Bangga (Akhirnya) Bisa Menyetir Mobil (di Belanda)

Menyetir mobil ini benar – benar salah satu pencapaian terbesar dalam hidup saya. Bayangkan, dari orang yang sangat takut berkendara sendiri, bahkan naik motor saja takut, sekarang sudah bisa menyetir mobil lintas provinsi di Belanda.

Jadi, kami baru pulang liburan 4 hari. Di dalam negeri saja. Selama liburan tersebut, kami tinggal di vakantie huis (rumah yang disewakan untuk berlibur) di salah satu kota di provinsi Gelderland. Seperti biasa kalau liburan menginap beberapa hari, suami pasti akan menyewa mobil karena pasti kami mengunjungi kota – kota di sekitar tempat yang kami tinggali. Lalu suami bilang kalau liburan kali ini, bagian saya yang menyetir mobil supaya latihan dan tidak kaku.

Sebenarnya saat kami liburan awal Juli, itupun sudah direncanakan kalau saya yang akan menyetir mobil selama liburan. Waktu itu kami ke provinsi Drenthe dan Friesland. Tapi, karena SIM saya jadinya telat seminggu setelah liburan, walhasil saya tidak jadi menyetir saat itu. Akhirnya kesempatan liburan kali ini saya yang menyetir mobil.

Terakhir menyetir mobil ya waktu saya ujian praktek dan dinyatakan lulus akhir bulan Mei. Setelahnya sama sekali belum menyetir mobil lagi. Pagi hari saat mau berangkat, sempat ada rasa deg – deg an, kira – kira masih bisa tidak ya, kira – kira masih ingat tidak ya aturannya seperti apa, dsb. Sempat ada rasa khawatir sejenak. Tapi setelah saya duduk di belakang setir, semua berjalan lancar.

Jadi liburan kali ini, saya menyetir mobil lintas 4 provinsi di Belanda. Sebenarnya letak antara satu provinsi dan lainnya tidak terlalu jauh karena ya Belanda ini sebesar apa sih, negara yang kecil. Jadi, kami berhenti – berhenti di 3 provinsi : Utrecht – Gelderland – Zeeland. Berhentinya bukan hanya di Pom Bensin saja tapi masuk ke kotanya karena kami mengunjungi beberapa tempat di sana. Nah karena rumah kami ada di provinsi yang berbeda yaitu Zuid Holland, jadinya ya saya menyetir lintas 4 provinsi : Zuid Holland – Utrecht – Gelderland – Zeeland – Zuid Holland.

Sekitar 90% selama liburan, saya yang pegang setir. Sementara suami menggantikan saya menyetir cuma 1 jam sisa perjalanan saat dari Gelderland ke Zeeland yang total waktu tempuhnya 2 jam 45 menit. Jadi saya menyetir 1 jam 45 menit, sisanya suami. Selebihnya, selama 4 hari ya saya yang menyetir.

Rasanya bagaimana akhirnya bisa menyetir mobil? Bangganya luar biasa pada diri sendiri. Menengok lagi ke belakang, tidak mudah meyakinkan saya sendiri kalau menyetir mobil adalah keterampilan yang benar – benar ingin saya kuasai. Dulu waktu di Indonesia, sama sekali tidak ada keinginan dan terpikir untuk bisa menyetir mobil. Tapi saat di sini, pikiran saya jadi berubah. Saya merasa, saya harus bisa menyetir mobil supaya lebih mandiri dan pasti terpakai untuk kebutuhan lainnya. Lalu saya berkeras kepala untuk lulus ujian teori meskipun buat saya itu bahasanya sudah tingkat dewa saking susahnya (tricky dan bahasa Belanda yang dipakai formal sekali). Alhamdulillah sekali tes langsung lulus. Kemudian saya pun kembali berkeras kepala untuk lulus ujian praktek meskipun gagal dua kali dan 3 kali ujian tidak jadi karena terkena lockdown. Ujian ketiga baru saya dinyatakan lulus.

Sekarang saya bisa merasakan apa yang saya perjuangkan selama 1.5 tahun. Bisa menyetir dengan aman sesuai peraturan yang berlaku, menyetir dengan tenang dan bisa berpikir cepat apa yang harus dilakukan kalau ada kondisi yang tidak ideal.

Selama liburan kemaren, rasanya hampir semua situasi sudah saya lewati. Menyetir saat hujan deras sekali, menyetir di jalanan berkelok curam ke atas saat ke kastil, menyetir di kecepatan 120km/jam, 100km/jam saat jam sibuk, menyetir dalam kota, menyetir di sekitar pusat perbelanjaan, bermanuver di jalan tol menyalip truk – truk yang berukuran super besar, menyetir di jalanan super sempit, menyetir saat macet di dalam kota dan di jalan tol, menyetir malam hari. Alhamdulillah semua terlewati dengan baik. Dulu berpapasan dengan truk saja sudah membuat gemetaran. Sekarang setelah di belakang setir, semuanya jadi biasa. Dulu membayangkan melewati jalan berkelok curam saja ngeri, sekarang setelah dijalani sendiri, ya berani.

Kenapa saya berani? karena aturan menyetir di sini semuanya jelas dan peraturan lalu lintasnya pun jelas. Jadi orang tidak akan seenak udelnya serobot sana sini di jalanan. Selain itu, karena sudah punya SIM yang mendapatkannya penuh perjuangan, banyak uang yang sudah dikeluarkan, ya tidak ada alasan untuk tidak berani menyetir.

Suami bilang : Wah, rute selanjutnya roadtrip lintas negara nih. Selama ini, kalau kami roadtrip ya pasti dia saja yang menyetir. Karena sekarang saya sudah bisa, jadi saya juga tertantang menyetir mobil roadtrip lintas negara.

Ibu saja sampai heran, darimana keberanian yang saya dapatkan kok bisa – bisanya sekarang ga ada takutnya menyetir. Padahal dulu sudah ditawari beberapa kali untuk les nyetir mobil di Indonesia selalu saya tolak dan bilang kalau seumur hidup tidak akan pernah menyetir mobil sendiri. Sekarang saya telan omongan sendiri.

Kalau tidak merantau sejauh ini, saya tidak akan punya keberanian sebesar sekarang. Jika saya tidak berkeras kepala untuk meneruskan les menyetir sampai lulus dan mendapatkan SIM, rasanya saya tidak akan sebangga ini. Jika tidak mencoba sendiri menyetir mobil, rasanya saya tidak akan tahu bahwa saya pun bisa mengalahkan ketakutan selama ini.

Rute selanjutnya, lintas negara? Kita lihat saja nanti. Kalau menyetir mobil di Belanda saya bisa tanpa ada rasa takut, nanti di Indonesia saya serahkan saja pada ahlinya. Membayangkan lalu lintasnya saja sudah bikin saya dadah – dadah ke kamera .

-24 Agustus 2021-

64 thoughts on “Bangga (Akhirnya) Bisa Menyetir Mobil (di Belanda)

  1. Pingback: tohatsu outboard
  2. Woo! Congratulations Den! Aku dulu sempet nyetir mobil di Surabaya (kebayang jalanannya kek gimana, beradu dengan bemo, sepeda motor dst) berani2 aja, entah kenapa setelah pindah kesini jadi males disuruh nyetir. Jadi cuman suami yang punya SIM, kadang kepikiran pengen ambil SIM juga sih (walaupun ga punya mobil) kalau misalnya tugas kantor kudu visit construction site yang jauh2, tentunya lebih efisien pake mobil kantor, tapi tetep aja males 😛 SIM juga kan mahal banget, jadi belum merasa butuh.

    1. Terima kasih Va! Duh aku ngebayangin nyetir di Indonesia, sudah puyeng duluan. Rasa tak sanggup. Takut nyerempet motor yang suka motong jalan.
      Kami juga sampai saat ini bertahan belum punya mobil lagi. Mengandalkan sewa kalau butuh. Makanya aku ga bisa sering – sering nyetir karena ya jarang sewa.
      Mahalnyaaa memang bikin nangis. Makanya kalau ga butuh – butuh dan niat banget, mending wes ga usah disik haha.

  3. Selamat mbak den!! saya dulu pernah ajar nyetir mbak, tapi karena ga praktek lagi (ga ada mobil) akhirnya lupa-lupa ingat. Sekarang mau mulai lagi banyak pikiran gitu takut nabrak takut ga bisa belok, takut pas malem gimana, takut pas di gang kecil dan tanjakan/turunan curam gimana. Semoga nanti bisa teratasi pas sudah dibelakang kemudi kayak mbak deni. aminnn.

    1. Terima kasih Umi! Kalau nyetir di Indonesia memang agak tricky ya. Semoga nanti ada waktu buat latihan lagi.

      Kamipun ga punya mobil. Jadi aku ga bisa sering – sering latihan nyetir. Nunggu waktu buat sewa mobil

  4. Selamat mbak! Sampe sekarang aku masih belum kepingin belajar nyetir disini. Trauma psikologis soalnya, pas dulu belajar nyetir di Indonesia, udah nabrak bajaj, becak, plus nabrak pot tanaman malah mobilnya yang penyok. Jadi semacam masih ada trauma tersendiri makanya belum belajar nyetir. Semoga ada waktunya dan secepatnya bisa belajar.

    1. Terima kasih Crystal!
      Iya nanti akan ada saatnya kalau sudah butuh dan perlu. Musti nyiapin mental dan duit yang ga sedikit. Jaga – jaga pas ujian pertama ga lulus, mental agak down dan mikir musti bayar ekstra untuk les dan ujian selanjutnya

Thank you for your comment(s)

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.