Berkunjung ke Arnhem

Ketika membaca postingan Mbak Yoyen tentang Sonsbeekmarkt pada bulan Maret lalu, saya langsung terpana dengan jajaran pemandangan makanan dipostingan tersebut. Langsung saya menunjukkan tulisan Mbak Yo tersebut ke suami untuk dibaca. Dia juga terpana karena belum pernah mendengar Sonsbeekmarkt sebelumnya. Akhirnya kami sepakat untuk mengunjungi Arnhem pada bulan Juni. Iya, saya suka latah kalau ada postingan yang berhubungan dengan makanan, padahal kalau sudah sampai tempatnya ya tidak terlalu banyak makan. Selain akan ke Sonsbeekmarkt, saya bertanya pada Mbak Yo tempat manalagi yang bisa dikunjungi. Mbak Yo yang memang tinggal di Arnhem menyarankan untuk ke Openluchtmuseum dan Museum Bronbeek. Tentu saja suami memilih untuk ke Museum Bronbeek dibanding Openluchtmuseum. Padahal saya ingin sekali ke Openluchtmuseum. Kenapa tidak bisa langsung langsung tiga tempat dalam satu hari? Karena pak suami pasti lama sekali kalau sudah masuk museum. Waktu ke Museum Bronbeek saja sampai hampir tutup museumnya kami masih didalam. Satu persatu dibaca, sementara saya membaca juga tapi cuma sekilas saja. Maklum, kami memang beda keyakinan kalau masalah yang satu ini.

Singkat cerita, setelah mendapatkan tiket kereta dagkaart kami langsung memutuskan kapan akan pergi. Kalau memakai dagkaart bisa lebih mengirit untuk bepergian jarak jauh. Jarak tempuh dari Den Haag – Arnhem antara 1.5 jam sampai 2 jam. Tergantung waktu datang kereta saat transit. Waktu itu saya mendapatkan seharga €14 bisa dipakai seharian. Ternyata waktu di Arnhem bisa juga dipakai untuk naik bis, asal perusahaan transportasinya sesuai dengan yang tertera ditiket. Dagkaart bisa dipakai ke seluruh Belanda dalam waktu satu hari. Dagkaart ini ada yang hanya bisa dipakai senin-jumat, ada yang bisa dipakai hanya sabtu-minggu, ada yang bisa dipakai seluruh hari. Dagkaart dijual di HEMA, Kruidvart, Blokker, dan Albert Heijn (AH). Untuk mengetahui promosi ini bisa dicek ke website Treinreizeger.

SONSBEEKMARKT

Sonsbeekmarkt ini adanya setiap hari minggu pada minggu pertama setiap bulan sejak bulan Maret sampai Desember setiap tahunnya. Jadi hari minggu besok adalah yang terakhir pada tahun ini. Sonsbeekmarkt bertempat di Sonsbeekpark. Kalau ke Arnhem naik kereta, maka lokasi Sonsbeekpark ini tidak jauh dari Arnhem Centraal, penunjuk jalannya jelas, bisa dijangkau sekitar 10 menit jalan kaki. Saya sendiri terpesona dengan Sonsbeekpark yang luas dan sejuk, sepanjang mata memandang hamparan rumput hijau dan pohon-pohon. Selain itu, diarea ini juga terdapat hutan. Lengkap mata dimanjakan oleh pemandangan yang menyegarkan. Ditengah-tengah Sonsbeekpark ada gedung putih atau yang dikenal sebagai De Witte Villa. Gedung ini berfungsi selain sebagai restaurant juga cafe, juga sebagai tempat pertemuan atau tempat mengadakan pesta yang berkapasitas sampai 600 orang. De Witte Villa dibangun pada tahun 1744 dan direnovasi pada tahun 2014.

IMG_2360

IMG_2367

IMG_2507

IMG_2993

Sonsbeekmarkt sudah ada sejak tahun 2012. Markt sendiri adalah bahasa Belanda yang artinya pasar. Yang menyenangkan di Sonsbeekmarkt adalah tidak hanya makanan dan minuman saja yang dijual, tetapi segala jenis barang ada. Makanan dan minumannya fresh, bahkan rotinya homemade. Produk yang dijual kebanyakan adalah produk lokal. Jadi terbayang kan pengalaman merasakan langsung produk lokal. Tidak hanya itu saja, penjualnya juga senang menerangkan dengan ramah tentang apa yang dijual. Saking senangnya mereka bercerita, saya sampai takjub mendengarkan ada satu stand yang menjual roti menerangkan proses pembuatan roti yang dia jual. Di stand lain yang menjual Sate, saya malah diajak berbincang karena yang menjual bisa dengan lancar berbicara bahasa Indonesia dan dia bilang kalau pernah bekerja selama 2 tahun di Jakarta, tetapi harus meninggalkan pekerjaannya tersebut dan memilih pulang ke Belanda untuk membantu usaha keluarganya tersebut. Awal mula dia mengajak berbincang karena saya celingak celinguk didepan stand tersebut, lalu dia menyapa “Hai, kami berjualan sate ayam biasanya, tapi kali ini kami hanya membawa sate babi, jadi kamu tidak bisa makan karena ini tidak boleh buat kamu.”Saya jadi terharu.

IMG_2391

Ikan siap dipanggang
Ikan siap dipanggang

 

Homemade bread dengan berbagai macam rasa.
Homemade bread dengan berbagai macam rasa.
Pizza
Pizza
Jus buah
Jus buah

IMG_2411

IMG_2384

Bapak yang sedang nggipasin sate pakai blankon
Bapak yang sedang ngipasin sate pakai blankon
Taplaknya batik. Mas yang disana yang fasih berbahasa Indonesia. Yang pakai blankon tadi bapaknya.
Taplaknya batik. Mas yang disana yang fasih berbahasa Indonesia. Yang pakai blankon tadi bapaknya.
Saya makan Oyster dikucuri jeruk nipis. Segar sekali
Saya makan Oyster dikucuri lemon. Segar sekali

Hampir disetiap stand makanan ada testernya. Jadi kami berkeliling sambil icip-icip gratis. Lama-lama kenyang juga. Akhirnya setelah berputar mencari makanan apa yang cocok untuk makan siang, suami mengajak makan gado-gado distand makanan Indonesia yang punya ibu dari Suriname. Suami ini memang kalau makan diluar menunya cuma dua, kalau tidak soto ya gado-gado. Awalnya saya tidak tahu kalau Ibu ini bisa bahasa Indonesia. Begitu saya mengucapkan terima kasih, malah diajak ngobrol bahasa Jawa. Saya lupa kalau Suriname banyak orang Jawanya. Akhirnya kami mengobrol menggunakan bahasa Jawa.

IMG_2422

Ujung-ujungnya makan gado-gado
Ujung-ujungnya makan gado-gado

MUSEUM BRONBEEK

Museum Bronbeek ini museum tentang KNIL (Koninklijk Nederlands-Indie Leger). Walaupun saya tidak setekun suami untuk membaca semua informasi didalamnya, yang saya rasakan setelah keluar dari museum ini sedih sekali, entah kenapa. Jangan bertanya lebih lanjut tentang sejarah pada saya. Kalau ingin tahu  apa saja yang ada didalam museum ini, saya rekomendasikan untuk langsung membaca tulisan Crystal tentang Museum Bronbeek. Saya saja baru paham ketika membaca tulisan dia, padahal saya yang lebih dulu ke museum ini. Dibelakang museum ada restoran Indonesia yang bernama Kumpulan juga ada rumah untuk para veteran. Sewaktu saya kesana, ada satu veteran yang sedang bertandang ke Museum. Beliau bercerita tentang sejarah pada saat ada di Jakarta. Saya yang waktu itu masih belum terlalu paham bahasa Belanda, ya agak sepotong-sepotong menangkap isi ceritanya. Sedangkan suami jangan ditanya, seperti punya dunia sendiri kalau sudah masuk museum, tidak bisa diganggu gugat, menekuri satu persatu seluruh bagian museum. Saya lupa tiket masuk museum ini berapa. Kalau yang suka sekali berkunjung ke museum, lebih baik membeli museumkaart. Kartu ini bisa digunakan ke seluruh museum di Belanda (yang jumlahnya lebih dari 400) dalam waktu satu tahun, cukup dengan membayar €55. Ini sangat menghemat jika setiap minggu pergi ke museum dan tiket masuknya anggap saja satu kali masuk €10. Bisa dihitung sendiri hematnya berapa.

IMG_2439

IMG_2444

IMG_2447

Sementara suami tekun membaca, saya tekun foto-foto saja :)
Sementara suami tekun membaca, saya tekun foto-foto saja 🙂

IMG_2452

Ini ruangan favorit saya, bisa duduk sambil melihat film. Adem ruangannya. Tempat memutar film itu adalah ranjang.
Ini ruangan favorit saya, bisa duduk sambil melihat film. Adem ruangannya. Tempat memutar film itu adalah ranjang.

IMG_2466

IMG_2469

IMG_2477

Kantin
Kantin

IMG_2489

Semacam mesra berpegangan tangan :D
Semacam mesra berpegangan tangan 😀
200 tahun Waterloo
200 tahun Waterloo

Beruntung sekali sewaktu ke Arnhem cuaca cerah cenderung panas. Padahal berhari-hari sebelumnya selalu turun hujan dan cuaca seperti ini khas Belanda : sebentar hujan, sebentar ada matahari, angin kencang muncul, hujan lagi dan seterusnya. Saya senang dengan Arnhem. Tidak sehiruk pikuk Den Haag. Jalan yang kami lalui tenang dan lengang. Mudah-mudahan suatu saat bisa berkunjung kembali ke Arnhmen. Ada beberapa tempat lagi yang ingin kami datangi.

Kelihatannya njomplang ya, padahal...memang iya :D Tapi saya tidak semungil itu kok, beda sudut mengambilnya saja *pembelaan
Kelihatannya njomplang ya, padahal…memang iya 😀 Tapi saya tidak semungil itu kok, beda sudut mengambilnya saja *pembelaan

-Den Haag, 2 Desember 2015-

Semua foto adalah dokumentasi pribadi.

23 thoughts on “Berkunjung ke Arnhem

  1. Mba Den aku kepingin makan semua jualannya hehehe.. Penasaran kalau di Belanda rasa masakan Indonesianya apakah sudah disesuaikan lidah eropa?

    Aku suka ide tiket terusan masuk museumnya mba. Mendorong masyarakat untuk mau ke museum. Tata museumnya juga ga tampak seram dan dingin hehehe… Banyak tulisan – tulisan Indonesia yang terdisplay, kadang aku bertanya kenapa justru negara lain yang bisa menceritakan negara kita 🙁
    oh iya kami suka tentang sejarah, suamiku apalagi klo udah seputar peperangan suka banget dia.

    1. Kalau ada pasar kayak gini Mia, pulang2 bisa kenyang tanpa harus beli makanannya karena ngerasain tester sana sini haha, azas manfaat ini namanya.
      Iya Mia, tiket terusan ini memang menggiurkan untuk bisa rajin mengunjungi museum. Menghemat sekali. Museum disini ga ada lho rasanya serem atau dingin. Menyenangkan semua sejauh aku mengunjungi beberapa museum dibeberapa kota. Wah, cocok berarti suamimu dan suamiku kalau ketemu. Kalau ngobrol tentang sejarah peperangan, bisa sampai berjam2 haha. Aku selalu salut Mia sama orang yang suka sejarah, kamu juga.

    1. Pasar2 kayak gini banyak banget disini Lis, apalagi kalau summer. Setiap minggu pasti ada aja pasar yang jualannya barang2 second hand atau barang antik. Kalau suka yang seperti ini,pasti surga banget. Kalau aku ya cuman kufoto aja trus berlalu pergi haha.

  2. Your diet ends here. Duh mau banget pergi ke sang apalagi pas mataharinya lagi panas gitu. Aku persis kayak suamimu Den, doyan lama-lama di dalam museum, sementara suami ngeloyor aja gak betah lama-lama.

    Nanti kalau ada rejeki ke Galway Den, mereka terkenal dengan oysternya. Makannya sama minum bir, tapi kamu gak boleh minum.

    1. Iya Ail, itu pas Juni kemaren. Ndilalah kok moro2 cuaca mak byar ada matahari. Nanti kalau kamu ada rencana ke Belanda, be’e pas Tong Tong Fair akhir Mei, mudah2an cuaca bersahabat. Biar isok wisata kulineran (wahaha wiskul koyok nang Suroboyo).
      Wahahaha aku isok mbayangin suamimu ngeloyor, toss sama suamimu. Aku sampai mati gaya nungguin dari cari2 kegiatan muter2 museum sampek akire ngantuk :)))
      Whoaaa asyiikk itu. Aku cinta makan Oyster. tapi musti ditahan2 soale ya ga murah. Tak catat Galway, aku makan oysternya, suami bagian minum birnya hehe

  3. Waaaww Mbak Den, itu sonsbeekpark kereeen, mana lagitnya bersih pulak sampe kaya jadi cermin gitu pas foto danau yg kedua.

    Mbak Den, itu mas yg bapaknya jual sate kok ganteng? salamin ya *gagal fokus*

    Saya terharu ih baca tulisan2 zaman dulu di museum bronbeek, ah aku mah dr kecil klo diajak ke museum pulang2 pasti mewek sedih aja gitu liat perjuangan zaman dulu.

    Itu suami beneran ngetik? apa pose doang? 😀
    Potonya gak njomplang kok, giliran Mba Den dipoto si tiangnya ninggi-in. Salah tiang kok mba tenang aja n_n

    1. Iya Ran, ini taman aku sukaaa banget. Ijo royo royo. Wahaha ya kali ketemu lagi sama masnya. Tapi ini sate terkenal seantero Belanda..
      Berarti kamu orang yang suka ke museum. Tapi ini museum memang auranya nyesek banget baca sejarahnya. Aku aja yang biasanya datar kalau pergi ke museum, setelah keluar dari sini sedihnya berasaaa banget.
      Itu beneran ngetik. Mesin ketiknya masih bisa dipakai. Huahaha makasih banyak lho Ran sudah menghibur 😀

      1. Waw terkenal krn sate dr Indonesia nya ya mba?

        Iya bener mba nyesek, liat patungnya tulisan2nya benda2nya semua saksi bisu zaman peperangan auranya kuat makanya kita jadi berasa syedih.

        Waaahh… kereeeen, jadi pengen nyobain mesin ketik zaman baheula, hihi.

      2. Waw terkenal krn sate dr Indonesia ya mba?

        Iya bener mba nyesek, liat patungnya tulisan2nya benda2nya semua saksi bisu zaman peperangan auranya kuat makanya kita jadi berasa syedih.

        Waaahh… kereeeen, jadi pengen nyobain mesin ketik zaman baheula, hihi.

  4. Hahaha, dagkaart kalau dipakai untuk ke Arnhem mah pasti worth it banget ya! Aku juga pakai dagkaart itu kala pergi ke Limburg misalnya. Waktu itu pernah aku hitung, kira-kira kalau dari Delft BEP-nya adalah kalau pergi ke Amsterdam lah. Jadi kalau lebih jauh daripada itu, bakal untung pakai dagkaart 😛 .

    Huaaa, foto-foto makanannya bikin ngiler! 😀

    Ah, seru ya museumnya! Dan benar, kalau sering ke museum memang worth it banget memiliki museumkaart itu karena harga tiket sekali masuknya sebagian mahal bener! 😛

    1. Wahahaha Kooo samaan banget kita. Aku juga selalu ngitung2 BEP kalau mau pergi. Pakai OV yang diskon 40% (kalo aku) masih ok kalau maksimal ke Amsterdam. Lebih dari itu, mending berburu dagkaart jauh2 hari. Biar ga sobek dompet. Duasaarr ya orang Matematika, apa2 diitung sama kita haha.
      Iya Ko, kalo tahun depan ga ada acara jalan2 keluar dan waktunya pas, bisa jalan2 ke Arnhem ini. Lumayan banget hunting makanan sama keliling2 Arnhem.
      Bener banget Ko, kerasa kalau ga punya museumkaart. Sekali masuk lumayan kan harganya bikin nangis kalo sering2. Apalagi ke Rijkmuseum whoaa nangis dipojokan hahaha. Tapi museum itu memang bagus sih.

  5. Museumnya bagus banget. Aku kayaknya setype suami mu deh Dan, kalo di museum bisa anteng. Liat2 sampe puas, di baca detail 😆
    Belanda itu emang erat banget dengan Indonesia ya, sampe di pasar nya ada yang pake batik 🙂

    1. Iya Maya, ini museumnya bener2 bagus. Bikin betah buat yang suka museum. Kalau aku betahnya karena banyak barang2 yang menarik sambil baca sekilas2. Waahhh kamu bisa toss sama suamiku berarti, anteng di museum. Aku sampai mati gaya nungguin. Sering sampai ketiduran hahaha.
      Di Belanda, khususnya di Den Haag ya yang aku tahu gampang banget cari barang2 yang berhubungan dengann Indonesia. Bumbu2 masakan lengkap kap. Karena di Den Haag banyak banget orang Indonesia, sampai berasa umpel2an haha.

      1. Hahaha kayaknya kalo sampe kesampean jalan jalan ke Eropa aku udah cukup seneng kalo bisa museum hoop, Den 😀
        Disini museumnya kurang terawat, padahal bagus2 loh Den

        1. Amiinn semoga kesampaian May suatu saat. Iya, setelah kawin aku akhirnya tahu dalamnya museum2 di Jakarta gara2 suamiku yang ngajak haha. Padahal tinggal 6 tahun di Jakarta tapi ga pernah nengok sekalipun Museum gajah dan fatahillah. Jadi pas bulan madu sebulan backpackeran dari Bali sampai ke seluruh Jawa, setiap kota kami pasti masuk museum. Baru tahulan aku isi museum di Jawa seperti apa. Museum Ullen Sentalu di Jogjakarta dan Museum Gajah di Jakarta so far favoritku.

          1. Amiiiin. Haduh Den, museum tuh bukan destinasi favorit disini padahal tiket masuknya murah banget. Saking murahnya tiket makanya beberapa museum kurang terawat karna kurang dana. Museun Gajah aku suka, udah bbrp kali kesana. Gedung arsip juga cantik. Trus museum yg bikin merinding museum wayang hahahaha itupun aku suka. Museum bank mandiri juga bagus. Yg paling sedih liat museum Fatahillah karna bener2 ga terawat.
            Yg belum kesampean museum Ullen Sentanu. Mau kesana ga jadi trus heheheh mudah2an sebelum jauh2 ke Belanda, kesampean dl main ke Yogya ya 😆

            1. Mudah2an kesampaian May suatu saat ke Ullen Sentalu. Nagih banget suasana museumnya. Sayang ga boleh motret selama didalam. Walaupun tempatnya diujung ya, deket sama Merapi, dan aku kesananya naik angkutan umum, musti turun naik bus, tapi worth it untuk dikunjungi. Apalagi suamiku, terpana banget sama dalamnya dan cerita dari pemandunya. Soalnya banyak yang berhubungan dengan Belanda juga.

  6. Jadi Sonsbeekmarkt ini semacam pasar kaget tapi terjadual dan teratur yang diadakan di taman, ya. Keren.
    Kerang dan jus buah itu menggiurkan, mba hehehe…

    Andaikan di Jakarta museum juga punya tiket terusan yang berlaku setahun kalender, mungkin meningkatkan minat orang datang ke museum.

    1. Iya Pak semacam pasar kaget yang terjadwal. Yang dijual adalah produk lokal, jadi berasa kelokalannya. Fresh pula. Senanglah saya dengan pasar2 yang seperti ini.
      Wah Oysternya bener2 enak Pak. Pengennya makan banyak, tapi kok ya ga murah harganya. Jadi incip satu aja sudah cukup haha.
      Kalau misalkan dengan mengadakan kartu museum atau tiket terusan untuk seluruh museum di Indonesia atau di Jakartalah yang pertama bisa meningkatkan euforia masyarakat Indonesia akan museum, wah sangat bagus sekali itu Pak. Tapi juga musti ditunjang dengan keberadaan museum itu sendiri yang memang nyaman untuk dikunjungi. Tapi sejauh saya pernah masuk museum2 di Indonesia di beberapa kota, masih ok lah. Favorit saya masih Museum Ullen Sentalu di Jogjakarta.

Leave a Reply to MayaCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.