Sepuluh Tahun Tinggal di Belanda

Bunga dari Suami

Akhir bulan Januari 2025, tepat 10 tahun saya tinggal di Belanda dan merasakan winter ke 11. Senang karena saya tinggal di sini bersama keluarga yang saya sayangi sepenuh hati : suami dan anak – anak. Keluarga suami juga baik dan perhatian. Mama mertua yang selalu memperlakukan saya dengan dengan penuh sayang. Punya beberapa teman Indonesia di Belanda yang baik sampai sekarang. Jumlah tidak banyak, tidak mengapa. Orang yang itu – itu saja yang penting saling mengisi dan memberikan kebaikan serta saling mengingatkan di depan jika salah satu dari kami sedang berada di luar jalur. Teman – teman yang membuat nyaman di hati. Pertemanan yang makin mengecil lingkarnya. Alhamdulillah. Tetangga sebelah rumah yang baiknya sudah rasa saudara. Lingkungan rumah yang menyenangkan, tinggal di desa yang juga sangat nyaman dan tenang. Punya rumah yang hangat Insya Allah dipenuhi dengan cinta dan kasih di dalamnya, sangat nyaman untuk kami berteduh dalam segala cuaca, dan tempat terbaik untuk tinggal.

Segalanya saya syukuri dengan peran yang pernah dan sedang saya jalani. Dari pernah bekerja, mempunyai usaha sendiri, sampai memutuskan menjadi Ibu Rumah Tangga yang penuh tinggal di rumah. Dari hanya berdua dengan suami, 5 kehamilan, dan 3 anak yang Alhamdulillah terlahir dan tumbuh sehat sampai sekarang. Banyak belajar hal baru dari menguatkan tekat belajar menyetir mobil sampai mendapatkan SIM, belajar baking di tempat yang professional, membuka usaha dan berdagang, mengambil banyak sertifikasi di luar bidang keilmuan, dan masih banyak lagi. Semuanya sangat bermanfaat untuk hidup saya di Belanda.

Menjalani tahun demi tahun dengan segala naik turunnya dengan ikhlas. Dijalani saja. Pahitnya tidak perlu diumbar terlalu detail di media sosial. Ditelan sendiri dan hanya suami yang tau semuanya. Kalaupun ingin bercerita, saya akan memilih mereka yang amanah. Berbagi di media sosial yang bikin bahagia saja. Tinggal di negara orang, berapapun lamanya, tentu saja rasanya tetap sebagai pendatang. Beda rasa, seperti tidak memiliki. Yang namanya negara, tidak ada yang sempurna. Sama dengan manusia.

Namun saya sudah merasa negara ini sebagai rumah. Tempat di mana saya bisa kembali pulang dan merasa nyaman, bahagia, dan tenang. Setiap langkah, saya jalani dengan perlahan. Hidup yang pelan. Tidak terburu waktu, tidak tergesa, dan tidak butuh membuktikan apapun. Saya bisa menjadi diri sendiri. Tidak harus memikirkan lagi dan terusik pendapat orang lain. Selama tidak merugikan siapapun, kepala saya tetap tegak melihat ke depan. Tidak perlu membandingkan diri sendiri dengan apapun dan siapapun. Yang terutama tetap saya, suami, dan anak – anak. Itu saja sudah lebih dari cukup.

Selama tinggal di Belanda, saya selalu bermusuhan dengan musim dingin. Setiap musim dingin, saya selalu jatuh sakit. Tapi tahun ke 10 ini, ajaibnya, saya segar bugar. Sama sekali tidak sakit. Mungkin karena saya rutin lari karena persiapan Half Marathon di Den Haag. Atau mungkin juga mental saya pada akhirnya sudah menerima, ya mau bagaimana lagi. Musim dingin akan selalu datang tiap tahunnya. Tinggal dijalani saja, tidak perlu terlalu dipikirkan. Tinggal di Belanda juga mengajarkan saya untuk tidak terlalu overthinking. Dijalani saja. Toh tiap manusia ada saja cobaannya. Dan pasti banyak juga masa bahagianya. Semua tidak ada yang abadi. Tinggal dijalani, banyak berdoa, dan berserah. Yakin bahwa langkah kaki saya di sini pun semua atas ijin Allah. Dia yang akan memberikan perlindungan dan kekuatan.

IJIN TINGGAL DI BELANDA

Bulan November 2024, saya mendapatkan surat dari kantor imigrasi Belanda kalau ijin tinggal saya akan segera berakhir masa aktifnya. Saya diminta untuk memperpanjang sebelum tanggal yang sudah disebutkan. Kalau tidak salah ingat, ini sudah ketiga kali saya memperpanjang ijin tinggal. Saya sudah mendapatkan ijin tinggal permanen sejak tahun ke 4. Jadi proses memperpanjang ini tidak perlu memasukkan dokumen – dokumen apapun. Tinggal memberikan konfirmasi ke pihak imigrasi (lewat online) beberapa informasi terkait.

Tepat akhir bulan Januari 2025, saya datang ke kantor imigrasi di Belanda untuk mengambil kartu ijin tinggal saya yang permanen yang sudah diperpanjang. Persis 10 tahun lalu, ditanggal yang sama, saya juga datang ke kantor imigrasi Belanda untuk mengambil kartu ijin tinggal sementara. Pas tanggal kedatangan saya di Belanda. Bedanya, sekarang kantor imigrasinya sudah pindah. Rok yang saya pakai 10 tahun lalu, saya pakai juga ke kantor imigrasi tahun ini. Roknya sih masih muat ya, badan saya saja yang melebar :))). Tulisan saya 10 tahun lalu, bisa dibaca di sini. Jadi bisa melihat muka saya 10 tahun lalu dibandingkan dengan foto di bawah ini.

MERAYAKAN 10 TAHUN DI BELANDA

Pagi itu langitnya cantik sekali. Saya menerima bunga dari suami dan sebuah hadiah. Dia bilang, untuk merayakan sepuluh tahun di Belanda. Malamnya kami makan bersama di sebuah restoran. Makan segala macam ada. Kami memang keluarga yang merayakan apapun. Bahkan tiap tahun pertambahan saya tinggal di sini, selalu dirayakan. Apalagi tahun istimewa ini, satu dekade. Saya sendiri tidak memasak, hanya membuat kue lumpur kentang karena tiba – tiba ingin makan.

Sepuluh tahun di Belanda, saya tidak punya ambisi apapun lagi. Tinggal menjalani hidup, menikmati tiap harinya dengan pelan dan sadar, sehat jasmani rohani, selalu bersyukur, berusaha menjadi orang yang bermanfaat dan memberikan banyak berkah, bisa menyeimbangkan peran antara diri sendiri, Ibu, dan seorang istri.

Itu saja, tidak ada yang hal yang muluk.

Yang penting hati tenang, nyaman, dan bahagia pun mengikuti.

Keluarga buat saya tetap yang utama.

  • 31 Oktober 2025 –

Cerita sembilan tahun di Belanda, bisa dibaca di sini.

4 Comments

  1. titin

    selalu menunggu cerita tahunan mba den,
    seneng melihat mba deny bertumbuh di belanda, dg segala kesyukuran dan kebisaannya yang kek nya tiap buka blog ada aja yg baru 😀

    baarakallahu fiik mba deen

    Reply
    1. Denald (Post author)

      Titin, terima kasih banyak ya selalu membaca tulisanku sehat2 selalu buatmu. Banyak berkah juga.

      Haha Tin, aku itu senang belajar memang orangnya. Jadi berasa ya tiap nulis, ada saja yang dikerjakan

      Reply
  2. messa

    Selamat mbak Deny 🙂

    Reply
    1. Denald (Post author)

      Terima kasih Messa

      Reply

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.