CPC Loop Den Haag 2025 – Virgin Half Marathon

Virgin Half Marathon

CPC Loop Den Haag adalah acara lari tahunan yang diselenggarakan di Den Haag. Ada beberapa jarak dari 5km, 10k, sampai Half Marathon 21.1km. Itu untuk kategori dewasa. Untuk anak – anak, jaraknya berbeda lagi. Setiap tahun sejak pindah ke Belanda, saya hampir selalu mengikuti acara ini untuk lari jarak 10km. Cerita yang tahun 2015, bisa dibaca di sini. Bahkan saat saya hamil anak terakhir, usia kandungan hampir menginjak trimester tiga, saya ikut juga CPC Loop Den Haag untuk jarak 5km. Cerita lengkapnya ikut acara lari saat hamil besar, bisa dibaca di sini.

Nah, karena sudah bertahun – tahun saya rajin ikut yang kategori 10km, rasanya butuh tantangan baru. Beberapa kali mencoba menguatkan niat untuk naik ke jarak 21.1km alias Half Marathon, beberapa kali pula mengurungkan niat. Merasa kok jauh sekali hahaha. Rasanya kapan selesainya itu lari. Sementara saya kan larinya super lelet. Selama ini pun lari buat saya adalah hobi. Bukan hal yang ambisius harus cepat. Senyamannya saja.

Lalu akhir tahun 2023, saya mengumpulkan niat mendaftar half marathon untuk tahun 2024. Itu beberapa bulan setelah melahirkan. Ternyata belum direstui Allah, mungkin karena masih ada bayi. Disuruh fokus dulu dengan bayi, tidak usah pecicilan :))) Bulan Januari 2024, saya sakit parah sampai 2 minggu tergeletak dan tempat tidur jadi teman setia. Padahal half marathonnya bulan Maret. Setelah masa kritis terlewati, saya butuh waktu untuk penyembuhan sebulan. Walhasil ya selama 2 bulan tak ada latihan. Sebulan menjelang hari H, dengan kesadaran penuh, saya turunkan ke 10km saja. Selain alasan sakit, waktunya pun tidak sesuai dengan bayi kami tidur dan bangun. Jadi ya sudah, half marathon kapan – kapan saja. Cerita CPC Loop tahun 2024, saya tuliskan lengkap di sini. Enak ya punya blog, jadi dokumentasinya lengkap dan terperinci. Itulah kenapa saya tidak bisa berhenti ngeblog. Lebih jelas dokumentasinya.

Akhir tahun 2024, saya niat lagi untuk mendaftar half marathon untuk tahun 2025. Saya sudah berniat bulat, tahun 2025 harus jadi. Tahun yang akan banyak memperingati hari – hari yang bersejarah dalam hidup saya. Jadi saya bertekat kuat untuk latihan secara rutin. Setelah mendaftar sekitaran Oktober – November, saya mulai latihan yang terstruktur. Dari jarak, waktu, sampai intensitas pun terukur. Bahkan saat pagi beku pun saya tetap bangun, untuk latihan lari. Semua saya lewati dengan penuh sungguh – sungguh. Semua latihan ini saya dokumentasikan alias pamerkan di story Instagram apakabar.denald (dan saya taruh di highlight). Tapi sekarang sedang hiatus Instagram.

Niat saya bukan untuk mempercepat tempo lari per menit. Tujuan saya latihan teratur cuma dua : Bisa finish dalam waktu 3 jam dan tanpa cedera.

Bulan Februari, saya ikut race di dekat rumah, 10km. Kok ya pas banget cuacanya sedang dingin parah dan berangin hebat. Jadi lari sambil melawan badai angin. Saya pikir, ya sudah anggap saja latihan buat Half Marathon. Mendekati bulan Maret, saya semakin grogi. Latihan juga saya rasa cukup. Alhamdulillah musim dingin kali ini saya tidak jatuh sakit. Biasanya musim dingin tidak pernah terlewati tanpa sakit.

CPC Loop tahun ini, pas banget dengan Ramadan. Karena saya masih menyusui, jadi saya belum ikutan puasa. Seminggu sebelum hari H, dapat kiriman email dari panitia menginformasikan kalau hari H prakiraan cuaca akan terik. Jadi disarankan memakai pakaian setipis mungkin, minum yang banyak dan cukup terhidrasi. Cuaca yang terik nih membuat mental saya agak goyah. Saya bilang suami, terus apa tidak ya. Takutnya pingsan. Mulai nih bisikan – bisikan untuk turun saja ke 10km.

Tapi saya menguatkan hati untuk tetap maju tak gentar menjalankan ibadah Half Marathon. Bismillah.

Tepat tanggal 9 Maret 2025, jadi tanggal bersejarah dalam perjalanan saya di dunia lari. Half Marathon pertama akhirnya dijalani. Dengan mengucap banyak doa dan deg – degan tidak karuan, terlewati juga garis start. Saya menggunakan pakaian senyaman mungkin dan jilbab setipis mungkin. Saya mulai lari jam 11 siang, karena wave terakhir hahaha wave 3. Pas saya baru mulai lewat garis start, yang wave 1 elite runner sudah sampai finish :)))) padahal mulainya jam 10. Beneran uji mental. Suhu 17 derajat celcius. Bayangkan, biasa latihan disuhu 1 digit sekitaran 5 derajat bahkan 0 derajat, eh pas hari H, suhunya jadi 17 derajat. Mana larinya melawan sinar matahari. Ongkepnya Subhanallah bukan main.

Ya sudah, saya hanya bisa pasrah. Niat saya dari 2 akhirnya jadi 1. Sampai finish dengan sehat, happy, tanpa cedera. Saya sudah tidak memikirkan berapa lama lagi waktu sampainya. Senyampainya saja. Saya yakin pasti dtunggu panitia haha.

Sewaktu di km 4, ada peserta orang Belanda tiba – tiba memelankan lari dan jejer saya, bertanya, “kamu puasa Ramadan? kuat kamu lari cuaca terik begini?” Saya kaget sekaligus terharu ada yang bertanya tentang Ramadan. Saya bilang kalau tidak puasa karena masih memberikan ASI. Dia lalu bilang. “hebat! Sukses ya!!” lalu dia pamit lari lebih dulu.

Saat km 5, ada water station. Wah saya minum langsung banyak. Haus sekali. Panas dan ongkepnya luar biasa. Lalu saya melanjutkan lari. Nah setelah lewat km 6, ada mobil panitia menghentikan lari saya. Mereka bilang, waktu saya lewat dari skema yang mereka tetapkan. Jadi saya disuruh menyudahi lari dan ikut masuk ke mobil mereka. Wah saya kaget donk. Seumur – umur ikut race, baru kali ini disuruh stop lari. Lalu saya bilang, bisa tidak saya melanjutkan lari sampai finish, tapi lari di trotoar. nego ceritanya. Setelah berunding dengan sebelahnya, akhirnya dibolehkan. Saya tidak menoleh ke belakang karena saya pikir jadi peserta HM yang terakhir. Wah ketika menulis ini, saat ini, saya jadi merasakan lagi traumanya. Yang membekas dan membuat saya jadi punya kenangan yang tidak nyaman untuk diingat tentang HM pertama.

Lalu saya melanjutkan lari di trotoar. Sementara truk yang mengambil pembatas – pembatas di jalan raya, bersisian dengan saya lari. Jalan raya kembali dibuka. Jadi sepanjang km ke 7 sampai km ke 15 kalau tidak salah, saya lari di trotoar. Km ke 15 saya lari lagi di jalan raya karena rute steril untuk yang race 10km. Lumayan ya, karena jadi peserta lelet, ikut nebeng rute :))). Nah di titik ini, saya dengar kok banyak suara sirine. Saya pikir apa ambulan atau polisi. Dikemudian waktu saya baru tau kalau banyak peserta half marathin yang tidak sampai finish karena tumbang dan harus dibawa ke RS. Penyebab terbesarnya dehidrasi dan kepanasan parah.

Saat lewat rute pantai yang menanjaknya wassalam curam, saya akhirnya jalan kaki saja sambil foto – foto hahaha anggap istirahat sesaat. Lumayan, mumpung langit biru. Sekalian saya mengunyah energy bar. Lapar berat. Lalu saya lanjut lari lagi. Sewaktu dikm ke 18, saya telpon suami yang sudah menunggu di garis finish bersama anak – anak. bertanya apa saya selesai saja ya. Kok rasanya ga sampai – sampai ini. Mulai halusinasi. Kata suami terus saja karena peserta 5km juga baru saja lewat start. Sayang, kurang 3km lagi. Saya pikir iya, sayang kurang sedikit lagi. ya sudah saya lari sambil selang seling jalan kaki.

Yang paling menyenangkan dari event lari di kota besar dan taraf Internasional. sepanjang jalan pasti ada saja yang menyemangati. Dari berteriak, diberikan camilan, diputarkan musik, sampai dijejeri lari supaya tidak berhenti. Karena saya peserta yang ngotot sampai finish meski waktunya melset jauh, jadi saya pun mendapatkan ekstra penyemangat dari mereka. Terharu lah pokoknya. Diteriakkan nama saya.

Singkat cerita, akhirnya sampai finish juga, bersamaan dengan peserta jarak 5km hahaha. Jadi saya nyempil diantara mereka. Untung saja suami melihat saya, lalu dia berteriak. Saya sampai putar balik lagi untuk mencium anak – anak yang menunggu lama di garis finish. Anak ragil digendong papa di pundak. Saya sampai terharu ditunggu mereka.

Tentu saja setelah selesai Half Marathon, saya pamerkan di semua media sosial saya haha. Salah satu sahabat malah salah fokus dengan lipstick yang saya pakai, kok bisa tetap merah merona meski sudah lari lebih dari 21km. Lha ini juga penting, memilih lipstick yang tepat saat race. Jadi saat difoto tetap bagus :))))

Rasanya tuntas sudah perjuangan latihan selama ini saat saya diberikan medali. Meski catatan waktu meleset jauh dari yang saya rencanakan, bersyukur sekali sampai finish dengan sehat dan tanpa cedera. Meski kebahagiaan saya sempat ternoda karena adegan diciduk panitia :))) tetap rasa syukur tak henti saya ucapkan.

Suami dan anak – anak menyambut saya di pintu keluar dengan bunga. Mereka satu persatu memeluk saya dan mengucapkan selamat karena sudah menyelesaikan Half Marathon yang pertama. Medali Half Marathon ini juga buat mereka, yang selalu saya tinggal saat akhir pekan untuk latihan lari jarak jauh. Mereka di rumah yang merelakan waktu agar saya bisa lari. Saya yang seringnya sudah pergi lari saat mereka belum bangun tidur. Half Marathon yang pertama ini sangat berarti bukan untuk saya sendiri sebagai ajang pembuktian kalau saya bisa, juga buat anak – anak dan suami yang tak pernah putus mendukung dan memberikan semangat pada saya dari sebelum mendaftar, proses latihan selama 6 bulan an, sampai menunggu di garis finish.

Saya betul terharu menahan tangis. Tuntas sudah yang saya jalani selama ini. Latihan disiplin, tetap lari meskipun musim dingin, mengalahkan rasa malas, dan tetap maju sampai titik maksimal kesanggupan. Alhamdulillah saya sanggup sampai garis akhir.

Half Marathon inipun punya arti yang spesial karena :

  • Marayakan 10 tahun tinggal di Belanda dengan segala warna warninya.
  • Merayakan 10 tahun status saya sebagai lulusan S2.
  • Merayakan ulangtahun angka kembar dibulan yang sama Half Marathon.
  • Merayakan 10 tahun sejak pertama ikut CPC Loop Den Haag.
  • Merayakan 10 tahun rutin berlari selama di Belanda.
  • Merayakan diri sendiri yang tak pernah menyerah dan gigih memperjuangkan apapun yang sudah dijalani. Menyelesaikan dengan baik apapun yang sudah dimulai.
  • Merayakan status sebagai Ibu 3 anak dengan 5 kali kehamilan.
  • Merayakan tuntas menyusui sampai ketiga anak yang sampai saat ini dan semoga seterusnya tumbuh sehat, aktif, pintar, kreatif, dan semoga bahagia.
  • Merayakan segala kemenangan dari yang kecil sampai yang besar dan berkah yang sudah didapat selama ini
  • Merayakan 11 tahun pernikahan dan 12 tahun saling mengenal dengan suami.

Half marathon ini sebagai pembuktian meski sampai finish dengan waktu 3 jam 25 menit, Alhamdulillah saya tidak menyerah. Meski ada opsi untuk naik tram saja kembali ke tempat acara (ya km ke 18 sudah sempat memikirkan opsi ini hahhaa) tapi saya masih diberikan kewarasan pikiran untuk lanjut sampai selesai. Banyak peserta yang tidak bisa menyelesaikan sampai finish, saya diberikan kekuatan, kesehatan, sampai menyelesaikan apa yang sudah saya impikan. Yang penting sudah mencoba dan tau rasanya.

Sampai ke rumah, langsung menyantap soto ayam :))).

Buat saya, half marathon pertama ini bukanlah sekedar sebuah medali. Tapi kegigihan, perayaan, dan penghargaan terhadap diri sendiri dan keluarga yang selalu mendukung langkah saya. Dan tak lupa, tentang semangat dan pantang menyerah.

Setelah ini Half Marathon lagi atau Marathon?

Enggak dulu. Saya masih belum sanggup meninggalkan anak – anak dalam waktu lama untuk latihan. Nanti saja kalau mereka sudah lulus SD, mungkin akan memikirkan. Setelah ini, ganti cabang olahraga jalan cepat saja :)))

Tapi, never say never kan ya. Siapa tau tahun depan ikutan HM lagi.

Sekian cerita kali ini. Terima kasih sudah membaca sampai akhir.

  • 25 Oktober 2025-

10Km di Oostland Halve Marathon 2024

10km Finisher

Dua minggu lalu, Saya dan anak – anak mengikuti lomba lari yang diadakan di Pijnacker – Zuid Holland. 

Untuk anak – anak, mereka ikut kelompok yang sesuai usia yaitu jarak 600 meter. Sedangkan saya, ikut yang 10km. Foto di bawah ini adalah medali yang saya dan anak – anak dapatkan.

Dua minggu sebelum hari H, tulang di betis terasa agak sakit. Saya coba untuk lari santai, tetap sakit. Saya mulai ragu untuk mendaftar lomba itu. Takut kalau makin cedera. Suami sudah menyarankan untuk dibawa ke Fisioterapi saja, hanya saya menunda. Merasa kalau bisa sembuh dengan sendirinya. Seminggu sebelum lomba, sakit mulai berkurang. Saya mencoba mendaftar online, sudah tutup. Masih bisa mendaftar dengan datang langsung. Akhirnya saya menitip ke suami untuk mendaftarkan saat dia menemani anak – anak ke tempat lomba.

Ini race 10km ke-empat yang saya ikuti ditahun 2024 dan yang berpuluh kali selama lebih dari 10 tahun ikut lomba lari. Harusnya mudah ya karena sudah terbiasa. Nyatanya, masing – masing lomba lari punya tantangan tersendiri. Kali ini, tantangan saya adalah lari melawan angin yang kencang dan rute yang dilalui naik turun jembatan, jadi nafas saya kocar kacir. Lalu di km ke 8, betis saya mulai kram jadi makin cimit2 lah lari sejauh 2km terakhir. Walhasil, total waktu kali ini adalah terlama kedua setelah race 10km di Bromo Marathon 2014. Dan kali ini, saya yang terakhir masuk finish untuk kategori 10km. Baru kali ini terakhir masuk finish. Memanglah ya, semua selalu ada kali pertama. Termasuk pertama kali untuk jadi yang terakhir.

Tetap saya bangga dengan diri sendiri karena sudah berlari sejauh ini. Non-stop tidak berhenti untuk jalan sama sekali (Selama ini juga saya tidak pernah berhenti saat ikut race 10km). Meskipun pace siput, tapi sampai finish dengan gembira, sehat, dan tanpa cedera. Total waktunya, saya ukir di belakang medali.

Saya bangga punya suami yang juga suka olahraga dan lari. Apalagi bisa menginspirasi anak – anak karena melihat saya dan suami rajin ikut lomba lari. Mereka mulai tertarik ikut lomba lari sejak umur 4 dan 3 tahun. Mulai jarak 500 meter sampai bulan lalu sudah naik ke 750 meter dan 1.5km sesuai pertambahan usia mereka. 3 minggu lalu, mereka ikut lomba lari di kampung kami tinggal untuk jarak 750 meter dan 1.5km. 

Dulu saya dan suami selalu ikut lomba bareng. Meski kategorinya berbeda. Sekarang karena sudah ada anak – anak, kami biasanya bergantian ikut race. Kalau bulan ini saya sudah ikut race, saya tanya suami apakah dia bulan depan ada rencana ikut race. Kalau iya, berarti bulan depan saya tidak ikut. Kenapa bergantian? Karena harus jaga anak – anak.

Rajin ya ikut lomba lari? Iya, lumayan jadi motivasi mengumpulkan medali….kalau dapat 😅dan bisa berlari bersama seluruh keluarga. Bonus lainnya, ya apalagi kalau bukan untuk dipamer di media sosial 😄 tapi yang terutama adalah badan sehat dan bugar. Saya ingin menua dengan sehat bugar bahagia, jika memang jatah umur saya panjang.

Harusnya sudah bisa ikut Half Marathon (21km) ya. Harusnya sih, saya juga pengen sekali merasakan bagaimana rasanya lari 21km. Tapi di dunia ini kan tidak semua hal itu pakai rumus Harus. Kalau saya sudah yakin dan mampu, pasti saya akan mendaftar. Siapa tau tahun depan bisa ikutan.

Pulang ke rumah, saya langsung makan soto ayam dan mocca cake. Selalu senang setelah race karena bisa makan super banyak!

Semangat olahraga untuk kita semua dan sehat selalu💪🏽

Sampai dicerita lomba lari berikutnya.

-20 Oktober 2024-

Finisher 10Km CPC Loop Den Haag 2024

Medali 10km CPC Loop Den Haag 2024

Kembali lagi ke tulisan tentang olahraga. Pelan tapi pasti, saya kembali ke dunia lari. Sempat tersendat karena hamil melahirkan yang beruntun, sakit, mudik dan segala alasan dari yang betulan maupun yang mangada-ada (alias males). Tahun ini saya canangkan sebagai tahun lebih fokus pada lari, jalan kaki, bersepeda dan ˆ angkat beban di rumah.

Saya menjadi finisher 10km NN CPC Loop Den Haag 2024 dengan catatan waktu 1 jam 29 menit. Pace cimit : 8 menit 57 detik. Lumayan bukan menjadi yang terakhir sampai finish. Setelah tahun lalu dengan perut besar, jadi 3 orang terakhir yang sampai finish haha. Untuk kategori perempuan usia 40an, saya ada diurutan ke 384 dari 395 peserta.

Ini menjadi medali ke 3 saya untuk kategori 10km di event lari tahunan CPC Loop Den Haag. Pertama mengikuti tahun 2015. Total punya 4 medali di event ini, tahun kemaren saya ikut yang kategori 5km saat sedang hamil. Sekarang bayi yang dikandung badan, mulai belajar jalan. Sempat mellow sebelum start. Tahun lalu dengan perut berisi janin usia trimester dua ikutan lari 5km. Tahun ini pas saya lari, bayinya di rumah sama Papa dan kakak2nya. How time flies.

Bulan November 2023 saat pendaftaran mulai dibuka, saya optimis mendaftar untuk Half Marathon (HM = 21km). Sudah latihan intensif juga. Sempat terhenti latihan karena terkena Covid dan sakit sinusitis paraj. Kemudian lanjut latihan lari secara teratur lagi. Lalu saya tersadar, waktu startnya tidak singkron dengan jam tidur bayi sore hari. Akhirnya saya revisi ke 10km saja. Demi bayi bisa tidur nyenyak. HM bisa tahun depan.

Cuaca hari minggu 10 Maret 2024 lumayan hangat. 7°C tidak hujan, tidak berangin dan sedikit mendung. Saya mulai di startwave 3. Tau diri kalau larinya lelet, jadi pada startwave 3 kupercaya. Startwave ini adalah waktu perkiraan bisa menyelesaikan race. Harus diisi saat mendaftar.

Selama lari, tidak ada hambatan yang berarti. Medan lari pun lumayan menantang ya ada beberapa kali tanjakan. Walhasil betis mulai kram saat 3km terakhir. Ini yang bikin saya mulai lari selow asal sampai finish dengan selamat. Secara perlahan, saya disalip 3 Oma Oma dengan berurutan. Pace lari saya kalah dengan pace jalan cepat para oma tersebut. Menangis dalam betis kram :)))) Saya takjub sekali dengan semangat olahraga di negara ini. Para Oma Opa yang sudah umur 70 tahun bahkan lebih dari 80 tahun, tetap aktif berolahraga sampai ikut event lari 10km, 21km bahkan 42km. Inspirasi buat saya untuk tetap berolahraga sampai usia senja.

Sepanjang perjalanan, seperti biasa sorak sorai dari orang – orang baik di pinggir jalan maupun dari balkon rumah masing – masing yang memasang musik. Meneriakkan nama dari masing – masing peserta. Memang kemeriahan seperti ini yang selalu dirindukan kalau ikutan race dalam skala yang besar. Mereka yang dipinggir jalan inilah secara totalitas menyemangati kami yang sedang berlari.

Bangga sekali dengan diri sendiri saat sampai di garis finish dan menerima medali. Berapapun jaraknya, ada usaha keras dibaliknya. Latihan teratur, jaga makan, tidur yang cukup. Menyusui bayi dulu supaya dia bisa tidur sebelum saya tinggal ke tempat event. Sampai ke rumah, waktunya dia tidur sore, saya kembali menyusui dan menemani tidur. Kalau punya bayi, memang harus tau prioritas dan pintar bagi waktu.

Apresiasi terbesar saya haturkan buat suami yang mendukung apapun hobi dan cita2 saya dengan mengurus anak2 dan bayi di rumah. Tidak pernah melarang saya untuk berkegiatan di luar rumah, travelling sendirian, bertemu teman2, nonton konser, ikut kursus ini itu, ikut ujian apapun. Tau kalau istrinya tidak bisa diam dan sayapun tau diri tentang skala prioritas : tidak lalai dengan kewajiban saya sebagai Ibu, peran sebagai istri dan tidak meninggalkan identitas saya sebagai individu. Mencoba menyeimbangkan, seiring sejalan.

Semoga tahun depan bisa terlaksana mulai serius ikut beberapa event lari untuk Half Marathon (21km). Supaya 2 tahun lagi bisa ikut Full Marathon (42km) *semoga bukan hanya angan semata dan tidak nggedabrus saja 😅

Semangat💪🏽

-12 Maret 2024-

Akhir Pekan : Ke Hutan dan Lomba Lari

Sudah lama ya tidak pernah lagi bercerita tentang akhir pekan. Saya akan mulai lagi menuliskan yang ringan – ringan saja di blog ini. Tidak harus tulisan panjang dan terlalu berat.

BERBURU JAMUR DI HUTAN

Musim gugur, hujan, dan lembab, aktifitas favorit kami ke hutan. Mencari jamur bukan untuk dikonsumsi tapi sekedar mencari tau jenis dan namanya. Saya melihat beberapa orang lainnya membawa kantong dan mengambil jamur – jamur yang ditemukan. Saya mengasumsikan, mereka paham mana jamur yang aman untuk dikonsumsi, mana yang beracun.

Seru dan selalu penuh antusias melihat beraneka macam jamur dan warnanya. Sayang kami tidak menjumpai jamur mario bros.

Berburu jamur di hutan

MASAK SOTO AYAM

Musim hujan dan berangin serta dingin, makanan akhir pekan yang cocok jika kami sedang tidak ada acara ke luar rumah dalam waktu yang lama, adalah yang berkuah. Minggu lalu saya masak cap cay kuah, minggu ini saya masak soto ayam. Pesanan khusus dari anak sulung yang memang salah satu makanan favoritnya soto ayam.

Saya membuat bumbu sendiri yang bahannya gampang sekali. Hanya bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, kemiri, ketumbar, pala, dan garam. Saya lengkapi dengan kentang goreng iris tipis, koya (kerupuk digerus dengan bawang putih goreng), tauge, kol, ayam, telur rebus, sambel dan jeruk nipis.

Jadilah makan siang dengan soto ayam komplit. Comfort food keluarga kami.

KE PETERNAKAN ANAK – ANAK

Agenda lain dari akhir pekan adalah ke peternakan khusus anak – anak di kota sebelah. Sudah lama sekali kami tidak ke sini. Biasanya sebulan sekali kami berkunjung ke peternakan di kota – kota sebelah. Terakhir kalau tidak salah ingat sebelum mudik ke Indonesia.

Ini juga salah satu kegiatan akhir pekan yang murah meriah karena gratis dan favorit kami semua. Meskipun kami tidak punya binatang peliharaan di rumah, bersyukurnya anak – anak penyayang hewan karena sejak bayi sudah kami biasakan berinteraksi dengan hewan di peternakan, kucing dan anjing di sekitar rumah, bahkan setahun sekali pasti kami ajak ke kebun binatang saat liburan musim panas. Mengajari mereka banyak hal tentang aneka jenis binatang juga supaya mereka lebih paham bahwa binatang juga seperti manusia, punya hak untuk hidup aman nyaman sesuai habitatnya dan disayang.

Cavia

LOMBA LARI 750M dan 5KM

Di kampung kami, ada kegiatan rutin bulanan yaitu lomba lari. Jaraknya dari 750 meter dan 1500 meter untuk anak – anak. Jarak 3.2km, 5km, 10km, dan 15km untuk dewasa. Saya dan suami sebelum pandemi lumayan rutin ikut lomba ini. Seringnya saya ikut yang 5km dan suami 10km. Pernah sekali saya ikut 10km dan jadi peserta paling dinantikan kehadirannya karena paling lama sampai garis finish haha. Jadi begitu sampai langsung disambut meriah. Mungkin panitia sudah menunggu dengan bosan kenapa kok tidak sampai juga. Begitu saya muncul, langsung muka pada sumringah.

Sekarang, anak – anak juga kami ikutkan keseruan acara ini. Awalnya kami tanya apa mereka mau ikut lomba lari. Mereka yang memang suka sekali olahraga, langsung antusias ingin ikut.

Hari H, cuaca lumayan mendung. Berdoa semoga prakiraan cuaca yang menyebutkan tidak hujan, benar adanya. Pendaftaran untuk anak – anak €2. Akhir acara mereka mendapatkan minum dan semacam cake roti. Kalau dewasa €3 juga mendapatkan makan dan minum. Peserta anak – anak lumayan banyak. Dewasa apalagi.

Sesuai jadwal, lomba mulai tepat waktu. Untuk anak – anak, boleh didampingi. Karena anak-anak kami masih balita, tentu saja didampingi. Yang pada kenyataannya, setelah teriakan start diteriakkan, mereka yang awalnya kami gandeng, melesat lari sendiri haha. Saya yang sudah lama tidak lari, sampai tidak bisa mengejar si bungsu yang awalnya saya gandeng. Dia larinya kencang, saya sampai ditinggal.

Sampai saya mikir : nih anak – anak lemaknya masih sedikit makanya lari kayak ga ada beban berat di tubuh, sementara saya keberatan pantat haha. Sampai panitia yang mengarahkan, melihat saya ngos-ngosan bilang : kalau ga kuat, tunggu di sini aja Buk. Nanti rutenya balik ke sini lagi. Ngakak Bapaknya tau aja napas kembang kempis.

Peserta anak – anak yang lain sama juga larinya super cepat. Akhirnya setelah 2 putaran, duo balita sampai juga di garis finish dengan catatan waktu 6 menit untuk jarak 750meter. Senang sekali mereka benar – benar gembira dan antusias dengan kegiatan lomba lari ini. Saya yang bagian mendokumentasikan dan tertinggal di belakang larinya, sampai terharu. Tidak menyangka mereka sangat enjoy sampai garis akhir. Saya jadi bertekad untuk rajin lari lagi. Bukan untuk ikutan half marathon, tapi supaya tidak tertinggal di belakang kalau mendampingi anak – anak lari bulan depan haha.

Anak sulung padahal paginya jadwal les renang 90 menit. Dia ke tempat renang naik sepeda sendiri (tidak dibonceng papanya). Lalu istirahat di rumah 2 jam, lanjut lomba lari. Kami bilang, dia sudah triathlon karena sepedahan, renang dan lari dalam waktu yang tidak lama haha. Mereka berdua sangat bangga bisa sampai finish. Sampai berulang diceritakan kalau tidak sabar bulan depan mau ikut lomba lari lagi.

Saat suami ikut yang 5km, tiba – tiba gerimis. Dia selesai dalam waktu 28 menit. Setelah sampai rumah, makan, mandi, lalu kami semua tidur siang nyenyak sampai 2 jam lamanya. Benar – benar menikmati kahidupan hari minggu.

Akhir pekan yang menyenangkan. Meskipun cuaca mendung, gerimis, namun tidak terlalu dingin, kami dengan santai beraktifitas.

Semoga minggu ini menyenangkan!

-24 Oktober 2022-