Menikmati Suasana Menjelang Natal di Köln – Jerman

Semenjak pulang dari Frankfurt Book Fair suami sudah kasak kusuk mengutarakan idenya untuk mengunjungi Köln di Jerman. Dia bilang Christmas Market disana bagus. Sebenarnya dia juga belum pernah kesana (ke Köln) dewasa ini, hanya ketika masih kecil dengan seluruh keluarganya. Tapi dia membaca artikel kalau Christmas Market di Köln sangat bagus, yang terkenal berada dilima tempat berbeda. Kami kemudian memutuskan mengunjungi Köln tahun ini sebagai jujugan pertama untuk melihat Christmas Market, dan rencananya kami akan menjadikan ini sebagai agenda tahunan. Jadi berkunjung ke kota yang berbeda di Jerman (kemungkinan juga di Belgia) untuk menyaksikan kemeriahan Christmas Market. Karena Köln jaraknya tidak terlalu jauh dari Den Haag, sekitar 3 jam berkendara, maka kami memutuskan kalau akhir pekan adalah saat yang tepat untuk pergi ke Köln. Sebenarnya disebut akhir pekan juga kurang tepat karena kami pergi Jumat pulang Sabtu.

Kemudian saya teringat tawaran Beth, salah satu kawan dari grup whatsapp yang anggotanya adalah Ibu-ibu yang tinggal di Eropa, tentang menginap dirumahnya jika ada yang sedang berkunjung ke Köln. Langsung saja saya menghubungi Beth secara pribadi menanyakan apakah tawaran tersebut masih berlaku atau tidak. Ternyata Beth mengiyakan bahwa menginap dirumahnya berlaku setiap saat dengan catatan memang mereka sedang tidak ada acara liburan atau kesibukan keluarga. Meskipun Beth tinggal di Kerpen, tetapi jaraknya dengan Köln tidak terlalu jauh, sekitar 20 menit berkendara. Singkat cerita akhirnya kami menginap dirumah Beth. Senang menghabiskan waktu dirumahnya karena selain bisa bermain bersama putrinya yang lucu, juga bisa berbincang lagi dengan Beth setelah terakhir ketemu sewaktu di Frankfurt. Suwun ya Beth buat tumpangan tidurnya, sarapan yang enak dan hadiah kuenya :). Oh iya, Beth bisa dijumpai diblog resep makanannya atau cerita seputar kehidupannya di Jerman.

Kami berangkat dari Den Haag Jumat 11 Nopember 2015 diiringi dengan rintik hujan dan angin, cuaca khas Belanda. Beth juga sudah mewanti-wanti sehari sebelumnya bahwa di Köln cuaca juga akan hujan. Kami masih berharap bahwa prakiraan cuaca akan meleset dan Köln akan cerah. Ternyata sepanjang perjalanan dan sesampainya di Köln jam 2 siang, hujan deras tetap saja turun tiada henti. Sampai ada satu teman digrup whatsapp mengatakan “hujan dari Belanda jangan dibawa ke Köln, Den.” Haha.

Kenapa harus ke Köln? Karena Köln atau Cologne adalah salah satu dari empat kota terbesar di Jerman selain Berlin, Hamburg, dan Munich. Cologne terletak di kedua sisi Sungai Rhine, kurang dari delapan puluh kilometer dari Belgia. Cologne juga terkenal dengan Eau de Cologne, parfume yang diciptakan oleh ekspatriat dari Italia bernama Johann Maria Farina pada awal abad 18. Selama abad 18 tersebut, parfume yang dia ciptakan  semakin terkenal, kemudian diekspor keseluruh Eropa oleh keluarga Farina. Köln juga mempunyai banyak sekali tempat bersejarah maupun museum. Lalu apa saja yang kami kunjungi selama di Köln 2 hari? Dalam postingan ini saya akan menuliskan secara umum dulu. Nanti secara spesifik tiap tempat akan saya tuliskan pada postingan terpisah.

Christmas Market (dalam bahasa Jerman bernama Weihnachtsmarkt)

Hari pertama kami lalui untuk mengunjungi Christmas Market. Meskipun hujan deras, dan tentu saja dingin yang menggigil, kata suami sekitar 5 derajat celcius, dan terkadang disertai hembusan angin, tidak menyurutkan langkah kami untuk menjelajah 3 Christmas Market diantara lima yang terkenal. Lima Christmas Market tersebut adalah : Cathedral Christmas Market, Angel’s Christmas Market, Old Town Christmas Market, Harbour Christmas market, Gay and Lesbian Christmas Market. Kami mengunjungi tiga tempat pertama dan satu Christmas market kecil. Christmas Market ini berlangsung sejak 23 November sampai 23 Desember 2015. Karena baru pertama kali mengunjungi Christmas Market di Jerman, tentu saja kami sangat antusias. Bukan saja karena melihat dekorasi setiap stand yang sangat memukau, juga barang-barang yang dijual rasanya ingin dibeli semua karena unik dan kece. Jadi gemas sendiri rasanya. Tidak kalah menggiurkannya adalah aroma kue dan masakan yang menguar disetiap penjuru tempat. Kalau saja saya bisa memakan semua, pasti akan kalap ingin membeli semua makanan tersebut. Tapi jangan salah, saya masih bisa incip-incip tester dari beberapa cookies. Dan pada akhirnya saya menemukan satu stand yang menjual pizza vegetarian. Oh ya, tidak kalah terkenalnya adalah Glühwein yang menurut suami adalah minuman yang terbuat dari campuran dari anggur merah, rempah (kayu manis, cengkeh, adas), kulit jeruk atau lemon. Bahan-bahan tersebut kemudian dipanaskan dan biasanya disajikan dalam cangkir. Minuman ini benar-benar populer di Christmas Market. Kata suami rasanya enak. Dia sampai minum 3 cangkir ditempat yang berbeda.

IMG_7123

 

IMG_6958

FullSizeRender_2

FullSizeRender

Glühwein
Glühwein

Hohenzollern Bridge

Kami penasaran sekali dengan jembatan ini. Selain itu, kami juga penasaran dengan penampakan Great St. Martin Church dan Cologne Cathedral dari seberang jembatan. Akhirnya dengan berhujan ria, pegang payung, tangan saya asli kebas sampai rasanya beku tidak bisa merasakan Hp yang dipegang, untung saja tidak nyemplung disungai Rhine. Disepanjang jembatan yang diperuntukkan sebagai lalu lalang kereta dan sisi kanan kirinya untuk pejalan kaki dan pengguna sepeda, penuh dengan gembok. Karena malam, saya tidak bisa melihat dengan jelas. Tapi yakin sekali kalau sepanjang jembatan tersebut penuh dengan gembok. Saya sejak dulu selalu merasa risih dengan keberadaan gembok-gembok dijembatan. Rasanya kotor karena melihat banyak yang karatan.

Setelah sampai ujung jembatan, baru terlihat jelas Great St. Martin Church dan Cologne Cathedral. Kalau tidak hujan pasti lebih bagus lagi. Kata Beth, sebenarnya bisa melihat seluruh kota dari atas tower yang letaknya dibelakang hotel Hyatt. Tapi karena saya tahunya telat, jadinya foto seperti yang dibawah ini yang saya dapatkan. Artinya saya harus ke Köln lagi nih 😀

Gembok kating cementel
Gembok kating cementel
Saat ada kereta yang melintas
Saat ada kereta yang melintas

Cologne Cathedral (Kölner Dom)

Cologne Cathedral (Kölner Dom) adalah salah satu landmark Köln. Pertama kali melihat saya langsung terpana dengan bangunan luarnya. Saya sampai berpikir kok bisa ya jaman dulu orang membangun dengan detil yang sempurna. Saya benar-benar mengagumi sisi luar dari Katedral ini. Ketika di Kölner Dom saya naik sampai tower melalui tangga lebih dari 500 anak tangga. Bisa melihat seluruh kota dari atas towernya. Pengalaman tidak terlupakan naik keatas tower lebih dari 500 anak tangga.

FullSizeRender_1

IMG_7066

FullSizeRender

FullSizeRender_1

The Roman-Germanic Museum

Museum ini terletak berdekatan dengan Cologne Cathedral. Dari namanya saja sudah bisa ditebak bahwa isi dari museum erat kaitannya dengan arkeologi dari periode Paleolithic sampai awal Middle ages. Didalam museum ini banyak didisplay tembikar-tembikar, patung, peti mati, perhiasan, dan mosaik lantai. Juga ada monumen penguburan setinggi 15 meter.

IMG_7010

IMG_7019

Hal-hal tersebut yang kami lakukan akhir pekan lalu. Selain yang tersebut diatas, kami juga menyusuri pusat perbelanjaan. Bukan untuk belanja, tetapi tersasar mencari letak Neumarkt. Akhir pekan yang menyenangkan. Tentu saja masih banyak tempat di Köln yag masih belum sempat kami kunjungi. Semoga akan ada kesempatan lain waktu untuk kembali kekota ini.

FullSizeRender_1

IMG_7122

Masih dalam proses pencarian bangunan ini namanya apa, karena kami tidak sengaja menemukan ketika berjalan mencari Neumarkt
Masih dalam proses pencarian bangunan ini namanya apa, karena kami tidak sengaja menemukan ketika berjalan mencari Neumarkt
Saya dan Beth
Saya dan Beth

Selamat hari senin. Semoga minggu ini selalu membawa kebahagiaan dan aktivitas yang akan kita jalani diberikan kelancaran dan kemudahan.

-Den Haag, 13 Desember 2015-

Semua dokumentasi adalah milik pribadi.

30 thoughts on “Menikmati Suasana Menjelang Natal di Köln – Jerman

    1. Huwooo mimpi apa blogku langsung dikunjungi blogger kondang *semprot parfume :))) Terima kasihhh sudah berkunjung 🙂
      Ga semuanya akrab. Sama lah kalo kita di Indonesia, milih2 teman juga. Apalagi kalau di LN gini, agak tricky haha

  1. Nah itu dia, ternyata ada buanyak yaa jenis pengharum badan. 😆
    Wis pokoknya aku mah beli parfum aja dah sama cologne. XD

    Nah iya itu dia namanya, kaca patri. 😀
    AKu pernah liat cara pembuatannya di Discovery Channel, “How It’s Made”. 🙂

    Btw Mbak, saya mau coba reply kok ga bisa ya? Saya selalu gagal. Hehe.

    1. Wah, aku jadi penasaran ini cara bikin kaca patri. Akan cari ah di Youtube.
      Aku juga sering mendapatkan pertanyaan seperti ini, gagal komen.Tapi aku juga ga tahu musti jawab apa hehe. Soalnya aku coba komen pakai anonim lancar. Apa tergantung koneksi internet ya. Kalau dari Hp mungkin rawan gagalnya. Tapi terima kasih banget ya sudah ninggalin komen. I really appreciate it:)

      1. Hihihi, iya Mbak, ada itu di seri How It’s Made, tapi aku ga tau episode berapa dan season berapa. Tapi coba dicari pake kata kunci bahsa inggrisnya kaca patri ditambah How It’s Made, pasti ada di di youtube. 😀

        Aku selalu gagal ngasih komen di blog Mbak kalo membalas komentarnya Mbak yang membalas komentarku. 😆 Tapi aku ga pernah bermasalah pas nulis komen biasa, bukan reply. 🙂

        1. Owalaaahh yang kali ini komennya terjebak di Spam hahaha, uppss sory. Akismet gesit sekali dalam hal jebak menjebak 🙂 Terima kasih yaa infonya. Nanti akan aku telusuri di youtube.

          Nah, tentang reply dan komen ini lah aku yang ga tau jawabannya :D. Anyway terima kasih sekali lagi buat infonya. Ajaib memang blog kami ini.

  2. Deny, thn 2009 kita juga pernah ke Köln, dan bener naik 500 anak tangga melingkar itu pengalaman bgt, yang gak enak gak bisa pause lama karena orang2 juga pada mau naik dan turun, muneg2 juga hehe, makanya kadang dibawah ada ambulan. Dulu juga pas winter, gak kebayang pas summer naik 500 anak tangga, bisa pingsan kali ya, :((. Kita ke Chocolate Museum juga, deket dari situ.
    Pertanyaan sama aku ajukan, hebat ya bisa bikin bangunan semegah itu, keren banget ya.

    1. wahahaha iyo Lu muneg2. Apalagi sebelum naik aku makan kentang goreng sak sak gede. Asli muneg2 seketika dengan naik melingkar2 gitu :)))

      Iya nih, belum ke Chocolade Museum, ke Eau de Cologne Museum, belum ke gereja2 yang lain. Makanya kapan2 pengen balik lagi ke Koln, mumpung ga terlalu jauh dari Den Haag 🙂

    1. Iya Ail, kemaren orang-orang yang disana juga keliling2 sambil bawa cangkir Gluhwein, termasuk suami juga. Katanya enak buat ngangetin badan. Aku juga sih keliling2 bawa cangkir, isinya susu coklat hehe.
      Betul sekali, tangganya melingkar2 sampai 533 anak tangga setinggi 97.25m. Aku masih ingat rasanya, keder kabeh betis. Lek siji mandeg buat narik napas, menyebabkan kemacetan yang mengular. Dan aku pas turun, melihat mereka yang naik sambil misuh2, ngguyu2 dewe mbayangno mukaku pas naik haha.

  3. Saya penasaran lho gimana sejarah nama kota Koln dengan kata “Cologne” untuk sebutan pengharum badan itu. 😀
    Kan kalo parfum wanginya tahan lama, sedangkan cologne nggak tahan lama. :mrgreen:

    Dan itu kaca bergambar (apa ya istilahnya) di katedral, bagus sekaliiiiiii 😳

    1. Jadi, Koln dan Cologne itu memang satu nama. Karena pernyataan Asop, aku barusan akhirnya googling beda Parfume, Eau de Parfume, Eau de Toilette, Eau de Cologne. Rumit juga ya bedainnya, soalnya selama ini ga terlalu ngeh haha.
      Nama kacanya kaca patri kalo dari hasil aku googling.

  4. ‘Gembok kating cementel’ ! Langsung ngakak mendadak hihi… Ikut senang perjalananmu memuaskan Den. Next trip Berlin aja yuk, aku melu! Hehe

    1. hahahaha Beth iku ungkapan kekesalanku karena gembok kok dicentel2in di Jembatan. Jorok banget, ga enak dilihatnya.
      Yuukkk Berlin! Kalau waktunya cocok ikuuuttt 🙂

    1. Iya Ko, coba yang deket2 disempetin. Nginep semalam pas weekend. Meriaaahhh banget. Apalagi pas hari sabtunya, aku sampai ga bisa bedain ini lagi di Koln apa di Belanda soalnya dimana2 kedengeran orang Belanda ngomong hahaha.

  5. Ya ampun mba saya hanya bisa berdecak kagum sambil mengandai-andai kapan saya bisa mengambil foto-foto itu dengan kedua tangan saya. I must go there someday, me and my family.
    Saya pun baru tahu ternyata di situlah lahir Cologne yang selalu dipakai orang kemana-mana itu ya.

    1. Ini pakai kamera iphone Sandrine, jadi kalau malam ga maksimal, banyak noisenya. Kalau pakai kamera yang khusus buat motret pasti jauh lebih bagus hasilnya. Amiinnn, aku mengaminkan cita-citamu. Semoga suatu saat tercapai. Jerman ini memang keren kalau bikin acara menjelang natal. Budaya merayakan natalnya terasa 🙂
      Aku juga baru tau tentang Cologne parfume itu sehari sebelum berangkat haha baru baca wikipedia.

  6. Assalamualaykum mbak Deni..mohon beribu maaf, mau ngingatkan aja kalau glühwein itu minuman beralkohol..jadi tidak halal tuk kita umat muslim..kalo ketemu schmalzkuchen dipasar natal jerman, itu juga tidak halal krn schmalznya dr babi..mohon maaf ya mbak..salam hangat dr jerman, dina

    1. Hai Dina, terima kasih ya sudah mampir kesini dan terima kasih juga untuk pemberitahuannya. Seperti yang saya tuliskan dipostingan ini bahwa saya sudah tahu kalau Gluhwein itu adalah minuman beralkohol dari wine dan campuran beberapa bahan lainnya. Suami saya bisa berbahasa Jerman, jadi dia yang menjadi pemandu saya dalam memberitahukan mana makanan atau minuman yang halal mana yang tidak. Karenanya saya juga menuliskan diatas jika saya bisa memakan semua pasti akan kalap membeli. Pernyataan saya tersebut sebenarnya sudah jelas sekali.

  7. Orang Jerman memang serius kalau soal “merayakan” natal. Aku juga barusan dari Hamburg wiken kemaren habis ngintip Christmas market dan ketemuan sama temen, herannya udah 3x terakhir ini tiap mau natalan ke Hamburg. Masih belum bosen.

    1. Iya ya Va bener. Aku mbandingin suasananya sama di Belanda, at least di Den Haag yang adem ayem. Begitu di Koln orang2 pada bersuka cita gitu. Kerasa banget suasana natalnya. Hamburg juga masuk list kami buat next (entah kapan) jujugan Christmas Market.

      1. Deny, ke Dortmund Den, ada pohon natal terbesar, well salah satu yang terbesar di Eropa. Di Jerman emang kalau udah natal December gini, Weinachstmarktsnya bagus2, keren2, aku suka liat kelap kelipnya hehe. Ayo ke Dortmund ya!:) Tapi minggu depan aku udah liburan , kalau kesini thn ini jadi gak bisa ketemuan. Next time kali ya Den.

        1. Waahhh Thanks buat infonya Lu. Iya Lu, jatah kami setahun sekali ke satu kota di Jerman buat lihat Weinachstmarkts 🙂 Insya Allah nanti aku kabari kalo ke Dortmund. Mungkin tahun depan ke Nurnberg dulu.

    1. Iya bener Lin, aku aja sewaktu disana merasa seneeengg bangeet lihat lampu2 dan dekorasinya. Melihat suka cita orang2 yang datang ke Christmas Market. Seneng aja lihatnya. Standnya juga bagus baguuuss. Next kuposting yang bagian Christmas Marketnya.

    1. Iya Lisa, cantiiikkk banget semuanya. Next aku posting yang Christmas Market. Senengnya masih terasa sampai sekarang 🙂

    1. Katedralnya memang luar biasa membuat terkagum Pak. Interiornya, tiap sudutnya, bakan sampai ke towernya luar biasa keceeh.
      Ga gempor lagi Pak, nyut2an betis haha

Leave a Reply to AsopCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.