Pengalaman Sebagai Kontributor Citizen Journalist NET TV

Sejak bisa membeli telepon genggam yang agak canggih beberapa tahun lalu saat masih di Indonesia, setelah sebelumnya bertahan cukup lama dengan Nokia yang fungsi utamanya saya gunakan kebanyakan untuk sms dan telpon saja sampai rusak dan tidak bisa terpakai lagi, salah satu kesenangan saya adalah selain menggunakan secara maksimal untuk membuat foto dimanapun dan kapanpun, HP tersebut juga saya gunakan untuk merekam hal-hal yang sekiranya perlu direkam. Kesenangan tersebut tetap saya lakukan sampai sekarang. Banyak yang berakhir hanya saya simpan di laptop dan ada beberapa yang saya unggah di channel youtube. Jangan salah, yang saya unggah di youtube juga bukan hasil editan yang super canggih, seringnya malah tidak saya edit sama sekali. Langsung saya unggah apa adanya. Saya memang agak malas belajar untuk membuat video nampak lebih menarik, mungkin itu juga itu salah satu alasan saya tidak bisa -baca : malas- membuat vlog yang durasinya panjang. Apalagi untuk daily vlog, ini sih sudah Big No buat saya karena terbayang ribetnya musti pakai jilbab di rumah haha lagipula kehidupan sehari-hari saya ya begitu-begitu saja. Sebenarnya alasan utamanya saya tidak punya cukup percaya diri harus berbicara depan kamera sendirian di keramaian dan juga ribetnya itu lho. Belum lagi tentang kesepakatan dengan suami untuk tidak mengunggah kondisi rumah dan sekitarnya ke sosial media. Akhirnya youtube saya isinya ya seputar jalan-jalan, konser, dan beberapa acara yang saya datangi.

Sampai suatu hari, saya membaca postingan Fe tentang menjadi kontributor sebagai Citizen Journalist di Net TV. Wah saya langsung tertarik karena caranya gampang dan cocok dengan kesenangan saya yang suka merekam hal-hal disekitar apalagi saat jalan-jalan. Lalu saya pikir, iya juga ya, saya bisa karyakan hasil rekaman dengan mengirimkan ke Net TV lewat program Citizen Journalist (CJ). Setelah membaca tulisan Fe tersebut, niat saya lalu menggebu ingin segera bisa merekam dan mengirimkan ke Net TV. Niat hanya sekedar niat, nyatanya akhir tahun lalu saya ruwet dengan berbagai macam urusan.

Sampai pada suatu hari, pertengahan bulan Januari tepatnya hari minggu, keinginan tersebut terwujud dan saya bisa membuat video yang kemudian saya kirimkan. Tidak perlu menunggu lama, keesokan harinya saya mendapatkan email yang memberitahukan kalau video kiriman saya tayang di Net 12. Gembira sekali! Nanti pada bagian akhir tulisan akan saya ceritakan cerita di balik pembuatan video ini. Sekarang saya ingin berbagi pengalaman cara bisa menjadi Citizen Journalist di Net TV :

  • Membuat Akun di netcj.co.id. Membuatnya gampang sekali, hanya mengisi form yang tidak terlalu rumit seperti email dan nomer telefon. Nanti akan ada verifikasi email dan nomer telefon
  • Unggah video yang sudah siap. Video di sini adalah video mentah tanpa diberikan efek suara maupun tulisan atau watermark. Saya menggabungkan beberapa rekaman yang saya buat menjadi satu video utuh menggunakan iMovie. Ada banyak aplikasi selain iMovie untuk menggabungkan rekaman-rekaman menjadi satu video, contohnya seperti video maker. Panjang video yang dikirim, disarankan antara 3-4 menit (ini saya melihat produser Net CJ memberikan keterangan di yotube) karena nanti akan di edit lagi oleh pihak Net menjadi durasi antara 1 sampai kurang dari 2 menit yang tayang di TV. Tema video bisa macam-macam, dari segala kejadian sehari-hari yang unik, travelling, kuliner, bahkan sekarang saya lihat ada video tutorialnya juga.
  • Setelah mengunggah Video, selanjutnya mengisi deskripsi dari video tersebut. Deskripsi ini terdiri dari judul liputan (tidak boleh lebih dari 65 karakter), keterangan isi dari video, lokasi di mana video dibuat, dan kategori video (ini ada pilihannya). Keterangan video isi selengkap-lengkapnya sesuai dengan fakta yang bisa dipertanggungjawabkan. Bisa memakai rumus 5W 1H. Misalkan video yang saya kirim tentang ice skating di danau beku, saya tuliskan lokasi danaunya di mana, fakta bahwa danau tersebut tidak pernah beku sejak 5 tahun terakhir, luas dan kedalam danau, suhu waktu saya merekam, dll. Keterangan yang dituliskan menjadi acuan pengisi suara untuk bernarasi. Yang pasti mereka juga akan memverifikasi kebenaran video dan keterangan yang kita tuliskan. Maksudnya verifikasi ini adalah jika berkaitan dengan video, apakah video ini pernah tayang di TV lain atau belum (mereka punya alat untuk mendeteksi) dan berkaitan dengan keterangan yang kita tuliskan, mereka juga aka memverifikasi kebenarannya. Jika ada narasumber yang diwawancara, jangan lupa sertakan juga nama narasumber dan keterangan lainnya. Misalkan video pertama saya narasumbernya adalah suami sendiri (hahaha namanya video yang tidak direncanakan, akhirnya suami sendiri yang diwawancara), jadi saya tuliskan : SB (Sound Bite merupakan hasil wawancara dari narasumber yang diliput) nama suami dengan keterangan warga Belanda. Video kedua, yang saya wawancara adalah penjual langganan di pasar (karena ini video tentang pasar di Den Haag) saya tulis SB : nama penjual, keterangannya penjual di Pasar Den Haag asal Srilanka. Dan jika narasumbernya berbicara selain bahasa Indonesia, kita juga wajib menuliskan terjemahan dalam bahasa Indonesia dari wawancara yang ada di video. Video saya yang pertama narasumber berbicara bahasa Inggris dan video ke tiga dalam bahasa Belanda. Untuk wawancara yang ditaruh di video, sertakan yang kira-kira menarik hasil wawancaranya. Jangan terlalu panjang, yang penting informatif. Apakah harus ada yang diwawancara dalam video? tidak harus, saya saja yang iseng-iseng mewawancara karena kenal orangnya. Dan ketika mewawancara saya juga sebutkan kalau akan di kirim ke televisi di Indonesia. Tetapi jika ada yang diwawancara akan lebih baik karena video liputan jadi lebih komplit (sesuai tips yang dituliskan di akun twitter NET CJ).
  • Setelahnya, tunggu beberapa saat untuk proses mengunggahnya. Ini tergantung dengan kecepatan internet ya karena memang butuh waktu yang tidak sebentar juga.
  • Setelah sukses diunggah, pada akun yang kita buat akan ada status waiting approval. Video kita akan melalui proses checking. Lama untuk disetujui tergantung redaksinya. Jika layak tayang, statusnya berubah dari waiting approval ke waiting for published, tapi belum tentu tayang di TV. Video pertama, saya unggah malam hari waktu Belanda, pagi harinya saat akan berangkat kerja menerima email ternyata sudah tayang di Net 12. Video ketiga yang tentang pasar, satu hari setelah diunggah status dari waiting approval berubah menjadi waiting for published lalu satu hari kemudian saya membaca di twitter @NET_CJ ternyata video saya sudah tayang di Net 10. Video kedua yang saya kirimkan tentang perayaan imlek di Den Haag, tidak tayang di TV tapi tayang di website mereka. Kalau tayang di TV, pihak mereka akan mengirimkan email memberitahukan di program apa video yang kita kirimkan ditayangkan lalu mereka akan meminta scan atau foto ID, halaman depan buku tabungan (bagi yang baru pertama kali mengirimkan video). Betul sekali, kita akan mendapatkan honor ketika video yang kita kirimkan tayang di TV. Berapa besarnya? bisa langsung dibaca di website mereka karena keterangan tentang jumlah honor yang akan kita terima sangat jelas dituliskan. Pengiriman honor berselang antara 4-5 minggu sejak kita mengirimkan biodata. Kalau videonya tayang di website, kita tetap akan menerima email pemberitahuan kalau video kita sudah published tetapi tidak mendapatkan honor. Oh iya, video yang tayang, tidak hanya di program Net 10 saja, bisa jadi di program-program lainnya misalkan Net 12, Net 5, IMS atau program lainnya. Hanya, yang disebutkan di twitter mereka adalah video yang tayang di Net 10. Saya membaca pada akun twitter mereka, kalau misalkan dalam satu bulan video kita masih belum diapprove, berarti video yang kita kirimkan belum memenuhi standar kelayakan untuk tayang di NET TV.
  • Dulu, video yang tayang di TV ada link nya di youtube. Sejak akhir Januari, ada kebijakan baru bahwa video yang tayang di TV tidak ditampilkan lagi di youtube, hanya ada di website mereka.
Citizen Journalist NET TV liputan di pasar Den Haag
Citizen Journalist NET TV liputan di pasar Den Haag

Kalau mungkin ada yang bertanya kira-kira video seperti apa yang sukses tayang di TV? Saya juga tidak tahu secara pasti karena saya masih pemula (baru mengirimkan 3 video, dua yang tayang di TV). Tapi kalau yang saya baca dari akun twitter mereka dan saya amati dari video-video yang tayang di TV, saya bisa berbagi tips (catatan buat saya juga) :

  • Unik dan buat video se kreatif mungkin. Buka mata lebar dan telinga karena mungkin saja ada hal-hal disekitar kita yang bisa dijadikan bahan untuk membuat video. Tidak usah sesuatu peristiwa yang besar, hal-hal yang terjadi disekitar kita bisa jadi unik dimata redaksi. Misalkan video saya tentang ber-ice skating di danau beku. Ketika saya merekam itu, tidak bakal berpikir hal ini akan tayang di TV, karena saya mikir : haduh ini nilai jualnya di mana. Ternyata buat redaksi ini layak tayang.
  • Jika ingin meliput tentang kuliner, 50% dari isi video harus close up pada makanan dan varian makanan yang ada (jika tempat makannya menjual dari satu macam menu) atau bisa juga tunjukkan kartu atau buku menunya. Rekam juga keramaian, syukur-syukur bisa mewawancara yang punya tempat makan atau pengunjung yang sedang makan. Kalau ingin mengutarakan makanannya enak, bisa dijelaskan enaknya di mana apakah rasanya asin manis gurih, tidak terlalu liat ketika dimakan dan sebagainya.
  • Ketika merekam, usahakan jangan banyak goyang supaya yang menonton tidak pusing. Angle nya bisa dari kiri ke kanan, kanan ke kiri, atas ke bawah, atau bawah ke atas. Variasikan saja dengan gerakan perlahan.
  • Saya pernah tanya di postingan Fe apakah muka kita harus kelihatan? maksudnya apakah harus seperti reportase begitu? Soalnya saya kan kagok ya ngomong sendiri depan kamera haha. Apalagi waktu saya di pasar, musti cari tempat yang agak sepi supaya tidak dilihat banyak orang, itu saja tetep banyak yang lihat. Belum lagi cuaca dingin sekali sampai mulut saya kaku untuk dibuka. Ok kembali lagi ke topik. Ternyata baca dari twitter mereka, liputan yang menggunakan PTC (Piece To Camera atau On Cam atau ngomong depan kamera yang berfungsi menguatkan liputan, jika liputan itu adalah hasil dari CJ) sudah dipastikan dimasukkan rundown. Apa yang kita omongkan ketika depan kamera? Tergantung fakta apa yang ingin disampaikan yang tidak bisa dilihat oleh penonton dalam video kita. Artikulasi dan suara harus jelas ketika sedang PTC. Hindari mengucapkan kata-kata : Sekarang, saat ini karena bukan liputan secara langsung (LIVE). Saran saya, bisa mencari informasi atau fakta terlebih dahulu tentang tempat yang akan kita liput, jadi kita tahu akan menyampaikan apa di depan kamera. Teknik PTC ini bisa dilakukan secara selfie. Tapi saya melihat juga ada beberapa video yang tidak menggunakan PTC tayang di TV. Jadi, kembali lagi kepada kita mana yang ingin dilakukan.
  • Banyak melihat video-video yang sudah tayang di Net TV sebagai bahan pembelajaran untuk membuat video-video selanjutnya supaya lebih baik lagi, atau bisa juga mencari ide-ide dari video-video tersebut. Kalau saya, banyak melihat video dari Mbak Rosi  (yang merupakan kontributor tetap) di youtube maupun website Net CJ untuk melihat bagaimana cara pengambilan object, cara berbicara depan kamera, cara mewawancara orang dll. Karena saya dan Mbak Rosi tergabung dalam satu grup whatsapp, jadi saya bisa langsung bertanya ke Mbak Rosi hal-hal yang saya masih kurang mengerti dan mendapatkan banyak masukan. Terima kasih Mbak!
  • Saat merekam momen, kamera harus dalam posisi horizontal (landscape), jangan portrait (vertikal). Lalu saat merekam usahakan angle nya ada yang Wide, Medium, dan Close Up. Jangan takut dengan piranti yang dipakai untuk merekam. Sejauh ini saya selalu merekam menggunakan iPhone (belum pernah menggunakan kamera) atau apapun jenis HP kamu selama hasil dan kualitas rekamannya memadai untuk ditayangkan di TV.
  • Secara keseluruhan bisa disimpulkan bahwa video CJ yang layak tayang di NET TV memenuhi beberapa kriteria seperti : angle menarik, kualitas video, lengkap informasi, unik, menarik, dan tidak basi.
  • Sampai saat ini, ketika saya membuat liputan, tidak dalam kondisi yang memang diniatkan datang ke lokasi hanya sekedar untuk merekam. Misalkan tentang liputan ke pasar, saya merekam ya memang saat jadwal saya ke pasar. Jadi waktu ke pasar, sekalian merekam. Saat liputan imlek juga begitu, saya ke Den Haag kota karena janjian dengan teman-teman untuk melihat perayaan imlek, sekalian saja saya rekam. Jadi sekali kayuh beberapa tujuan terlampaui. Saat merekam ice skating di danau beku, aslinya hari minggu itu saya tidak tahu kalau danaunya sangat ramai dan banyak yang bermain ice skating dan hockey. Karena sehari sebelumnya saat saya jalan kaki sendiri ke danau (rumah kami tidak jauh dari hutan, danau, dan peternakan), saya lihat danaunya beku tapi tidak ada siapapun di sana kecuali saya. Keesokan harinya saya ajak suami jalan kaki ke danau setelah belanja (jadi kami ke danau bawa tas-tas belanjaan), eh ternyata ramai sekali orang. Tiba-tiba ada ide untuk merekam meskipun muka saya tanpa polesan lipstick, tanpa bedak, hanya pakai pelembab saja :))) Ngomong depan kamera juga grogi sekali, sampai belepotan haha!. Saya akhirnya menodong suami untuk diwawancarai. Untung dianya oke oke saja. Ini video rekamannya yang masih ada link di youtube sebelum ada kebijakan baru.

Jadi, tidak susah ya menjadi Citizen Journalist. Jika ada yang berminat yuk rekam kejadian yang ada di sekitar kamu ketika jalan-jalan, saat berwisata kuliner, tutorial memasak bisa juga atau membuat kerajinan tangan, untuk yang suka berkebun juga, atau kejadian apapun itu. Apa yang kita pikir tidak unik, siapa tahu itu menjadi unik bagi redaksi. Jadi jangan ragu-ragu. Buat saya manfaatnya sangat banyak, selain bisa menyalurkan kesenangan saya dalam merekam apapun, menyalurkan kesenangan menulis karena harus menulis deskripsi, melatih keberanian dengan mewawancara orang, mleatih PD dengan ngomong depan kamera, banyak belajar hal-hal baru karena CJ ini benar-benar hal baru untuk saya meskipun sebenarnya sudah ada sejak tahun 2013, dan bisa mendapatkan uang. Betul kata Mbak Rosi, sekali unggah video di CJ Net TV, bakalan ketagihan setelahnya. Yuk kirim videonya sekarang!

-Nootdorp, 7 Februari 2017-

60 thoughts on “Pengalaman Sebagai Kontributor Citizen Journalist NET TV

  1. Berarti untuk upload ke Net CJ harus video yang sudah kita edit sendiri ya mbak? Tidak bisa klip klip mentahannya? Paling gak semua klip sudah jadi satu video jadi?

    Apa perlu dikasih backsound musik juga, atau dari Net TV yang akan mengedit lebih lanjut?

    Mohon pencerahannya ya mbakk.. Hehe

    Maaf banyak bertanya.. Soalnya panduan dari blog ini lebih lengkap dibandingkan sumber lainnya. Aku suka.

    Terus berkarya ya mbak.

    1. Sesuai yang sudah saya tulis, videonya mentahan tetapi sudah digabung. Jadi tidak per file. Tidak usah diberikan backsound.
      Terima kasih apresiasinya

  2. Aih, mba Deny. njenengan dari Surabaya ta? Sami dong. Hehe. Pertama kalinya berkunjung ke sini langsung jatuh cinta dan bersyukur karna blognya informatif dan inspiring banget, nggak kayak blogku. Huhu. Thanks buat infonya mbaa 🙂 Salam kenal. Jadi pengen punya suami bule, biar bisa tinggal di luar negeri. Xixi #curhatbiardicariin 😀

    1. Hai Cory, terima kasih sudah mampir 🙂
      Asalku bukan Surabaya. Aku cuma numpang sekolah, kuliah, dan kerja di Surabaya. Tinggal 13 tahun di sana.

  3. keren Mbak, aku juga udah kirim berkat tulisan ini. Tapi anehnya yang menurutku lebih bagus malah cuman tayang di web, sedang yang biasa aja malah tayang di tv.
    salam,

    1. Waahh senangnya. Iya benar, kriteria tayang di TV nya memang agak2 susah ketebak. Yang nampak bagus ga muncul, yang biasa muncul. Jadi aku simpulkan kayaknya yang unik yang sering muncul.

  4. Aku juga dikasih tau mbak Fe nih Den, kapan2 nyobain apa ya hihihi.. aku pengen liat videomu tapi sayang data sedang nggak memungkinkan nih huhu. Bsk kalo lagi kaya data kutonton :p

    1. Ayoookkk Dil ikutan meramaikan juga. Seruuu Dil apalagi di Melbourne kan pasti banyak banget hal-hal unik dan menarik. Senang senang dapat uang ceritanya haha

    1. udah liat videonya, bagus Mba videonya dan woow bisa beku gitu ya danaunya dan yang main ice skating atau hockey ga takut kejeblos itu? hehe

      1. Terima kasih Puji! sebelum dipakai ice skating, biasanya diuji dulu tingkat ketebalan es nya. Kalau sudah memenuhi syarat,baru bisa dipakai main. tapi tetep aja lho aku was was banget pas nyoba jalan di atasnya haha. Takut retak beneran

  5. Klo buat video saya nggak pede. Beneran deh saya bingung mau ngliput apa. Lagian saya nggak suka travelling atau makan2, apalagi di tempat ramai, pling cuma asyik dengan pikiran sendiri. Tapi selamat deh udah 2 x tayang. Klo rutin ngirim video mungkin ntar dipromosikan jadi kontributor tetap dan komisinya lebih gede he he he….. Semangat.

    1. Terima kasihhhh. Kebetulan memang aku suka ngerekam2. Jadinya kayak menemukan wadah. Iya, katanya honor yg kontributor tetap gede haha aku juga ga ngerti.

    1. Boleh Wi nanti kalau ada yang ga ngerti dari uraianku di sini silahkan tanya. Yang aku tuliskan di sini lumayan lengkap karena ngerangkum dari beberapa sumber

  6. Den, keren banget kayak bukan pemula tapi udah prof! Pengen nonton yang lainnya. Kamu ama suami bagus banget ngomongnya, santai dan jelas. Wih klo aku disuruh ngomong di depan kamera grasak grusuk pastinya.

    1. Terima kasih Yang! video satunya ada di webnya Net CJ. Hahaha dasarnya memang aku suka ngomong, tapi kalau depan kamera jadi agak grogi. Syukurlah kalau masih layak tonton 🙂

      1. Den, tadi siang aku liat ke netcj, Dan langsung terkesima. Keren keren Dan sangat menarik. Jadi tertarik sekali buat bikin video juga, semoga bisa diwujudkan niatnya, thanks ya Den!

        1. Iya Yang, ayo coba. Iseng2 berhadiah jadi nambah ilmu baru dan kegiatan baru. Seru2an sama si kembar. Sekitar Rotterdam masih jarang Yang yang kirim2 video. Apalagi kamu tinggal di sana, jadi banyak tahu hal2 unik sekitar Rotterdam. Semangat Yang!

    1. Hayooo, Mbak Monda bacanya cepet2 yaa, soalnya jawaban pertanyaan Mbak Monda sudah ada lho dipostinganku video yg kita kirimkan, diedit sama Net, sesuai kebutuhan durasi mereka. Thanks Mbak!

  7. Aku ada kirim mba Den eh padahal menurutku keren banget ga approve karena hanya 15 detik videonya hehehe, nah baru deh video kedua diminta ama redaksinya untuk diambil ulang landscape.. katanya wait to publish 🙂 yang satu lagi udah publish.. baru itu aja belum masukin lagi 🙂 Infonya mba Den lengkap banget ^^

    1. Hai Sari, terima kasih sudah mampir dan meninggalkan komen. Salam kenal. Panggil saja aku deny.Iya kalau videonya kependekan mereka akan susah ngedit, makanya diminta ngirim dengan durasi antara 3-4 menit. Wah kamu sudah beberapa kali juga ya ngirim. Iya, aku kalau mau bikin tulisan yang ada unsur informasinya sekalian kulengkapi, meskipun konsekuensinya bakal panjang banget isinya. Jadi dokumentasi buat aku juga soalnya jadi kalau ada yg ga jelas bisa kubaca2 lagi 🙂

  8. Informasi yang lengkap dan sangat membantu Den. Aku uda coba kirim satu tapi masih dicuekin. Dipastikan masih abal abal bgt. Buatnya ga pake sabar main asal aja. Lagi kurang enak badan, selalu di tempat tidur. Untung ada hp yang bisa membuang bosan. Aku masuk ke web mereka melalui aplikasi resminya ga masalah kan? Aku uda liat videomu yang lain juga. Sukalah pokoknya. Simpel tp tepat sasaran. Tar dikau jadi guru aku ya. Ditunggu liputan berikutnya

    1. Kebetulan mereka lagi baru ada Camp trus aku ngikutin dari twitter dan nyimak poin2 penting yang di share. Trus lagi niat nulis ini, jadinya sekalian dilengkapi. Waahh semoga segera membaik ya Helena dan bisa beraktivitas seperti biasa. Aku install aplikasi mereka di Hp, cuma kalau mau upload video aku pakai PC soalnya aku gabungin video2nya di PC. Jadi sekalian. Sama2 belajar kita Helena hahaha nanti kamu kalau sudah sembuh bisa ambil banyak momen menarik disekitarmu.

        1. Wuihhhh ayookkk kapaann. Aku gelem. Dua minggu lalu aku rame2 mangan karo konco2ku lha kok malah lali ga ngerekam huahaha. Terpesona karo panganane sing enak2 eman, padahal waktu iku pas rame.

    1. Ayookk dicoba Mayang. Aku kalau ngerekam dikeramaian ga masalah. ngomong depan kamera dikeramaian itu yang kagok banget haha

        1. Hayooo, isi postingannya dibaca cepet2 yaaa, soalnya aku sudah tulis lengkap lho aku ngerekamnya pakai apa

  9. Wah ini jalan2 membawa berkah, dapat honor juga ternyata. Seru mbak klo videonya udsh tayang ketagihan pengen ngirim terus ya mbak Den, sukses selalu ya 😉

    1. Terima kasih Adhya, iya jadi ketagihan. Kalau ada video yang ga tayang di TV pun tetep tertantang untuk bikin yang lebih bagus lagi.

    1. Untuk nraktir sambel belut blogger Heitss sekelas Kak Cum sih masih kembaliannya banyak *kalem :))))

Leave a Reply to mayang kotoCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.