2015 – Tahun Pembelajaran

Senangnya kalau akhir tahun begini membuat tulisan tentang rekapan perjalanan yang sudah dilalui dalam satu tahun. Awalnya membuat tulisan seperti ini karena ikut GA Lia tahun 2014 dimana waktu itu menulisnya setelah mendapat kepastian visa saya ke Belanda sudah turun. Tahun 2014 adalah tahun penuh kejutan. Nuansa ditahun lalu seperti permainan Halilintar di Dufan. Turun naik dan sangat cepat ritmenya. Tidak disangka tidak dinyana pada tahun tersebut bertemu jodoh dan beberapa bulan kemudian menikah, padahal lagi ruwet dikejar dosen pembimbing karena tesis belum selesai. Eh, si mas jodoh ini muncul, Alhamdulillah. Awalnya yang niat hanya fokus ke tesis, harus mikir kawinan dan mengurus dokumen bolak balik Jakarta. Bukan hanya mengurus dokumen, tapi belajar bahasa Belanda juga, menyempatkan ke Belanda juga meskipun hanya 2 minggu karena dosen pembimbing tetap dengan setia meminta laporan perkembangan tesis. Kalau sekarang dipikir, kok bisa ya melewati tahun 2014 dengan segala hingar bingarnya sampai ngos-ngosan sendiri kalau dingat-ingat.

Tahun 2015 hampir bertolak belakang karena lumayan agak santai ritmenya. Tahun 2015 saya sebut sebagai tahun pembelajaran buat kami berdua, terutama buat saya. Kenapa? karena hampir setiap saat isinya belajar dalam arti sesungguhnya maupun belajar secara filosofi. Belajar bahasa Belanda lebih dalam, suami belajar bahasa Indonesia, belajar saling memahami dengan suami karena baru tahun ini kami berkumpul kembali setelah menikah dan LDM hampir selama 6 bulan, belajar sabar, belajar berdamai dengan masa lalu supaya perlahan bisa menghilangkan trauma, belajar memasak dan membuat kue, belajar bersosialisasi dengan lingkungan baru, belajar beradaptasi dengan cuaca Belanda, belajar dunia perbloggingan, belajar menerima kenyataan kalau ada yang menggosipkan dibelakang padahal saya bukan orang terkenal, dan belajar beberapa hal lainnya. Banyak sekali ilmu baru yang saya dapatkan ditahun ini, terutama ilmu sabar yang memang tidak ada batas waktu untuk ditekuni. Selain itu, tahun ini juga saya belajar untuk mengenal orang-orang baru, kenalan dari blog ataupun kenalan dari Instagram. Dan hey, belajar itu memang selalu menyenangkan meskipun dalam prosesnya kadang terasa pahit juga, tapi belajar selalu membawa manfaat. Postingan dibawah ini agak panjang karena isinya rekapan.

Januari 2015

Awal Januari, bertepatan dengan 5 bulan usia pernikahan, akhirnya saya lulus kuliah! Setelah drama molor satu semester dan harus ganti topik tesis sebanyak 3 kali, akhirnya lulus juga. Leganya luar biasa karena selain bebas menyandang gelar alumni, juga bisa segera menyusul suami. 2 minggu setelah sidang tesis dan dinyatakan lulus, saya berangkat ke Belanda (akhirnya tidak ikut wisuda dan sampai saat ini Ijazah masih disimpen bagian administrasi Institut). Pindah untuk memulai kehidupan baru dinegara baru. Karena terlalu grogi akan bertemu suami setelah 6 bulan terpisah, saya sampai tidak mengenali sewaktu dia jemput dibandara. Baru sadar ketika dia memanggil nama saya sambil bawa bunga. Bulan Januari belajar untuk tidak takut akan segala sesuatunya. Menanggalkan kekhawatiran tentang masa depan dinegeri orang maupun kekhawatiran meninggalkan Ibu dan adik-adik di Indonesia. Semua akan baik-baik saja, itu mantra yang sering saya ucapkan.

Barang bawaan segambreng, pantas saja over 10kg hahaha *ketawa pait *Tapi ga kena denda
Barang bawaan segambreng, pantas saja over 10kg hahaha *ketawa pait *Tapi ga kena denda

Februari 2015

Bulan ini isinya tentang adaptasi awal. Mengenali transportasi di Belanda dengan belajar kesana sini sendiri sampai sering nyasar. Pertama kali tahu kalau ada pasar murah meriah di Den Haag namanya Haagse Markt. Bulan Februari adalah belajar adaptasi. Bahkan baru melihat dengan mata kepala hujan es dan hamparan es. Senangnya adalah saya ikut CPC loop Den Haag untuk jarak 10km. Race kedua saya yang 10km setelah Bromo Marathon tahun 2014. Sedangkan suami mengikuti yang jarak 21km. Ini kali kedua kami ikut race yang sama meskipun berbeda jarak tempuh. Semoga 2016 kami bisa sama-sama ikut race 21km.

Dulu lihat pemandangan seperti ini difilm-film. Sekarang bisa lihat sendiri didepan mata hamparan es dimana-mana
Dulu lihat pemandangan seperti ini difilm-film. Sekarang bisa lihat sendiri didepan mata hamparan es dimana-mana

Maret 2015

Nuansa dibulan Maret campur aduk antara senang dan sedih. Papa mertua meninggal dunia setelah satu minggu sakit. Kepergian yang mendadak karena sebelumnya beliau tidak pernah sakit serius. Kami belajar mengikhlaskan. 22 Maret 2015 saya pertama kali merasakan yang namanya kopdar blogger. Karena masih baru dalam dunia blog, jadinya waktu ketemu blogger-blogger lainnya agak sedikit gugup diawal. Namun setelah bercakap-cakap akhirnya malah kami lupa waktu, ngobrol berjam-jam. Akhir bulan saya berulangtahun yang dirayakan dengan mengunjungi Giethoorn, desa cantik di Belanda yang dijuluki Venesia di utara. Sudah lama saya ingin kesini sejak melihat foto-foto cantik Giethoorn bersliweran di Instagram. Akhirnya kesampaian. Selain kado ulangtahun ke Giethoorn dan beberapa tempat lainnya dari suami, ada kado lain juga dari Yang Kuasa : saya hamil!. Ketika tahu kalau hamil, jujur perasaan pertama langsung sedih karena saya merasa belum siap hamil secepat ini. Harapan saya hamil tahun 2016 meskipun kami juga tidak sengaja menunda. Jadi sedikasihNya, Alhamdulillah dikasih cepat. Kalau suami tentu saja senang saya hamil. Jadi perasaan ketika hamil campur aduk, antara sedih dan senang, bingung dan gembira karena masih banyak rencana ini dan itu yang ingin direalisasikan. Dari yang saya rasakan, hamil itu butuh kesiapan mental. Dan karena saya tipe yang tertutup untuk hal-hal tertentu, jadi begitu tahu hamil, beritanya disimpan saja. Yang tahu hanya keluarga inti. Teman-teman tidak ada yang tahu. Bulan maret ini saya belajar untuk menerima keadaan akan beberapa hal yang terjadi, senang maupun susah.

Giethoorn
Giethoorn

April 2015

Akhirnya dibulan ini saya masuk sekolah bahasa Belanda selama 6 bulan kedepan. Senang karena belajar bahasa baru dan bertemu dengan orang-orang baru. Entah kenapa sejak dulu saya selalu senang suasana belajar disekolah meskipun benci ketika ujian tiba. Ya, saya belajar bahasa Belanda, memenuhi kewajiban ujian untuk memperpanjang masa tinggal di Belanda. Selain itu tentunya supaya bisa bersosialisasi dengan masyarakat menggunakan bahasa Belanda, (Insya Allah) meneruskan kuliah, maupun mencari kerja. Yang berkesan dibulan ini adalah Koningsdag yaitu hari dimana raja berulangtahun dan ini menjadi libur nasional, seluruh rakyat Belanda bersuka cita merayakan dengan menggunakan baju berwarna oranye, ada beberapa live music gratis juga vrijmarkt yaitu pasar second hand diseluruh Belanda. Bulan ini saya mulai belajar banyak mengenal budaya di Belanda dan bahasanya.

Totalitas di Koningsdag, kostum oranye. Kata teman tinggal dibelah terus dimakan (Dipikir jeruk :D)
Totalitas di Koningsdag, kostum oranye. Kata teman tinggal dibelah terus dimakan (Dipikir jeruk :D)

Mei 2015

Kami mendatangi Tong-Tong Fair 2015, bazar produk asia yang konon terbesar di Eropa. Mungkin lebih tepatnya ini bazar produk Indonesia ya, karena sebagian besar yang dijual adalah barang-barang dari Indonesia termasuk kulinernya. Bulan Mei suami mengikuti 2 event lari yaitu Brandgrens Run 2015 dan Royal Ten. Dibulan ini kami mendapatkan musibah yaitu saya keguguran. Tidak dapat dipungkiri sedih pastinya kehilangan bayi dalam kandungan. Tapi saya ambil hikmahnya bahwa semua sudah rencanaNya. Mungkin karena memang saya yang belum siap atau mungkin memang belum saatnya untuk diberikan amanah. Saya baru menuliskan ceritanya diblog 2 bulan lalu karena ingin berbagi bahwa disetiap musibah Insya Allah ada hikmahnya. Semua akan indah pada saat yang tepat, tidak terlalu cepat maupun tidak terlalu lambat. Bulan ini kami belajar untuk ikhlas.

Ada becak di Tong Tong Fair 2015
Ada becak di Tong Tong Fair 2015

Juni 2015

Ramadhan pertama di Belanda dengan durasi 19 Jam. Untungnya cuaca di Belanda tidak terlalu panas jadi tidak terlalu masalah. Penyesuaian yang lumayan berat untuk urusan sholat dan sahur. Sempat keteteran diawal tapi setelah berjalan beberapa waktu akhirnya sudah mengenal ritmenya. Sebelum Ramadhan tiba, kami sempat berkunjung ke Arnhem untuk melihat Sonsbeekmarkt dan Bronbeekmuseum. Tidak ketinggalan, kami juga nonton konser Duran Duran dan UB40 (haha jadul ya). Sebenarnya yang suka Duran Duran itu saya, suami sebagai pengawal setia saja. Tapi dia menikmati konser ini juga karena kami memang suka datang ke konser musik bersama. Nonton konser penuh perjuangan menahan haus karena sudah masuk Ramadhan. Bulan ini kami belajar lebih sabar karena puasa Ramadhan.

Duran Duran
Duran Duran

Juli 2015

Awal bulan Juli akhirnya suami lulus S2 dari Leiden University bertepatan dengan ulangtahunnya. Jadi syukurannya dirayakan berbarengan dengan makan nasi tumpeng seluruh keluarga dan teman-teman dia. Saya menunggu sampai adzan Maghrib lalu dengan sigap dan lahap makan nasi tumpeng. Bulan Juli ini juga untuk pertama kali saya muncul di TV Nasional Indonesia (karena networking Beth) dalam acara Live berbagi pengalaman puasa di Belanda. Selain itu saya juga dijadikan narasumber salah satu project menulis Mbak Emiralda. Nampaknya sewaktu bulan puasa saya menjadi artis dadakan. Lebaran pertama di Belanda saya lalui dengan makan gratisan diacara KBRI bersama suami. Lumayan mengobati sedih karena tidak bisa kumpul dengan keluarga. Bulan ini kami belajar arti silaturrahmi.

IMG_3018.JPG

Agustus 2015

Ulangtahun pernikahan yang pertama. Kami merayakan di Texel dan kebetulan ada festival hasil laut tahunan disana. Bulan Agustus rupanya salah satu bulan yang banyak festival di Belanda. Kami berkesempatan melihat Gay Pride di Amsterdam dan suami mengikuti Sail Amsterdam 2015 lalu kami juga melihat festival kembang api Internasional di Scheveningen. Senang karena festival-festival disini gratis. Jadi selama bulan Agustus kami rajin nonton festival. Kabar tidak menyenangkannya adalah salah satu kenalan yang kami kenal dengan baik ternyata memfitnah kami (terutama saya) dibelakang. Ternyata kami tidak cukup baik mengenal dia karena terbukti dia mengumbar omongan jelek yang dia karang sendiri. Entahlah, mungkin dia iri. Bulan ini kami belajar tentang arti kepercayaan.

IMG_3651.JPG

September 2015

Rasanya seperti mimpi saya bisa bertemu dengan Pak Ahok dan foto bersama (rame-rame maksudnya). Saya sudah mengidolakan beliau semenjak pertama beliau muncul bersama Pak Jokowi. Gaya beliau bicara membuat saya terpana. Maklum saja, saya penyuka lelaki yang kalau bicara apa adanya tanpa basa basi seperti beliau, ceplas ceplos. Tidak akan lupa rasanya berjabat tangan dengan beliau. Ada dua acara dibulan ini yang berhubungan dengan kulineran yaitu acara KBRI Pesta Rakyat dan Food Truck Festival. Selain kami suka nongkrong dikonser musik, kami juga hobi datang ke acara kulineran, apalagi gratisan *ini harapan semua orang juga kaliii 😀. Bulan ini saya belajar bahwa yang namanya mimpi tidak pernah salah. Mimpi saja setinggi langit, siapa tahu suatu saat semesta akan berkonspirasi mewujudkannya, seperti ketika saya akhirnya bertemu Pak Ahok.

Ibu yang dibelakang dong, Juara ngajak Pak Ahok Selfie :D
Ibu yang dibelakang dong, Juara ngajak Pak Ahok Selfie 😀

Oktober 2015

Salah satu mimpi saya yang lain terkabulkan. Saya bisa bertemu Dewi Lestari dan berfoto bersama serta tidak lupa minta tanda tangan dua bukunya yaitu Gelombang dan Partikel di Frankfurt Book Fair (FBF) 2015 dimana Indonesia menjadi Guest of Honor. Semua teman dekat sudah tahu bagaimana saya tergila-gila dengan Dee sejak dia masih tergabung dengan Rida Sita Dewi (RSD). Bulan Oktober ini adalah bulan penuh mewujudkan impian ceritanya karena sejak 7 tahun lalu saya ingin sekali bisa datang ke FBF. Diacara ini saya juga bertemu Mindy dan Febi pertama kali. Dan satu lagi saya berfoto bersama Andrea Hirata serta meminta tanda tangan dibukunya yang berjudul Ayah. Bulan ini saya kembali belajar untuk tidak takut bermimpi.

Akhirnya kesampaian juga foto bersama
Akhirnya kesampaian juga foto bersama idola

Nopember 2015

Kami lupa pastinya kapan blog ini berulangtahun. Tapi dibulan Nopember saya membuat satu tulisan tentang ulangtahun pertama blog. Ternyata menyenangkan punya blog. Jadi mengetahui blog-blog lainnya yang memberikan banyak pengetahuan baru, menyambung silaturrahmi juga dengan kopdar. Saya bertemu beberapa blogger yang berkunjung ke Den Haag kemudian kami kopdar. Sejak Nopember saya bertekad untuk mulai belajar lebih serius tentang dunia blog, segala ilmu dibaliknya serta istilah-istilah yang saya tidak mengerti sebelumnya. Saya juga mulai melebihkan frekuensi untuk blogwalking dan mengenal lebih banyak blogger supaya ilmu yang didapat juga bertambah. Bulan ini kami berkesempatan menghadiri dua acara musik gratis yang diadakan oleh KBRI. Tidak tanggung-tanggung yang mengisi acara adalah Dira Sugandi, Dwiki Darmawan, Tohpati, dan Saung Angklung Udjo. Saya juga mulai mengikuti beberapa kegiatan volunteer disekitar Den Haag salah satunya TWIYC.

image4

Desember 2015

Pasar Natal di Köln-Jerman menjadi tujuan kami dibulan Desember ini sekaligus mengunjungi beberapa tempat disana. Kesampaian juga akhirnya datang ke Köln dan berkeliling ke beberapa Christmas Market serta Katedral dan juga Museum. Dibulan ini saya merasakan suasana Natal pertama di Belanda bersama bersama suami dan keluarga. Bulan ini kami belajar tentang arti perbedaan. Bahwa perbedaan bukan untuk diperdebatkan melainkan disyukuri. Beda itu indah.

Oh iya, saya menulis satu artikel diblog Mamarantau tentang Frankfurt Book Fair 2015 dan kemarin sudah tayang 🙂

Pohon dan hadiah-hadiah dibawahnya. Rasanya saya ingin menjejerkan pot kemangi disana, kado untuk suami :D
Pohon dan hadiah-hadiah dibawahnya. Rasanya saya ingin menjejerkan pot kemangi disana, kado untuk suami 😀

Ternyata selain menjadi tahun penuh pembelajaran, 2015 merupakan tahun yang penuh pengalaman pertama buat kami. Ya karena baru tahun ini kami melewati segala sesuatunya bersama sebagai suami istri. Banyak suka duka yang sudah terlewati. Yang baik kami ambil manfaatnya, yang tidak menyenangkan kami ambil hikmahnya.

Semoga ditahun 2016 langkah kami lebih bermanfaat. Target kami tahun depan tidak muluk-muluk : semoga kami bisa makin lebih banyak bersyukur, makin bisa memberikan manfaat kepada yang membutuhkan dalam bentuk apapun, hidup lebih sehat, dan beberapa rencana baik kami diijabah Allah sehingga bisa terwujud nyata. Kalau target pribadi saya : 2016 lebih sibuk didunia nyata (karenanya sudah 2 bulan ini sedang deactive FB dan cuti IG), lulus ujian bahasa Belanda dan target membaca minimal 50 buku terpenuhi (karena tahun 2015 lebih banyak membaca buku pelajaran bahasa Belanda saja). Semoga keberkahan, kebahagiaan, dan kesehatan yang baik selalu menyertai langkah kami dan keluarga, juga teman-teman semua di tahun 2016. Selebihnya seperti biasa, kami persilahkan tahun 2016 datang dengan segala kejutan yang sudah dipersiapkanNya.

Hidup itu seperti berlari marathon, tak ada tempat pemberhentian dan selalu butuh perjuangan sampai pada satu titik bernama impian

-Ninit Yunita-

PicsArt-1

2014 – Tahun Penuh Kejutan

2014 memang tahun penuh kejutan untuk saya. Banyak kejadian tidak terduga, tidak hanya yang menyenangkan, yang tidak menyenangkan juga singgah dalam roda waktu ditahun ini. Sama seperti tahun lalu, tidak banyak perjalanan yang sempat saya lakukan karena sebagai mahasiswa masih mengirit uang buat jalan-jalan sementara kebutuhan penelitian juga lumayan banyak. Bersyukurnya diberikan kesehatan yang baik sepanjang tahun. Semakin berkomitmen untuk menjalankan Raw Food dan Food Combining (sejak lama saya tidak makan daging dan unggas). Semakin rajin lari pagi dan berenang. Dan 2014 menjadi tahun yang mengesankan karena diberikan kesempatan bertemu belahan jiwa dan berbagi hidup serta cinta dengannya.

Januari 2014

Januari selalu menjadi bulan penuh kenangan. Pada tahun ini, genap dua tahun Bapak sudah tenang bersama Allah. Setiap tahun saya, ibu, dan adik-adik harus berjuang keras mengatasi trauma ditinggalkan Bapak secara mendadak. Dan saya selalu percaya bahwa waktu yang akan menyembuhkan trauma itu.

Februari 2014

Bulan yang tidak akan pernah dilupa. Di bulan ini saya pertama kali bertemu muka dengan Mas Ewald (kali ini pakai nama lengkap, karena sedang tidak malas mengetik :D) pada tanggal 2 Februari, yang kemudian dilanjutkan dengan melamar langsung ke Ibu. Kami sekeluarga tidak pernah menduga kalau dia akan seserius itu. Lamaran tidak langsung dijawab. Ibu masih keberatan karena saya masih kuliah dan belum siap kalau harus tinggal berjauhan. Tapi saya tentu saja senang dilamar. Yiaayy!! 🙂 Di bulan ini pertama kali Mas Ewald menginjakkan kaki di Indonesia, bahkan sampai ke Situbondo, kota saya dibesarkan. Akhirnya saya dan adik mengajak jalan-jalan dia ke Bromo, Kawah Ijen, Pantai Merah, dan Air Terjun Madakaripura. Cerita Kawah Ijen ada disini

Maret 2014

Anggota keluarga bertambah satu karena adik saya melahirkan bayi laki-laki yang lucu. Di bulan Maret ini juga usia saya berkurang secara arti namun bertambah secara angka. Harus lebih baik lagi dalam menjalani hari karena saya tidak tahu sampai dimana dan kapan usia saya harus terhenti. Lebih banyak bersyukur dan melakukan kegiatan yang berarti

April 2014

Visa ke Belanda akhirnya disetujui. Saya ke Belanda dalam rangka berkenalan dengan keluarga Mas Ewald dan mencari kemantapan hati bahwa Mas Ewald adalah “orangnya”. Jadi, lamaran Mas Ewald belum bisa dijawab sebelum saya berkenalan dengan keluarganya dan melihat kehidupan disana.

Mei 2014

Untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Eropa, tepatnya di Belanda. Tidak pernah terpikirkan akan sampai di Negara yang selama ini saya selalu berjuang untuk mendapatkan beasiswa disalah satu universitasnya. Jungkir balik saya mengikuti tes untuk mendapatkan beasiswa di TU Delft, tapi tidak pernah lolos. Ternyata saya malah ke Belanda dalam rangka bertemu calon mertua. Dan salah satu impian terbesar saya dapat terwujud yaitu mengunjungi Keukenhof dan Red Light District. Pasti tidak menyangka bahwa saya sangat ingin pergi ke RLD 🙂 Entah kenapa, banyak hal di hidup saya selalu bermula dari mimpi. Pertemuan dengan keluarga di Belanda berjalan lancar. Dan dibulan ini juga hati saya sudah mantap untuk berbagi hidup dalam suka dan duka dengan Mas Ewald. Setelah 2 minggu di Belanda, saya dan keluarga memulai persiapan pernikahan yang dilaksanakan bulan Agustus 2014.

Keukenhof 2014
Keukenhof 2014

Juni 2014

Akhirnya saya maju proposal Tesis juga. Setelah sekian lama ditunda dan berganti topik beberapa kali, pada saatnya lulus juga proposal Tesis. Senangnya bukan main. Tinggal selangkah lagi menuju lulus. Dan dibulan Juni ini juga untuk pertama kalinya saya belajar Bahasa Belanda. Jadi bulan Juni ini adalah bulan sibuk. Belajar Bahasa Belanda, sibuk mengerjakan Tesis, dan mempersiapkan pernikahan. Tapi saya jalani semua dengan santai. Saya selalu yakin bahwa pada saatnya nanti, semua akan terlewati. Jadi tidak perlu bingung atau tertekan.

Juli 2014

Ada berita tidak nyaman di bulan ini. Saya tidak bisa maju sidang Tesis yang artinya tidak bisa wisuda bulan September dan harus molor satu semester. Rasanya campur aduk. Sedih, kesal, jengkel, dan kecewa. Tapi saya mencoba berdamai dengan diri sendiri. Mungkin memang ini yang terbaik karena beberapa bulan kedepan saya akan sibuk dengan banyak urusan .

Berita baiknya, proses aplikasi Beasiswa S3 satu tahun lalu mendapatkan jawaban baik. Iya, saya mendapatkan beasiswa S3. Tapi sayangnya pada saat ini saya tidak bisa mengambil beasiswa itu. Rencana hidup setahun lalu dan saat ini sudah berubah. Sedih karena dulu saya ingin sekali melanjutkan sekolah disana. Namun, hidup adalah tentang memilih. Mudah-mudahan ini pilihan terbaik untuk masa depan saya dan suami.

Agustus 2014

Bulan yang tidak akan dilupa. 9 Agustus 2014 saya resmi menjadi Istri Mas Ewald. Setelah 8 bulan lalu sejak pertama berkenalan akhirnya ini adalah awal baru dalam kehidupan saya. Kini, saya menemukan tangan yang bisa selalu digenggam dalam setiap gerak menuju masa depan yang belum pasti, tapi akan bersama kami lalui. Dengan persiapan hanya 3 bulan, dengan segala macam birokrasi di Indonesia dan Kedutaan Belanda, bersyukur semua berjalan lancar. Mas Ewald sangat menikmati proses pernikahan di Indonesia. Dia juga senang mendapatkan keluarga baru, keluarga besar. Dibulan ini juga saya memulai memperkenalkan tentang Indonesia dengan perjalanan yang tidak akan terlupa selama 3 minggu : Bali-Surabaya-Jember-Jogjakarta-Semarang-Karimunjawa-Solo-Jakarta-Bandung. Mas Ewald belajar dan mengenal banyak hal baru. Dari makanan, budaya, dan adat istiadat. Bahkan Mas Ewald akhirnya menemukan kembali jejak rumah keluarganya di Jl. Surabaya No.40 Jakarta. Ceritanya pernah saya tulis disini.

Kaleidoskop Agustus
Kaleidoskop Agustus

September 2014

Untuk pertama kalinya saya dan Mas Ewald mengikuti lomba lari bersama. Kami mengikuti Bromo Marathon pada tanggal 7 September 2014. Saya pada 10K sedang Mas Ewald pada Half Marathon. Ya, kami memang mencintai lari. Karenanya kami berkomitmen untuk tetap mengikuti perlombaan lari bersama setelah saya pindah ke Belanda. Buat kami, berlari bukan hanya tentang mengalahkan diri sendiri, tetapi berlari adalah tentang meditasi dan kontemplasi. Pada bulan ini Mas Ewald harus kembali ke Belanda dan babak baru Long Distance Marriage (LDM) pun dimulai.

Bromo Marathon 2014
Bromo Marathon 2014

Oktober 2014

Setelah sekian lama tidak pernah melakukan kegiatan mendongeng, akhirnya pada tanggal 18 Oktober 2014 saya bersama teman-teman yang tergabung dalam Bookstart Indonesia melakukan kegiatan berbagi buku kepada anak-anak Kelud. Salah satu kegiatannya adalah pelatihan story telling kepada para Ibu. Senang rasanya kembali bergelut dengan hobi saya, yaitu bercerita.

Pada tanggal 28 Oktober 2014, setelah kurang lebih 5 bulan belajar Bahasa Belanda, akhirnya saya lulus tes Bahasa Belanda di Kedutaan Belanda Jakarta sebagai syarat untuk mendapatkan ijin tinggal. Senang sekali perjuangan belajar bahasa baru membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Ceritanya pernah saya tulis disini. Dan proses pengajuan ijin tingal (MVV) pun dimulai. Semakin percaya bahwa segala sesuatu yang dikerjakan secara maksimal dan penuh cinta, pasti akan membuahkan hasil yang sepadan.

Dibulan Oktober ini juga, Ibu harus menjalani operasi ketiga setelah mengalami kecelakaan pada 2012 lalu. Operasi tempurung kepala. Bersyukur semuanya berjalan lancar.

Workshop Story Telling Bookstart Indonesia
Workshop Story Telling Bookstart Indonesia

November 2014

Saya mulai kembali mengerjakan Tesis yang terbengkalai karena hanya punya waktu 2 bulan sampai pada deadline untuk mengumpulkannya. Diantara rasa malas, kangen suami, dan ingin memenuhi janji pada Almarhum Bapak bahwa saya harus menyelesaikan kuliah, mengerjakan Tesis pun diisi dengan rasa yang campur aduk. Tapi saya tetap bertekad bahwa kuliah ini harus segera diakhiri, karena suami memberi ultimatum bahwa saya tidak boleh pindah ke Belanda sebelum dinyatakan lulus.

Desember 2014

Awal bulan mendapatkan berita yang menggembirakan. 1 Desember 2014 MVV saya sudah keluar. Bahagia rasanya bahwa dalam waktu yang tidak lama lagi saya bisa berkumpul dengan suami. LDM dalam waktu hampir 4 bulan sangat tidak nyaman rasanya.

24 Desember 2014 akhirnya saya mengumpulkan draft Tesis. Belum ada jadwal sidangnya, tapi rasanya senang karena pada akhirnya bisa juga menyelesaikan mengerjakan Tesis. Semoga Januari 2015 saya mendapatkan kabar gembira, lulus kuliah. Amin.

27 Desember 2014 tulisan yang saya kirim terpilih menang. Ceritanya saya tulis disini. Hadiahnya memang tidak seberapa, tapi penghargaan atas karya itu lebih dari segalanya.

Dan, berita gembira di penghujung tahun benar-benar tiba. 31 Desember 2014, Yap hari ini, Visa tinggal saya (MVV) sudah keluar. Bersyukur berkali-kali bahwa saya dan Mas Ewald sebentar lagi akan segera bersama kembali setelah hampir 4 bulan terpisah. Kejutan akhir tahun yang menyenangkan.

Saya meyakini bahwa Tuhan selalu mempunyai rencana yang indah dibalik setiap kejadian yang mengisi kehidupan kita. Tawa bahagia, kisah sedih merupakan bagian roda waktu yang tidak dapat dipisahkan. Benar adanya bahwa ketika rencana yang sudah disiapkan tidak berjalan dengan baik, Tuhan menyiapkan yang lebih baik. Saya sudah mencapai garis finish dengan baik dan selamat. 2014 adalah tahun yang luar biasa. Bertemu teman-teman baru, keluarga baru, pengalaman baru, dan banyak pembelajaran baru. Terima kasih 2014.

Selamat datang 2015. Biarkan saya menyambut tahunmu dengan rasa penasaran tentang kejutan apakah yang sudah kau persiapkan. 2015 akan menjadi tahun yang penuh tantangan. Semoga rasa syukur tidak pernah terhenti terucap disetiap desah nafas yang terhembuskan. Semoga keberkahan, kebahagiaan, dan kesehatan yang baik selalu menyertai langkah kami dan keluarga, juga teman-teman semua di tahun 2015.

Hidup itu seperti berlari marathon, tak ada tempat pemberhentian dan selalu butuh perjuangan sampai pada satu titik bernama impian

-Ninit Yunita-

Postingan ini diikutsertakan dalam #liamartagiveaway ‘Share Your Moment’

-Bekasi, 31 Desember 2014-

Kelayapan seharian di Jakarta menyebabkan tulisan ini telat posting ^^