Cerita Kumpul Teman

Enak juga ya 1.5 bulan tidak menulis blog, BW juga sesempatnya, rasanya luar biasa 😁 Sebenarnya banyak yang ingin ditulis, mudah-mudahan lain waktu bisa menuliskan cerita yang selama ini tertunda. Sekarang saya mau bercerita keseruan yang baru saja terjadi. Lumayan ditulis di sini jadi kapan-kapan kalau baca lagi bisa senyum-senyum sendiri.

Sebulan lalu, kami mengirimkan undangan ke beberapa teman saya untuk datang ke rumah karena saya dan suami akan menyelenggarakan sebuah acara. Kalau di sini memang untuk mengundang harus jauh-jauh hari dan konfirmasi bisa atau tidaknya maksimal 7 hari sebelum acara. Enak sih kalau begini, jadi bisa tahu berapa orang yang datang sehingga bisa mempersiapkan khususnya berapa banyak makanan yg harus disediakan si pengundang. Saya bersyukur dari sekian yang kami undang, hanya satu yang tidak bisa datang. Ini memang undangan khusus untuk teman-teman saya dan hampir semuanya bersuamikan orang Belanda. Jadi yang akan datang separuh dari Indonesia dan separuh Belanda. Ada juga yang membawa anak-anak. Jadi saya harus memikirkan menu yang cocok untuk lidah orang Indonesia (sebagian besar teman-teman saya yang datang asalnya dari Jawa Timur), lidah orang Belanda juga bisa dinikmati untuk anak-anak. Saya menyusun menu, berdiskusi dengan suami, lalu menyiapkan menu plan B. Kenapa harus dipersiapkan menu plan B? Ya jaga-jaga kalau ditengah jalan saya tiba-tiba males masak haha saya ini memang masaknya berdasarkan mood. Makanya harus ada rencana cadangan.

Seminggu sebelum acara, badan saya terasa tidak nyaman. Saya sudah pesimis apakah bisa memasak sendiri nantinya. Lalu suami bilang, “gampang kalau kamu ga kuat masak, kita pesan saja katering.” Saya lumayan tenang sih begitu suami ada jalan keluar seperti itu. Tapi idealisme saya keluar, harusnya saya bisa masak sendiri karena saya sudah niat akan menjamu teman-teman yang datang. Saya berharap badan saya lebih enakan menjelang hari H sehingga bisa masak. Hari Rabu saya pergi ke pasar. Ini pergi ke pasar pertama kali sejak 2 bulan lalu. Beberapa langganan menanyakan kemana saja saya kok lama ga terlihat ke pasar. Wah, terharu jadinya sampai diingat sama mereka. Saya sampai dikasih bonus belimbing wuluh waktu beli cabe rawit. Trus pas beli ikan, biasanya kalau saya belinya sedikit oleh penjualnya tidak ditawari untuk sekalian dibersihkan. Tapi kemarin itu tanpa bilang, ikannya langsung dibersihkan padahal saya beli tidak banyak. Berkah lama tidak ke pasar 😁

Singkat cerita, saya masaknya mencicil tiap hari, sekuat badan saya saja. Karena sudah ada plan B, jadi saya tidak ngoyo. Kalau capek ya tiduran, selonjoran atau jalan kaki ke danau dekat rumah. Kalau sudah kuat ya masak lagi. Karena masaknya dicicil, akhirnya tidak terasa pas hari Sabtu sewaktu acara berlangsung masakan sudah siap. Tinggal yang belum siap saja yang harus dimasak. Meskipun kompor 4 nyala semua dan harus konsentrasi tinggi jangan sampai ada yang gosong, sebelum jam 12 siang masakan sudah siap semua. Acara mulai jam 14.30. Jadi Sabtu pagi hari saya mulai dengan menusuk daging ayam yang sudah saya potong seukuran sate dan saya rendam dengan bumbu malam sebelumnya lalu taruh di kulkas. Paginya tinggal tusuk lalu saya sambi dengan membakar. Setelah sekitar 70 tusuk sate selesai, saya lanjutkan dengan mengisi lumpia disambi dengan bolak balik mengecek bakaran sate. Setelah mengisi lumpia selesai, saya menyalakan kompor sebelah panggangan sate untuk menggoreng lumpia, tahu tempe dan hati rempelo. Lalu kompor depannya menyala juga untuk membuat kuah bakso dan kompor sebelahnya menyala juga untuk merebus mie dan bihun untuk bakso juga merebus sayuran untuk urap-urap. Jadi 4 kompor nyala semua, makanya butuh konsentrasi tinggi biar salah satunya ga ada yang gosong. 

Malam sebelumnya saya membuat cendol, tapi ternyata gagal. Akhirnya membuat cendol nangka harus dicoret dari menu. Niat membuat brownies juga terpaksa diurungkan karena badan saya sudah tidak sanggup. Suami tugasnya membersihkan seisi rumah dari menyapu sampai mengepel, menata kursi, menyiapkan meja, membersihkan taman depan belakang, menyiapkan kursi-kursi dan meja di taman belakang karena cuaca cerah (tapi dingin semriwing) jadi nanti yang datang bisa makan dan bercengkerama di taman belakang. 

Jadi ini menu yang saya masak untuk acara Sabtu kemarin : Bakso isinya bakso daging, bakso ikan, bakso tahu goreng dan tahu putih dan balungan. Baksonya saya buat sendiri kecuali yang bakso ikan. Saya tempatkan baksonya di panci seperti abang bakso di Indonesia. Saya beli di orang Indonesia yang jualan di sini. Sebenarnya ada sarangannya di atasnya, ya seperti dandang bakso di gerobak itu. Tapi saya malas menata isi baksonya di sarangan, akhirnya sarangannya saya lepas haha. Beberapa teman saya kaget saya punya dandang bakso, dipikir saya mau buka katering bakso. Ya siapa tahu 😁 Menu bakso ini saya lengkapi dengan pendampingnya seperti bihun, mie, lontong, sawi, jeruk nipis, kecap, saus, dan saus sambel. Maunya saya bikin pangsit juga tapi ku tak sanggup buatnya.

Menu Bakso
Menu Bakso

Menu selanjutnya lumpia isi wortel, rebung dan tahu. Saya buat ala lumpia Semarang. Tidak sempat saya foto lumpianya. Lalu saya buat pepes ikan lengkap dengan belimbing wuluh dan kemangi plus daun pisang. Ini juga lupa saya foto. Saya buat sepuluh bungkus, satu bungkusnya isi dua ikan. Sengaja masak banyak supaya bisa dibawa pulang teman-teman. Lalu saya buat sate ayam, bebek goreng ala Surabaya, urap urap, gorengan tahu tempe hati dan rempelo, sambel teri, nasi, lontong, acar, buat bawang goreng, sambel bakso dan sambel bebek.

Sate dan beberapa pendamping bakso
Sate dan beberapa pendamping bakso
Gorengan tahu tempe hati rempelo, beberapa sambel, bumbu sate, bebek dan urap, tak lupa kerupuk
Gorengan tahu tempe hati rempelo, beberapa sambel, bumbu sate, bebek dan urap, tak lupa kerupuk
 

Lalu suami menyiapkan minuman semacam infused water ditaruh Jar. Ini lupa saya foto juga. Jarnya seperti foto di bawah diisi air lalu potongan Strawberry, lemon dan daun mint lalu diisi es batu. Enak juga rasanya dan segar. Selain itu juga ada minuman lainnya, tidak ketinggalan teh kotak (ini primadonanya).


Begitu teman-teman saya beserta suaminya datang (ada beberapa yang suaminya tidak bisa datang karena bekerja), wah suasana langsung riuh. Maklum saja ya kalau orang Jawa Timur ngumpul (teman-teman saya ini kebanyakan dari Surabaya), biasanya langsung rame, yang ada tertawa tanpa berhenti saling berebut ngobrol satu sama lain. Sementara para suami ngumpul sendiri tapi lama lama juga antara kami bisa saling ngumpul satu sama lain. Badan nyaris rontok karena beberapa hari mencicil memasak, rasanya hilang begitu mereka makan dan berkali-kali nambah bahkan teman-teman saya makan tanpa sendok langsung muluk. Karena cuaca cerah, mereka makan di taman belakang di meja dan kursi-kursi yang sudah ditata. Orang-orang Belanda juga suka dengan masakan yang saya sajikan, bahkan saya terkejut mereka juga doyan bebek dan jeroan karena setahu saya orang Belanda tidak suka jeroaan. Apalagi yang bakso, bersyukur semua cocok dengan rasanya sampai semua nambah berkali-kali dan bilang “Heerlijk, Deny. Heerlijk!” Artinya enak sekali. Wah saya senang sekali, capek langsung hilang. Niatnya masak dengan porsi lebih supaya masih ada lebih makanan sehingga teman-teman bisa bungkus bawa pulang. Ternyata makanan yang lebih juga tidak terlalu banyak bahkan bebeknya tinggal sedikit. Saya bilang ke mereka untuk membungkus apapun yang ingin dibungkus karena saya tidak mau menyimpan di kulkas. Bersyukur mereka bungkus semua sampai baksonya tinggal sedikit kuahnya. Saya senang karena tidak harus menyimpan di kulkas, mereka juga senang karena bisa bawa makanan pulang. Oh iya, ada teman yang bawa ote ote, dia ini spesialis pembuat ote ote, rasanya juara! Ada juga teman yang membawa carrot cake, wuiihh ini juga rasanya enaakk.

Acara kemarin adalah acara pertama yang saya buat untuk teman-teman Indonesia yang saya kenal baik selama di Belanda, yang datang 15 orang dewasa dan sukses. Setiap orang bisa ngobrol sepuasnya satu sama lain, makan sepuasnya, tertawa sepuasnya, tidak ada grup grupan benar-benar bisa berbaur dan tidak ada yang canggung padahal banyak yang baru pertama kali kenal, rasanya seperti teman lama. Rasa senangnya masih terbawa sampai saat saya menulis ini. Yang penting setiap orang benar-benar menikmati dan membawa kesan baik di acara kemarin. Pulang ke rumah dengan hati riang. Itu yang kami harapkan. Hari minggunya saya menulis pesan ke masing-masing orang ucapan terima kasih atas kesenangan di acara kemaren. Mereka juga senang dan ditutup dengan “masakanmu enak banget lho, suamiku nambah sampai begah perutnya nambah terus. Kamu pintar masak, sana buka restoran saja.” Haha Amiiinn.

Het was een erg gezellige dag! Tot volgende keer!

-Nootdorp, 7 Mei 2017-