Empat Musim Dalam Satu Hari di Belanda

Saat baru pindah ke Belanda, guru les bahasa Belanda saya bilang kalau mau basa basi dengan orang Belanda, gampang. Cukup obrolkan saja tentang cuaca hari ini. Mereka akan sangat bersemangat bercerita. Dan topik kedua adalah berbincang tentang rencana liburan atau mereka sudah pernah libur ke mana saja. Beberapa lama kemudian, saya membuktikan sendiri. Kalau disapa di kendaraan umum, mereka pasti ngomong tentang cuaca. Semisal : cuaca hari ini cerah ya. Atau : prakiran cuaca hari ini bilang akan turun hujan deras. Jadi saya cepat – cepat pulang ke rumah. Atau : Hey, minggu depan cuaca bagus, kamu ada rencana ke mana? Jadi buat kalian yang ada rencana liburan ke Belanda atau tinggal di Belanda, ga usah khawatir akan ditanya : Sudah punya anak? Tinggal sama siapa di sini? Kapan nambah anak? ya pertanyaan – pertanyaan lazim pas lebaran tiba. Ga usah kawatir, kalian tidak akan mendapatkan rentetan pertanyaan seperti itu (kecuali ketemunya dengan orang Indonesia yang masih berjiwa Indonesia sekali).

Saya, akhirnya ketularan kebiasaan itu. Setiap disapa orang, biar tidak terjadi situasi yang canggung, akhirnya senjata pamungkas obrolan tentang cuaca pun dikeluarkan. Sebenarnya basi sih, tapi saya jadi terikut terobsesi dengan cuaca. Bahkan menyimak analisa tentang cuaca ekstrem tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya atau tahun – tahun yang lama sudah lewat. Menurut saya, menarik menyimak analisa mendalam mereka tentang cuaca. Apalagi cuaca di Belanda ini sangat cepat berubah dalam satu hari.

Musim semi, bunga – bunga cantik mulai mekar

Dulu saya sering mendengar, cuaca di Belanda bisa berbeda dalam satu hari. Bisa merasakan 4 musim dihari yang sama, itu sudah biasa. Saya membuktikan bagian yang ini. Sering dalam satu hari : hujan es lalu tak berapa lama hujan air biasa, disusul matahari bersinar cerah dengan langit biru dan ditutup dengan angin yang super kencang. Sudah biasa seperti itu. Jadi saya sudah tidak kaget. Atau misalkan saat Belanda bersalju dan sungai serta danau serentak beku, minggu depannya langsung hangat. Seperti tidak ada sisa – sisa kenangan saat salju turun deras. Kali inipun seperti itu, malah lebih ekstrem lagi.

Bunga di halaman belakang. Semoga tidak mati kena salju.
Bunga di halaman belakang. Semoga tidak mati kena salju.

Jadi, seminggu lalu cuaca di Belanda sedang bagus. Hangat. Benar – benar nikmat untuk leyeh – leyeh di luar rumah. Suhu sampai 26 derajat celcius. Sempurna lah untuk musim semi. Cuaca seperti itu, kami nikmati nyaris selama seminggu. Pas banget selama seminggu tersebut, kami liburan ke provinsi sebelah. Ini akan saya ceritakan dipostingan terpisah. Pulang liburan, saya langsung sibuk berbenah halaman depan dan belakang karena ditinggal seminggu saja kok rumput – rumput liar sudah tumbuh dan bunga – bunga mulai mekar. Saya berencana, minggu depannya akan saya tambahi beberapa tanaman di halaman rumah kami. Jadi sebelumnya dibersihkan terlebih dahulu.

Tunas bayi pohon pisang yan mulai tumbuh. Sempat mati pas salju datang

Minggu malam, saat kami melihat siaran berita, prakiraan cuaca mengatakan kalau mulai senin salju akan turun dan suhu tidak lebih dari 4 derajat celcius. Ini sudah April lho, suhu kok ya ngedrop lagi. Wah saya kaget. Cepat – cepat saya ke luar rumah untuk menutup bayi pohon pisang yang sempat mati saat salju datang, lalu sekarang tumbuh tunas baru. Kalau terkena salju, khawatir mati suri lagi. Demi bisa melihat pohon pisang tumbuh di halaman ya kan. Tapi kekhawatiran saya bukan itu saja. Kalau salju betul akan datang, bunga – bunga yang sudah mekar ini akan bertahan atau bagaimana ini nasibnya. Lagian ini sudah April, kok ya masih saja salju turun. Rasanya capek juga bergelut dengan dingin selama berbulan lamanya.

Senin kemaren, pagi hari saya melihat hujan turun. Tak berapa lama kemudian salju lalu disusul dengan hujan es. Lalu matahari bersinar terang dan langit biru cantik. Setelahnya langit menggelap, lalu hujan es lagi. Disusul angin kencang, salju turun lagi. Matahari nongol lagi, langit kembali biru cerah. Begitu seterusnya sampai menjelang malam. Saat malam hari saya tidak terlalu memperhatikan apakah hujan es dan salju masih turun.

Hari ini, selasa, cuaca lebih ekstrem. Pagi hari saya harus ke luar rumah. Jadi selama 2 jam di luar rumah, saya langsung merasakan yang namanya hujan air, salju, hujan es, angin kencang, matahari gonjreng bersinar terang, langit biru lalu berubah jadi langit gelap. Rasa meriang ya dan butuh makan bakso plus gorengan berlimpah minyak jelantah *halah, alasan! Cuaca hari ini benar – benar cepat sekali berubah. Saya membayangkan seperti time-lapse 4 musim tapi terjadi dalam satu hari. Bahkan salju yang turun lebih tebal dari kemaren dan es yang turun pun lebih besar dibandingkan kemaren. Angin pun tidak mau kalah mau unjuk diri, sudah seperti badai saking kencangnya. Bahkan saking anehnya, hujan es dan salju beberapa kali turun dalam waktu bersamaan. Jadi dua hari ini, saya merasakan apa yang orang Belanda bilang, 4 musim terjadi dalam satu hari. Ini malah dua hari berturut. Entah esok hari masih berlanjut atau tidak.

Sebesar ini lho esnya. Sakit ini kena kepala.

Mengalami dan melihat sendiri hal tersebut, membuat saya khawatir. Ini rasanya sudah tidak biasa. Khawatir apa yang akan terjadi dengan bumi. Apa yang sebenarnya terjadi saat ini. Khawatir dengan alam yang mulai berubah. Bahkan saat menulis ini dimalam hari, saya masih mendengar suara kencang hujan es turun di luar dan suara geluduk yang keras.. Ada rasa takut dan khawatir karena ini rasanya sudah tidak biasa. Salju di bulan April? rasanya sudah tidak biasa. Alam sedang dalam kondisi tidak baik, saya tahu itu.

Semoga esok hari cuaca kembali normal meskipun suhu diperkirakan kembali minus beberapa hari kedepan. Ingin rasanya kembali merasakan suhu musim semi. Bukan suhu musim dingin di musim semi. Saya rindu cuaca hangat.

Stay safe semuanya, sehat – sehat selalu dan semoga alam kembali baik – baik saja.

*saat tulisan ini siap diluncurkan, di luar lanjut salju turun lebat.

-6 April 2021-

2 thoughts on “Empat Musim Dalam Satu Hari di Belanda

  1. whoaaaa.. smg baby pohon pisang tumbuh subur yaa.. seneng lihatnya..

    betewe, 4musim dalam sehari itu memang sesuatu yaaa.. hehehe.. karena cuaca yg gonta ganti sesukanya ini maka tema buat basa-basi jadi bervariasi juga.. mungkin itu sebabnya kalau di Indonesia ya ngga ada tema yg se-umum itu jadi sering nyandak2 kemana2.. mungkin ^^

    1. Kemaren salju lagi lebaaatttt banget plus hagel. Tak tutupi maneh hadeuuuhhh cuaca super labil. Sejauh ini sik bertahan baby pohon pisangnya.

      Hahaha bener juga ya. Di Indonesia lek ngomongno cuaca, malah dipandang aneh. Jadi nyandak nang endi2 obrolane. Tapi nang kene yo ga sedikit wong Indonesiane lek ketemu pertanyaan pertama : itu suaminya Islam? Sunat ga? Lambene pengen tak sunat ae rasane.

Leave a Reply to maureenmozCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.