Berakhir Pekan di Münster – Jerman

Münster terletak di Jerman bagian utara. Selain dikenal sebagai kota sepeda karena populasi sepeda di kota ini yang banyak, Münster juga dihuni oleh banyak pelajar, sekitar 40 ribu karena ada universitas besar di sini. Meskipun pada perang dunia ke dua kota ini rusak parah terkena bom, secara bertahap pembangunan di kota ini membuat Münster terlihat sebagai kota modern tetapi masih menyisakan beberapa bangunan bersejarah.

 

Munster
Munster

Munster
Munster
Dua minggu lalu, setelah dengan rencana yang mendadak (seperti biasa), kami memutuskan untuk berakhir pekan di Münster, Jerman. Kenapa memutuskan, karena sebelumnya ada beberapa pilihan tempat. Awalnya ingin ke Texel, ganti lagi ke pulau lainnya dekat Texel. Dua duanya sama mahalnya karena harus membayar biaya kapal buat menyeberang dan hotel di sana pun mahal. Padahal kan kami hanya ingin liburan akhir pekan saja. Anggap saja liburan musim dingin. Biasanya kami menginap di Airbnb, tapi nampaknya kedepan kami akan lebih sering menginap di hotel.  Lalu tercetus ide dari saya, ke Münster saja. Selain letaknya tidak terlalu jauh dari tempat kami tinggal, juga kotanya nampak menyenangkan, tidak terlalu ramai. Kami berangkat jumat siang setelah dari Gemeente untuk membuat kartu identitas lalu belanja mingguan. Sampai Münster sudah jam 7 malam. Sebelumnya kami mampir dulu ke Restoran Yunani untuk makan malam. Baru pertama ini saya makan di Restoran Yunani, enak juga ya rasa makanannya.

Munster
Munster

Munster
Munster
Hotel yang kami tempati letaknya persis di pusat kota, lebih tepatnya di daerah Prinzipalmarkt, pusat perbelanjaan di Münster. Setelah berbenah sana sini, jam 8 malam kami tidur. Memang kali ini liburannya santai sekali, dan mengingat faktor umur juga, jadi jam 8 malam sudah tidur hahaha, biasanya jam 10 kami baru tidur.

Munster
Munster

Munster
Munster

Munster
Munster
Paginya setelah sarapan di hotel, kami langsung bergegas menuju beberapa tempat. Masih pagi sebenarnya, jam 9 pagi dan suhu juga hanya 3 derajat celcius. Dingin tidak karuan. Ketika saya melihat prakiraan cuaca di tempat kami tinggal, matahari bersinar dan suhu diatas 5 derajat. Duh, langsung pengen pulang cari yang hangat :D. Tapi seperti pepatah bilang “There is no such thing as bad weather, only bad clothes.” Kami berjalan santai saja, tidak melihat peta sama sekali. Karena dari informasi yang kami dapatkan, tempat-tempat yang menarik tidak jauh letaknya dari hotel. Persinggahan pertama kami adalah pasar besar yang ada setiap hari rabu dan sabtu. Pasar yang terkenal dengan Wochenmarkt Münster (Münster’s Weekly Market) terletak di Domplatz, buka sejak jam 7 pagi sampai setengah tiga sore. Wah, kami beruntung bisa datang ke pasar besar ini. Entah kenapa, saya itu memang selalu senang mengunjungi pasar, apalagi sejak di Belanda. Satu yang pasti, pasarnya tidak becek dan kotor.

Munster
Munster

Munster
Munster
Selain itu kami juga mampir ke Cathedral. Setelah berkeliling selama tiga jam, kami memutuskan untuk kembali ke hotel. Istirahat siang. Selama kami bepergian, baru kali ini lho ada istirahat siang dan kembali ke hotel. Benar-benar liburan yang santai sekali haha. Sekitar jam 3 sore, kami kembali melanjutkan jalan-jalan. Seperti yang telah saya tuliskan di awal, Münster adalah kota sepeda. Jadi tidak heran kalau saya melihat kota ini seperti kota-kota di Belanda. Tidak semua kota di Jerman konturnya bisa dilalui sepeda, berbeda dengan di Belanda yang datar.

Munster
Munster
Saya mempunyai teman, kenalan dan tahu beberapa blogger yang tinggal di Jerman. Dari mereka saya lumayan tahu kalau orang Jerman sangat sensitif dengan orang yang membawa kamera, maksudnya memotret tanpa seijin mereka. Karenanya saya sangat hati-hati sekali kalau memotret. Sebisa mungkin pas lagi sepi atau dari jarak jauh. Takut kena tegur :D. Dan karena alasan ini juga saya tidak terlalu banyak memotret.

Numpang mejeng
Numpang mejeng

Kami kembali ke Belanda jam 9 pagi hari minggu. Sesampainya di Belanda, seperti biasa entah ini dinamakan ritual atau apa, kalau kami dari berpergian dan kembali ke Belanda, tempat yang pertama dituju adalah Pempek Elysha. Ini bukan promosi ya haha tapi saya selalu mengandalkan tempat ini karena setiap liburan kami tidak punya stok makanan di rumah jadi langsung ke tempat ini untuk makan di tempat atau bungkus. Selain itu tempatnya juga dekat dengan rumah, karenanya andalan banget deh, penolong saat lapar :D.

Kami menyebut liburan akhir pekan musim dingin ini adalah test drive sebelum liburan sebenarnya akan datang. Akan ke mana kami? Tunggu saja ceritanya nanti di blog ini *sok ada yang nunggu ceritanya.

 

-Nootdorp, 4 Maret 2018-