Melipir ke Zeeland, Antwerp, Brugge, Ghent, dan Lille

Brugge

Minggu pertama Ramadan, kami pergi berlibur beberapa hari ke beberapa kota yang letaknya tidak terlalu jauh dari tempat kami tinggal. Meskipun tidak terlalu jauh, tapi lumayan hitungannya ke luar negeri karena tujuannya ke Belgia dan menclok sebentar ke Perancis. Enaknya tinggal di sini, nyetir sebentar sudah kepleset ke negara tetangga *hahaha ini sok banget, tapi memang iya. Ini sebenarnya liburan agak dadakan. Dikatakan dadakan karena rencana liburan kami bukan di akhir bulan Mei. Tetapi karena cuaca sedang bagus, suami butuh rehat sejenak dari rutinitas kantornya, dan saya juga butuh melemaskan badan supaya tidak nglimpruk saja, akhirnya terpikir untuk jalan-jalan sebentar ke negara yang belum pernah saya kunjungi meskipun letaknya bersebelahan, yaitu Belgia. Diputuskan kami ke kota Antwerp, Brugge, dan Ghent sewaktu di Belgia lalu mampir ke Lille yang terletak di Perancis. Namun sebelumnya kami ke Zeeland dulu yang ada di Belanda. Cuaca saat itu sedang cerah cenderung panas untuk ukuran saya, selalu diatas 25ÂșC yang menyebabkan botol minuman 2L tidak sampai 8 jam sudah kosong kembali. Ngelak rasane pengen nggowo galon. Di setiap kota ini kami menginap satu malam lalu pindah ke kota selanjutnya keesokan hari. Karena kali ini adalah jalan-jalan yang super santai sekali, jadi kami tidak ada target tempat wisata mana saja yang akan didatangi. Tetapi tetap dong kami ingin mendatangi beberapa tempat yang terkenal dari setiap kota. Untuk memudahkan, kami ikut Free Walking Tour selama di Belgia. Ini tour jalan kaki gratis tetapi tentu saja tidak mungkin 100% gratis karena kami memberikan imbalan sepantasnya untuk pemandunya. Jadi hampir setiap hari selama liburan ini, seperti biasa kalau liburan, kami berjalan kaki sejak pagi sampai menjelang malam yang masih terang benderang (jam 10 malam saja masih terang). Kalau dilihat dari aplikasi, kami rata-rata 10km an jalan kaki setiap hari.

Zeeland

Pagi hari pada saat berangkat ke Zeeland, awan pekat bergelayut dan angin kencang sekali. Kami mikir, wah ga seru ini kalau hujan karena lokasi yang akan kami datangi terletak di pinggir laut. Bahkan kami berencana naik kapal laut. Lah kan ga lucu ya kalau naik kapal trus hujan deres. Ternyata sampai sore hujan tidak datang bahkan sorenya matahari nyentrong sekali. Rencana naik kapal laut dibatalkan karena kami sampainya terlalu pagi di Deltawerken. Akhirnya kami putuskan untuk mengunjungi beberapa kota yang ada di Zeeland. Kami mendatangi Middelburg (ini pusat kotanya Zeeland), Vlissingel, Veere lalu kami menginap di Zierikzee. Dari beberapa kota tersebut yang paling nyantol  di hati adalah Zierikzee karena meskipun kotanya lebih kecil dibanding 3 kota lainnya yang kami kunjungi, tetapi tata kotanya apik, pinggir pelabuhan, ada beberapa kastil, dan penginapan kami persis depan sungai yang ada museum bahari. Kamar yang kami tempati juga besar sekali dengan interor dalamnya seperti kastil, atapnya tinggi menjulang. Kotanya juga sepi jadi terkesan romantis *halah iki dipas-pasno. Selama di Zeeland, saya terpuaskan melihat kapal-kapal bersandar. Maklum, anak pesisir melihat kapal saja sudah senang apalagi bisa naik kapal.

Veere, Zeeland
Veere, Zeeland
Middelburg, Zeeland
Middelburg, Zeeland
Vlissingen, Zeeland
Vlissingen, Zeeland
Zierikzee, Zeeland
Zierikzee, Zeeland
Zierikzee, Zeeland
Zierikzee, Zeeland

Antwerp

Meskipun Antwerp jaraknya tidak jauh dari rumah, 1.5 jam berkendara, ini kali pertama saya berkunjung ke sini. Biasanya kalau tempat yang dekat tidak segera didatangi itu kan alasannya : ah, nanti saja ke sana, dekat ini. Sampai Antwerp, kesan pertama yang saya sampaikan ke suami : wah, seperti Den Haag ya lagi renovasi di mana-mana. Namun tentu saja Antwerp jauh lebih besar daripada Den Haag. Pusat perbelanjaannya saja panjang membentang dan ada beberapa kawasan. Akhirnya kesampaian juga ke Stasiun keretanya yang tercatat sebagai salah satu stasiun kereta tercantik di dunia. Dan memang, cantik sekali juga besaaarr. Hari pertama sampai kami langsung menuju Grote Markt untuk bergabung dengan Free Walking Tour yang berkumpulnya di sana. Pesertanya tidak terlalu banyak dan pemandunya juga menyenangkan. Dia ini pintar sekali bercerita, sampai saya merasa seperti sedang didongengi karena ternyata Antwerp ini banyak sekali cerita legendanya termasuk darimana kata Antwerp berasal. Hanya satu, jalannya cepat sekali. Saya terengah-engah mengikutinya dan sering ketinggalan. Mbak pemandu seringkali kasihan melihat saya ketinggalan dan akhirnya jalannya dipelankan. Suami saya juga ga srantan nunggu saya jalan dan agak kasihan juga nampaknya melihat saya jalan terengah-engah, akhirnya tas ransel saya yang imut, dia yang bawa. Mungkin maksudnya untuk mengurangi berat di badan :)))) Kebanyakan makan waffel sama es krim haha. Oh iya, sewaktu kami di Antwerp, bertepatan dengan hari rabu akhir bulan sehingga akses untuk masuk ke semua museum di Belgia gratis. Tentu saja kami tidak mau melewatkan kesempatan itu. Suami memilih untuk ke Rubenshuis, rumah dari pelukis terkenal di Antwerp yang sekarang dijadikan museum.

Stasiun Kereta Antwerp
Stasiun Kereta Antwerp
Kastil di Antwerp
Kastil di Antwerp
Waffel di Antwerp
Waffel di Antwerp
 
Risotto Funghi di Zeeland
Risotto Funghi di Zeeland

Enaknya ikut Free Walking Tour kalau tidak punya banyak waktu di satu kota adalah kami tidak perlu repot-repot mencari lewat peta tempat-tempat di kota yang bersangkutan. Kami akan dipandu dan tentu saja diceritakan kisah dari setiap bangunan atau tempat tersebut. Ditambah lagi, diberikan rekomendasi makanan apa yang patut dicoba serta jika masih ada waktu lebih diajak ke tempat yang tidak terlalu banyak dikunjungi turis. Tour berakhir setelah 2 jam berjalan kaki tidak berhenti dibawah matahari yang aduhai panasnya. Tapi saya beberapa kali colongan duduk sih haha. Sewaktu di Antwerp, saya mencoba Waffel, suami makan Frieten (kata pemandu tour, jangan sekali-kali menyebut French Fries di Belgia, tetapi Frieten), sedangkan saya makan malam dengan Risotto. Jangan heran kenapa jauh-jauh ke Belgia makannya kok Risotto, ya karena memang sedang ingin makan itu. Padahal malam sebelumnya saya sudah makan Risotto di Zeeland. Hidup Risotto!

Brugge

Keesokan harinya kami ke Brugge. Saya sudah niat sekali kalau di Brugge mau naik kapal yang menyusuri sungainya. Saya lihat di internet seperti itu. Padahal naik kapal menyusuri kanal-kanal di Amsterdam saja saya belum pernah haha. Kalau di Amsterdam kan bisa kapan-kapan. Jam setengah 2 siang, kami langsung gabung Free Walking Tour. Wuiiihh tempat berkumpulnya di Grote Markt rameee sekali dengan anak-anak sekolah. Saking semangatnya Pemandu di Brugge ini, dia membawa kami berkeliling Brugge sampai 3 jam, sampai dibawa blusukan segala. Rencana saya untuk naik kapal akhirnya saya batalkan. Ku tak sanggup panasnya dan saya mulai kliyengan lihat orang banyak. Maklum, memang sejak saya kecil tidak bisa berada di tengah keramaian, langsung pusing kepala. Saya yang biasanya petakilan naik ke menara untuk melihat sekeliling kota dari ketinggian, kali ini harus rela melepaskan suami sendirian naik menara. Kondisi sedang tidak mumpuni untuk pecicilan ke atas setelah jalan kaki 3 jam *halah, mumpuni :))) Legrek maksimal!

Di Brugge, kami pesta coklat, makan coklat setiap saat. Suami yang memang coklat mania sampai beli beberapa jenis coklat. Brugge meskipun ramai dengan turis, tetapi masih nyaman karena banyak tempat-tempat kecil yang unik.

Brugge
Brugge
Brugge
Brugge
Borong coklat di Brugge
Borong coklat di Brugge

Lille

Lille terletak di Perancis, dekat dengan perbatasan Belgia. Kami sampai di Lille sudah menjelang sore karena siangnya masih kelayapan di Brugge. Karena di Lille kami tidak ikut tour apapun, jadi acaranya memang sangat santai. Kami mengunjungi museum lukisan (disetiap liburan kami, mengunjungi museum adalah wajib untuk suami. Sementara istrinya kebanyakan duduk-duduk saja -seperti biasa- kalau sedang di museum). Sebenarnya saya tertarik dengan museum lukisan, tapi ya tidak seperti suami yang selama 3 jam khusyuk melihat satu persatu lukisan.  Kalau saya, ya seperlunya saja. Kami ke The Palais des Beaux-Arts yang merupakan museum terpenting kedua di Perancis setelah Louvre. Museumnya sedang dalam proses renovasi. Museum ini besar sekali, tidak hanya berisi lukisan tetapi juga maket dari beberapa kota di Perancis dan Belanda pada jaman dulu.

Setelah dari sana, kami melanjutkan menjelajah pusat kota Lille sampai menjelang malam dan tiba-tiba hujan deras mengguyur. Kami berteduh di emperan toko dan jadi bernostalgia sewaktu suami (waktu itu masih calon) ke Surabaya. Setelah kami dari House of Sampoerna, tiba-tiba hujan deras. Kami berteduh di tempat orang jualan rujak cingur haha.

The Palais des Beaux-Arts, Lille
The Palais des Beaux-Arts, Lille
Lille, Perancis
Lille, Perancis

Ghent

Keinginan untuk naik perahu menyusuri sungai akhirnya keturutan di Ghent. Entah karena akhir pekan atau memang sedang musim liburan, Ghent penuh berjejal orang. Kami ikut Free Walking Tour jam 2 siang. Selama dua jam, kami berkeliling ke beberapa tempat penting di Ghent. Hotel yang kami tempati tepat didepannya pelabuhan Ghent pada jaman dulu, yang juga sebagai tempat nongkrong karena banyak sekali orang duduk di pinggir sungai sambil makan waffel atau es krim atau hanya sekedar berbincang.

Kastil di Ghent
Kastil di Ghent
Ghent
Ghent
Ghent
Ghent
Waffel di Ghent
Waffel di Ghent

Selama liburan, saya kenyang makan Risotto, Waffel, es krim. Sementara suami sangat menikmati Frieten. Selamat berakhir pekan!

Di Ghent
Di Ghent
-Nootdorp, 15 Juni 2017-