Cerita dan Keriaan Lebaran Tahun 2021

Hidangan lebaran 2021

Alhamdulillah dipertemukan lagi dengan lebaran dalam keadaan sehat, lengkap, dan hangat bersama keluarga kecil kami. Mohon maaf lahir batin buat siapapun yang membaca tulisan ini. Maaf untuk segala khilaf selama berinteraksi lewat kolom komen, atas segala ketidaksengajaan dari isi tulisan yang tidak berkenan. Semoga kita semua diberikan kesempatan kembali untuk bertemu dengan Ramadan dan lebaran tahun – tahun mendatang dalam keadaan sehat, lengkap, gembira, penuh suka cita, dan penuh kehangatan bersama seluruh keluarga. Semoga kita diberikan umur yang berkah.

Selamat Lebaran

Seminggu sebelum lebaran, saya sudah mencicil memasak. Suami mendadak ingin dimasakkan rendang. Jadilah saya masak rendang 2kg. Setelah jadi, langsung saya masukkan freezer. Selain nanti dihidangkan saat lebaran, juga untuk stok lauk kalau sedang kepepet (males masak). Tahun ini, saya jadi mendadak malas membuat kue kering. Lebaran tinggal seminggu, hati belum tergerak untuk membuat kue kering sebagai syarat supaya makin berkesan suasananya. Lalu saat saya duduk bengong di ruang makan, tiba – tiba ada pak pos datang membawa kiriman. Saya bingung ini kiriman apa karena seingat saya tidak ada transaksi pembelian online. Setelah dibuka, ohh dapat kiriman kue-kue kering dari Maya. Teman yang saya kenal lewat twitter tinggal di sebuah kota di Belanda, yang belum pernah bertemu sama sekali saat kue dikirimkan. Kami intens berkomunikasi lewat DM twitter (dan email) awalnya karena saya akan ujian teori tes menyetir awal tahun lalu. Setelahnya kami jadi sering bertukar cerita mamak – mamak (saya berlagak) muda.

Keesokan harinya, tengah hari saat duduk bengong (lagi) di ruang makan, ada kiriman lagi dari pak pos. Setelah dibuka, wahh kue kering lagi 2 wadah. Kali ini dari Andrea, teman yang tinggal di kota ujung Belanda. Waahh asli rejeki sekali. Saya sampai bilang suami : aku ga usah bikin kue kering ya, ini sudah komplit ada kaasstengels, putri salju, nastar, dan kue kacang. Keesokan harinya, eh saya jadi bersemangat membuat kue kering. Jadi akhirnya saya cicil satu hari satu kue. Jadi akhirnya saya membuat Kaasstengels, kue coklat kacang, putri salju, dan butter cookies. Belum lagi dikasih kue dari Yayang, Astrid, dan Nungki. Alhamdulillah tahun ini mendapat parcel berlimpah. Ada yang dikirimkan lewat pos, ada yang diantar langsung ke rumah (ini malam – malam Yayang mengantarkan langsung ke rumah parcel dari dia yang isinya buanyak sampai tape ketan buatan sendiri aja ada). Parcel – parcel tersebut isinya macam – macam, tidak hanya kue saja. Kami mendapatkan dari Astrid, Yayang, Andrea, Maya, Anis, Crystal, Ratih, Nungki, Patricia, dan Diana. Tidak hanya parcel saja, kami juga mendapatkan kiriman kartu lebaran. Benar -benar banyak syukur lebaran kali ini karena banyak yang perhatian pada kami. Padahal saya tidak mengirimkan apa – apa, hanya satu kado untuk seorang Ibu baru.

Parcel dari teman - teman. Ada beberapa yang tidak sempat terfoto
Parcel dari teman – teman. Ada beberapa yang tidak sempat terfoto.

Lebaran kali ini, sholat Ied tentu saja di rumah lagi seperti tahun kemarin. Saya tidak tahu tahun ini peraturan dari Masjid di Belanda seperti apa. Cuma saya memang masih belum minat sholat Ied di Masjid karena kondisi yang saya rasa belum aman. Pagi sebelum sholat Ied, saya sudah menelepon Ibuk, Bulek, dan Sepupu, juga Bude. Ya cuma itu yang saya hubungi lewat panggilan video. Selebihnya lewat aplikasi kirim pesan. Saya mengirim ucapan dan membalas ucapan dari teman – teman lewat WhatsApp, baru malam hari. Itupun tidak saya balas langsung semuanya. Saya cicil keesokan harinya juga. Mata sudah tak kuat bertahan.

Siang kami makan mewah. Suami girang makan rendang dan lodeh. Dia sampai bingung mana dulu yang mau dimakan karena meja makan nyaris penuh. Kami benar – benar berpesta. Setelah makan siang, saya memberikan opor ayam, lontong, lodeh, beberapa kue kering dan brownies ke 2 tetangga Belanda. Dapat komplimen, mereka suka sekali dengan apa yang saya masak. Kata mereka semuanya enak.

Beranjak dari pembahasan parcel, sekarang membicarakan menu lebaran. Saya memasak banyak sekali menu. Karena kami tidak jadi mudik (lagi), daripada saya bersedih hati, energinya saya alihkan dengan memasak. Saya jadi gembira karena memasak, mudah – mudahan yang menikmati masakan saya juga terbawa turut bahagia. Jadi bisa menularkan kebahagiaan. Walhasil saya memasak menu berbagai varian. Lebaran kali ini, saya sudah berani untuk mengundang teman ke rumah. Supaya tetap merasa aman dan sesuai peraturan dari pemerintah, jadi satu hari saya hanya mengundang 2 orang. Hari pertama saya mengundang Crystal dan Nungki. Ini juga jadi ajang kopdar kami karena saya kenal Nungki dari twitter sebelum dia pindah ke Belanda. Crystal pun kenal Nungki dari twitter. Jadinya ya sudah sekalian aja kopdar pas lebaran. Hari kedua saya mengundang Anis dan Ratih. Kalau Ratih ini dadakan, baru saya undang H-2. Hari ketiga, Maya dan keluarganya ke rumah tapi tidak masuk karena hanya mengambil barang – barang bayi yang sudah tidak kami pakai lagi lalu dilungsurkan ke dia.

Menu lebaran hari pertama, ronde satu dan dua
Menu lebaran hari pertama, ronde satu dan dua

Menu yang saya masak dan sajikan untuk keluarga dan teman – teman yang datang : Pecel pitik, rendang, lodeh kohlrabi (gantinya labu siem karena harganya lebih murah tapi tekstur sama) kacang panjang tahu, sambel goreng kentang pete, telur petis pedas, mie goreng bakso, oseng pare teri tempe, balado ikan goreng pangasius, sup ikan dorado, pepes ikan kembung, Opor ayam, kentang, udang bumbu segala macam saus, lontong, nasi putih, sambel bajak. Lengkap saya sajikan dengan kerupuk 3 macam, rengginang, dan rambak. Untuk camilannya, selain kue – kue kering yang ada, saya juga membuat kue lumpur kentang, lumpia, tahu berontak, sourdough brownies, dan sourdough pukis. Minumnya Nutrisari dingin. Bagaimana, sudah kayak open house orang sekampung kan haha padahal yang diundang ke rumah cuma 4 orang. Alhamdulillah mereka menikmati makanan yang disajikan dan saya bisa membungkuskan makanan – makanan tersebut untuk mereka (karena kalau kami makan sendiri, tentunya tak akan habis. Jadi lebih baik dibagi – bagi). Jadi semacam saya memberikan parcel juga buat mereka.

Sajian lebaran hari kedua. Panci langsung naik atas meja makan :))))

Senang rasanya bisa kembali mengundang teman – teman ke rumah. Tahun lalu kan sepiii ga ada siapa – siapa yang ke rumah karena saya pun masih super takut ketemu orang. Tahun ini saya lebih bisa menerima kondisi yang ada tapi tetap waspada. Senang bisa saling bertukar kabar, berbincang dari yang ringan sampai yang benar – benar pembicaraan mendalam. Dalam tiga hari bertemu mereka, ada saja hikmah yang bisa saya ambil dari obrolan – obrolan kami. Ada banyak hal yang bikin saya merenung dan lebih bersyukur. Intinya, ketemu mereka membuat hati saya gembiraaa luar biasa. Sangat senang lho ketemu manusia lain selain keluarga sendiri.

Setelah acara makan bersama lebaran, saya langsung tepar 2 hari isinya mengantuk terus. Jadi sabtu dan minggu akhirnya kami tidak ke mana – mana karena saya rasanya ingin tidur sepanjang hari. Pun cuaca di Belanda hujan saat itu. Saya memang seperti itu, setelah ketemu teman, langsung isi batere lagi dengan tidur selama beberapa hari haha. Isi baterai energi.

Lebaran 2021 ini sangat berkesan untuk kami. Rejeki yang berlimpah berupa kesehatan yang baik sekeluarga (besar) serta lengkap, teman – teman yang datang, perhatian yang tulus, dan juga tetap saling menjaga silaturrahmi.

Semoga lebaran kalian juga berkesan