Sebutlah Bahasa Indonesia Secara Utuh dan Benar

SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
– KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA

Kedua :
– KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA

Ketiga :
– KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA

Djakarta, 28 Oktober 1928

Sejak tinggal di Belanda dan berinteraksi dengan selain orang Indonesia, tak ayal saya selalu mendapatkan pertanyaan tentang apa nama bahasa nasional yang digunakan di Indonesia. Pertanyaan pertama muncul ketika sesi perkenalan dikelas sekolah bahasa Belanda yang saya ikuti. Masing-masing murid memperkenalkan diri secara singkat serta menyebutkan bahasa nasional masing-masing negara. Ketika giliran saya tiba, saya menutup sesi perkenalan dengan menyebutkan bahasa nasional negara Indonesia adalah Bahasa Indonesia. Guru saya sempat bertanya bukannya namanya adalah Bahasa, bukan Bahasa Indonesia. Saya menjelaskan bahwa yang benar adalah Bahasa Indonesia, bukan Bahasa. Guru saya tersebut akhirnya menjelaskan kalau selama ini jika beliau bertanya kepada orang Indonesia yang dijumpainya di Belanda (termasuk beberapa muridnya dari Indonesia sebelum saya), selalu dijawab bahasa Nasional negara Indonesia adalah Bahasa. Menurut beliau, baru saya yang menjawab Bahasa Indonesia, bukan Bahasa. Karena itu beliau tahunya bahasa Nasional negara Indonesia adalah Bahasa.

Ketika saya memutuskan aktif mengikuti kegiatan sukarelawan disekitar kota Den Haag, pertanyaan tentang bahasa ini juga salah satu yang menarik perhatian sesama sukarelawan ataupun orang-orang ditempat saya mengikuti kegiatan tersebut. Salah satu contohnya ketika saya mempresentasikan Indonesia dibeberapa sekolah di Den Haag (salah satu ceritanya pernah saya tulis disini). Saya mendapatkan pertanyaan dari murid-murid serta guru tentang bahasa Nasional negara Indonesia. Saya menjawab, Bahasa Indonesia. Ada dua guru pada dua sekolah berbeda menyatakan bahwa selama ini mereka tahunya dari yang mereka dengar adalah Bahasa, bukan Bahasa Indonesia. Lalu mereka bertanya bedanya apa antara Bahasa dan Bahasa Indonesia? Saya menjelaskan kalau Bahasa diterjemahkan dalam Bahasa Inggris adalah Language. Sedangkan seperti yang kita tahu, Language itu sendiri didunia ini ada bermacam-macam namanya. Kalau disebutkan Bahasa Nasional Indonesia adalah Bahasa, kan tidak benar sama sekali. Bahasa apa?

Tidak sampai disitu saja pengalaman saya tentang salah kaprah penyebutan Bahasa Indonesia. Akhir tahun 2015, saya sedang aktif-aktifnya mencari pekerjaan. Kebanyakan pada lamaran pekerjaan yang saya tuju (sesuai dengan pendidikan dan pengalaman kerja), saya harus mengisi formulir pada website masing-masing perusahaan tersebut. Saya ingat betul ada dua perusahaan besar yang mencantumkan pilihan bahasa yang dikuasai selain bahasa Inggris (biasanya saya menuliskan, tetapi yang ini sudah ada pilihannya). Saya mencari Bahasa Belanda (meskipun saat itu belum terlalu menguasai betul, tapi saya ingin mencentang pilihan bahasa Belanda (Dutch)), kemudian saya tercenung, ternyata ada pilihan : Bahasa. Saya mencoba menelusuri satu persatu pilihan bahasa lainnya, berharap ada pilihan Bahasa Indonesia. Bahkan Bahasa Malaysia saja ditulis Malaysian (kalau tidak salah ingat). Tetapi pilihan Bahasa Indonesia tidak saya jumpai disana. Firasat saya mengatakan bahwa yang tertulis Bahasa disana maksudnya adalah Bahasa Indonesia. Tetapi saya tidak memilih, karena merasa tidak yakin itu bahasa apa yang dimaksud. Ketika saya mendapatkan email untuk memenuhi panggilan wawancara salah satu diantara 2 perusahaan tersebut, pada saat hari H wawancara, pewawancara menanyakan kenapa saya tidak memilih pilihan Bahasa padahal saya berasal dari Indonesia. Disinilah saya baru merasa jelas, bahwa pilihan Bahasa yang dimaksud adalah Bahasa Indonesia. Saya menjelaskan kalau bahasa Nasional negara Indonesia bukan Bahasa tetapi Bahasa Indonesia. Kemudian dia bertanya sejak kapan dirubah dari Bahasa menjadi Bahasa Indonesia karena selama ini yang dia dan kolega-koleganya tahu adalah Bahasa. Saya menjelaskan setahu saya juga bahwa memang tidak pernah ada perubahan dari Bahasa menjadi Bahasa Indonesia sejak dikukuhkannya Bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional negara Indonesia pada saat Sumpah Pemuda (saya baca sejarahnya disini), jadi memang tidak pernah tersebutkan Bahasa sama sekali. Dia manggut-manggut sambil mengatakan “saya baru tahu.”

Dengan beberapa pengalaman yang saya sebutkan diatas (sebenarnya yang saya alami lebih banyak dari yang saya sebutkan, disini saya tuliskan beberapa cerita saja), rasanya sedih ketika mengetahui bahwa Bahasa Indonesia lebih dikenal sebagai Bahasa (saya tidak tahu kalau dinegara-negara lain ya). Apakah mungkin karena kita sendiri yang memperkenalkan ke dunia luar dengan menyebutkannya hanya Bahasa? Apakah kita memang tidak tahu bahwa Bahasa itu tidak sama dengan Bahasa Indonesia? Ataukah kita sedemikian malasnya menyebut Bahasa Indonesia secara utuh dan benar?

Saya mencoba memperbaiki ketidakbenaran tersebut dengan cara yang saya bisa, dengan cara yang paling gampang, dari lingkungan terdekat. Saya selalu bilang ke Suami sejak awal bahwa bahasa nasional negara Indonesia adalah Bahasa Indonesia, saya selalu mengingatkan kepada siapapun orang Indonesia yang menyebut bahasa nasionalnya adalah Bahasa bahwa itu salah, yang benar adalah Bahasa Indonesia. Ketika ada yang bertanya apa bahasa nasional negara saya tercinta Indonesia, saya akan tegas dan secara utuh menjawab Bahasa Indonesia, bukan Bahasa, bukan Bahasa Indo.

Dimulai dari diri sendiri, dimulai dengan cara yang paling mudah untuk menyebarkan hal yang benar tentang penyebutan Bahasa Indonesia secara utuh, dimulai sejak saat ini, supaya siapapun tahu bahwa Bahasa tidak sama dengan Bahasa Indonesia. Bahwa bahasa Nasional negara Indonesia adalah Bahasa Indonesia, bukan Bahasa, apalagi Bahasa Indo karena Indo berbeda artinya dengan Indonesia. Kalau tidak kita sebagai bangsa Indonesia yang menyebarkan hal yang benar, lalu siapa lagi yang akan mengatakan kebenaran tersebut.

Mari kita mulai dari sekarang untuk menyebut Bahasa Indonesia secara utuh dan benar baik secara lisan maupun tulisan. Ingatlah perjuangan para pemuda yang mengikrarkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dalam Sumpah Pemuda. Kita tinggal menyebutkan dan mengetikkan Bahasa Indonesia secara utuh dan benar masa iya merasa kesusahan dan malas.

Terima kasih kepada Bapak JS Badudu sebagai Guru dan Tokoh atas jasa dan dedikasi Beliau bagi Bahasa Indonesia. Semoga Beliau mendapatkan tempat yang terbaik. Saya sejak kecil selalu suka membaca deretan kata dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karena kamus tersebut selalu ada dimeja belajar, hadiah dari Ibu yang pada saat itu adalah guru Bahasa Indonesia.

Keterangan tambahan:

Saya suka membaca tulisan Mbak Yoyen terkait dengan Bahasa Indonesia : Berbahasa Satu, Bahasa Ibu, dan tentang penyebutan Indonesia bukan Indo karena artinya berbeda. Saya juga punya pengalaman dengan orang Indonesia yang tidak mau berbicara menggunakan Bahasa Indonesia yang secara tidak sengaja saya temui di Den Haag, ceritanya pernah saya tulis disini.

-Den Haag, 13 Maret 2016-

Gambar dipinjam dari sini