Mendadak Muncul di TV Nasional

Sebelum saya bercerita tentang asal muasal kenapa saya muncul disalah satu TV yang ada di Indonesia, saya akan bercerita terlebih dahulu tentang satu tulisan yang dibuat oleh Mbak Emiralda tentang saya. Saya mengenal Mbak Emi beberapa tahun lalu ketika masih kerja di Jakarta dalam salah satu kegiatan sosial. Setelahnya kami sering bertemu dibeberapa kegiatan sosial lainnya. Kami sering berbicara tentang berbagai hal. Saat itu (dan sampai sekarang) saya mengagumi Mbak Emi sebagai sosok yang luar biasa. Dia peduli dengan masalah pendidikan disekitarnya, aktif dalam kegiatan sosial, sosok yang ceria dan sudah sering keliling dunia, orang yang suka menulis dengan gaya bahasa yang terstruktur dan puitis (mudah-mudahan buku Mbak Emi segera terbit). Intinya, saya menjadi pengagumnya. Beberapa saat kemudian kami menjadi jarang bertemu lagi karena kesibukan saya dipekerjaan sampai akhirnya pindah ikut suami. Tapi komunikasi antara saya dan Mbak Emi masih terjalin meskipun dengan frekuensi tidak sesering dulu.

Pada awal Ramadan, Mbak Emi menghubungi saya, meminta ijin untuk menjadikan saya sebagai salah satu narasumber pada rubrik Muslimah Around The World di Facebook (FB) yang dia dan teman-temannya buat. Nama page di FB adalah Annisaa. Annisaa adalah proyek jangka panjang mereka mengupas serba serbi tentang dunia muslimah. Untuk saat ini, mereka mengawali dari FB dengan rubrik utamanya Muslimah Around The World, satu hari satu cerita tentang seorang muslimah yang ada diseluruh dunia. Cerita muslimah-muslimah yang lain sangat membuat kita sebagai pembaca akan berdecak kagum. Cerita-cerita yang sangat menginspirasi. Silahkan langsung menuju page Annisaa untuk membaca cerita muslimah lainnya.

Singkat cerita, prosesnya sangat cepat. Setelah saya menyetujui, kemudian mengirimkan cerita tentang diri sendiri dalam bahasa Indonesia, Mbak Emi lalu menceritakan kembali dalam bahasa Inggris. Beberapa kali saya revisi, lalu tulisan finalnya keluar. Saya senang dengan cara bertutur Mbak Emi dalam tulisannya tentang saya. Terharu dibagian penutupnya. Membaca ini seperti kilas balik tentang kehidupan saya. Meskipun pendek, tapi sangat menyentuh buat saya pribadi. Tulisan ini dimuat di Annisaa pada tanggal 24 Juni 2015.

  

Annisaa

Meet Deny Lestiyorini, originally from Situbondo, East Java, who recently moved to Den Haag, joining her Dutch husband.”We got married in August 2014. I moved to Den Haag 5 months after, as I had to complete my Master degree in Industrial Engineering at ITS Surabaya first.This is my first Ramadan fasting for 19 hours. Not easy, but Alhamdulillaah, so far I’m doing fine.”

As much as she finds it hard to move so far away from home, Deny is excited of what’s ahead of her.

“Few years ago when I was still working in Jakarta, I was very determined to continue my Master study in The Netherlands. I applied for several scholarships, but I didn’t make it through. Now that I really am moving to The Netherlands – perhaps this is Allah’s will, that I’m going to live here, but through different way.

After all, man proposes, yet Allah disposes. Allah knows best. Always.”

Being the only one wearing hijab in her husband’s family doesn’t really bother Deny.

“My mother-in-law and sister-in-law understand my halal food requirements. Even more, they gave me some hijabs and informed me about a moslem-clothing store in the neighborhood. Coming from my husband’s closest family circle, such kind gestures mean a lot.

Deny took that as a sign that Den Haag very much welcomes her and she adjusted herself pretty well.

“Generally, it’s not too hard. Den Haag is a big city, a melting pot, where many people with different nationalities live. Hence, mix races, cultures and religions are very much embraced. It’s quite easy to find halal food, and for sure, there are some ladies wearing hijab just like me.

It’s also easy to find Indonesian spices for me to cook, either in the market or oriental stores. My husband loves Indonesian food!”

Having been in Den Haag for 5 months, Deny is now a housewife while taking Dutch language course.

“On the first day of Ramadan, I went to a store to buy a gift for a friend’s child. When I came to the cashier to pay, she smiled and said, ‘Fijne Ramadan!’ – which means ‘Happy Ramadan!’

I know it’s such a simple thing, but she really made my day. It was very heartwarming, being greeted by a total stranger in a middle of somewhat ‘nowhere’.

Insya Allah, I’ll be fine here. In Den Haag, with my husband, my home away from home.

Alhamdulillah.”

#RamadanInspiration
#MuslimahAroundTheWorld

Ketika tulisan tersebut saya share di FB, banyak yang berkomentar, bahkan dosen-dosen saya yang biasanya tidak pernah muncul, ikut berkomentar. Komentar positif tentunya. Berterimakasih juga buat Mbak Emi, karena dengan share tulisan tersebut saudara-saudara saya juga bisa mengetahui keadaan saya disini. Untuk siapapun yang usil suka bertanya ini itu, atau menuduh ini itu, akhirnya juga berkomentar dan tahu kalau saya disini baik-baik saja, bahagia bersama suami tercinta.

Setelah Annisaa, seminggu kemudian seorang teman dari grup whatsapp (teman-teman yang tinggal di Eropa) yang tinggal di Jerman, Beth (blog Beth ini isinya makanan semua, selalu lapar kalau baca :D), meminta saya menjadi narasumber tentang pengalaman berpuasa di Belanda untuk iNews TV, salah satu TV Nasional segmen berita jaringan MNC Group, pada acara berita siang jam 11.40 WIB. Ketika saya menyanggupi, Beth kemudian menghubungkan saya pada produsernya, Ibu Dewi Murtiningrum. Setelah beberapa kali komunikasi via Whatsapp, akhirnya saya setuju untuk Live via skype pada hari Rabu tanggal 8 Juli 2015. Persiapannya tidak terlalu banyak. Ibu Dewi memberikan saya beberapa poin daftar pertanyaan untuk dipelajari dan sehari sebelum hari H saya baru mencari jawabannya.

Hari Rabu sekitar jam 5.30 pagi waktu Den Haag, Ibu Dewi menelepon saya untuk bersiap-siap. Saya yang memang masih terlelap tidur jadi agak kebingungan karena belum mempersiapkan jilbab dan baju. Akhirnya dengan memakai bedak ala kadarnya serta memoles lipstik tipis, tetap memakai celana panjang tidur dan kaos merah asal nyamber serta jilbab merah yang memang saya pakai sehari sebelumnya, dengan persiapan secara terburu-buru akhirnya siap untuk tes skype. Setelah tes skype beres, Ibu Dewi mengabarkan kalau bagian saya dimajukan 10 menit. Dan inilah momen pertama dalam hidup muncul di TV Nasional dengan menggunakan skype, iNews TV secara Live. Walaupun wajah saya hanya muncul sesaat karena tiba-tiba webcam ngadat, lumayan ada cerita untuk dikenang sepanjang masa. Sebenarnya ini bukan pertama kali saya muncul di TV. Dulu ketika saya masih bekerja dibagian marketing, sering promosi produk kantor juga lewat TV, lokal maupun Nasional. Kalau dulu munculnya untuk memperkenalkan produk yang saya pegang dalam segmen talkshow, sekarang munculnya karena berbagi pengalaman dalam sebuah cerita disegmen berita. Sensasinya pasti beda. Inilah rekamannya :

Sebenarnya sehari sebelumnya saya sudah memberikan informasi ke Ibu untuk melihat saya, tapi karena ibu sedang ada didesa Bapak di Jember, tidak ada yang mempunyai saluran iNews TV karena rata-rata TV saudara-saudara menggunakan TV Kabel. Tapi sehari setelahnya saya memberikan link Youtube pada Beliau. Ibu langsung menelepon saya sambil tertawa dan kamipun membahas sampai satu jam lamanya. Kata Ibu “lumayan ya, meskipun belum bekerja lagi, kamu tetap bisa masuk TV.” Lalu seperti biasa, dalam hitungan jam berita itu sudah menyebar dikeluarga besar.

Begitulah cerita saya tentang berbagi pengalaman berpuasa selama di Belanda. Ada satu lagi sebenarnya untuk sebuah radio di Surabaya. Teman kuliah saya yang menghubungi 2 minggu lalu untuk berbagi cerita diradio tempat dia bekerja. Tapi karena masih belum tayang, nanti saja saya akan ceritakan kemudian.

Ibu menyebut saya seperti artis musiman. Laku keras kalau Ramadan saja. Lalu saya berkomentar, anggap saja berkah Ramadan. Suami lain lagi bercandanya “Untuk Ramadan tahun depan, harus atur jadwal supaya tidak bentrok. Saya mau jadi Manager kamu,” yang saya sambut dengan tertawa kencang.

-Den Haag, 14 Juli 2015-

34 thoughts on “Mendadak Muncul di TV Nasional

  1. Kembaraaaaaan, aku minta tanda tangannya dari sekarang aja ya, soale ntar kalo udah tenar susah kan harus pake antri segala LOL 😀

  2. wah….. mbak den, baru baca dan baru tahu jadi gak bisa nonton deh 🙁 ntar nyari di youtube aja kali ya. anyway selamat yaaa……

    1. thanks Mbak Trie, itu juga postingnya seminggu apa dua minggu setelahnya.Sudah aku sertakan dibawah rekaman dari youtube.

  3. aku udah liat video ini waktu sampean share di FB…ga nyangka klo itu bangun tidur…ge keliatan blas…

    dan mengenai simple thing emang ya hal2 seperti itu udah bikin bahagia.
    kemarin waktu kesana, lagi ngisi bensin di pom bensin aku lagi dandan di dalam mobil terus ada yang bilang assalamualaikum aja aku udah seneng…

    1. Belajar kalo ada wawancara selanjutnya Tih, jadi sikap profesional didepan kamera meskipun baru bangun tidur bwuahaha opoo ae. Iya, justru yang simple dan ga banyak basa basi malah lebih bermakna daripada kebanyakan basa basi malah ga paham isinya apa 😀

  4. Wah den kemarin daku lagi tau soal masuk TV nya aja n ternyata sekarang aku baca cerita lengknya.
    Mantap mantap rejeki ramadhan den, pengalaman yang seru n tak terlupapakan.
    selamat buat kamu n team ya den..

  5. Warrbiasyak Den!!!
    You must be proud!
    Emi itu adek kelas gw SMA, kok ngga pernah mengorbitkan gw ya? #halah ;))
    But yes, she writes very well!

    1. Wahahaha, wah ketauan senior, isyiinnn 😀 Waahh! ternyata dunia tidak lebar ya. Selingkaran sama Mbak Emi ternyata 😀 Ntar minta Mbak Emi aja diorbitkan, Mbak Kikiy hahaha. Lumayanlah ada kegiatan membunuh waktu pas Ramadan kemaren. Rejeki 🙂

  6. Hahahaha, kereen bisa diinterview di TV gitu!

    Ah, jangan2 posting yg kemarin yg tentang mudik itu akibat wawancara ini juga ya? Hahahaha 😆

    1. Faktor networking juga itu Zilko haha. Salah satunya juga presenter yang nanya2 mudik nih, makanya jawab juga agak sewot. Untung aja ga terlalu jelas suaraku, kalo nggak ketauan judesnya keluar 😀

    1. Sejak hari pertama nikah sudah jadi Manager Mel, yang ngasih duit maksudnya haha. Lhaa diposting aja gpp, biar jadi kenang2an. Lumayanlah ada cerita 😀

  7. Salam kenal Deny…ikut senang bacanya. Saya termasuk orang yg bercita cita sekolah di luarnegri. Kesampaian juga. Walopun hanya sebagai research student. Ditunggu cerita dari Den Haag …belon pernah kesitu..berharap suatu waktu dapat ke situ. Amin

    1. Salam kenal Mbak. Terima kasih yaaa. Aku mampir dan follow blog Mbak barusan. Tapi cari about me nya ga ada. Jadi ga tau nih musti panggil siapa 🙂
      Waahhh senangnyaa kesampaian sekolah ke LN. Aku juga pengen sekolah lagi nih Mbak, mengejar cita2 yang tertunda hehe. Amiiinnn didoakan semoga nyampe Den Haag ya Mbak.

  8. selamat mbak Deny, aku juga nonton sampe selesai, sayang gambarnya ilang ya mbak, suaranya juga agak putus2 pas ngejelasinnya, tapi tetap saya bangga dengan mbak Deny :-D. btw ternyata bukan cuman teman2 mbak yang penasaran kalo mbak tahun ini mudik apa gak, reporternya juga penasaran ternyata,hehe sekali lagi selamat ya mbak, hebat deh 😉

    1. Terima kasih Adhya sudah nonton 🙂 haha dan aku jawabnya agak sewot, beruntungnya suara putus2 sehingga ga terlalu dengar sewotnya 😀

    1. Mendadak ngartis Nel lebih tepatnya haha. Aji mumpung, mumpung Ramadan *masih ngakak aku kalo ngomong ini :)))
      Thanks Nel sudah nonton sampai selesai ^^

  9. uiiiiii keren den, jadi selebritis dong sekarang #selamatduluya

    masalah koneksi skype ternyata ya. pantesan waktu deny lagi ngejelasin digamti dengan foto-foto dari sngapur gitu.

    salam
    /kayka

    1. Terima kasih Mbak Kayka. Artis apaan Mbak haha. Lumayanlah bisa jadi cerita buat anak cucu nantinya 🙂
      Iya, akupun kaget kok mendadak wajahku hilang. Lumayanlah bisa muncul sesaat 😀

Thank you for your comment(s)

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.