Seharusnya Hari Ini…

Pagi kami bersiap dengan beberapa koper, membawa perlengkapan pribadi dan buah tangan yang terbeli. Mengecek apakah semua dokumen sudah lengkap, obat-obatan yang diperlukan tak tertinggal, dan semua barang yang akan dibawa sudah pada tempatnya.

Seharusnya hari ini kami menitipkan rumah selama ditinggal liburan pada tetangga sebelah, duduk di taxi yang telah kami sewa menuju bandara, melewati jalan raya dengan bergumam sampai bertemu lagi tiga bulan kemudian.

Seharusnya siang ini kami dalam antrian untuk melewati petugas imigrasi, duduk di ruang tunggu dengan penuh senyuman membayangkan segera bertemu keluarga, teman dan beberapa sahabat, di dalam pesawat selama total 17 jam dengan sedikit perasaan was-was semoga semua lancar sampai negara tujuan.

Seharusnya hari ini, rencana yang kami persiapkan sejak tahun lalu untuk mudik ke Indonesia bisa terlaksana setelah beberapa tahun tertunda. Seharusnya hari ini sejak pindah 5.5 tahun lalu, akhirnya kesempatan mudik pun tiba. Seharusnya esok hari saya sudah bisa bertemu dengan Ibu, adik-adik dan semua saudara di kampung. Seharusnya esok hari semua rindu yang saya tahan selama 5.5 tahun ini bisa tertumpahkan. Seharusnya beberapa hari ke depan kami sudah bisa nyekar ke kuburan Bapak. Betapa saya sudah rindu mengirimkan doa di depan kuburan Bapak, berbisik lirih bahwa akhirnya saya bisa ada di sana bersama seluruh keluarga. Seharusnya lebaran tahun ini kami bisa bersama mereka setelah terakhir kali saya lebaran di sana 6 tahun lalu. Mudik kali ini tidaklah muluk-muluk dengan banyak rencana karena ingin menghabiskan banyak waktu dengan keluarga di sana dan menikmati masakan Ibu yang sudah sangat saya rindu.

Seharusnya memang semua rencana itu bisa terlaksana karena kami sudah mempersiapkan setiap detilnya sedemikian hingga. Memang seharusnya saya tidak memperkarakan apa yang seharusnya terjadi hari ini. Memang seharusnya saya bisa berdamai dengan situasi yang diluar kendali seperti saat ini. Idealnya seperti itu. Tapi saya masih mencoba berdamai dengan rasa sesak yang kadang timbul tenggelam, pergi lalu datang lagi. Saya sedang menata hati dan emosi. Menata sedih yang sering mengalirkan air mata.

Entah kapan rencana yang tertunda ini akan bisa terwujud kembali. Entah. Yang bisa saya lakukan saat ini hanya memanjangkan doa, harapan, dan permohonan pada yang Kuasa. Semoga kami di sini dan keluarga serta para teman juga sahabat di Indonesia yang telah direncanakan untuk bertemu diberikan panjang umur dalam kesehatan yang baik, hidup melewati situasi saat ini, berjodoh untuk saling bertemu tanpa rasa was-was dan dalam situasi yang tak membuat cemas. Semoga situasi ini segera berlalu dan semua pulih seperti sedia kala.

-8 Mei 2020-

6 thoughts on “Seharusnya Hari Ini…

  1. Hug, Deny ❤❤❤ semoga semua rasa rindu yang tersimpan selama ini bisa tersalurkan segera dan Deny beserta keluarga bisa segera ketemu keluarga di Indonesia

Thank you for your comment(s)

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.