Status update on the immigration

Over the past week we have been receiving a number of letters from the IND (the Dutch Immigration Services) to inform us about the procedure. After intially sending in the 7018 form there was a notification letter that the documents had been received well. First of all there was a need to transfer 228.,- euro in order to have someone actually continue with approving the request. The IND has a maximum of 90 days (!) to treat the request so ultimately on January 25th 2015 we should receive an answer. After directly transferring the money on receiving the previous mentioned letter, today, 1 week after the money transfer I received a new notification from IND that the money transfer was received and that a person was now assigned to the request.

So there is still continuity in the process and we are now entering the most crucial phase for us: how fast will we receive a hopefully positive outcome and can we be reunited?

To get things done as soon as possible, I tried to clearly lay out all the information for the person to approve the request after sending in the 7018 form with all the attachments. It is quite a heap of papers, so there is a big chance that the person assigned on the case will get lost in all the documents. And that is something we certainly can not use at the moment :). This is an example of how i set up the index page and the character + number refers to a single piece of paper.

example of index ind
This is how I made the index to accompany the forms for IND

So to be continued …..

 

33% – 67%

Those are the cold statistics when measuring the percentage of time we actually spend together since our marriage (33%) versus the time were forced to live apart (67%). Although we are supposed to live in an age of globalisation, this certainly does not hold up when you choose a partner that coincidentally does not come from the same country you live in.

Then you will find yourself confronted with larger-than-life entities without faces and names, but that come to you through mail addresses, forms and service desks. These entities have no face, they know no emotions and their names usually come as an abbreviation. So far Deny has successfully passed her exam that tells the authorities that she knows enough of the culture and language to cope with Dutch society. It sometimes feel that we are in an episode of Fear Factor goes Kafka. Instead of eating creepy insects we have to deal with getting things done at bureaucratic institutions.

At this moment we have delivered an impressive amount of documents at IND, the Dutch immigration and naturalisation organisation that will ultimately decide on our faith when we will be allowed to live together again as a pair.

Secangkir Kopi

“Bukan sebuah kebetulan bila kolonial Belanda mengintroduksi tanaman kopi ke bumi Nusantara. Tentu juga bukan sebuah kebetulan bila rakyat atau petani kecil mengikuti jejak kaum kolonial menanam kopi di pekarangan rumah ataupun di ladang-ladang mereka.”

-Secangkir Kopi Meracik Tradisi-

 Minum kopi bukan sekedar kebiasaan bagi masyarakat Indonesia, bahkan sudah membudaya. Lihat saja, banyak sekali gerai minum kopi bertebaran di negeri ini. Dari kelas warung sampai kelas coffee shop. Minum kopi merupakan media bagi mereka yang ingin berkumpul dengan teman, kolega, maupun kerabat serta orang tersayang untuk saling menyapa, bahkan hanya sekedar ingin melepas lelah. Dalam secangkir kopi ada kehangatan diantara riuh tawa, ada keakraban dalam hangatnya sapa, serta ada cinta untuk mereka yang sedang larut dalam asmara. Secangkir kopi, bukan hanya sekedar pengisi waktu luang, melainkan sebuah ritual. Kopi, bisa menjadi sebuah candu. Namun kopi juga mampu menjadi pengobat rindu.

Lalu, apa hubungan tulisan saya ini dengan secangkir kopi? Saya akan bercerita dari awal. Blog bukanlah hal baru bagi saya. Beberapa kali pindah tempat. Tergusur di multiply, tidak sempat menyelamatkan tulisan, tapi beberapa sudah terdokumentasikan dengan baik. Lalu pindah ke blogspot dengan judul blog adalah Selimut Kedamaian. Isi dari blog saya ini hampir sebagian besar adalah puisi. Iya, saya senang sekali berpuisi. Saya selalu menikmati bermain dengan imajinasi dan kata-kata. Apalagi jika dalam keadaan tertekan atau suasana hati yang tidak nyaman, pasti lancar sekali jemari saya dalam bermain aksara. Maklumlah, pada masa itu saya sedang diusia yang resah gundah gulana. Jadilah blog saya ajang curhat tersamar lewat puisi. Maksud hati ingin bikin blog dengan isi yang damai-damai, karenanya selimut kedamaian menjadi judul blog saya. Realitanya malah curhat selipan

Suatu ketika, saya menerima email dari seseorang yang tidak saya kenal. Rupanya dia membaca blog saya dan menyukai beberapa puisi yang saya tulis disana. Dia meminta ijin untuk menyertakan satu puisi saya untuk antologi puisi yang akan dia buat dalam rangka amal. Jadi hasil penjualannya untuk amal. Tentu saja saya senang. Lumayan, numpang tenar 😀

 Untukmu Pena Inspirasi

Dan setelahnya ada beberapa tawaran untuk menulis cerita pendek di beberapa antologi. Semuanya berawal dari ngeblog dan Twitter sebagai perpanjangan tangannya. Kesenangan yang membuat banyak jalinan pertemanan.

Kumpulan Buku

Tapi setelah memutuskan kuliah lagi, dari yang awalnya mbak-mbak kantoran banyak waktu luang buat nulis, saya menjadi tidak produktif dalam menulis, apapun itu. Puisi, cerita pendek, ataupun hanya sekedar kisah sehari-hari. Waktu dan pikiran saya bener-benar tercurah dengan segala macam dinamika perkuliahan. Hobi menulis saya tersalurkan menjadi menulis tugas-tugas kuliah yang datangnya seperti rentetan peluru, bertubi-tubi. Walhasil selama 2 tahun belakang saya benar-benar vakum.

Nah, sekarang saya punya blog baru. Dibuatkan sama suami. Biar saya rajin nulis lagi katanya. Dia membuat blog ini buat kami berdua. Jadi kalau sesekali ada postingan dalam bahasa Belanda atau bahasa Inggris, berarti dia yang lagi posting. Kecuali saya lagi kesurupan, trus lancar nulis dalam 2 bahasa tersebut.

Cita-cita mulia saya adalah blog ini bisa menjadi seperti secangkir kopi. Mampu membuat orang-orang yang membacanya merasa hangat, senang, gembira ataupun segala macam rasa menjadi satu. Membuat saya mempunyai banyak teman baru dan saling bertukar cerita.

Jadi, mari seruput secangkir kopi, dan duduk bersama disini ^^

Saya dan suami bukan penikmat kopi. Saya air putih mania, dan suami penikmat teh dan rempah-rempah yang setia. Tapi saya menyukai aroma kopi

-Surabaya, 1 November 2014-

 

Gambar halaman depan dipinjam dari sini