2014 – Tahun Penuh Kejutan

2014 memang tahun penuh kejutan untuk saya. Banyak kejadian tidak terduga, tidak hanya yang menyenangkan, yang tidak menyenangkan juga singgah dalam roda waktu ditahun ini. Sama seperti tahun lalu, tidak banyak perjalanan yang sempat saya lakukan karena sebagai mahasiswa masih mengirit uang buat jalan-jalan sementara kebutuhan penelitian juga lumayan banyak. Bersyukurnya diberikan kesehatan yang baik sepanjang tahun. Semakin berkomitmen untuk menjalankan Raw Food dan Food Combining (sejak lama saya tidak makan daging dan unggas). Semakin rajin lari pagi dan berenang. Dan 2014 menjadi tahun yang mengesankan karena diberikan kesempatan bertemu belahan jiwa dan berbagi hidup serta cinta dengannya.

Januari 2014

Januari selalu menjadi bulan penuh kenangan. Pada tahun ini, genap dua tahun Bapak sudah tenang bersama Allah. Setiap tahun saya, ibu, dan adik-adik harus berjuang keras mengatasi trauma ditinggalkan Bapak secara mendadak. Dan saya selalu percaya bahwa waktu yang akan menyembuhkan trauma itu.

Februari 2014

Bulan yang tidak akan pernah dilupa. Di bulan ini saya pertama kali bertemu muka dengan Mas Ewald (kali ini pakai nama lengkap, karena sedang tidak malas mengetik :D) pada tanggal 2 Februari, yang kemudian dilanjutkan dengan melamar langsung ke Ibu. Kami sekeluarga tidak pernah menduga kalau dia akan seserius itu. Lamaran tidak langsung dijawab. Ibu masih keberatan karena saya masih kuliah dan belum siap kalau harus tinggal berjauhan. Tapi saya tentu saja senang dilamar. Yiaayy!! 🙂 Di bulan ini pertama kali Mas Ewald menginjakkan kaki di Indonesia, bahkan sampai ke Situbondo, kota saya dibesarkan. Akhirnya saya dan adik mengajak jalan-jalan dia ke Bromo, Kawah Ijen, Pantai Merah, dan Air Terjun Madakaripura. Cerita Kawah Ijen ada disini

Maret 2014

Anggota keluarga bertambah satu karena adik saya melahirkan bayi laki-laki yang lucu. Di bulan Maret ini juga usia saya berkurang secara arti namun bertambah secara angka. Harus lebih baik lagi dalam menjalani hari karena saya tidak tahu sampai dimana dan kapan usia saya harus terhenti. Lebih banyak bersyukur dan melakukan kegiatan yang berarti

April 2014

Visa ke Belanda akhirnya disetujui. Saya ke Belanda dalam rangka berkenalan dengan keluarga Mas Ewald dan mencari kemantapan hati bahwa Mas Ewald adalah “orangnya”. Jadi, lamaran Mas Ewald belum bisa dijawab sebelum saya berkenalan dengan keluarganya dan melihat kehidupan disana.

Mei 2014

Untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Eropa, tepatnya di Belanda. Tidak pernah terpikirkan akan sampai di Negara yang selama ini saya selalu berjuang untuk mendapatkan beasiswa disalah satu universitasnya. Jungkir balik saya mengikuti tes untuk mendapatkan beasiswa di TU Delft, tapi tidak pernah lolos. Ternyata saya malah ke Belanda dalam rangka bertemu calon mertua. Dan salah satu impian terbesar saya dapat terwujud yaitu mengunjungi Keukenhof dan Red Light District. Pasti tidak menyangka bahwa saya sangat ingin pergi ke RLD 🙂 Entah kenapa, banyak hal di hidup saya selalu bermula dari mimpi. Pertemuan dengan keluarga di Belanda berjalan lancar. Dan dibulan ini juga hati saya sudah mantap untuk berbagi hidup dalam suka dan duka dengan Mas Ewald. Setelah 2 minggu di Belanda, saya dan keluarga memulai persiapan pernikahan yang dilaksanakan bulan Agustus 2014.

Keukenhof 2014
Keukenhof 2014

Juni 2014

Akhirnya saya maju proposal Tesis juga. Setelah sekian lama ditunda dan berganti topik beberapa kali, pada saatnya lulus juga proposal Tesis. Senangnya bukan main. Tinggal selangkah lagi menuju lulus. Dan dibulan Juni ini juga untuk pertama kalinya saya belajar Bahasa Belanda. Jadi bulan Juni ini adalah bulan sibuk. Belajar Bahasa Belanda, sibuk mengerjakan Tesis, dan mempersiapkan pernikahan. Tapi saya jalani semua dengan santai. Saya selalu yakin bahwa pada saatnya nanti, semua akan terlewati. Jadi tidak perlu bingung atau tertekan.

Juli 2014

Ada berita tidak nyaman di bulan ini. Saya tidak bisa maju sidang Tesis yang artinya tidak bisa wisuda bulan September dan harus molor satu semester. Rasanya campur aduk. Sedih, kesal, jengkel, dan kecewa. Tapi saya mencoba berdamai dengan diri sendiri. Mungkin memang ini yang terbaik karena beberapa bulan kedepan saya akan sibuk dengan banyak urusan .

Berita baiknya, proses aplikasi Beasiswa S3 satu tahun lalu mendapatkan jawaban baik. Iya, saya mendapatkan beasiswa S3. Tapi sayangnya pada saat ini saya tidak bisa mengambil beasiswa itu. Rencana hidup setahun lalu dan saat ini sudah berubah. Sedih karena dulu saya ingin sekali melanjutkan sekolah disana. Namun, hidup adalah tentang memilih. Mudah-mudahan ini pilihan terbaik untuk masa depan saya dan suami.

Agustus 2014

Bulan yang tidak akan dilupa. 9 Agustus 2014 saya resmi menjadi Istri Mas Ewald. Setelah 8 bulan lalu sejak pertama berkenalan akhirnya ini adalah awal baru dalam kehidupan saya. Kini, saya menemukan tangan yang bisa selalu digenggam dalam setiap gerak menuju masa depan yang belum pasti, tapi akan bersama kami lalui. Dengan persiapan hanya 3 bulan, dengan segala macam birokrasi di Indonesia dan Kedutaan Belanda, bersyukur semua berjalan lancar. Mas Ewald sangat menikmati proses pernikahan di Indonesia. Dia juga senang mendapatkan keluarga baru, keluarga besar. Dibulan ini juga saya memulai memperkenalkan tentang Indonesia dengan perjalanan yang tidak akan terlupa selama 3 minggu : Bali-Surabaya-Jember-Jogjakarta-Semarang-Karimunjawa-Solo-Jakarta-Bandung. Mas Ewald belajar dan mengenal banyak hal baru. Dari makanan, budaya, dan adat istiadat. Bahkan Mas Ewald akhirnya menemukan kembali jejak rumah keluarganya di Jl. Surabaya No.40 Jakarta. Ceritanya pernah saya tulis disini.

Kaleidoskop Agustus
Kaleidoskop Agustus

September 2014

Untuk pertama kalinya saya dan Mas Ewald mengikuti lomba lari bersama. Kami mengikuti Bromo Marathon pada tanggal 7 September 2014. Saya pada 10K sedang Mas Ewald pada Half Marathon. Ya, kami memang mencintai lari. Karenanya kami berkomitmen untuk tetap mengikuti perlombaan lari bersama setelah saya pindah ke Belanda. Buat kami, berlari bukan hanya tentang mengalahkan diri sendiri, tetapi berlari adalah tentang meditasi dan kontemplasi. Pada bulan ini Mas Ewald harus kembali ke Belanda dan babak baru Long Distance Marriage (LDM) pun dimulai.

Bromo Marathon 2014
Bromo Marathon 2014

Oktober 2014

Setelah sekian lama tidak pernah melakukan kegiatan mendongeng, akhirnya pada tanggal 18 Oktober 2014 saya bersama teman-teman yang tergabung dalam Bookstart Indonesia melakukan kegiatan berbagi buku kepada anak-anak Kelud. Salah satu kegiatannya adalah pelatihan story telling kepada para Ibu. Senang rasanya kembali bergelut dengan hobi saya, yaitu bercerita.

Pada tanggal 28 Oktober 2014, setelah kurang lebih 5 bulan belajar Bahasa Belanda, akhirnya saya lulus tes Bahasa Belanda di Kedutaan Belanda Jakarta sebagai syarat untuk mendapatkan ijin tinggal. Senang sekali perjuangan belajar bahasa baru membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Ceritanya pernah saya tulis disini. Dan proses pengajuan ijin tingal (MVV) pun dimulai. Semakin percaya bahwa segala sesuatu yang dikerjakan secara maksimal dan penuh cinta, pasti akan membuahkan hasil yang sepadan.

Dibulan Oktober ini juga, Ibu harus menjalani operasi ketiga setelah mengalami kecelakaan pada 2012 lalu. Operasi tempurung kepala. Bersyukur semuanya berjalan lancar.

Workshop Story Telling Bookstart Indonesia
Workshop Story Telling Bookstart Indonesia

November 2014

Saya mulai kembali mengerjakan Tesis yang terbengkalai karena hanya punya waktu 2 bulan sampai pada deadline untuk mengumpulkannya. Diantara rasa malas, kangen suami, dan ingin memenuhi janji pada Almarhum Bapak bahwa saya harus menyelesaikan kuliah, mengerjakan Tesis pun diisi dengan rasa yang campur aduk. Tapi saya tetap bertekad bahwa kuliah ini harus segera diakhiri, karena suami memberi ultimatum bahwa saya tidak boleh pindah ke Belanda sebelum dinyatakan lulus.

Desember 2014

Awal bulan mendapatkan berita yang menggembirakan. 1 Desember 2014 MVV saya sudah keluar. Bahagia rasanya bahwa dalam waktu yang tidak lama lagi saya bisa berkumpul dengan suami. LDM dalam waktu hampir 4 bulan sangat tidak nyaman rasanya.

24 Desember 2014 akhirnya saya mengumpulkan draft Tesis. Belum ada jadwal sidangnya, tapi rasanya senang karena pada akhirnya bisa juga menyelesaikan mengerjakan Tesis. Semoga Januari 2015 saya mendapatkan kabar gembira, lulus kuliah. Amin.

27 Desember 2014 tulisan yang saya kirim terpilih menang. Ceritanya saya tulis disini. Hadiahnya memang tidak seberapa, tapi penghargaan atas karya itu lebih dari segalanya.

Dan, berita gembira di penghujung tahun benar-benar tiba. 31 Desember 2014, Yap hari ini, Visa tinggal saya (MVV) sudah keluar. Bersyukur berkali-kali bahwa saya dan Mas Ewald sebentar lagi akan segera bersama kembali setelah hampir 4 bulan terpisah. Kejutan akhir tahun yang menyenangkan.

Saya meyakini bahwa Tuhan selalu mempunyai rencana yang indah dibalik setiap kejadian yang mengisi kehidupan kita. Tawa bahagia, kisah sedih merupakan bagian roda waktu yang tidak dapat dipisahkan. Benar adanya bahwa ketika rencana yang sudah disiapkan tidak berjalan dengan baik, Tuhan menyiapkan yang lebih baik. Saya sudah mencapai garis finish dengan baik dan selamat. 2014 adalah tahun yang luar biasa. Bertemu teman-teman baru, keluarga baru, pengalaman baru, dan banyak pembelajaran baru. Terima kasih 2014.

Selamat datang 2015. Biarkan saya menyambut tahunmu dengan rasa penasaran tentang kejutan apakah yang sudah kau persiapkan. 2015 akan menjadi tahun yang penuh tantangan. Semoga rasa syukur tidak pernah terhenti terucap disetiap desah nafas yang terhembuskan. Semoga keberkahan, kebahagiaan, dan kesehatan yang baik selalu menyertai langkah kami dan keluarga, juga teman-teman semua di tahun 2015.

Hidup itu seperti berlari marathon, tak ada tempat pemberhentian dan selalu butuh perjuangan sampai pada satu titik bernama impian

-Ninit Yunita-

Postingan ini diikutsertakan dalam #liamartagiveaway ‘Share Your Moment’

-Bekasi, 31 Desember 2014-

Kelayapan seharian di Jakarta menyebabkan tulisan ini telat posting ^^