Tujuh Tahun Perkawinan

Sourdough Bread

Agustus jadi bulan bahagia buat kami karena merupakan bulan ulangtahun perkawinan. Tahun ini, sudah memasuki usia ke tujuh tahun perkawinan. Kadang kami berpikir, wow cepat sekali ya sudah tujuh tahun menikah dan hampir delapan tahun sejak awal perkenalan. Setiap tahun yang terlewati adalah kerja keras dan kerja sama kami berdua dalam rumah tangga ini. Kami menyadari, semakin bertambahnya umur perkawinan, semakin tidak penting dan tidak bermutu sumber pertengkaran yang lewat. Ada saja hal – hal yang sebenarnya tak penting untuk diperdebatkan, eh ini malah jadi bahan pertengkaran. Seringnya bersumber dari saya. Berasa butuh tantangan kalau sekian lama tidak ada huru hara, trus cari gara – gara trus kesel sendiri. Kapokmu kapan. Suami sih lempeng – lempeng saja. Sudah hapal tabiat istrinya.

Bahagianya, Alhamdulillah semakin bertambah. Bahagia yang datangnya dari dalam, bukan material. Kalau di atas saya tuliskan hal receh yang jadi sumber pertengkaran, maka hal receh yang jadi sumber becandaan pun lebih banyak lagi. Bahkan kadang kalau sedang duduk – duduk di taman, lalu kami melihat satu objek yang sama, trus kami saling pandang, setelahnya bisa tertawa ngakak bersama. Padahal ya ga paham apa sebenarnya sumber tertawaan kami. Cuma pengen tertawa aja. Memang seretjeh itu. Jadi bahan tertawa kami setiap hari juga tidak terlalu penting. Tapi dari hal – hal receh yang kami sebutkan di atas, makin menguatkan hubungan kami.

Sekarang kalau bertengkar, baikannya juga cepet. Sudah males berlama – lama, tak ada tenaga. Sudah tak ada drama kumbara lagi. Diselesaikan secepatnya, saling minta maaf, ngobrol kedepannya seperti apa. Sudah sama – sama berumur, jadi ga ada tenaga lebih untuk tak saling sapa. Mending tenaganya dialihkan ke hal – hal berguna lainnya. Pernikahan kan proses belajar seumur hidup. Setiap hari ada saja hal baru dari pasangan yang membuat kita terkejut dan jadi bahan pembelajaran. Tidak setiap hari hidup kami dihiasi hal – hal yang romantis. Tapi dari sanalah justru kami belajar untuk lebih mengenal satu sama lain.

Kartu ucapan dari suami

Ulangtahun perkawinan tahun ini, kami rayakan di restoran All you can eat dekat rumah. Sebulan sebelumnya suami sudah reservasi tempat dan saya tidak sabar hari H karena sudah lama kami tidak ke tempat ini. Sebelum pandemi, beberapa kali kami ke sini dan jadi tempat favorit karena menunya yang supeerr banyak dan enak. Saya berdandan maksimal sebelum berangkat dan suami pun berpakaian rapi. Kami sama – sama memakai cincin perkawinan yang selama 7 tahun ini cuma dipakai 3 kali, selebihnya tergeletak di kotak. Kami memang tidak suka memakai cincin. Tapi entah kenapa tahun ini ingin memakai. Berasa kencan, gitu.

Kalau orang lain merayakan hari bahagia dengan potong taart, kami melakukan dengan cara yang berbeda. Potong sourdough bread. Hari itu, jadwal saya membuat sourdough bread, jadinya ya kami potong roti saja.

Sourdough Bread

Dua minggu sebelumnya, saya bertanya ke suami, “tahun ini ada kado – kadoan gitu ga sih? aku lupa tahun kemaren apa saling ngasih kado apa nggak ya?” pasangan lanjut usia, lupa tahun lalu ngado apa nggak. Eh pas hari H, seperti biasa suami kasih kartu ucapan dalam tiga bahasa. Begitu membaca yang bahasa Indonesia, saya yakin dia pasti pakai google translate. Namanya usaha ya. Saya senang sekali diberi kartu ucapan, mama mertua memberikan bunga dan mentraktir kami makan malam 2 hari setelahnya. Ucapan dan doa juga kami dapatkan dari keluarga suami, Ibu dan adik – adik saya di Indonesia, para sahabat yang datang ke perkawinan kami 7 tahun lalu. Bahagia kami rasakan karena mereka ingat dan ikut mendoakan hal – hal baik pada perjalanan perkawinan kami.

Sama seperti tahun – tahun sebelumnya, tahun inipun kami bersedekah lewat makanan untuk merayakan ulangtahun pernikahan kami. Saya memilih satu akun jual makanan di twitter @berhijabmerah sebagai perantara sedekah kami. Jadi saya memesan makanan pada beliau dan meminta tolong untuk mendistribusikan pada orang – orang yang memang butuh. Saya mempercayakan semuanya pada beliau. Saya senang dengan cara komunikasinya. Cepat dan bisa diajak diskusi. Saya orangnya kan detail ya, jadi saat memesan, sayapun akan bertanya sangat detail. Makanya saya puas pesan di @berhijabmerah.

Isi paket ricebowl : nasi putih, chicken teriyaki, beef rolade, tumis buncis wortel, saus sambal, buah, brownies potong, sendok, garpu dan tissue. Paketnya saya tambahi dengan 2 masker dan 1 handsanitizer. Saya pesan 50 paket yang dibagikan ke petugas kebersihan, pekerja jalanan, petugas puskesmas dan dokter yang sedang melakukan pemberian vaksin di lingkungan beliau tinggal, petugas keamanan, penjual kerupuk, dan beberapa orang lainnya.

Setiap hari bahagia di keluarga kami, selalu tidak lupa kami siapkan untuk bersedekah. Kami berpikir, setiap rejeki yang kami dapatkan, ada hak orang yang membutuhkan di situ. Saat di sini kami bahagia merayakan, maka kami ingin berbagi kebahagiaan juga buat orang lain yang berhak dan membutuhkan. Semoga berkah buat semua.

Tumpeng nasi kuning

Akhir pekan saya membuat tumpeng nasi kuning dan pie susu. Pengennya membuat taart tapi karena tetangga sedang liburan dua minggu, jadi tidak ada yang membantu menghabiskan taart yang saya buat. Akhirnya saya buat pie susu yang hasil akhirnya berantakan. Wes ga masalah sing penting rasane josss! *dipuji dewe dan memang habis di hari yang sama.

Ricebowl

Banyak syukur selalu kami ucapkan karena berkah yang selalu datang di kehidupan perkawinan kami. Pasang surut, naik turun, sedih bahagia selalu kami hadapi bersama. Tidak pernah sekalipun diantara kami yang meninggalkan satu sama lain. Sampai detik ini, bahu kami satu sama lain bisa dijadikan sandaran dan tangan kami masih tetap saling bergandengan. Semoga seperti ini, seterusnya, sampai nanti ujung waktu. Sehat dan menua bersama dalam suka dan duka. Dalam tangis dan tawa. Tetap saling cinta dan mencintai. Saling menopang dan menegakkan. Saling memeluk dan menghangatkan. Saling tersenyum dan menggembirakan.

Ricebowl

-29 Agustus 2021-