya ga dapat.

      1. Halo Mba Deny. Aku pun masih belajar Mba kalo soal per-cake-an. Kalo tart mah baru di tahap nonton-nonton video di youtube doang hahahaha. Aku tinggal di Hamburg, Mba. Blogku di hanecdotes.com 🙂 masih baru mulai menulis lagi setelah sekian lama. Ditunggu kunjungannya ya, Mba.

        1. Wahh Hamburg, tahun lalu kami nyaris ke sana lalu batal. Lalu berencana tahun ini ke sana, yang pasti batal lagi. Aku sudah follow blogmu ya.

          1. Ah, iyalah. Tahun ini memang susah kemana-mana, tapi nggak apa-apa asal sehat sekeluarga ya Mba. Semoga rezeki tahun depan bisa ke Hamburg, dan kalau memungkinkan kita bisa ketemu. Terima kasih, Mba Deny.

  4. Waw keren banget rotinya. Hebat kamu telaten. Beberapa kali pernah sih bikin roti klo lg mood, tapi ga pernah sukses karena ga bisa nguleninya, akhirnya dibeliin mixer yg bisa untuk ngulenin adonan roti, eh sampe saat ini blm nyoba lagi bikin roti, malahan nyoba bikin roti yg tanpa diuleni tapi harus didiemin 24 jam sebelum dibakar, eh baru sukses.
    Cerita tentang tepung, aku juga pernah nyari nyari tepung dimana mana abis, eh pas dapet di turk winkel tapi yg kemasan 25 kg, OMG kaget, kirain beras aja yg lebih dari 20 kg

    1. Terima kasih Yangaku juga ga nyangka ternyata bisa juga bikin roti haha. Soalnya kalau cake, beberapa kali tidak memuaskan. Ternyata kalau roti, lebih lancar. Aku kalau proofing juga lama Yang. Ngadon pagi, masukkan oven baru menjelang makan malam.
      Haha iyaa. Makanya aku kaget suami bisa bawa tepung sampai 25kg. Syok banget

  5. Foto pertama kanan bawah yang hijau, itu flavornya pandan atau matcha atau apa, Mbak? Warna dan tekstur luarnya kok bikin ngiler banget ya.. Dan agak mengingatkan saya sama mantau kukus yang banyak dijual di Balikpapan. Looks so goood, pasti tastes even better hehe.

    Btw, salam kenal dari follower baru. 🙂

    1. —- ini nulis komen lagi, setelah sebelumnya kehapus pdhl panjang nangis

      Denyyy, roti2mu sungguh memikat hatiiii!!!! . Makasih ya udah fotoin Boschnya, ternyata itu modelnya sama kaya punya (beberapa) temenku, dan kufikir selama ini itu tuh mixer dong . Den, rotimu udah pro banget dan bervariasi, keliatan enaknyaa… aku jadi kebayang juga dengan penjelasan tipe2 tepung disana, malah seru ya karena bisa mix and match. Kalo aku kan masih seputaran roti manis aja, Den.. karena roti = cemilan, bukan makanan . Tapi segera pengen belajar nih… kebetulan challenge kedua #LFbakingchallenge0620 kan bikin garden focaccia tuh (langsung bingung pake herbs apa, kearifan lokal aja deh hihihi).

      Aku jadi makin semangat nih belajarnya, thanks for sharing ya, Deny ❤️

      1. Terima kasih Dila, sudah diulangi lagi nulisnya nih permasalahan komen di blogku memang never ending story.
        Sama2 Dil. Yukk Dil sama2 semangat belajar macam2 jenis roti. Aku juga makin tertarik mendalami dunia per rotian. Focaccia ini salah satu favorit kami karena rasanya asin haha trus bergelimangan olive oil jadinya enaakk. Pake bahan2 yg didapur aja. Kulihat di YouTube2 hiasannya malah pake seledri, dan herbs2 Indonesia.

    2. Hai Adnabilah (panggilannya apa nih? Takut salah ). Terima kasih sudah menyempatkan baca, ninggalin komen dan follow blogku yaa.

      Itu pandan. Itu yang difoto belum dimasukkan oven, jadi masih kelihatan kenyal dan menul2.

Thank you for your comment(s)

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.