Tentang Usia

“You look so young if you say that you are a married woman. I guess your age is around 23 years old”

Bukan hanya sekali atau dua kali hal tersebut terlontar ketika ada yang bertanya tentang status saya selama 10 bulan tinggal di Belanda, keluarga suami juga mengira saya masih berusia 24 tahun ketika tahun kemarin pertama kali diperkenalkan pada keluarga inti. Bahkan beberapa malam lalu ungkapan serupa juga saya terima ketika menghadiri pertemuan rutin volunteer di Den Haag. Awalnya tentu saja senang bukan kepalang dan rasanya ingin beradegan seperti difilm-film India, berlari mengelilingi taman lalu berputar diantara pepohonan, karena terlalu bahagia bahwa mereka mengira usia saya masih dibawah 25 tahun. Saya ingat sekali hari pertama di sekolah bahasa Belanda, ketika sesi perkenalan yang salah satunya adalah menyebutkan status dan usia. Semua siswa diruangan (sekitar 15 orang) yang awalnya hening, menjadi berisik ketika saya menyebutkan usia dan status. Mereka tidak percaya saya sudah berusia diatas 30 tahun. Bahkan guru saya pun sampai menanyakan 2 kali tentang usia, memastikan bahwa yang didengarnya adalah benar. Yang selalu membuat tertawa kalau mengingatnya adalah salah satu teman sampai ingin melihat identitas saya, memastikan bahwa saya benar-benar berusia sesuai yang disebut pada saat sesi perkenalan. Dulu saya beranggapan kalau ada yang bereaksi seperti itu ketika pertama kali pindah ke Belanda hanya sekedar basa-basi, ingin menyenangkan hati saja. Tapi saya langsung teringat, orang Belanda kan bukan tipe yang basa-basi. Jadi yang terlontar ya sesuai dengan yang dipikirkan. Kalau ada yang penasaran saya usia berapa, bisa dikira-kira dari cerita tentang masa kuliah.

Saya juga sering mendengar dari pembicaraan sesama orang Indonesia bahwa Asian memang terlihat lebih muda dari usia sebenarnya dibandingkan Caucasian. Karena penasaran kenapa hal tersebut bisa terjadi, akhirnya saya menelusuri beberapa artikel dan penelitian terkait hal tersebut. Meskipun tidak terlalu mudeng juga secara terperincinya, tapi secara garis besar memang karena faktor genetik dan kromosom yang mempengaruhi. Untuk lebih jelasnya silahkan googling, karena akan banyak sekali penelitian yang terkait dengan hal ini. Hahaha tulisan opooo iki, yang baca malah disuruh googling sendiri, maafkan ya :D. Itu kalau kita membicarakan tentang Asian dan Caucasian.

Tetapi di Indonesia sendiri saya selalu ditebak masih seumuran 25 tahun. Ada satu kejadian sewaktu naik bis menuju Situbondo, seorang Ibu yang duduk disebelah tiba-tiba menyelutuk “Darimana kok malam begini baru pulang sekolah?” Saya yang tidak mengerti pertanyaan Ibu tersebut bertanya kembali “Sekolah apa ya Bu maksudnya?” lalu Ibu tersebut kembali bertanya “SMA dimana?” Saya tercekat, ternyata dipikir anak SMA, padahal pada saat itu akan menginjak usia 30. Saya langsung menyalahkan lampu bis yang remang-remang sehingga Ibu tersebut berasumsi saya nampak seperti anak SMA karena wajah asli tidak terlihat jelas. Dulu saya suka merenung, apa karena tingkah saya yang masih pecicilan atau postur tubuh yang memang mungil, sehingga sering disangka lebih muda dari usia sebenarnya. Ada yang punya pengalaman serupa saya yang disangka lebih muda dari usia sebenarnya?

Suami juga sering disangka lebih muda dari usia sebenarnya. Pernah ada yang menebak 10 tahun lebih muda. Dia sih pasti bersuka cita dan rasanya langsung ingin koprol kalau ada yang berucap seperti itu. Kalau berbicara tentang penampilan yang nampak lebih muda dari usia sebenarnya, ada banyak faktornya. Tentu saja hal ini diluar operasi kecantikan, gen dan kromosom. Beberapa hal yang saya sebut dibawah ini berdasarkan hasil pengamatan saja :

Makanan dan Minuman

Hal ini tidak diragukan lagi. Mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat, segar, bergizi, seimbang dan tidak berlebihan tentu saja bagus untuk kesehatan. Kalau kesehatan terjaga dengan baik, tentu saja manfaatnya banyak salah satunya nampak dari penampilan secara keseluruhan. Pernah melihat perbedaan antara orang yang sehari-hari mengkonsumsi sayuran, buah, protein hewani, secara seimbang dan minum air tidak berwarna dengan orang yang tidak suka makan sayur, buah, seringnya makan protein hewani dan lebih banyak mengkonsumsi minuman berwarna? Saya tidak dalam kapasitas membenarkan satu dan lain hal. Hanya ingin menekankan bahwa yang mengetahui kebutuhan tubuh hanya kita sendiri. Dan itu yang nampak terlihat dari tampilan fisik kita.

Gaya Hidup

Rutin berolahraga, tidak terlalu sering begadang (seperti yang saya sering lakukan, harus ditiadakan karena menurut Bang Haji begadang boleh saja asal ada gunanya *krikk krikkk), mengurangi hal-hal bisa berdampak buruk terhadap kesehatan, serta menyempatkan diri untuk berlibur. Berlibur disini bukan berarti harus pergi jauh. Berlibur bisa juga melepaskan diri dari segala rutinitas sesaat, kemudian pergi ke taman menikmati suasana sekitar, membaca buku atau sekedar mendengarkan suara burung yang terbang rendah disekitar kita.

Lingkungan

Beban kerja yang padat, terkurung oleh ganasnya kemacetan jalan, beban hidup yang harus dijalani, dan stress akan beberapa hal juga secara tidak langsung akan berdampak kepada penampilan fisik. Saya ingat ketika Ibu mengunjungi salah satu teman SD nya. Penampilan secara fisik Beliau berdua sangat jauh terlihat berbeda. Teman Ibu tersebut nampak terlihat jauh lebih tua. Sewaktu saya bertanya, Ibu mengatakan bahwa temannya tersebut beban dan permasalahan hidupnya banyak, karenanya terlihat lebih tua secara fisik karena banyak yang dipikir.

Kalau berbicara tentang tips awet muda, tentu saja banyak sekali artikel yang bisa dibaca dan dicari dijaman serba internet ini. Tapi diantara tips-tips yang ada tersebut, hal yang paling penting adalah selalu bersyukur dan selalu berpikir positif. Malam ini ketika suami baru pulang dari acara natal dikantornya, kami sempat berbincang beberapa saat sebelum dia tidur. Adalah menjadi kebiasaan kami untuk saling bertukar cerita tentang kegiatan masing-masing selama satu hari. Setelahnya kami mengakhiri dengan saling berucap terima kasih satu sama lain untuk banyak hal, bahkan untuk hal-hal mungkin terlihat sepele. Misalkan, suami berterimakasih untuk bekal makan siang yang saya buatkan dan rasanya enak (meskipun saya tahu kadang-kadang saya memasak sayur terlalu pedas) dan saya berterimakasih karena hari ini sebelum berangkat ke sekolah dia memeriksa prakiraan cuaca dan memilihkan jaket mana yang nyaman untuk saya pakai (hari ini Den Haag suhunya 14 derajat celcius. Super bahagia!!). Sederhana, tetapi itu adalah salah satu cara bersyukur akan ritme hidup yang kami lalui sehari-hari. Berpikir positif atas segala peristiwa yang melintasi jalan kehidupan. Berpikir positif juga bagian dari doa. Apa yang kita pikirkan seringkali malah menjadi nyata. Karenanya, berpikir secara positif lebih baik dilakukan agar hal-hal baik yang merupakan bagian dari doa bisa menjadi kenyataan. Jangan lupa untuk selalu menyelipkan senyuman setiap harinya. Meskipun saya adalah orang yang pelit tersenyum, tapi minimal saya memberikan senyuman pada diri sendiri didepan kaca. Niscaya, hal tersebut akan membuat hati bahagia, dan bonusnya jadi nampak awet muda.

Tentang usia, bukan hanya tentang bilangan dan angka. Siapa sih yang tidak senang jika disangka lebih muda dari usia yang sebenarnya. Tetapi bukan pujian tujuannya. Jika tidak dijaga dengan baik apa yang sudah dititipkan Tuhan pada kita, maka angka hanyalah sekedar angka tanpa makna. Usia adalah salah satu hal yang Tuhan titipkan. Akan kita jadikan seperti apa usia yang bertambah secara angka, namun berkurang secara kesempatan hidup didunia, semua ada ditangan kita sendiri. Sudah berapa banyak syukur yang terucap pada Sang Pemberi Nyawa untuk usia yang masih dipercayakan pada kita, apakah tidak lupa bersyukur pada alam yang telah memberi kita makanan dan minuman yang sehat, pada orang-orang terkasih yang selalu ada disekitar saat senang dan susah, pada diri sendiri tentang betapa kuatnya diri ini atas semua hal yang telah terjadi dan yang terlewati.

Kita tidak pernah tahu sampai pada angka berapa usia kita akan berhenti. Sudahkah kita melakukan hal terbaik didunia? Tidak lupakah kita menyempatkan waktu untuk orang-orang tersayang dan berkata bahwa kita mencintai mereka? Sudahkah kita berbuat baik pada sesama manusia, tidak menyakiti binatang, dan merawat yang telah Tuhan titipkan pada kita? Tidak lupakah kita akan kewajiban sebagai umatNya?

Karena sesungguhnya kita tidak pernah tahu, sampai pada angka berapa usia akan melekat pada raga.

Sumber : https://www.pinterest.com/pin/129126714293604288/
Sumber : https://www.pinterest.com/pin/129126714293604288/

-Den Haag, 17 Desember 2015-