Pisa – Italia

Menara PIsa - PIsa - ITalia

Nama Menara Pisa sering saya dengar, bahkan sejak SD karena sering muncul di RPUL (yang hapal isinya RPUL, ngacung *saya! Saat masih SD ya). Sebuah menara miring di Italia dan merupakan salah satu keajaiban dunia, begitu yang saya ingat. Saya pikir, Pisa itu benar-benar hanya nama sebuah menara. Jadi seperti Monas gitu, saya pikir tidak ada sangkut pautnya dengan nama tempat. Ternyata saya salah. Saat menyusun rute perjalanan, baru saya paham kalau Pisa adalah nama sebuah kota di wilayah Tuscany, Italia. Hapal RPUL ternyata belum tentu pintar (ngaku haha).

Pisa Baptistery, Cathedral Santa Maria Assunta, Campo Santo, Menara Pisa - PIsa - Italia
Pisa Baptistery, Cathedral Santa Maria Assunta, Campo Santo, Menara Pisa – PIsa – Italia
Pisa Baptistery
Pisa Baptistery

Setelah tahu kalau Pisa adalah nama kota, masih dalam bayangan saya, menara Pisa letaknya tidak di dalam komplek yang ada beberapa bangunan bersejarah lainnya. Ya bayangan saya seperti Monas gitu (haha maap ya dari tadi contohnya Monas terus, karena memang pada saat itu saya membayangkan lokasinya seperti Monas gitu). Setelah sampai sana, owalah ternyata beberapa bangunan bersejarah ini terletak dalam satu komplek, satu area. Jadi dalam satu area ada Pisa Baptistery, Cathedral Santa Maria Assunta, Campo Santo, Menara Pisa. Baru mudeng saya.

Cathedral Santa Maria Assunta dilihat dari Pisa Baptistery
Cathedral Santa Maria Assunta dilihat dari Pisa Baptistery

 

Cathedral Santa Maria Assunta, Menara Pisa - PIsa - Italia
Cathedral Santa Maria Assunta, Menara Pisa – PIsa – Italia
Cathedral Santa Maria Assunta
Cathedral Santa Maria Assunta

Kami ke sana saat musim panas. Waduh, saya yang gampang terkena serangan panik kalau berada di keramaian yang super ramai, benar saja saat baru memasuki gerbangnya, melihat orang yang sangat banyak memenuhi dalam komplek, mendadak badan saya gemetar. Saya sampai harus duduk untuk menenangkan diri dan meneduh dari sengatan sinar matahari yang saat musim panas di Italia rasanya ada 10 biji di atas kepala. Super panas. Waktu itu suhu sampai 40 derajat celcius. Sepanjang mata memandang, banyak sekali turis Asia (terutama turis Cina).

Campo Santo
Campo Santo

Untuk masuk ke bangunan-bangunan tersebut harus membeli tiket dulu. Tiket yang dijual saya tidak ingat apakah bisa membeli satuan ataukah harus terusan. Kami membeli tiket terusan sehingga bisa dipakai untuk masuk ke semua tempat di dalam area tersebut. Untuk masuk ke Menara Pisa, harus bergiliran. Jadi ada penjaganya  yang mengatur kapan kita bisa masuk ke dalam. Tahun 2016, ada pengerjaan bangunan terkait dengan kemiringan menara Pisa. Tapi saya tidak ingat pastinya pengerjaan yang seperti apa. Tentang Menara Pisa, bisa googling sendiri ya, banyak yang sudah menyediakan informasi lengkapnya (haha blog macam apa ini).

Menara Pisa - PIsa - Italia
Menara Pisa – PIsa – Italia
Naik ke Menara Pisa
Naik ke Menara Pisa
Tangganya sampai jeglong begini
Tangganya sampai jeglong begini

Yang paling menarik perhatian saya selain Menara Pisa adalah turis-turis (termasuk saya) yang berfoto dengan berbagai macam pose. Saking menariknya saya sampai memotret beberapa yang “terniat.” Ada banyak, tapi tidak saya tampilkan di sini ya takutnya yang bersangkutan tidak berkenan. Benar-benar niatlah pose mereka. Dari yang bergaya standar (macam saya yang hanya berdiri tegak di atas batu lalu pose seolah-olah memegang Menara Pisa) sampai pose yang jumpalitan. Menarik sekali mengamati tingkah turis-turis ini. Belum lagi turis-turis yang ributnya macam di sana hanya ada mereka saja, yang lainnya semacam tak terlihat haha. Lah bagaimana tidak, ngomong kenceng sekali ditambah berteriak, rasa-rasa tidak ada orang lain saja di sekelilingnya.

Kota Pisa dilihat dari atas Menara PIsa
Kota Pisa dilihat dari atas Menara Pisa

Satu yang kami tidak lupa tentang kota Pisa adalah cerita dibalik dompet suami yang hilang lalu mendadak ada seorang wanita yang membawa dan mengembalikannya. Jadi ceritanya, setelah selesai dari Menara Pisa dan beberapa tempat lainnya, kembalilah kami ke area parkir mobil. Menuju tempat parkir mobil, banyak sekali orang menjajakan dagangannya, macam kalau di Paris. Nah saat suami akan membayar parkir mobil di mesin, dia mencari dompet di tasnya kok tidak ada. Wah paniklah kami, karena masih ada waktu 1.5 minggu lagi di Italia, lalu bagaimana dengan selanjutnya. Saat membayar di mesin tersebut, ada beberapa orang yang mepet maksa menawarkan dagangannya. Jadi berhati-hatilah dengan para pedagang di sana ya.

Saya coba berpikir positif, mungkin saja ketinggalan di mobil. Saat akan menuju ke mobil, seorang wanita berteriak-teriak. Kami menoleh, rupanya dia berteriak ke kami. Dikembalikan dompet suami, dia bilang terjatuh di jalan. Kami heran, kapan mengeluarkan dari tas ya kok sampai terjatuh. Tas suami modelnya selempang tidak terlalu besar dan hampir selalu ditaruh di depan. Setelah diperiksa, tidak ada satupun yang hilang dari dompet. Bahkan uang pun masih lengkap. Sungguhlah suatu keajaiban. Kami benar-benar berterima kasih pada perempuan yang menemukan. Dia hanya tersenyum lalu melanjutkan jalannya.

Menara PIsa - PIsa - ITalia
Menara PIsa – PIsa – ITalia

Sungguhlah Pisa tidak terlupakan buat kami. Cerita dompet hilang  lalu tiba-tiba kembali dan masih lengkap isinya dan banyaknya turis yang ada di sana. Beneran lho itu turis membludak jumlahnya. Yang pasti, saya senang bisa mengunjungi tempat yang selama ini selalu jadi hapalan di RPUL. Buat saya, melihat Menara Pisa secara langsung membuat terkagum, berdecak dan juga terpana dengan megahnya serta kemiringannya.

-14 Nopember 2019-

San Marino dan San Gimignano – Italia

San Gimignano

Suhu di Belanda semakin dingin dan nyaris tiap hari hujan. Dalam rangka menghangatkan hati dan pikiran, saya akan menuliskan cerita liburan yang belum terdokumentasikan di blog. Jadi harap maklum ya kalau tulisan saya ke depannya akan sering cerita liburan yang sudah bertahun lalu lamanya.

San Marino dan San Gimignano, dua nama yang agak sama. Namun keduanya sangat berbeda karena satunya adalah nama negara dan satunya nama kota. San Marino adalah sebuah negara yang terletak di negara Italia. Jadi, negara dalam negara. Sedangkan San Gimignano adalah nama kota yang terletak di wilayah Tuscany. Ini adalah tulisan lanjutan yang sudah ada beberapa kali sebelumnya, tentang perjalanan kami selama tiga minggu di Italia bagian Utara, tahun 2016.

REPUBLIK SAN MARINO

Kami mampir San Marino sebelum ke kota selanjutnya yaitu Ravenna. Penasaran akan tiga menara yang terletak di atas bukit batu di negara San Marino. Setelah saya datangi, lebih tepat kalau dikatakan kastil kecil, yang sudah ada sejak abad ke 11.

San Marino adalah sebuah negara Republik, jadi seringnya disebut sebagai Republik San Marino. Untuk mencapai tiga menara, dari pusat kota, bisa berjalan kaki atau menggunakan cable car. Waktu itu kami naik menggunakan Cable Car dan turunnya jalan kaki biasa. Cable car ini hanya sampai kota tuanya. Untuk menuju tiga menara, harus jalan kaki biasa. Medannya lumayan menanjak meskipun jalan setapaknya tidak terlalu susah dilalui. Sering-sering olahraga saja, jadi tidak terlalu ngos-ngosan menanjaknya.

Republik San Marino
Republik San Marino
Republik San Marino
Republik San Marino
Republik San Marino
Republik San Marino
Republik San Marino
Republik San Marino

Tiga tower ini letaknya di bukit yang berbeda. Jadi kalau niat jalan sampai ke tiga towernya, ya harus semi hiking sampai tower yang terakhir. Kita bisa masuk ke dalamnya. Kalau tidak salah ingat, membayar tiket supaya bisa masuk. Saya terkesima dengan ketiga menara tersebut. Selain letaknya yang di atas bukit batu jadi terlhat megah dan kokoh, juga dari masing-masing menaranya, bisa dibaca sejarah menara tersebut.

Republik San Marino
Republik San Marino
Republik San Marino
Republik San Marino

Karena masuk ke dalam sebuah negara, sebenarnya kita bisa minta stempel di paspor. Lumayan kan menambah koleksi stempel haha (ya ga ngefek juga ya kalau tinggalnya di wilayah Schengen, lintas negara tidak ada stempelnya). Tapi setelah saya bertanya ke kantor, semacam imigrasinya Republik San Marino, untuk mendapatkan stempel harus membayar. Urunglah saya minta stempel. Mengunjungi San Marino satu hari saja sudah cukup. Mengitari Kota tua dan hiking ke tiga menaranya tidak membutuhkan waktu yang lama.

 

SAN GIMIGNANO

San Gimignano adalah salah satu kota yang sangat membekas di ingatan karena areanya sangat cantik. Selain itu, sewaktu di sana, saya sedih sekali (sampai menangis berderai-derai) karena teringat keluarga di Indonesia yang merayakan lebaran sedangkan saya jauh dari mereka.

Kami menginap di Airbnb yang letaknya di tengah perkebunan anggur dan zaitun. Pemiliknya mempunyai usaha rumahan pembuatan Wine dan Minyak Zaitun. Rumah yang kami tempati sangat nyaman dan dari kamar mata benar-benar dimanjakan hamparan anggur dan zaitun. Selain itu bisa terlihat jelas juga dari kamar, menara-menara yang ada di kota tua San Gimignano.

Penginapan di San Gimignano. Di tengah perkebunan anggur dan zaitun
Penginapan di San Gimignano. Di tengah perkebunan anggur dan zaitun

Sesampainya kami di penginapan, pemilik rumah langsung mengajak kami untuk keliling ke lokasi usahanya, yang terletak di samping rumahnya. Peralatan di dalamnya sederhana, tetapi hasil produksinya sudah diexport ke beberapa negara di Eropa. Kami diberi dua gelas wine untuk dicicipi. Saya berikan gelas saya pada suami, jadi puaslah dia minum dua gelas haha. Pemilik rumahnya sangat ramah dan berbahasa Inggris dengan jelas. Sarapan yang disediakan juga sangat lezat, salah satunya adalah kue-kue buatan sendiri.

Wine dan Olive Oil produksi dari San Gimignano
Wine dan Olive Oil produksi dari San Gimignano
San Gimignano
San Gimignano
San Gimignano
San Gimignano

San Gimignano adalah kota kecil yang terletak antara Florence dan Siena. Kota ini terkenal dengan arsitektur abad pertengahan dan menara-menara yang menjulang sehingga nampak menarik jika dilihat dari kota sekitarnya yang terletah di lembah (maksudnya dari kota yang letaknya di bawah San Gimignano).

Keluarga ningrat San Gimignano pada puncak kejayaannya membangun sampai dengan 72 menara sebagai simbol kekayaan dan kekuasaan. Meskipun hanya 14 yang tersisa sampai sekarang, namun menara-menara tersebut masih dalam keadaan terawat dengan baik.

San Gimignano
San Gimignano
San Gimignano
San Gimignano
San Gimignano
San Gimignano
San Gimignano
San Gimignano

Masuk dalam UNESCO World Heritage Site sejak tahun 1990, berkunjung ke San Gimignano seperti ditarik mundur ke abad pertengahan. Melewati gerbangnya, kita langsung merasakan kontras suasana antara di dalam dan di luar San Gimignano. Saya sangat merekomendasikan San Gimignano untuk dikunjungi jika ada kesempatan berkunjung ke Italia dan rutenya di sekitar Florence atau Siena. Kota yang sangat cantik.

San Gimignano
San Gimignano
San Gimignano
San Gimignano

Sekilas cerita tentang San Marino dan San Gimignano. Menulis tentang dua kota ini saja sudah membuat hati saya hangat. Mengingat liburan kami selama di Italia.

-12 November 2019-

Portofino – Kampung Nelayan Yang Tersohor

Portofino

Dalam perjalanan dari Turin menuju Cinque Terre (kami menginap di La Spezia, kota terdekat ke Cinque Terre), kami mampir Bra lalu Portofino. Awalnya Portofino tidak masuk dalam daftar yang akan kami kunjungi, tapi Anggi merekomendasikan desa ini. Katanya tempatnya sangat bagus meskipun kalau musim panas berjubel turis. Dan karena kami melihat rutenya juga tidak terlalu nyempal, akhirnya kami mampir.

Portofino
Portofino
Portofino
Portofino

Portofino ini tempatnya menjorok, semacam di pojokan. Lokasinya di wilayah Genoa. Menuju ke Portofino sepanjang jalan mata dimanjakan oleh warna biru laut dan banyak sekali Yacht yang bersandar di dermaga. Dulu, Portofino ini adalah kampung nelayan. Tetapi karena keindahan alamnya, lambat laun tempat ini berubah menjadi tempat liburan para artis dari seluruh dunia dan orang-orang terkenal lainnya. Karenanya, di Portofino saat ini banyak sekali resor-resor mewah dan menjadikan Portofino sebagai kampung nelayan yang tersohor. Waktu itu saya berharap bisa berpapasan dengan Bon Jovi *ngayal jangan nanggung-nanggung.

Portofino
Portofino
Portofino. Di Italia, banyak dijumpai jemuran bergelantungan, tapi tetap sedap dillihat
Portofino. Di Italia, banyak dijumpai jemuran bergelantungan, tapi tetap sedap dillihat
Portofino
Portofino. Mungkin artis-artis Hollywood nya ada di sana
Portofino
Portofino

Selain banyak ditemui restoran-restoran dengan harga yang standar sampai harga yang super mahal (Kami hanya mengintip harga makanan karena saya puasa Ramadhan hari terakhir), sepanjang bibir pantai juga banyak ditemui butik-butik dengan merek terkenal seperti Dior, Prada, Versace (masih banyak tapi lupa nama-namanya).

Portofino
Portofino

Portofino

Untuk bisa menikmati Portofino dari ketinggian, salah satu tempat yang pas yaitu dari Kastil Brown. Untuk masuk Kastil Brown, perlu membayar tiket (lupa berapa) sehingga bisa menikmati dalam kastilnya juga. Tetapi jika tidak ingin melihat dalam kastilnya, ada jalan setapak yang menuju ke salah satu sudut di ketinggian sehingga tetap bisa melihat keindahan Portofino secara maksimal.

Portofino
Portofino
Portofino
Portofino
Portofino
Portofino
Salah satu sudut Kastil Brown - Portofino
Salah satu sudut Kastil Brown – Portofino

Sewaktu kami ke sana, ramainya tidak seperti yang kami bayangkan. Memang ramai turis tetapi tidak sampai sesak berjubel. Karena memang mampir, jadi kami tidak berlama-lama di sana, tidak sampai 3 jam. Setelahnya kami melanjutkan kembali perjalanan ke La Spezia.