6 Januari 2012 – Jika Waktu Bisa Diputar Kembali

Jika waktu bisa diputar kembali,

Saya ingin lebih awal mewujudkan keinginan Bapak dan berharap Bapak ada dimomen yang selama ini selalu dinantikan.

Saya ingin lebih awal melanjutkan kuliah, sesuai yang Bapak selalu ucapkan berulang bahwa saya harus melanjutkan kuliah. Tapi saya selalu punya 1000 alasan untuk menunda. Tak pernah tahu bahwa itu permintaan terakhir sampai saat itu benar-benar tiba

Bapak ingin melihat saya menikah, menggunakan kebaya putih dan menikahkan saya secara langsung. 2 tahun berselang, saya baru bisa mewujudkan keinginan itu, tanpa ada Bapak disana melihat saya berkebaya.

Jika waktu bisa diputar kembali,

Saya akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan Bapak, bukan bepergian melancong kesana kemari mengejar segala mimpi dan cita-cita, yang kata Bapak tak pernah ada habisnya

Saya akan menyediakan waktu untuk mengenal Ibu lebih baik, tidak selalu bertengkar dan bersitegang meskipun Bapak mempunyai stok sabar yang tidak terbatas untuk menjadi penengah antara kami berdua.

Saya akan lebih dekat dengan adik-adik, tidak menjadi kakak yang cuek dan tidak peduli dihari sejak saya meninggalkan rumah dan tidak lagi hidup satu atap dengan mereka

Harusnya saya lakukan itu semua lebih awal, sebelum saat itu benar-benar datang

Namun waktu tidak pernah bisa diputar kembali,

Saya sudah mewujudkan keinginan Bapak, disaat semua mungkin sudah terlambat

Saya sudah berdamai dengan Ibu, menjaga dan selalu membuat Ibu gembira, meskipun tidak ada Bapak disana

Saya mencoba menjadi kakak yang perhatian, meskipun itu belum cukup adanya

Bapak akan selalu ada dalam langkah dan hati saya. Bapak ada dalam setiap doa yang terpanjatkan dan sujud panjang yang saya lakukan. Saya percaya bahwa Bapak selalu ada disekitar dan tidak pernah benar-benar pergi.

Saya, Kami semua hanya butuh waktu untuk menghilangkan trauma akan kehilangan yang tiba-tiba. Kami hanya membutuhkan waktu untuk berdamai dengan takdirNya.

Ya, kami masih berduka. Kami masih harus melewati masa-masa sulit itu bersama. Sejak saat itu hidup kami tidak pernah lagi sama. Namun kami harus tetap melangkah dan doa tidak pernah putus kami panjatkan agar Bapak selalu mendapatkan tempat terbaik disisi Allah. Kami yakin, Bapak sudah bahagia disana, dan sedang tersenyum bahagia melihat kami disini baik-baik saja.

Bapak, kami sangat rindu Bapak

-Surabaya, 6 Januari 2015-