Akhir bulan November 2025, saya dan suami merayakan 12 tahun pertama kali berkenalan. Kenapa sampai dirayakan tanggal pertama kami berkenalan? Karena tanpa ada perkenalan, tak akan ada sebuah pernikahan. Simpel seperti itu. Jadi selain tanggal pernikahan, tanggal pertama perkenalan juga sangat berarti untuk kami. Tanggal perkenalan ini juga yang kami abadikan dalam sebuah jumlah mahar pernikahan. Jadi memang benar spesial untuk kami berdua dan selalu kami rayakan tiap tahunnya.
Tahun ini, kami memilih merayakan di sebuah restauran yang masuk dalam daftar Michelin dan letaknya ya di kampung tempat tinggal kami. Memang sudah lama restaurant ini ada, tempatnya pun hanya 5 menit jalan kaki dari rumah. Hanya baru kesampaian sekarang bisa ke sana. Tahun lalu, kami merayakan di restaurant Michelin Star di Rotterdam. Tahun – tahun sebelumnya pun kami rayakan di beberapa restaurant lainnya (kecuali sewaktu pandemi, kami merayakan di rumah saja).
Kami pesan tempat sejak bulan September. Lalu mulai menghubungi tetangga yang biasanya menjaga anak – anak jika kami pergi berkencan malam hari. Menjelaskan ke anak – anak kalau pada hari itu kami akan makan malam di luar hanya berdua saja. Karena sudah biasa, jadi mereka tidak ada komen apapun, hanya mengucapkan, “Veel plezier.” Satu masalah, anak bungsu tiba – tiba ingin ikut kami dan menangis waktu melihat kami akan berangkat. Saya tenangkan dia dulu, peluk cium, setelah dia tenang, kami ke luar.
Jadi sebelum keluar, kami sudah persiapkan mereka untuk tidur. Setelah waktunya menonton TV selesai, mereka bisa langsung ke kamar masing – masing. Kecuali anak bayi, masih dibantu ke tempat tidurnya.
Saya seperti biasa kalau berkencan, berdandan maksimal. Berpakaian sebagus mungkin. Supaya tetap ada kupu – kupu dalam perut. Suami pun begitu. Romantis itu kan diusahakan berdua semaksimal mungkin ya. Supaya selalu ada rona merah di pipi. Malam itu agak rintik. Jadi suami membawa payung cukup satu buat berdua. Kami berjalan bergandengan tangan di bawah satu payung, suasana kampung yang sunyi menambah suasana hangat diantara kami berdua. Obrolan mendalam selama kami berjalan ke restaurant.
Sesampainya di Restaurant, wah interior bagian dalamnya cantik sekali. Elegan, simple, dan hangat. Kami telat 15 menit dari waktu yang kami pesan. Sudah banyak tamu lainnya di sana. Kami langsung dipersilahkan ke tempat duduk yang disiapkan.
Pertama ditanya tentang minuman, lalu satu persatu makanan mulai disajikan. Ada 10 menu yang dikeluarkan secara bertahap, sesuai dengan menu yang tertulis di kartu yang diberikan ke masing – masing tamu saat makanan penutup mulai dihidangkan. Chef sekaligus pemilik restaurant ini, turun ikut serta menyajikan beberapa makanan dan mengajak ngobrol para tamu. Dia ini pemenang enterprenur award di kabupaten kami tinggal. Dan yang mengejutkan, dia ternyata tinggalnya tidak jauh dari rumah kami. Ternyata orang lokal kampung sini juga.
Semua makanan yang dihidangkan, saya foto. Mayoritas makanan laut, rasa yang dominan asin umami. Ada satu menu seingat saya, umaminya sangat machtig, jadi lumayan meninggalkan rasa yang tidak nyaman. Tapi suami saya, doyan aja. Ya dia memang semua makanan dilabeli enak dan enak sekali :))))












Secara keseluruhan, sangat enak makanan di restaurant ini. Ada harga, ada rasa. Cuma saya yang terbiasa tidur jam 9 malam, begitu jam 11 masih di restoran, rasanya harus berperang dengan rasa kantuk. Sangat mengantuk. Saya sampai skip satu menu karena sudah tidak sanggup lagi melek dan perut sudah sangat penuh. Kenyang sekali. Yang saya skip menu berbagai macam keju. Suami saya tentu doyan sekali, lha wong camilan kesukaan dia. Kelihatannya secimit secimit ya hidangan Michelin Star ini, tapi percayalah, kalau sampai 10 sampai 14 menu, niscaya perut akan penuh kenyang.
Selama makan, saya dan suami ngobrol banyak tentang kami, dari hati ke hati. Membahas segala hal dari masa yang sudah dilewati, mengenang masa dulu, bercanda, sampai ada adegan menangis juga. Tentu saja saya yang menangis :))) muka sangar tapi gampang menangis.
Foto di bawah ini muka sudah mengantuk tetap memaksa senyum. Ngantuk tapi bahagia karena makanan enak dan perut kenyang.

Kami pulang bukan hanya membawa perut yang kenyang dengan hidangan yang super lezat, pun hati yang berbunga karena bisa menikmati malam yang membahagiakan bisa pacaran kembali berdua sampai larut malam.
Semoga tahun depan Insya Allah merayakan di restaurant yang lainnya.
- 30 November 2025 –