Pengalaman Sebagai Kontributor Citizen Journalist NET TV

Citizen Journalist NET TV liputan di pasar Den Haag

Sejak bisa membeli telepon genggam yang agak canggih beberapa tahun lalu saat masih di Indonesia, setelah sebelumnya bertahan cukup lama dengan Nokia yang fungsi utamanya saya gunakan kebanyakan untuk sms dan telpon saja sampai rusak dan tidak bisa terpakai lagi, salah satu kesenangan saya adalah selain menggunakan secara maksimal untuk membuat foto dimanapun dan kapanpun, HP tersebut juga saya gunakan untuk merekam hal-hal yang sekiranya perlu direkam. Kesenangan tersebut tetap saya lakukan sampai sekarang. Banyak yang berakhir hanya saya simpan di laptop dan ada beberapa yang saya unggah di channel youtube. Jangan salah, yang saya unggah di youtube juga bukan hasil editan yang super canggih, seringnya malah tidak saya edit sama sekali. Langsung saya unggah apa adanya. Saya memang agak malas belajar untuk membuat video nampak lebih menarik, mungkin itu juga itu salah satu alasan saya tidak bisa -baca : malas- membuat vlog yang durasinya panjang. Apalagi untuk daily vlog, ini sih sudah Big No buat saya karena terbayang ribetnya musti pakai jilbab di rumah haha lagipula kehidupan sehari-hari saya ya begitu-begitu saja. Sebenarnya alasan utamanya saya tidak punya cukup percaya diri harus berbicara depan kamera sendirian di keramaian dan juga ribetnya itu lho. Belum lagi tentang kesepakatan dengan suami untuk tidak mengunggah kondisi rumah dan sekitarnya ke sosial media. Akhirnya youtube saya isinya ya seputar jalan-jalan, konser, dan beberapa acara yang saya datangi.

Sampai suatu hari, saya membaca postingan Fe tentang menjadi kontributor sebagai Citizen Journalist di Net TV. Wah saya langsung tertarik karena caranya gampang dan cocok dengan kesenangan saya yang suka merekam hal-hal disekitar apalagi saat jalan-jalan. Lalu saya pikir, iya juga ya, saya bisa karyakan hasil rekaman dengan mengirimkan ke Net TV lewat program Citizen Journalist (CJ). Setelah membaca tulisan Fe tersebut, niat saya lalu menggebu ingin segera bisa merekam dan mengirimkan ke Net TV. Niat hanya sekedar niat, nyatanya akhir tahun lalu saya ruwet dengan berbagai macam urusan.

Sampai pada suatu hari, pertengahan bulan Januari tepatnya hari minggu, keinginan tersebut terwujud dan saya bisa membuat video yang kemudian saya kirimkan. Tidak perlu menunggu lama, keesokan harinya saya mendapatkan email yang memberitahukan kalau video kiriman saya tayang di Net 12. Gembira sekali! Nanti pada bagian akhir tulisan akan saya ceritakan cerita di balik pembuatan video ini. Sekarang saya ingin berbagi pengalaman cara bisa menjadi Citizen Journalist di Net TV :

  • Membuat Akun di netcj.co.id. Membuatnya gampang sekali, hanya mengisi form yang tidak terlalu rumit seperti email dan nomer telefon. Nanti akan ada verifikasi email dan nomer telefon
  • Unggah video yang sudah siap. Video di sini adalah video mentah tanpa diberikan efek suara maupun tulisan atau watermark. Saya menggabungkan beberapa rekaman yang saya buat menjadi satu video utuh menggunakan iMovie. Ada banyak aplikasi selain iMovie untuk menggabungkan rekaman-rekaman menjadi satu video, contohnya seperti video maker. Panjang video yang dikirim, disarankan antara 3-4 menit (ini saya melihat produser Net CJ memberikan keterangan di yotube) karena nanti akan di edit lagi oleh pihak Net menjadi durasi antara 1 sampai kurang dari 2 menit yang tayang di TV. Tema video bisa macam-macam, dari segala kejadian sehari-hari yang unik, travelling, kuliner, bahkan sekarang saya lihat ada video tutorialnya juga.
  • Setelah mengunggah Video, selanjutnya mengisi deskripsi dari video tersebut. Deskripsi ini terdiri dari judul liputan (tidak boleh lebih dari 65 karakter), keterangan isi dari video, lokasi di mana video dibuat, dan kategori video (ini ada pilihannya). Keterangan video isi selengkap-lengkapnya sesuai dengan fakta yang bisa dipertanggungjawabkan. Bisa memakai rumus 5W 1H. Misalkan video yang saya kirim tentang ice skating di danau beku, saya tuliskan lokasi danaunya di mana, fakta bahwa danau tersebut tidak pernah beku sejak 5 tahun terakhir, luas dan kedalam danau, suhu waktu saya merekam, dll. Keterangan yang dituliskan menjadi acuan pengisi suara untuk bernarasi. Yang pasti mereka juga akan memverifikasi kebenaran video dan keterangan yang kita tuliskan. Maksudnya verifikasi ini adalah jika berkaitan dengan video, apakah video ini pernah tayang di TV lain atau belum (mereka punya alat untuk mendeteksi) dan berkaitan dengan keterangan yang kita tuliskan, mereka juga aka memverifikasi kebenarannya. Jika ada narasumber yang diwawancara, jangan lupa sertakan juga nama narasumber dan keterangan lainnya. Misalkan video pertama saya narasumbernya adalah suami sendiri (hahaha namanya video yang tidak direncanakan, akhirnya suami sendiri yang diwawancara), jadi saya tuliskan : SB (Sound Bite merupakan hasil wawancara dari narasumber yang diliput) nama suami dengan keterangan warga Belanda. Video kedua, yang saya wawancara adalah penjual langganan di pasar (karena ini video tentang pasar di Den Haag) saya tulis SB : nama penjual, keterangannya penjual di Pasar Den Haag asal Srilanka. Dan jika narasumbernya berbicara selain bahasa Indonesia, kita juga wajib menuliskan terjemahan dalam bahasa Indonesia dari wawancara yang ada di video. Video saya yang pertama narasumber berbicara bahasa Inggris dan video ke tiga dalam bahasa Belanda. Untuk wawancara yang ditaruh di video, sertakan yang kira-kira menarik hasil wawancaranya. Jangan terlalu panjang, yang penting informatif. Apakah harus ada yang diwawancara dalam video? tidak harus, saya saja yang iseng-iseng mewawancara karena kenal orangnya. Dan ketika mewawancara saya juga sebutkan kalau akan di kirim ke televisi di Indonesia. Tetapi jika ada yang diwawancara akan lebih baik karena video liputan jadi lebih komplit (sesuai tips yang dituliskan di akun twitter NET CJ).
  • Setelahnya, tunggu beberapa saat untuk proses mengunggahnya. Ini tergantung dengan kecepatan internet ya karena memang butuh waktu yang tidak sebentar juga.
  • Setelah sukses diunggah, pada akun yang kita buat akan ada status waiting approval. Video kita akan melalui proses checking. Lama untuk disetujui tergantung redaksinya. Jika layak tayang, statusnya berubah dari waiting approval ke waiting for published, tapi belum tentu tayang di TV. Video pertama, saya unggah malam hari waktu Belanda, pagi harinya saat akan berangkat kerja menerima email ternyata sudah tayang di Net 12. Video ketiga yang tentang pasar, satu hari setelah diunggah status dari waiting approval berubah menjadi waiting for published lalu satu hari kemudian saya membaca di twitter @NET_CJ ternyata video saya sudah tayang di Net 10. Video kedua yang saya kirimkan tentang perayaan imlek di Den Haag, tidak tayang di TV tapi tayang di website mereka. Kalau tayang di TV, pihak mereka akan mengirimkan email memberitahukan di program apa video yang kita kirimkan ditayangkan lalu mereka akan meminta scan atau foto ID, halaman depan buku tabungan (bagi yang baru pertama kali mengirimkan video). Betul sekali, kita akan mendapatkan honor ketika video yang kita kirimkan tayang di TV. Berapa besarnya? bisa langsung dibaca di website mereka karena keterangan tentang jumlah honor yang akan kita terima sangat jelas dituliskan. Pengiriman honor berselang antara 4-5 minggu sejak kita mengirimkan biodata. Kalau videonya tayang di website, kita tetap akan menerima email pemberitahuan kalau video kita sudah published tetapi tidak mendapatkan honor. Oh iya, video yang tayang, tidak hanya di program Net 10 saja, bisa jadi di program-program lainnya misalkan Net 12, Net 5, IMS atau program lainnya. Hanya, yang disebutkan di twitter mereka adalah video yang tayang di Net 10. Saya membaca pada akun twitter mereka, kalau misalkan dalam satu bulan video kita masih belum diapprove, berarti video yang kita kirimkan belum memenuhi standar kelayakan untuk tayang di NET TV.
  • Dulu, video yang tayang di TV ada link nya di youtube. Sejak akhir Januari, ada kebijakan baru bahwa video yang tayang di TV tidak ditampilkan lagi di youtube, hanya ada di website mereka.
Citizen Journalist NET TV liputan di pasar Den Haag
Citizen Journalist NET TV liputan di pasar Den Haag

Kalau mungkin ada yang bertanya kira-kira video seperti apa yang sukses tayang di TV? Saya juga tidak tahu secara pasti karena saya masih pemula (baru mengirimkan 3 video, dua yang tayang di TV). Tapi kalau yang saya baca dari akun twitter mereka dan saya amati dari video-video yang tayang di TV, saya bisa berbagi tips (catatan buat saya juga) :

  • Unik dan buat video se kreatif mungkin. Buka mata lebar dan telinga karena mungkin saja ada hal-hal disekitar kita yang bisa dijadikan bahan untuk membuat video. Tidak usah sesuatu peristiwa yang besar, hal-hal yang terjadi disekitar kita bisa jadi unik dimata redaksi. Misalkan video saya tentang ber-ice skating di danau beku. Ketika saya merekam itu, tidak bakal berpikir hal ini akan tayang di TV, karena saya mikir : haduh ini nilai jualnya di mana. Ternyata buat redaksi ini layak tayang.
  • Jika ingin meliput tentang kuliner, 50% dari isi video harus close up pada makanan dan varian makanan yang ada (jika tempat makannya menjual dari satu macam menu) atau bisa juga tunjukkan kartu atau buku menunya. Rekam juga keramaian, syukur-syukur bisa mewawancara yang punya tempat makan atau pengunjung yang sedang makan. Kalau ingin mengutarakan makanannya enak, bisa dijelaskan enaknya di mana apakah rasanya asin manis gurih, tidak terlalu liat ketika dimakan dan sebagainya.
  • Ketika merekam, usahakan jangan banyak goyang supaya yang menonton tidak pusing. Angle nya bisa dari kiri ke kanan, kanan ke kiri, atas ke bawah, atau bawah ke atas. Variasikan saja dengan gerakan perlahan.
  • Saya pernah tanya di postingan Fe apakah muka kita harus kelihatan? maksudnya apakah harus seperti reportase begitu? Soalnya saya kan kagok ya ngomong sendiri depan kamera haha. Apalagi waktu saya di pasar, musti cari tempat yang agak sepi supaya tidak dilihat banyak orang, itu saja tetep banyak yang lihat. Belum lagi cuaca dingin sekali sampai mulut saya kaku untuk dibuka. Ok kembali lagi ke topik. Ternyata baca dari twitter mereka, liputan yang menggunakan PTC (Piece To Camera atau On Cam atau ngomong depan kamera yang berfungsi menguatkan liputan, jika liputan itu adalah hasil dari CJ) sudah dipastikan dimasukkan rundown. Apa yang kita omongkan ketika depan kamera? Tergantung fakta apa yang ingin disampaikan yang tidak bisa dilihat oleh penonton dalam video kita. Artikulasi dan suara harus jelas ketika sedang PTC. Hindari mengucapkan kata-kata : Sekarang, saat ini karena bukan liputan secara langsung (LIVE). Saran saya, bisa mencari informasi atau fakta terlebih dahulu tentang tempat yang akan kita liput, jadi kita tahu akan menyampaikan apa di depan kamera. Teknik PTC ini bisa dilakukan secara selfie. Tapi saya melihat juga ada beberapa video yang tidak menggunakan PTC tayang di TV. Jadi, kembali lagi kepada kita mana yang ingin dilakukan.
  • Banyak melihat video-video yang sudah tayang di Net TV sebagai bahan pembelajaran untuk membuat video-video selanjutnya supaya lebih baik lagi, atau bisa juga mencari ide-ide dari video-video tersebut. Kalau saya, banyak melihat video dari Mbak Rosi  (yang merupakan kontributor tetap) di youtube maupun website Net CJ untuk melihat bagaimana cara pengambilan object, cara berbicara depan kamera, cara mewawancara orang dll. Karena saya dan Mbak Rosi tergabung dalam satu grup whatsapp, jadi saya bisa langsung bertanya ke Mbak Rosi hal-hal yang saya masih kurang mengerti dan mendapatkan banyak masukan. Terima kasih Mbak!
  • Saat merekam momen, kamera harus dalam posisi horizontal (landscape), jangan portrait (vertikal). Lalu saat merekam usahakan angle nya ada yang Wide, Medium, dan Close Up. Jangan takut dengan piranti yang dipakai untuk merekam. Sejauh ini saya selalu merekam menggunakan iPhone (belum pernah menggunakan kamera) atau apapun jenis HP kamu selama hasil dan kualitas rekamannya memadai untuk ditayangkan di TV.
  • Secara keseluruhan bisa disimpulkan bahwa video CJ yang layak tayang di NET TV memenuhi beberapa kriteria seperti : angle menarik, kualitas video, lengkap informasi, unik, menarik, dan tidak basi.
  • Sampai saat ini, ketika saya membuat liputan, tidak dalam kondisi yang memang diniatkan datang ke lokasi hanya sekedar untuk merekam. Misalkan tentang liputan ke pasar, saya merekam ya memang saat jadwal saya ke pasar. Jadi waktu ke pasar, sekalian merekam. Saat liputan imlek juga begitu, saya ke Den Haag kota karena janjian dengan teman-teman untuk melihat perayaan imlek, sekalian saja saya rekam. Jadi sekali kayuh beberapa tujuan terlampaui. Saat merekam ice skating di danau beku, aslinya hari minggu itu saya tidak tahu kalau danaunya sangat ramai dan banyak yang bermain ice skating dan hockey. Karena sehari sebelumnya saat saya jalan kaki sendiri ke danau (rumah kami tidak jauh dari hutan, danau, dan peternakan), saya lihat danaunya beku tapi tidak ada siapapun di sana kecuali saya. Keesokan harinya saya ajak suami jalan kaki ke danau setelah belanja (jadi kami ke danau bawa tas-tas belanjaan), eh ternyata ramai sekali orang. Tiba-tiba ada ide untuk merekam meskipun muka saya tanpa polesan lipstick, tanpa bedak, hanya pakai pelembab saja :))) Ngomong depan kamera juga grogi sekali, sampai belepotan haha!. Saya akhirnya menodong suami untuk diwawancarai. Untung dianya oke oke saja. Ini video rekamannya yang masih ada link di youtube sebelum ada kebijakan baru.

Jadi, tidak susah ya menjadi Citizen Journalist. Jika ada yang berminat yuk rekam kejadian yang ada di sekitar kamu ketika jalan-jalan, saat berwisata kuliner, tutorial memasak bisa juga atau membuat kerajinan tangan, untuk yang suka berkebun juga, atau kejadian apapun itu. Apa yang kita pikir tidak unik, siapa tahu itu menjadi unik bagi redaksi. Jadi jangan ragu-ragu. Buat saya manfaatnya sangat banyak, selain bisa menyalurkan kesenangan saya dalam merekam apapun, menyalurkan kesenangan menulis karena harus menulis deskripsi, melatih keberanian dengan mewawancara orang, mleatih PD dengan ngomong depan kamera, banyak belajar hal-hal baru karena CJ ini benar-benar hal baru untuk saya meskipun sebenarnya sudah ada sejak tahun 2013, dan bisa mendapatkan uang. Betul kata Mbak Rosi, sekali unggah video di CJ Net TV, bakalan ketagihan setelahnya. Yuk kirim videonya sekarang!

-Nootdorp, 7 Februari 2017-

Pengalaman Satu Tahun Ngeblog

Beberapa hari lalu blog kami mendapat notifikasi dari WordPress yang berisi ucapan selamat bahwa blog ini sudah berusia satu tahun. Ternyata baru satu tahun ya, saya pikir sudah lebih dari itu. Tidak terasa karena saya merasa senang dan nyaman sejak menyalurkan kesenangan menulis di blog ini. Seperti layaknya bayi yang berusia satu tahun, blog kami juga masih merangkak, belajar berjalan ataupun belajar berbicara. Semoga meskipun usianya masih balita, blog kami bisa memberikan sesuatu yang bermakna buat yang membaca maupun buat kami sebagai pemiliknya. Blog ini sudah seperti rumah bagi kami untuk menyalurkan segala opini, berbagi pengalaman, berbagi cerita, maupun mencari informasi yang berharga dari beberapa blog-blog lainnya. Beberapa hal yang ingin saya bagi tentang satu tahun bermukim diblog ini :

TUJUAN NGEBLOG

Tujuan awal menulis diblog sebenarnya sangat sederhana, yaitu ingin berbagi cerita, apapun itu, seperti yang saya pernah tuliskan pada bagian Secangkir Kopi. Dulu saya pernah rajin menulis, ketika patah hati sering melanda pada jamannya. Bahkan pada masa patah hati tersebut, saya produktif dengan beberapa teman mengeluarkan beberapa bukuKata-kata yang mengalir dapat merangkai sebuah cerita yang indah dan tertuang pada blog lama (blogspot dan multiply) yang pada akhirnya tidak pernah saya sentuh lagi ketika perlahan tapi pasti mulai meninggalkan masa-masa patah hati dan berkutat dengan sibuknya dunia perkuliahan. Bagaimana mau patah hati kalau setiap hari menghabiskan waktu dikampus sampai dini hari, berkencan dengan tugas-tugas kuliah karena setiap hari harus presentasi. Tapi takdir berkata lain. Diantara kesibukan kuliah tersebut, Tuhan membuat saya untuk lebih sibuk lagi ketika akhirnya mempertemukan dengan calon suami yang ternyata berbeda benua. Namun jika sudah takdirNya, jodoh diujung duniapun pasti bertemu. Singkat cerita, sebelum menikah suami mengusulkan untuk membuat blog yang kami isi bersama supaya saya kembali aktif menulis selain menulis laporan tugas kuliah. Nama yang saya usulkan adalah Denald. Asal usul nama tersebut pernah saya tuliskan disini.

Denald

Seiring dengan berjalannya waktu, tanpa kami rencanakan, tujuan ngeblogpun mulai bertambah, yaitu berbagi informasi. Informasi apapun itu murni dari pengalaman kami, bukan berbayar. Sampai saat ini kami masih sepakat untuk menjadikan blog ini menjadi tempat berbagi informasi maupun berbagi cerita tanpa embel-embel. Mungkin lebih tepatnya masih belum beriklan, bukan postingan berbayar. Meskipun ada beberapa tawaran kerjasama yang datang, namun masih belum bisa kami terima. Bukan mau menolak rejeki, tetapi memang tidak sejalan dengan tujuan kami menulis blog pada saat ini. Kami belum terpikir sejauh itu karena masih merasa nyaman seperti ini. Kalaupun ada cerita curahan hati, semaksimal mungkin kami usahakan masih ada manfaatnya untuk berbagi. Jadi curahan hati bukan hanya sekedar melepaskan uneg-uneg pribadi tetapi juga yang bisa memberikan nilai lebih buat yang membaca, seperti salah satu cerita saya pada bagian Berkah dan Musibah.

BAHASA YANG DIGUNAKAN DAN PROSES MENULIS

Beberapa tulisan dalam blog kami menggunakan bahasa Inggris dan kebanyakan menggunakan bahasa Indonesia. Kalau tulisan yang menggunakan bahasa Inggris, Mas Ewald yang lebih banyak berperan meskipun saya juga pernah menulis tapi cerita yang pendek. Tetapi kalau tulisan dalam bahasa Indonesia, jelas saya yang menulis. Kenapa menggunakan bahasa Indonesia baku? Selain melatih saya untuk belajar menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar sesuai kaidah EYD, juga sebagai sarana Mas Ewald belajar Bahasa Indonesia. Disetiap tulisan yang saya buat, dia selalu membaca menggunakan bantuan translator pada aplikasi telefon genggamnya. Setiap ada kata-kata baru yang dia belum pahami, dia selalu menanyakan kepada saya artinya apa. Tidak terasa sekarang perbendaharaan kata Bahasa Indonesia yang dia ketahui semakin bertambah. Ditunjang dengan kegigihannya belajar Bahasa Indonesia dari sebuah buku.

Menulis menggunakan Bahasa Indonesia sesuai kaidah EYD itu susah-susah gampang. Tidak dapat dipungkiri dalam setiap menulis saya selalu membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) untuk mencari padanan kata ataupun sekedar megecek apakah kata-kata tertentu tertera disana. Selain aspek yang berhubungan dengan Ejaan Yang Disempurnakan yaitu membuat kalimat yang baik dan benar, menggunakan tanda baca yang benar, penggalan kata dan beberapa hal lainnya, kami juga berusaha untuk tetap membuat setiap tulisan dalam blog ini nyaman untuk dibaca. Tersampaikan pesannya dengan bahasa yang gampang dicerna.

Dalam proses menulis, meskipun hanya sekedar tulisan curahan hati, entah mengapa saya selalu melakukan riset. Rasanya tidak nyaman buat saya pribadi ketika menulis tanpa melakukan riset meskipun kecil-kecilan. Apalagi untuk berbagi informasi agak serius misalkan tentang Ujian Bahasa Belanda di Jakarta atau Sekolah Bahasa Belanda sampai menghabiskan waktu berhari-hari untuk mengumpulkan informasi supaya akurat. Harapannya adalah informasi yang diberikan tidak menjerumuskan kearah yang salah. Karenanya, saya dan suami (terutama saya) tidak bisa menulis dan langsung publish. Biasanya kami akan mengendapkan dulu beberapa saat. Membaca kembali berulang kali apakah ada hal yang terlewatkan, apakah ada tulisan yang salah ketik, apakah ada kalimat yang janggal dan sebagainya. Hal tersebut yang menjadi salah satu alasan kenapa blog kami ini hanya menelurkan (halah, menelurkan bahasanya) paling banyak 2 tulisan setiap minggunya. Tapi paling tidak selalu kami usahakan satu tulisan tidak absen setiap minggu, kecuali kepepet dan khilaf.

MANFAAT NGEBLOG

Banyak sekali manfaat yang kami rasakan sejak terjun dalam dunia blog. Bukan hanya menambah banyak informasi yang sangat berguna tetapi juga menambah kenalan baru. Dengan blogwalking, saya jadi mengenal banyak sekali blog-blog yang keren (menurut kami, semua blog itu keren dengan ciri khasnya masing-masing). Banyak pelajaran berharga yang bisa didapat dari pengalaman orang lain, banyak ilmu bermanfaat yang bisa didapatkan, maupun mengetahui karakter orang dari cara menulis ataupun menjawab komentar, meskipun berlaku hukum don’t judge the book by it’s cover. Memang betul bahwa tidak disetiap tulisan mereka saya meninggalkan komentar, tetapi percayalah jika memang ada waktu luang, saya pasti membaca semua tulisan dari blog-blog yang saya follow dari email maupun yang muncul di reader.

Mengharukan adalah ketika beberapa kali menerima email yang mengatakan bahwa banyak informasi yang didapatkan dari blog kami ini tidak hanya yang berkaitan dengan tes bahasa Belanda maupun sekolah bahasa Belanda ataupun segala sesuatu yang berhubungan dengan Belanda, bahkan ada email yang masuk menanyakan tantang seluk beluk pasar di Den Haag, Haagse Markt yang memang super lengkap dan murah karena pengirim email akan bertandang ke pasar tersebut, tentang Kawah Ijen dan tempat-tempat yang pernah kami singgahi, ataupun hanya sekedar menyapa dan berkata senang membaca blog kami. Saya juga senang membantu mereka yang memerlukan informasi khususnya tentang pernikahan dengan warga negara Belanda, dokumen-dokumen yang dibutuhkan, syaratnya apa saja, proses pindah dan sebagainya, dengan catatan mereka tidak datang kosongan. Artinya saya tidak memberikan informasi dari nol, mereka sudah membawa informasi yang sudah didapatkan sebelumnya, mungkin ada yang tidak mengerti atau kurang jelas, baru saya akan membantu. Terus terang saya malas membantu atau menjawab pertanyaan yang sebenarnya sudah jelas saya tuliskan atau yang bisa mereka cari dari google, karena memang seperti itu cara saya dulu mendapatkan informasi. Bertanya sesuatu yang kurang dimengerti dari informasi yang saya dapatkan sebelumnya, bukan bertanya sesuatu yang informasinya sudah bertebaran dimana-mana. Senjatanya seperti ini : membaca dengan teliti dan tidak malas memaksimalkan penggunaan teknologi untuk mencari informasi.

Saya pernah bertemu dengan beberapa dari mereka yang memang niat untuk mendapatkan informasi lebih dari apa yang mereka baca diblog ini maupun dari sumber lainnya. Ada yang harus menunggu dikos saya lebih dari satu jam sementara saya masih sibuk mengerjakan tesis dikampus. Ada yang sampai datang kekampus karena pada saat itu saya sedang kejar tayang sidang tesis. Jadi saya membantu dia, mendengarkan curhatnya, sembari saya mengerjakan laporan tesis. Ada yang ternyata tetangga beda blok ketika di Surabaya dan kami berteman baik sampai sekarang karena dia masih sering bolak balik Indonesia-Belanda untuk mengunjungi suaminya. Bahkan ada beberapa dari luar Surabaya sampai menelepon lama menanyakan ini dan itu. Sungguh saya tidak keberatan kalau memang blog ini menjadi jalan untuk memberikan manfaat bagi mereka yang membutuhkan informasi tertentu. Bersyukurnya sampai saat ini kami belum pernah (mudah-mudahan jangan sampai kejadian) menerima email yang tidak mengenakkan isinya, ataupun komentar yang tidak menyenangkan. Yang tidak kalah menyenangkan adalah ketika menerima kabar gembira bahwa mereka yang menanyakan informasi, diberikan kelancaran sampai pada tujuannya. Ada yang akan menikah sudah mengurus ini dan itu, ada yang sudah menikah, ada yang sudah lulus ujian bahasa Belanda, ada yang sudah pindah ke Belanda berkumpul dengan suami dan keluarga tercinta, ada yang sampai dengan selamat dan berbelanja di Haagse Markt, ataupun keberhasilan-keberhasilan lainnya. Sungguh, menerima kabar bahagia itu sangat memotivasi kami menjadikan blog ini untuk bisa memberikan sesuatu yang lebih berarti lagi, yang membawa manfaat bagi yang membaca.

Selain manfaat-manfaat diatas, tentu saja yang tidak kalah menyenangkan adalah kopdar dengan beberapa blogger. Bertemu langsung dengan mereka yang selama ini saya tahu hanya dari tulisan itu sangat berbeda rasanya. Berdiskusi langsung, berinteraksi, dan saling bertukar pikiran. Beberapa blogger yang saya pernah jumpai langsung adalah Mbak Yoyen, Yayang, Crystal, Indah, Melly, Beth, Febi, Mindy, Bijo, Mbak Dede dan Safitri (mudah-mudahan tidak ada yang terlewat)

Deny, Mbak Yoyen, Crystal, Yayang, dan Indah yang bersedia mngambil gambar kami semua
Deny, Mbak Yoyen, Crystal, Yayang, dan Indah yang bersedia mengambil gambar kami semua
Bersama Fe dan Mindy dalam sesi tandatangan buku Menghirup Dunia. Terima kasih buat suami Fe yang meminjamkan punggungnya :)
Bersama Fe dan Mindy dalam sesi tandatangan buku Menghirup Dunia. Terima kasih buat suami Fe yang meminjamkan punggungnya 🙂

 

TERIMA KASIH

Terima kasih kepada siapapun yang sudah mampir ke blog kami. Terima kasih atas waktunya untuk membaca tulisan diblog ini. Terima kasih atas waktunya meninggalkan komentar meskipun kami tahu butuh tenaga ekstra untuk meninggalkan komentar diblog ini karena masalah yang kami tidak tahu ada dimana (suami sudah mengecek berulangkali dan katanya blog ini baik-baik saja atau memang mungkin ada masalah yang kami tidak tahu letaknya dimana, mohon maaf atas ketidaknyamanan ini) menyebabkan banyak yang merasa kesusahan untuk berkomentar disini, dan terima kasih yang sudah follow blog ini. Kami berusaha memberi respon untuk setiap komentar yang masuk karena kami berpendapat bahwa siapapun yang mampir diblog ini dan meninggalkan komentar berarti sudah meluangkan waktunya untuk membaca. Jadi kami merasa sangat perlu untuk membalas setiap komentar yang masuk. Kami ingin menciptakan diskusi dari setiap komentar yang ada. Kami sadar diri bahwa blog kami ini belum sebesar blog-blog yang sudah ada sekarang, yang mempunyai banyak pembaca tetap. Saya terutama, belajar dari blog-blog yang ramai pembaca, mereka selalu meluangkan waktu untuk membalas setiap komentar yang masuk. Kalau setiap pembaca kami sudah meluangkan waktu untuk memberikan komentar, membaca postingan kami, alangkah menyenangkan juga jika kami sebagai pemilik blog menyediakan waktu juga untuk membalas setiap komentar yang masuk. Itu sangat berharga untuk pembaca blog. Kami berpendapat bahwa mempunyai blog itu bukan hanya mengisi postingan dengan tulisan yang menarik (syukur-syukur kalau bermanfaat juga), tetapi juga komunikasi dua arah dengan cara membalas komentar.

Terima kasih dari kami, Deny dan Ewald.
Terima kasih dari kami, Deny dan Ewald.

Semoga blog kami kedepannya semakin lebih baik lagi dalam kualitas tulisan. Kami selalu belajar untuk memperbaiki yang kurang layak, mempertahankan yang sudah baik dan menjadikan lebih bermanfaat apa sudah kami bagikan dalam sepotong tulisan. Mohon maaf atas salah kata ketika blogwalking maupun ketika menjawab komentar. Seperti layaknya hidup dalam dunia nyata yang indah jika saling berdampingan, kami berharap dalam dunia blog kami juga dapat hidup indah berdampingan saling memberikan manfaat dengan blog-blog lainnya maupun pembaca pada umumnya.

Note : Saya bingung mengganti kata ngeblog, apakah menulis di blog ataukah menulis blog.

-Den Haag, 5 November 2015-