Cerita Perjalanan Menyusuri Indahnya Perancis

Salah satu sudut Colmar

Pagi itu dengan mata yang terasa lengket tidak mau diajak kompromi untuk terbuka dan menahan kantuk yang luar biasa karena baru tidur 4 jam, saya membantu suami memasukkan barang-barang ke mobil. Bahkan saya menolak diajak sarapan jam 5 pagi dan lebih memilih melanjutkan tidur sebentar sebelum waktu subuh datang. Suami sangat antusias dengan perjalanan kami kali ini, melebihi saya, dan dia mempercayakan pada saya untuk membuat daftar tempat-tempat yang akan dikunjungi. Maklum saja, perjalanan kali ini adalah yang terlama setelah saya pindah ke Belanda. Perjalanan terlama sebelumnya adalah saat kami berbulan madu selama 1 bulan keliling dari Bali sampai Bandung melalui perjalanan darat. Road trip ke Perancis selama 8 hari ini adalah hadiah ulang tahun dari suami.

Pertengahan Januari, suami sudah bertanya apa yang saya inginkan untuk ulang tahun. Sejak pindah ke Belanda, suasana pada saat pertambahan angka usia tidak lagi sama. Kalau dulu saya terbiasa merayakan dengan keluarga dan teman-teman dekat, tapi tidak sejak memutuskan hidup disini. Teman-teman yang cocok dihati belum terlalu banyak saya dapati, meskipun ada tetapi tinggalnya dikota yang harus ditempuh beberapa jam berkereta. Akhirnya saya lebih memilih untuk pergi berlibur bersama suami menuju usia yang tidak lagi serupa. Tahun kemarin liburan ulang tahun disekitar Belanda saja, antara lain ke Giethoorn dan Zaanse Schans. Tahun ini saya ingin merayakan di negeri tetangga.

The Old Quarter, Luxembourg City, a UNESCO World Heritage Site in 1994.
The Old Quarter, Luxembourg City, a UNESCO World Heritage Site in 1994.
Strasbourg dari atas Katedral
Strasbourg dari atas Katedral
Salah satu sudut Strasbourg
Salah satu sudut Strasbourg

Awalnya pilihan jatuh ke Belgia. Tetapi beberapa kali saya mengubah negara tujuan. Menjelang pertengahan Februari baru menetapkan pilihan untuk ke Perancis saja. Tetapi karena Perancis luas, saya memilih yang dekat-dekat dulu. Lama liburan disesuaikan dengan cuti suami dan ijin saya kerja. Setelah berdiskusi, saya menetapkan ingin mengunjungi Strasbourg dan Colmar (region Alsace) serta Dijon (region Burgundy) yang dikemudian hari mengalami beberapa perubahan ditengah perjalanan. Memilih AirB&B yang letaknya tidak dipusat kota tetapi melipir dari kota utama menjadi pengalaman tersendiri buat kami karena keindahan yang disuguhkan alam disekitar rumah tempat menginap membuat kami betah mendengarkan suara burung berkicau sambil melihat hamparan warna hijau bukit yang mengelilingi, maupun sekedar berjalan kaki membeli roti dan mencium aroma manis roti yang baru keluar dari oven ditoko dekat dengan kami tinggal. Saya 8 hari betah tidak makan nasi ataupun mencari sambal karena senang dengan segala aneka roti di Perancis, bahkan kejunya. Kami menginap di Dingsheim, Andolsheim, dan Saisy.

Kastil Lichtenberg
Kastil Lichtenberg
Kastil Haut-Barr di Saverne
Kastil Haut-Barr di Saverne
Kastil di Wangenbourg
Kastil di Wangenbourg
Kastil Haut-Kounigsbourg
Kastil Haut-Kounigsbourg

聽Hal yang menyenangkan kalau road trip adalah bisa mampir-mampir ataupun mengganti tujuan perjalanan dengan lebih fleksibel, misalkan kami bisa mampir di Luxembourg untuk melihat The Old Quarter yang ada didaftar Unesco Heritage Site聽 dan beberapa tempat lain disekitarnya, bahkan pada akhirnya kami memutuskan untuk tidak pergi ke Dijon, mengganti ke Baune dan Autun. Sewaktu berangkat, saya hanya memberikan daftar tempat yang akan dikunjungi berdasarkan penelusuran di google yang tentu saja merupakan tempat-tempat turistik. Memang itu yang saya cari karena bisa datang ke tempat yang fotonya selama ini hanya bisa saya lihat dari majalah ataupun internet. Ternyata setelah membeli peta di Strasbourg dan Beaune, suami ingin wisata alam juga. Jadilah penambahan beberapa tempat ditengah perjalanan, bahkan mengunjungi beberapa kastil karena memang letaknya berdekatan dan sejalan menuju kota selanjutnya. Entah karena berbarengan dengan liburan Paskah, beberapa tempat turistik yang kami kunjungi tidak terlalu ramai. Atau mungkin pada saat kami kesana masih pagi jadi belum terlalu banyak turis yang datang.

C. de la Schlucht
C. de la Schlucht
Gerardmer
Gerardmer

Liburan yang mengalir seperti ini juga penuh kejutan. Kejutan manis maupun agak asem. Kejutan asemnya ketika mobil terperosok kedalam tumpukan es saat kami ingin berhenti sejenak dipuncak gunung menuju Gerardmer. Beruntungnya ada dua mobil yang berhenti ikut membantu yang pada akhirnya memang harus mendatangkan truk derek. Terharu sekali dipinggir jalan, yang sepi dilalui kendaraan tiba-tiba ada yang berhenti untuk menolong. Awalnya kami tegang dengan kejadian yang diluar kuasa seperti ini, tapi saat menunggu truk derek datang kami jadi tertawa bahkan suami bilang “ini tadi kenapa ga berhenti 10 meter didepan, jadinya malah terperosok ke selokan.” *parit mas bukan selokan. Kejutan manisnya beberapa menit dari tempat kejadian terperosok, kami melintasi tempat main ski. Saya girang bukan kepalang melihat gunung berwarna putih seperti itu. Setelah mendapat musibah datang kejutan indah, mungkin seperti itu analoginya. Informasi tentang Gerardmer saya intip dari tulisan Fe di Cerita4musim tapi saya ga ngeh kalau disitu ada foto orang-orang main ski. Saya yang memang dari dulu ingin sekali merasakan hujan salju, akhirnya kesampaian juga saat diatas gunung tiba-tiba hujan salju deras sekali. Dulu inginnya hanya merasakan hujan salju (meskipun di Den Haag sempat ada tapi tipis dan sebentar), sekarang malah dikasih kesempatan naik gunung tempat main ski juga. Karena libur Paskah, tempatnya sepi, hanya beberapa orang saja yang datang kesini. Saya main perosotan pakai kaki yang hanya beralaskan sepatu lari dan menggunakan jaket musim semi. Norak sih waktu disana sampai jejingkrakan karena bisa pegang salju. Namanya juga pengalaman pertama dan tidak terduga.

Eguisheim. Gang saja bisa romantis begini ya, jadi membayangkan adegan di film Before Sunrise :D
Eguisheim. Gang saja bisa romantis begini ya, jadi membayangkan adegan di film Before Sunrise 馃榾
Sudut Eguisheim
Sudut Eguisheim

Mendatangi tempat yang selama ini hanya dilihat lewat majalah ataupun internet rasanya membuat bibir tidak berhenti menyunggingkan senyuman maupun bersorak dalam hati, girang. Rasanya seperti, wah akhirnya kesampaian juga ya kesini. Melihat rumah warna warni yang bentuknya unik di Strasbourg, Eguisheim maupun Colmar seperti masuk ke dunia dongeng. Menyusuri jalan setapak ditengah cuaca yang dingin dan mendung sembari mengamati satu persatu keunikan bangunan – bangunan tersebut dan terdengar sayup musisi jalan memainkan Accordion, menimbulkan perasaan romantis. Ditambah lagi bahwa ini adalah Perancis, apa yang tidak romantis di Perancis. Melihat meja dengan 2 bangku berwarna kuning dan bunga berwarna kuning di sudut jalan saja rasanya ingin menggandeng tangan suami mengajak duduk disana *lalu beli makan dan minuman sekalian, lapar :p

Colmar
Colmar
Salah satu sudut Colmar. Gemes ya lihat warna warni rumahnya
Salah satu sudut Colmar. Gemes ya lihat warna warni rumahnya

Tepat seminggu lalu saya bertambah angka usia dengan iringan doa dari Ibu dan suami serta ucapan dari teman-teman dekat. Tidak banyak yang saya haturkan pada yang Kuasa ditanggal kelahiran, semoga selalu bisa bersyukur disegala keadaan, sehat dan bahagia bersama seluruh keluarga. Hari itu saya mendapat kejutan dari pemilik rumah di Saisy. Pada saat sarapan mereka menghidangkan kue kecil khas Inggris sebagai pengganti kue ulang tahun. Mereka adalah keluarga dari Inggris tetapi bermukim sudah lama di Saisy, menikmati masa-masa pensiun disebuah rumah didesa kecil diatas bukit. Saya dan suami sarapan didapur sekaligus ruang makan yang hangat, menghirup aroma Croissant dan Baguette buatan pemilik rumah yang baru keluar dari panggangan, sambil melihat hamparan bukit hijau, hening terhipnotis dengan suasana damai.

H么tel-Dieu, Beaune, rumah sakit bagi masyarakat miskin yang dibangun oleh Kanselir Nicolas Rolin dan istrinya pada pertengahan abad ke-15
H么tel-Dieu, Beaune, rumah sakit bagi masyarakat miskin yang dibangun oleh Kanselir Nicolas Rolin dan istrinya pada pertengahan abad ke-15
Katedral Saint-Lazare di Autun
Katedral Saint-Lazare di Autun

Pagi menuju siang kami mengunjungi Beaune dan Autun. Salah satu tempat di Beaune yang kami datangi adalah H么tel-Dieu, sebuah rumah sakit yang dibangun untuk masyarakat yang tidak mampu pada pertengahan abad 15. Sekarang tempat ini menjadi museum. Menjelajah setiap ruangan di museum ini seperti diingatkan untuk selalu menjaga kesehatan dan merawat betul badan dengan pikiran positif, asupan yang bergizi maupun olahraga. Sehat itu menjadi mahal kalau sudah terlanjur sakit. Umur memang hanya Tuhan yang tahu berhenti diangka berapa, tetapi merawat yang dititipkan adalah salah satu bentuk tanggungjawab dan rasa syukur. Dalam perjalanan ke Perancis kali ini selain menjelajah kota, alam, dan kastil, kami juga banyak sekali mendatangi Katedral maupun Gereja. Senang melihat struktur bangunannya maupun sejarah masing-masing Katedral dan Gereja tersebut. Seringnya saya duduk dibangku belakang dan memperhatikan beberapa orang yang sedang khusyuk beribadah. Rasanya tenang dan damai.

Lac de Settons
Lac de Settons

Berjalan kaki mengelilingi Lac de Settons dan Gerardmer atau menyusuri hutan disekitar kastil Wangenbourg, hiking menuju kastil, mendengarkan suara gemericik aliran sungai kecil ditengah hutan menuju air terjun Nideck (Cascade du Nideck), mencium aroma daun dan kayu yang basah karena tetesan gerimis dan suara burung yang saling bersahutan, adalah kemewahan yang tiada tara. Berbincang dengan suami sembari bersenda gurau dari topik yang ringan sampai yang serius akhir-akhir ini terjadi di dunia, atau membicarakan rencana-rencana kami kedepan. Sore itu dihari ulang tahun, kami menghabiskan sore mengelilingi Lac de Settons. Meskipun langit mendung dan sempat gerimis, tetapi tidak menyurutkan langkah beberapa orang yang kami lihat berjalan mengelilingi danau juga. Hari ulang tahun memang akan segera berganti hari yang lain, tandanya hidup memang terus berjalan. Yang penting setiap hari dibawa gembira dan berpikir positif. Tidak terlalu memusingkan perkataan tidak menyenangkan orang selama apa yang saya lakukan tidak menyimpang dari aturan dan tidak merugikan.

Mungkin kami akan kembali lagi menyusuri desa-desa lainnya di Perancis saat vineyards sudah tidak gundul lagi karena suami ingin sekali ikut tour merasakan wine didesa-desa tersebut. Kemarin dia Wine Tour juga sih, tapi di restaurant :D. Saya senang sekali dengan liburan kali ini, kembali ke alam, menyusuri desa dan kota kecil, suasana tenangnya mengingatkan desa di Ambulu. Melintasi desa dengan bangunan unik berwarna warni ataupun berhenti untuk menggerakkan badan dan makan roti dipinggir hutan sembari mendengarkan lonceng yang berbunyi dari gereja. Tidak sabar dengan rencana jalan-jalan berikutnya.

Ini video amatir dari perjalanan kami. Kenapa amatir karena sebenarnya saya tidak niat membuat videonya, hanya iseng mengisi waktu sambil duduk disamping suami yang menyetir. Tapi kata suami lebih baik digabung-gabung saja, sebagai kenang-kenangan. So, please enjoy this video!

-Den Haag, 5 April 2016-

Semua dokumentasi adalah milik pribadi