Berjalan Kaki Cepat Sejauh 52Km

November walk 50K Challenge Strava

Banyak hal menyenangkan terjadi bulan November ini. Beberapa diantaranya sudah saya tuliskan dalam kompilasi cerita, bisa dibaca di sini. Ada beberapa lainnya yang belum saya tuliskan, nanti akan dibuatkan versi cerita kompilasi yang lainnya.

Sekarang, saya ingin bercerita tentang hobi olahraga yang baru, yaitu berjalan kaki cepat.

Terbiasa dengan olahraga lari, pindah haluan ke jalan kaki cepat pada awalnya sempat melukai ego saya. Merasa duh kok jalan satu jam cuma dapat paling jauh 5.5km. Biasanya kalau lari, satu jam bisa 7km. Tapi, lama – lama perasaan itu saya tepis. Saya kembali ke tujuan awal ingin mencoba hal yang baru dan belajar untuk menyenanginya. Alasan pindah haluan ke jalan kaki cepat dari lari adalah : Ingin mencoba hal yang baru, ingin mengurangi lari karena sedang program menurunkan berat badan, dan ingin memelankan ritme langkah supaya bisa menikmati apa yang saya lewati dengan sadar tanpa terburu.

Sebenarnya mulai coba – coba berjalan kaki cepat akhir tahun 2024 saat saya persiapan Half Marathon tahun 2025. Saya selang seling antara lari dan jalan kaki. Cuma waktu itu berasa ah jalan kaki kok berasa gak keren gini ya. Maklum, biasa jadi anak lari berasa songong gitu hahaha. Jadi jalan kaki cepat tidak terlalu diseriusi. Sesempatnya saja karena masih fokus dengan persiapan Half Marathon.

Lalu setelah pulang dari Liburan sebulan tanpa media sosial dan meneruskan rehat dari media sosial sampai sekarang, saya jadi punya banyak waktu, akhirnya saya manfaatkan untuk berjalan kaki cepat dan mulai mengurangi intensitas lari. Dari yang awalnya merasa jalan kaki cepat itu tidak keren, lama – lama jadi ketagihan dan merasa : wah olahraga ini ternyata aku banget *nelen ludah sendiri :)))

Saat berjalan kaki, meski cepat, saya masih bisa menikmati segala yang saya lewati. Bisa tetap memfoto dan merekam. Bisa mendengarkan dengan jelas suara apapun itu yang melintas. Memelankan langkah dibandingkan lari juga mengajari saya untuk sabar dan sadar. Sabar karena selama berjalan kaki saya bisa fokus ke diri sendiri, berbincang dari hati ke hati dengan otak, dan bisa meredam segala emosi yang ada. Berjalan kaki, membuat saya bisa berkoneksi dengan mental. Sebenarnya hal yang tersebutkan ini, juga saya dapatkan di lari. Hanya saat berjalan kaki cepat, rasanya lebih menghayati

Sama halnya dengan lari, saat berjalan kaki cepat, saya juga memasukkan hasil dari apple watch ke Strava. Lumayan jadi bisa tau sebulan berapa jauh (dalam km) saya bisa berjalan kaki cepat. Lumayan juga bisa dipamer di WhatsApp Story :))) Yang saya masukkan Strava adalah data khusus jalan kaki cepat karena hitungannya olahraga. Bukan total berjalan dalam satu hari. Kalau total dalam satu hari, saya melihat dari aplikasi Steps App.

Biasanya, saya mulai jalan kaki cepat pagi hari setelah mengantar anak – anak ke sekolah. Sesekali siang hari setelah anak – anak kembali ke sekolah dari makan siang di rumah. Untuk olahraga baik lari, jalan kaki cepat, angkat beban, dll saya lakukan saat perut dalam keadaan kosong. Entah rasanya lebih bersemangat olahraga saat perut masih belum terisi makanan apapun. Tenaga masih tinggi.


Karena akhir – akhir ini hujan, jadi pemandangan yang sering saya lihat selain langit yang gelap, yang lainnya adalah pelangi. Cantik sekali. Saya sampai berdecak kagum. Bahkan ada double pelangi. Kalau cuaca sedang cerah, bisa melihat semburat matahari yang muncul. Siang hari bisa melihat langit biru nan cantik meski suhu sudah 1 digit alias dingin sekali. Tapi saya tetap semangat meski dingin luar biasa. Asal tidak hujan, saya akan tetap berjalan kaki cepat di luar rumah.

Melihat data dari Apple Watch ini, lumayan ya ternyata jalan kaki cepat sejauh 5.3km selama 1 jam bisa membakar kalori sampa 220 Cal.

Kenapa sih kalau jalan kaki santai saja tidak usah cepat? Saya analisa sendiri, karena dasarnya saya terbiasa lari, jadi kalau jalan kakipun tanpa direncanakan, jadi cepat. Plus, saya membatasi jalan kaki cepat hanya maksimal 1 jam perhari. Tidak ada alasan khusus, supaya cepet selesai saja dan kembali ke rumah. Alasan lainnya adalah supaya terasa olahraganya. Selain jarak, saya pun mengamati detak jantung. Meski berjalan kaki, saya tetap ingin mendapatkan manfaatnya. Itulah kenapa, meski berjalan kaki, saya memilih dalam tempo yang cepat. Tidak ingin mencoba metode jalan kaki Jepang yang sedang ngetren sekarang? Sudah mencoba tapi saya lebih cocok jalan kaki dengan cara sendiri :))))


Sejak menekuni (Halah, baru juga 4 bulan haha) jalan kaki cepat, kualitas tidur malam hari saya jauh lebih baik. Benar – benar nyenyak sampai bangun pagi. Lumayan saya tidur bisa sampai 7 jam. Ditambah lagi karena saya sedang rehat dari medsos, jadi otak saya bisa relax dan hati tenang. Ini juga mempengaruhi kualitas tidur saya jadi makin lebih baik. Istirahat malam yang cukup dan berkualitas, sangat penting untuk banyak hal. Buat saya, baik untuk ketenangan dan kebahagiaan.

Beberapa bulan belakang, saya sudah berencana untuk ikut beberapa event jalan kaki. 2 kali rencana ikut eh gagal. Yang satu karena tiket sudah habis, sedangkan yang satu karena hujan deras. Sayang, padahal saya sudah bersemangat.

Kembali ke pembahasan Strava, di sana kan bisa ikutan Challenge. Lumayan buat seru2an dan sungguh bisa memotivasi. Biasanya saya ikutan challenge untuk lari, kali ini ikutan untuk jalan kaki. Saya mendaftar challenge untuk berjalan kaki 50km selama satu bulan di November 2025. Senang lho ikutan Challenge seperti ini. Seru rasanya. Jadi benar – benar memotivasi untuk menyelesaikan yang sudah dimulai.

Saya menutup bulan November dengan prestasi cemerlang. Bisa menuntaskan challenge bahkan lebih. Bulan November 2025, saya bisa berjalan kaki cepat total sejauh 52km. Wow bangga dengan prestasi ini. Bisa konsisten. Tepuk dada dan salami diri sendiri. Bangga bisa mengalahkan ego memelankan langkah dari berlari ke jalan kaki cepat.


Saya merasakan banyak sekali manfaat jalan kaki cepat. Selain kualitas tidur yang sangat baik, hal positif lainnya saya jadi bisa mengenali diri sendiri dengan cara banyak berdialog selama 1 jam berjalan kaki cepat. Hasilnya, saya jauh lebih tenang, lebih bisa menerima, menjauhkan otak dari terlalu mikir, dan tentu saja membuat badan jauh lebih sehat. Alhamdulillah kualitas hidup secara mental, jauh lebih baik.

Jadi sehat mental dan raga.

Tahun 2026, saya berencana akan lebih banyak mengikuti event jalan kaki yang ada di Belanda.

Saya tetap akan menekuni berjalan kaki cepat, memberikan waktu satu jam untuk diri sendiri. Bukan untuk sebuah perlombaan. Tapi untuk ketenangan hati dan pikiran. Berkoneksi dengan diri sendiri dan alam. Memelankan langkah untuk hadir secara nyata dan sadar.

Saya tutup November dengan Alhamdulillah. Mari sambut Desember dengan Bismillah. Tinggal satu bulan langkah kaki ditahun 2025.

  • 30 November 2025 –