Mengapa Harus Puasa Media Sosial?

Beberapa kali saya singgung pada tulisan – tulisan sebelumnya, bahwa sampai saat ini saya sedang menjalankan puasa media sosial. Sampai tulisan ini diunggah bulan Desember 2025, terhitung 5 bulan saya sama sekali tidak membuka akun IG pribadi (apakabar.denald) maupun IG jualan (SophieBreadnSweets), tidak membuka akun Threads yang mulai saya install sejak bulan Maret 2025 tapi baru aktif sekitaran bulan Mei(kalau tidak salah ingat ya), dan tidak membuka sama sekali akun FB. Sedangkan akun twitter, lebih lama lagi tidak saya buka. Kalau tidak salah, terakhir aktif bulan Maret, lalu April mulai off. Mei awal muncul lagi karena kepikiran kalau ada hutang atau janji yang belum tertunaikan. Hanya satu hari aktif di twitter dibulan itu untuk woro – woro kalau saya pindah ke IG dan Threads. Sejak saat itu, sampai menulis ini, tidak membuka sama sekali. Jadi sudah 9 bulan off dari Twitter.

Lalu ternyata, saya pun memutuskan untuk off semua media sosial saya hahaha maaf ya yang sudah mengikuti saya di IG dan Threads karena woro – woro pindah. Ternyata di 2 platform ini pun saya memutuskan puasa dulu. Daripada nanggung cuma puasa di satu platform, mending sekalian semua medsos saya off dulu. Jadi tidak pilih kasih :))) Saya uninstall semua media sosial dari Hp. Bukan menghapus akun, hanya uninstall saja supaya saya tidak tergoda untuk membuka.

Ternyata nyaman sekali tidak bermain media sosial apapun, setidaknya untuk saya saat ini. Lebih tenang. Ada beberapa orang yang menanyakan kabar baik itu langsung lewat WhatsApp atau melalui perantara teman. Alhamdulillah saya baik, sehat, dan bahagia. Tidak sakit atau tidak ada masalah apapun. Memang hanya ingin istirahat dulu dari segala aktifitas dari media sosial. Ingin menepi dulu, istirahat.

Ada beberapa alasan mengapa saya memutuskan HARUS PUASA MEDIA SOSIAL :

MERASA KECANDUAN

Saya mulai merasa kecanduan dengan aktifitas di media sosial. Bagaimana saya tau kalau kecanduan? Tentu saja ini berdasarkan analisa pribadi dengan kondisi saya saat itu. Saya merasa tiap saat, otak saya selalu memerintahkan untuk membuka media sosial tanpa kenal waktu. Setiap ada waktu senggang, yang pertama dilakukan adalah membuka salah satu platform media sosial -seringnya twitter-. Setiap bangun tidur yang pertama saya lakukan adalah mengecek beberapa akun media sosial yang saya punya. Saya tidak membiarkan otak dan pikiran saya untuk merasakan bosan atau ada jeda. Saya merasa gampang resah kalau tidak bermain medsos untuk beberapa jam saja. Merasa ketinggalan, merasa ada yang kurang. Padahal seharian ya selalu sibuk, kok ya masih ada waktu untuk kecanduan media sosial. Bagian ini yang menjadi misteri buat saya sendiri. Waktu cuma 24 jam, sehari – hari sibuk, tapi kok ya tetap punya banyak waktu mainan media sosial dengan jangka waktu yang panjang. Berarti kan ada hal yang saya korbankan. Ya, sepertinya kewarasan yang dikorbankan.

Merasa bahwa berkegiatan di media sosial itu membuat gembira karena menonton konten – konten yang menarik, melihat unggahan story beberapa orang yang saya ikuti, dan saya pikir itu memang membuat saya bahagia. Dikemudian hari, ternyata yang saya rasakan itu hanya sebuah proses pengalihan. Saya jadi merasa jauh dari diri sendiri, keluarga, bahkan saya merasakan apa yang diakukan sehari – hari selalu berpikir bisa dijadikan konten. Memang benar bahwa saya tetap melakukan apa yang ingin saya lakukan, tapi di kepala selalu ada pemikiran misalnya, “Foto ah biar saya unggah” Dan segalanya menjadi jauh dari kata menikmati momen. Tidak hadir secara sadar. Semuanya terpikirkan untuk media sosial. Hal ini membuat capek ternyata, lebih ke capek secara mental.

KEPALA PENUH DAN MEMPENGARUHI MOOD

Seperti yang saya jelaskan di atas, karena otak saya selalu ingin setiap saat membuka media sosial dan scroll scroll tanpa henti, secara sadar itu membuat otak saya menjadi penuh. Banyak sekali informasi yang saya dapat bahkan sebelum saya memulai hari. Bagaimana tidak, hal pertama yang saya lakukan setiap membuka mata dipagi hari adalah scrolling media sosial, lalu scrolling tiada henti minimal satu jam. Bahkan kadang saya sengaja bangun lebih pagi untuk mempunyai banyak waktu bermain media sosial. Lalu saya merasa, kok kayak orang ga waras ya, kerja di media sosial saja nggak, tapi waktu yang saya habiskan setiap hari berasa sedang kerja full time. Mendapatkan uang pun tidak sepeserpun dari kegiatan itu. Belum lagi, karena banyak hal yang sudah masuk ke otak sejak pagi, kepala saya merasa sangat penuh saat memulai hari. Dan itu benar – benar mempengaruhi mood sepanjang hari. Ditambah kalau membaca berita yang tidak menyenangkan atau pertengkaran online, langsung kepikiran seharian. Mood menjadi berantakan dan sepanjang hari saya lalui bukan hanya capek fisik dan capek mental. Saya lalu menyadari, ini tidak baik untuk diri sendiri. Jadi saya harus mengambil sikap tegas, berjarak dulu.

GAMPANG VIRAL

Poin ini, khususnya untuk twitter. Entah mengapa, sebelum saya off dari twitter, sering kali menulis sesuatu, gampang jadi rame. Entah cuitan sepele remeh temeh, rame. Opini pribadi, rame. Cuitan agak serius, rame. Cuitan super serius, juga rame. Saya sampai heran, kok gampang banget jadi rame. Bukan hanya rame positif, beberapa kali rame hujatan juga. Entah orang – orang ini kurang hiburan lalu jadi gampang marah atau gimana. Padahal ya, seperti yang saya pernah tuliskan sebelumnya, tujuan saya mainan media sosial, tidak ingin mencari popularitas. Untuk apa. Toh populer di media sosial buat saya tidak menjadikan kaya raya. Wong saya tidak mencari uang di sana, sampai saat ini. Ok lah kalau misalkan yang ramai itu tentang cuitan saya berbagi resep masakan atau resep baking. Ini justru saya senang karena menebarkan hal positiuf ya. Nah kalau yang rame perkara keluh kesah diri sendiri, kadang suka sumpek juga jadinya. Apalagi sampai dirujak dan dijadikan narasi lain yang jauh dari cuitan awal. Diplintir ke sana sini untuk memuaskan ego si pemelintir narasi ini.Dunia mereka yang penuh masalah dan ga bahagia, kok ngajak – ngajak jadi ngerujak orang.

Sampai saya rindu masa – masa twitter jaman dulu yang follower saya teman – teman sendiri. Mau mencuit apapun, sepi hahah. Makanya saya pindah ke Threads, mencari tempat yang sepi. Bosan viral di Twitter. Eh ternyata di Threads, dramanya beda lagi. Bosan juga jadinya.

Tapi ya, kita kan tidak bisa mengendalikan orang lain. Tidak bisa berharap semua suka. Pasti saja ada celah orang untuk mencela. Ya orang – orang yang tidak bahagia dengan dunia nyatanya. Yang bisa kita kendalikan diri sendiri. Jadinya daripada viral terus, istirahat dulu dari media sosial. Demi kesehatan mental juga.

TERLALU BANYAK INFORMASI (BERITA) TIDAK BAIK

Awal puasa media sosial ini, diawali dari twitter. Entah saat itu kenapa algoritma berita membawa saya ke beberapa berita jelek yang dilakukan oleh oknum – oknum polisi di Indonesia. Hampir setiap hari seperti itu. Ada saja berita – berita yang membuat emosi tentang anggota polisi. Saya berpikir, wah ini tidak baik untuk saya kalau tiap hari ada saja berita yang saya baca selalu membuat emosi. Sama halnya saat tahun 2021 saya undur diri dari twitter dan facebook selama 7 bulan, triggernya pun sama meski berbeda kasus. Kalau waktu itu tentang pandemi, kalau sekarang tentang keadaan di Indonesia yang beritanya membuat emosi. Belum lagi tentang pemerintahan baru yang ada saja gebrakan ajaibnya, pun membuat saya emosi saat membaca. Jadi ya sudah, daripada uring – uringan sendiri, saya putuskan off dulu dari twitter. Lalu setelah sebulan liburan tanpa media sosial di bulan Agustus, saya merasa kok enak ya off dari IG, Threads, dan FB. Ya sudah, saya lanjutkan sampai sekarang. Untuk tiga platform ini, saya off tanpa bilang terlebih dahulu. Ya kan bukan artis dan tanpa rencana juga, ngapain bilang – bilang. Ternyata beberapa orang mencari saya untuk menanyakan kenapa saya tiba – tiba menghilang.

GAMPANG CEMAS DAN OVERTHINKING

Alasan yang ini berhubungan dengan berita – berita tidak baik yang saya baca di media sosial. Misalnya tentang keadaan Indonesia atau kondisi politik di dunia. Perang, segala bencana, pembunuhan, bahkan tentang perselingkuhan. Itu hanya beberapa contoh dari banyaknya berita yang bersliweran. Pada dasarnya, saya memang gampang overthinking. Mau tidak dipikirkan, tapi keluarga saya ada di Indonesia. Kalau Indonesia kondisinya tidak baik, keluarga saya kan kena dampaknya juga. Mau cuek tapi kondisi dunia pun tidak dalam keadaan yang baik – baik saja sekarang. Mau tidak cemas tapi berita yang saya baca malah membuat overthinking dan menimbulkan rasa was was yang berlebihan. Pengen sebenarnya saya lewati saja berita – berita seperti itu dan pura – pura semua ok saja. Tapi kan tidak bisa (untuk saya). Rasa penasaran mengalahkan segalanya. Akhirnya ya sudah, demi kewarasan jiwa, saya rehat dulu dari media sosial sebagai sumber utama berita. Sedikit tau tentang apapun lebih baik untuk hidup saya sekarang ini. Bisa menyaring informasi apa yang masuk di kepala karena semua saya batasi sekarang. Tidak hanya sumber berita, pun notifikasi di Hp. Saya tiadakan semua notifikasi di Hp kecuali untuk orang – orang tertentu yang penting dan untuk keperluan anak – anak. Selebihnya, saya tiadakan. Supaya saya tidak gampang terdistraksi. Meminimalkan rasa cemas dan sumber overthinking.

SUSAH FOKUS DAN GAMPANG CAPEK

Saya merasa jadi susah fokus dalam durasi yang panjang. Meskipun tetap membaca buku, tapi seringnya terdistraksi dengan sedikit -sedikit buka twitter. Kalau IG, saya jarang terdistraksi. Biasanya saya buka cuma malam hari dan pagi saja. Jadi membaca buku dengan fokus yang terganggu karena diri sendiri yang memilih untuk scroll scroll diantara waktu membaca. Belum lagi saya merasa karena sering menonton konten yang pendek – pendek, kepala saya jadi gampang capek. Jadi saya merasa sudah tidak bagus lagi untuk otak, makanya saya menyebut kegiatan puasa media sosial ini untuk me-reset otak supaya berfungsi secara normal lagi, mengembalikan fokus supaya panjang, dan menyeimbangkan kegiatan otak supaya tidak terlalu lekat dengan media sosial yang menyebabkan gampang capek. Gampang uring – uringan juga. Menolong diri sendiri demi kesehatan jiwa raga dalam jangka panjang.

TIDUR KURANG BERKUALITAS

Sebenarnya dari segi durasi, waktu tidur saya lumayan ideal. Saya bisa tidur 7 – 8 jam tiap malam. Jam 9 malam biasanya sudah tidur nyenyak. Paling lambat jam 10. Nah waktu aktif mainan medsos, kadang tengah malam terbangun, trus scroll scroll, ga sadar sampai 1 jam. Lalu kembali tidur lagi jadi susah. Seperti kepikiran. Kayak ada pikiran yang nyantol belum tuntas. Bangun tidur, badan jadi tidak nyaman. Berasa kalau tidur lama tapi tidak berkualitas. Padahal seharian itu yang akan saya kerjakan banyak. Jadinya tidak maksimal dan ujung – ujungnya ngefek ke emosi. Uring – uringan ga jekas. Tidur cukup yang berkualitas itu akar dari semuanya. Jika tidurnya tidak cukup dan tidak nyaman, wassalam seharian akan kacau balau.

MELUPAKAN DIRI SENDIRI

Saking asyiknya saya memperhatikan kehidupan orang di media sosial, saya pikir tidak akan ngefek ke kehidupan sendiri. Saya merasa ikut bahagia melihatnya. Ternyata saya salah. Saya jadi melupakan diri sendiri. Banyak waktu yang terdedikasikan untuk melihat unggahan orang lain baik itu di story, halaman utama, menyimak segala cuitan orang, atau scrolling tanpa henti sampai satu jam penuh misalnya, ternyata membuat saya lalai akan kehidupan sendiri. Lalai bahwa berat badan merangkak naik karena kurang waktu untuk olahraga bahkan malas karena terlalu asyik lekat dengan media sosial. Lalai menanyakan diri sendiri apakah baik – baik saja karena merasa senang menonton konten tersebut, padahal ya itu hanya pengalihan saya saja. Lalai untuk berdialog dengan diri sendiri sehingga banyak hal – hal penting terabaikan. Lalai melihat diri sendiri karena terlalu asyik melihat kehidupan orang lain. Lalu saya merasa, mulai tidak mengenali diri sendiri. Merasa asing dan jauh. Merasa seperti ini bukan saya. Jadi berjarak dan berpikir, “Lho kok aku sekarang jadi pribadi yang seperti ini.” Supaya hal ini tidak berlarut, harus putus dulu dari penyebab utama, kesibukan di media sosial.

MERASA JAUH DARI SUAMI DAN ANAK – ANAK

Bagian ini yang paling menyedihkan untuk saya, merasa jauh secara mental dari suami dan anak – anak. Alasan ini sebenarnya yang paling utama membuat saya untuk berhenti dulu bermedia sosial dan tetap kuat sampai sekarang tidak kembali lagi. Saya merasa, hadir secara fisik untuk mereka, tapi pikiran suka ke mana – mana. Tidak fokus dan gampang terdistrak. Gampang uring – uringan juga. Sepertinya semua jadi gampang salah. Selama ini saya memang menerapkan aturan ke diri sendiri untuk tidak membuka telefon genggam di depan anak – anak kecuali ada hal yang sangat penting. Selebihnya ya saya membuka Hp kalau mereka di sekolah atau malam hari, pun pagi hari. Tapi, seringnya saya curi – curi kesempatan misalnya ke dapur hanya untuk ngecek apa sih lanjutan war di twitter pembahasan A misalnya. Padahal saya sedang main dengan anak – anak. Atau saat ngobrol dengan suami, saya mencoba semaksimal mungkin untuk mendengarkan dia, tapi pikiran saya malah ke postingan orang di Instagram contoh lainnya. Jadi secara fisik saya ada 100 persen untuk mereka, tapi secara mental mungkin cuma 40 persen saja karena pikiran saya sibuk sendiri dengan ingin setiap saat membuka media sosial. Menyedihkan sekali.

Lalu suatu hari, saya tersadar kalau anak – anak cepat sekali besarnya. Tau – tau mereka sudah umur segini saja. Berasa, “Wah ke mana saja aku selama ini.” Seperti kehilangan banyak momen dengan mereka. Merasa menyesal tidak hadir penuh untuk mereka. Lalu melihat diri sendiri dan suami yang juga makin menua. Harusnya saya menikmati setiap momen bersama mereka. Tidak sibuk sendiri dengan kegiatan yang entahlah faedahnya juga tidak seberapa penting. Di saat itulah saya memutuskan untuk stop dulu bermedia sosial karena ingin membersamai anak – anak tumbuh secara emosi dan fisik, hadir nyata untuk diri sendiri, anak – anak, dan suami. Menikmati sebanyak mungkin waktu bersama keluarga. Menemani mereka secara berkualitas bukan hanya kuantitas.

BOSAN BERMEDIA SOSIAL

Ternyata memang ada masanya saya merasa bosan dengan kegiatan bermedia sosial. Bosannya tuh seperti sudah ketebak jalan cerita tiap platform. Bisa bosan juga membaca ada saja drama dunia lari di Indonesia yang dibahas di Threads atau drama para diaspora Indonesia. Bosan membaca berita yang tidak menyenangkan di twitter dan segala war yang ada di sana. Plus sekarang orang gampang sekali memelintir sebuah cuitan bahkan yang tidak menyenggol siapapun, lalu dibuat narasi yang memojokkan. Gampang sekali terjadi perkelahian online di sana. Bosen ternyata scrolling Instagram yang yah isinya begitu – begitu saja. Bosen membuka Facebook yang sekarang banyak yang bikin konten mbuhlah. Ya memang saya sedang bosan saja dengan mainan media sosial. Ingin rehat sejenak dan menikmati dunia nyata. Jenuh dan butuh hal – hal yang lebih nyata. Ingin mengerjaka banyak hal baru yang lebih bermanfaat untuk hidup kedepannya.

HADIR SADAR DI DUNIA NYATA

Sibuk bermain media sosial, membuat saya hidup di dunia yang lain. Dunia yang tak terjangkau karena ya tidak nyata, bukan yang ada di depan mata saya yang bisa saya pegang atau jalani. Saya sebenarnya tidak ada masalah melihat postingan orang yang bahagia, justru saya pun ikut terbawa bahagia. Atau menemukan motivasi dari dunia lari misalnya lalu ingin lari lebih baik lagi. Tapi lama – lama saya jadi hidup dalam dunia yang berbeda. Tidak lagi napak tanah. Jadi punya semacam ambisi. Seperti ingin menunjukkan sesuatu kalau saya ini hebat, entah juga menunjukkan ke siapa. Semacam ingin mendapatkan validasi walau saya sadar sepenuhnya kalau saya tidak butuh itu semua. Sudah bukan umur saya lagi butuh dipuja puji. Sudah lewat masa itu. Tapi entah kenapa saya seperti terlena dengan komentar yang positif tentang hal – hal yang saya posting. Lalu saya merasa kok malah kosong di hati. Bahasa kerennya, saya jadi melakukan semua dengan tidak mindfull.

Saya tidak ingin menjalani hidup yang seperti itu. Saya ingin berjalan dan hadir secara penuh dan sadar di dunia nyata. Tidak untuk sebuah konten, tidak untuk sebuah pujian orang lain (yang banyak tidak saya kenal juga), pun tidak untuk sebuah ketenaran. Saya ingin menjadi diri sendiri seperti semula.

PENUTUP

Begitulah uraian panjang saya tentang kenapa menghilang dari twitter, Instagram, Threads, dan Facebook beberapa bulan ini, tanpa jejak dan tanpa pamitan. Saya ingin menjejakkan kaki lagi di dunia nyata. Ingin me-reset otak supaya kembali lagi fungsinya seperti semula. Dari uraian panjang tersebut, bisa ditarik kesimpulan bahwa bukan salah media sosialnya, tapi salah saya yang kurang punya kontrol diri sehingga mainan media sosial mempunyai dampak yang negatif cukup banyak untuk kehidupan saat ini.

Sekarang saya istilahnya sedang dalam tahap rehabilitasi. Sedang menikmati proses masa penyembuhan dan menata ulang semuanya. Apakah saya akan kembali lagi mainan media sosial? Saya pastikan, iya. Kapan pastinya, tidak tau. Sama halnya dengan puasa media sosial yang tidak direncanakan, nanti kembali lagi juga tidak direncanakan. Jika saya sudah merasa siap dan otak saya sudah ok kembali. Jika jiwa saya sudah merasa waktu yang tepat, pasti saya akan kembali. Entah kapan itu.

Apakah ada rasa kangen dengan media sosial? Terus terang, kadang – kadang kangen beinteraksi dengan beberapa mutual yang saya kenal baik di twitter. Ingin tau kabar mereka sekarang seperti apa, semua baik – baik saja atau ada berita terkini seperti apa. Diantara beberapa media sosial yang saya punya, saya lebih kangen twitter dibandingkan lainnya. Memanglah hubungan saya dengan twitter ini hate love relationship :)))) Kangen tapi kadang – kadang juga ga suka.

Media sosial tidak sebegitu buruknya karena saya mendapatkan banyak manfaat juga dari sana. Saya mengenal banyak orang baik, mendapatkan informasi yang bermanfaat, seringkali bisa mendapatkan bahan bercanda juga, pun bahan gosip *lah :))) Kalau digunakan secara benar, media sosial bisa mendatangkan banyak hal yang baik. Yang terpenting kontrol diri dan tau tujuan menggunakan media sosial untuk apa.

Saat ini, saya sedang menata ulang tujuan saya bermedia sosial itu apa sehingga nanti jika kembali lagi aktif di media sosial, saya sudah punya kontrol diri yang bagus dan tujuan yang jelas untuk apa. Kenapa dibawa serius sekali bermedia sosial? Ya kalau tidak dibawa serius, nanti jadinya seperti akun – akun yang gampang marah itu. Tidak punya tujuan jelas apa di media sosial. Makanya semuanya harus saya tata ulang dulu. Supaya bisa bersenang – senang lagi nantinya dan bisa menjadikan taman bermain di sana, memberikan banyak manfaat buat semua. Terutama untuk diri sendiri.

Terima kasih sudah membaca tulisan panjang ini. Semoga ada manfaatnya. Buat beberapa orang yang menanyakan kabar saya, terima kasih atas perhatiannya.

Sehat – sehat ya semuanya.

  • 13 Desember 2025 –

Kumpul Teman, Lulus Les Renang, dan Menghias Pohon Natal

Pohon Natal 2025

Kembali lagi ke edisi tulisan kumpulan cerita kehidupan saya tiga minggu terakhir. Ada apa saja? Yuk mari dibaca bersama.

LULUS LES RENANG DIPLOMA C

Anak pertama kami akhirnya menyelesaikan dan lulus semua rangkaian les renang dan ujiannya, dari Diploma A sampai Diploma C. Tentu saja ini tidak dalam waktu satu atau dua tahun, melainkan 4 tahun!! Sampai pindah les ke 3 tempat. Dari tempat les yang kami rasa sangat lambat perkembangannya, menemukan tempat les yang semi privat, eh harus pindah lagi ke tempat yang ketiga karena tempat les yang kedua tidak punya jadwal les diploma C dan harus pindah ke kota lain. Belum lagi saat pandemi harus beberapa bulan berhenti karena tidak diperbolehkan oleh pemerintah.

Tentu saja kami sangat bangga dengan si Mbarep. Dari dia pertama masuk kolam renang selalu menangis, sampai lulus diploma C berenang dengan baik dan sesuai standar yang ditetapkan, sungguhlah perjuangan panjang. Suami saya yang selalu mengantar dan menemani anak – anak les renang, dari cuaca terang, hujan, angin kencang, malam hari gelap naik sepeda, patut lega dan terharu dia. Selama 4 tahun menemani, akhirnya lulus juga.

Saya yang beberapa kali ikut menemani dan mengantar anak – anak les renang, setiap anak mbarep ujian berenang, air mata saya selalu menetes. Betapa waktu cepat sekali berlalu. Tidak pernah lupa diingatan saya, dia yang pertama les menangis keras dan menolak untuk nyebur ke air, sekarang sudah berenang dengan penuh keyakinan dengan teknik yang benar dan sesuai standar keamanan.

Memang berenang adalah olahraga yang kami wajibkan anak – anak untuk bisa. Harus bisa dan lulus minimal sampai diploma B. Kalau mereka meneruskan ke diploma C, lebih baik lagi.

Sungguhlah kami sangat berbangga pada anak sulung. Bangga luar biasa. Satu sudah selesai, tingal anak tengah yang masih proses menuju ujian diploma A. Kalau yang bungsu, baru beberapa tahun lagi akan mulai.

POTLUCK KUMPUL TEMAN

Sudah lama sekali saya tidak berkumpul dengan teman – teman yang dia lagi dia lagi hahaha ya memang teman saya sekarang cuma itu – itu saja. Biasa kalau akhir tahun, kami ada kumpul bersama. Kali ini, potluck an. Temanya, lontong sayur. Acara di rumah saya. Yang datang : Anis, Ajeng, Agnes, Dita. Ika tidak bisa datang karena ada saudara yang sakit. Dita datang belakangan karena ada urusan yangharus diselesaikan.

Saya memasak rendang 3.5kg, oseng cumi asin pedas, lumpia rebung semarang, chocolate banana cake, bikin lontong, goreng kerupuk, dan membuat sourdough cinnamon roll. Anis membawa lontong sayur dan teh jasmin juga kado untuk anak – anak kami plus chips, Ajeng membawa telur balado, Agnes membawa brownies dan coklat cantik (tidak sempat difoto), Dita yang datang belakang membawa wedangan dan pesanan kami dari Indonesia (Dita baru saja kembali dari mudik).

Selalu menyenangkan jika berkumpul bersama mereka. Obrolan dari hati ke hati yang hangat, tertawa bersama, kocak, santai, dan membahas banyak hal. Makanan yang berlimpah membuat perut kenyang dan bisa bungkus banyak hahaha ini penting. Het was super gezellig. Tidak sabar bertemu mereka lagi.

Saya membagikan rendang ke tetangga londo. Wah mereka sekeluarga sangat senang dengan rendang itu, sampai dipuji berkali – kali. Bahkan anaknya yang pertama, minta diajari cara membuat rendang seperti yang saya kasih. Pengen rasanya saya bilang : Mending beli aja, karena bikin rendang itu butuh sabar tingkat dewa :))) Ya bagaimana tidak, rendang yang saya buat butuh waktu 7.5 jam sampai lumayan agak kering dengan daging yang empuk. Tapi ya akhirnya saya berikan resepnya. semoga dia tidak puyeng.

LANGIT CANTIK

Beberapa pagi, langitnya sangat cantik. Matahari terbit saat ini sekitar jam 8.37. Ini waktunya saya selesai mengantar anak – anak ke sekolah. Jadi saya langsung olahraga jalan kaki cepat. Pemandangan langit yang luar biasa indah, membuat saya selalu merasa gembira dan bersyukur selalu diberikan kesehatan yang baik, sehingga bisa menikmati pemandangan yang sangat indah sambil berolahraga. Udara yang dingin, tidak menghalangi saya untuk selalu bergerak. Ini cara saya bersyukur karena sejauh ini diberikan kesehatan yang baik. Ini cara saya menjaga titipanNya.

Selama tidak hujan, jalan kaki pagi akan tetap saya lakukan. Udara segar, badan bergerak, hati jadi gembira.

REJEKI NOMPLOK PAKET GRATISAN

Suatu pagi, saya pergi ke kota untuk mengembalikan buku ke perpustakaan. Karena saya sampai di sana terlalu pagi, perpustakaan belum buka, jadi saya berkeliling jalan kaki mencari toko mana yang sudah buka. Tentu saja salah satunya toko Asia. Setelah berbelanja di sana, saya masuk ke beberapa toko lainnya yang sudah buka, termasuk akhirnya khilaf membeli parfume (khilaf yang direncanakan haha). Saya melihat jam tanga, oh waktunya perpustakaan sudah buka. Saya percepat langkah ke sana.

Saat hampir sampai di perpustakaan, saya melihat antrian panjang menuju sebuah gedung. Saya pikir ini semacam pembagian sembako gratis untuk orang yang tidak mampu. Jadi saya lewati saja. Lalu, saya melihat ada salah satu petugas membagikan bingkisan. Wah, saya jadi tertarik. Lalu saya bertanya ke beberapa orang yang sedang antri, ini ada apa. Ternyata ada paket gratisan dari satu semacam supermarket yang baru buka cabang di gedung itu. Saya lihat paketnya lumayan besar.

Akhirnya saya ikut mengantri juga hahaha. Suka goyah jiwa kalau mendengar ada kata gratisan. Tidak terlalu lama antriannya, saya akhirnya mendapatkan. Lalu saya ke perpustakaan.

Malamnya, saya buka paket tersebut. Wah lumayan isinya banyak. Untung saya tadi ikutan antri.

Benar – benar rejeki nomplok dipagi hari.

MENGHIAS POHON NATAL

Tahun ini menghias pohon Natal di rumah, seminggu agak terlambat dari biasanya. Saya sedang sibuk luar biasa plus masih belum ada mood. Akhirnya minggu terakhir bulan November, kami sekeluarga bergotong royong menghias. Kali ini, saya tidak ikutan menghias karena tiga anak sangat bersemangat memnaruh hiasan sesuai dengan selera meraka. Saya hanya merapikan dibagian akhir.

Tidak hanya pohon natal saja, seluruh rumah pun kami hias meriah dengan memasang pernak pernik Natal. Pun saya memasang beberapa lampu di luar rumah supaya makin semarak. Saya sangat senang bulan Desember. Banyak lampu berkelap kelip dan hiasan yang meriah di setiap rumah. Melihat lampu dan hiasan pohon Natal seperti ini, membuat hati saya merasa hangat ditengah cuaca musim dingin dan langit yang gelap.

Kami memasuki bulan Desember dengan pohon Natal yang cantik di rumah. Para tetangga belum memasang. Biasanya mereka mulai pasang pohon ini setelah Pakjesavond tanggal 5 Desember. Kami selalu terlebih dulu tanpa mengikuti pakem.

Saya mendapatkan hadiah Sinterklaas dari tetangga londo. Dia ini, selalu memberikan saya paket wangi – wangi untuk badan. Padahal saya ini malas mandi. Tapi dia selalu memberikan paket untuk mandi. Curiga dia tahu kalau saya malas mandi. Jadi selalu diberikan ini. Supaya memotivasi untuk sering mandi haha. saya suka warna paketnya. Warna favorit saya.

Sudah selesai rekapan cerita beberapa minggu terakhir ini. Terima kasih sudah membaca sampai selesai.

Sehat – sehat selalu!

  • 8 Desember 2025 –

Pakjesavond 2025

Selesai sudah rangkaian Sinterklaas dari kedatangan ke Belanda tanggal 15 November 2025 sampai pulang lagi ke Spanyol tanggal 6 Desember 2025. Puncaknya adalah Pakjesavond tanggal 5 Desember 2025 saat Sinterklaas bagi – bagi kado ke tiap anak di Belanda pada malam hari.

Anak – anak kami masih percaya tentang Sinterklaas. Jadi biasanya kami mulai mempersiapkan kado – kado yang sudah mereka tulis daftarnya dan ditaruh di dalam sepatu saat Sinterklaas datang ke Belanda. Nah tahun ini, mereka tidak menulis daftar, tapi menggunting dari sebuah buku yang disediakan oleh salah satu platform belanja online di Belanda. Dari buku ini, mereka memilih hadiah – hadiah apa yang diinginkan dari Sinterklaas.

Setelah mereka menaruh di sepatu malam hari, kami mengambil daftar ini, yang dipercayai diambil oleh Sinterklaas. Lalu saya dan suami mulai mensortir kira – kira hadiah mana yang akan “dikabulkan” diberikan pada mereka. Nah kami mulailah berburu hadiah. Buat saya kegiatan yang menyenangkan karena saya yang bagian belanja. Suami yang bagian mbayar hahaha. Tapi dia sejauh ini selalu semangat juga membelikan anak – anak hadiah buat Sinterklaas.

Seminggu sebelum Pakjesavond, hadiah sudah mulai terkumpul. Saya taruh di ruang perpustakaan di rumah kami. Lalu saya mulai mencicil membungkus hadiah – hadiah tersebut. Lumayan menyita waktu membungkus kado, makanya saya cicil saat anak – anak ke sekolah. Ada beberapa hadiah yang kami pesan online, baru datang beberapa hari sebelum Pakjesavond.

Foto di bawah ini adalah sebelum dan sesudah hadiah dibungkus.


Anak – anak sangat antusias menanti Pakjesavond. Setiap malam, mereka menonton Sinterklaasjournaal di televisi. Ini cerita tentang apa saja kegiatan Sinterklaas selama di Belanda. Durasi acara ini 10 menit. Tiap pagi di sekolah juga diputarkan Sinterklaasjournaal di masing – masing kelas. Sinterklaas memang sangat berarti buat anak – anak di Belanda. Bukan hanya tentang kadonya, tapi cerita kegiatan sehari – harinya juga. Pun ini ada hubungannya dengan marketing tertentu. Meski tahun ini ada beberapa kontroversi yang menimbulkan protes tentang Sinterklaasjournaal tapi acara ini tetap berlangsung sampai tanggal 4 Desember malam. Anak – anak sedih saat edisi terakhir acara ini. Artinya Sinterklaas akan kembali ke Spanyol dan baru bertemu lagi tahun depan. Pun, mereka senang karena akan ada kado yang datang ke rumah.

Seminggu sebelum Pakjesavond, tetangga sebelah yang selalu memberikan kado – kado, tahun ini juga sama. Mereka menaruh kado – kado tersebut depan pintu lalu menggedor keras pintu kami saat anak – anak menonton TV. Anak – anak langsung heboh lari ke pintu dan membuka melihat ada satu tas besar berisi banyak kado. Wah mereka senangnya bukan kepalang. Kado dari tetangga ini lumayan banyak. Salah satunya buku piano isi lagu – lagu Sinterklaas dan Natal untuk anak mbarep, lalu beberapa buku lainnya untuk anak tengah dan bungsu. Tentu saja coklat – coklat tidak ketinggalan. Saya mengirimkan ke tetangga video rekaman sewaktu anak – anak membuka kado dari mereka (yang tentu saja anak – anak berpikirnya dari Sinterklaas) dengan antusias dan gembira, tetangga senang sekali.

Tanggal 5 Desember pun tiba. Hari itu saya ada acara di rumah. Beberapa teman datang untuk makan siang dan ngobrol setelah lama kami tidak saling bertemu. Nanti saya akan tuliskan terpisah cerita tentang makan – makan ini. Sedangkan anak – anak hanya masuk sekolah setengah hari karena Pakjesavond. Jadi rumah kami ramai sekali. Untung, kemudian anak sulung main ke rumah temannya dan anak bungsu harus tidur siang. Jadi lumayan berkurang sumber keramaian :))))

Setelah makan selesai, 3 orang teman pulang jam setengah 5 sore dan satu orang masih tinggal karena dia datangnya telat. Dita, yang datang telat telat karena ada beberapa urusan yang dikerjakan, tiba – tiba harus buka laptop juga karena ada permintaan mendadak dari kantornya. Jadi saya bersih – bersih rumah, Dita kerja, anak – anak main dengan Bapaknya lalu mereka menonton TV. Disela sela itu, saya dan Dita pun ada sesi ngobrol dari hati ke hati.

Waktu mendekatj jam 7 malam, saatnya saya menyiapkan kantong penuh hadiah untuk diletakkan di depan pintu. Pas juga Dita akan pulang. Jadi saya minta tolong Dita untuk menggedor pintu rumah dan cepetan lari hahaha. Jadi dia berpura – pura jadi Sinterklaas dan Piet yang antar kado. Wah seru sekali Pakjesavond tahun ini. Anak – anak sempat bertanya, “Tante yang tadi kerja buka laptop, kok tiba – tiba hilang. Apa lagi bantu Sinterklaas bagi – bagi kado ya?” Hahaha lucunya anak – anak ini.

Mereka langsung berhamburan ke pintu dan membuka dengan bahagia. Setelah mengucapkan terima kasih pada Sinterklaas dan Piet yang tak lagi tampak oleh mata, mereka membawa masuk kantong yang cukup berat berisi kado. Tahun ini, suami membuatkan surat untuk masing – masing anak. Ini seolah surat dari Sinterklaas. Isinya untuk masing – masing anak (dan dibaca mereka sendiri) tentang ucapan selamat atas prestasi mereka di sekolah dan ekskul, tentang beberapa kado yang mereka minta tapi tidak dapat diberikan, tentang beberapa hal lainnya. Setelah membaca surat ini, mereka mulai membuka satu persatu kado yang di dalam kantong, sampai kado terakhir. Anak bungsu juga tidak kalah hebohnya. Dia suka sekali bagian membuka kado dan langsung loncat senang begitu mendapatkan beberapa buku dan barang Peppapig, karakter favoritnya saat ini. Dua anak pertama juga senang karena ada beberapa yang mereka minta di daftar, ada dalam kado yang diterima.

Inilah beberapa kado yang mereka dapatkan dari Sinterklaas. Astrid dan Anis juga memberikan kado buat anak – anak. Jadi lumayan kami ada tiga donatur tahun ini haha. Anak – anak banyak mendapatkan kado buku dan bahan latihan untuk berhitung. Selain beberapa lego.

Sampai hari minggu saat saya menuliskan ini, mereka masih sibuk mengerjakan beberapa project hadiah yang didapatkan. Masih merasa bahagia juga tentang Sinterklaas. Mereka bilang bahwa Pakjesavond tahun ini adalah yang terbaik.

Kami menikmati masa – masa mereka masih percaya tentang Sinterklaas. Meski anak pertama dan kedua sudah mulai kritis mempertanyakan banyak hal tentang Sinterklaas, tapi mereka saat ini sedang masa transisi antara percaya dan tidak. Saya selalu mendokumentasikan momen ini. Nanti, mereka akan melihat lagi video masa kecil dan bisa terkenang kembali.

Sampai jumpa di Pakjesavond tahun depan. Tahun ini sungguhlah menggembirakan dan memberikan banyak kebahagiaan. Semoga kami selalu diberikan rejeki yang cukup untuk menjadikan Pakjesavond selalu berkesan buat anak – anak.

Mereka senang dan bahagia, kamipun turut bergembira.

Malam itu saya dan suami berbincang di tempat tidur dengan hati yang penuh. Bahagia dengan hari yang menyenangkan kami lewati. Perasaan penuh yang membuat tersenyum tiada henti.
Semua berbahagia.

  • 7 Desember 2025 –

Pakjesavond tahun 2024, bisa dibaca di sini.

12 Tahun Bersama

Akhir bulan November 2025, saya dan suami merayakan 12 tahun pertama kali berkenalan. Kenapa sampai dirayakan tanggal pertama kami berkenalan? Karena tanpa ada perkenalan, tak akan ada sebuah pernikahan. Simpel seperti itu. Jadi selain tanggal pernikahan, tanggal pertama perkenalan juga sangat berarti untuk kami. Tanggal perkenalan ini juga yang kami abadikan dalam sebuah jumlah mahar pernikahan. Jadi memang benar spesial untuk kami berdua dan selalu kami rayakan tiap tahunnya.

Tahun ini, kami memilih merayakan di sebuah restauran yang masuk dalam daftar Michelin dan letaknya ya di kampung tempat tinggal kami. Memang sudah lama restaurant ini ada, tempatnya pun hanya 5 menit jalan kaki dari rumah. Hanya baru kesampaian sekarang bisa ke sana. Tahun lalu, kami merayakan di restaurant Michelin Star di Rotterdam. Tahun – tahun sebelumnya pun kami rayakan di beberapa restaurant lainnya (kecuali sewaktu pandemi, kami merayakan di rumah saja).

Kami pesan tempat sejak bulan September. Lalu mulai menghubungi tetangga yang biasanya menjaga anak – anak jika kami pergi berkencan malam hari. Menjelaskan ke anak – anak kalau pada hari itu kami akan makan malam di luar hanya berdua saja. Karena sudah biasa, jadi mereka tidak ada komen apapun, hanya mengucapkan, “Veel plezier.” Satu masalah, anak bungsu tiba – tiba ingin ikut kami dan menangis waktu melihat kami akan berangkat. Saya tenangkan dia dulu, peluk cium, setelah dia tenang, kami ke luar.

Jadi sebelum keluar, kami sudah persiapkan mereka untuk tidur. Setelah waktunya menonton TV selesai, mereka bisa langsung ke kamar masing – masing. Kecuali anak bayi, masih dibantu ke tempat tidurnya.

Saya seperti biasa kalau berkencan, berdandan maksimal. Berpakaian sebagus mungkin. Supaya tetap ada kupu – kupu dalam perut. Suami pun begitu. Romantis itu kan diusahakan berdua semaksimal mungkin ya. Supaya selalu ada rona merah di pipi. Malam itu agak rintik. Jadi suami membawa payung cukup satu buat berdua. Kami berjalan bergandengan tangan di bawah satu payung, suasana kampung yang sunyi menambah suasana hangat diantara kami berdua. Obrolan mendalam selama kami berjalan ke restaurant.

Sesampainya di Restaurant, wah interior bagian dalamnya cantik sekali. Elegan, simple, dan hangat. Kami telat 15 menit dari waktu yang kami pesan. Sudah banyak tamu lainnya di sana. Kami langsung dipersilahkan ke tempat duduk yang disiapkan.

Pertama ditanya tentang minuman, lalu satu persatu makanan mulai disajikan. Ada 10 menu yang dikeluarkan secara bertahap, sesuai dengan menu yang tertulis di kartu yang diberikan ke masing – masing tamu saat makanan penutup mulai dihidangkan. Chef sekaligus pemilik restaurant ini, turun ikut serta menyajikan beberapa makanan dan mengajak ngobrol para tamu. Dia ini pemenang enterprenur award di kabupaten kami tinggal. Dan yang mengejutkan, dia ternyata tinggalnya tidak jauh dari rumah kami. Ternyata orang lokal kampung sini juga.

Semua makanan yang dihidangkan, saya foto. Mayoritas makanan laut, rasa yang dominan asin umami. Ada satu menu seingat saya, umaminya sangat machtig, jadi lumayan meninggalkan rasa yang tidak nyaman. Tapi suami saya, doyan aja. Ya dia memang semua makanan dilabeli enak dan enak sekali :))))

Secara keseluruhan, sangat enak makanan di restaurant ini. Ada harga, ada rasa. Cuma saya yang terbiasa tidur jam 9 malam, begitu jam 11 masih di restoran, rasanya harus berperang dengan rasa kantuk. Sangat mengantuk. Saya sampai skip satu menu karena sudah tidak sanggup lagi melek dan perut sudah sangat penuh. Kenyang sekali. Yang saya skip menu berbagai macam keju. Suami saya tentu doyan sekali, lha wong camilan kesukaan dia. Kelihatannya secimit secimit ya hidangan Michelin Star ini, tapi percayalah, kalau sampai 10 sampai 14 menu, niscaya perut akan penuh kenyang.

Selama makan, saya dan suami ngobrol banyak tentang kami, dari hati ke hati. Membahas segala hal dari masa yang sudah dilewati, mengenang masa dulu, bercanda, sampai ada adegan menangis juga. Tentu saja saya yang menangis :))) muka sangar tapi gampang menangis.

Foto di bawah ini muka sudah mengantuk tetap memaksa senyum. Ngantuk tapi bahagia karena makanan enak dan perut kenyang.

Kami pulang bukan hanya membawa perut yang kenyang dengan hidangan yang super lezat, pun hati yang berbunga karena bisa menikmati malam yang membahagiakan bisa pacaran kembali berdua sampai larut malam.

Semoga tahun depan Insya Allah merayakan di restaurant yang lainnya.

  • 30 November 2025 –

Berjalan Kaki Cepat Sejauh 52Km

November walk 50K Challenge Strava

Banyak hal menyenangkan terjadi bulan November ini. Beberapa diantaranya sudah saya tuliskan dalam kompilasi cerita, bisa dibaca di sini. Ada beberapa lainnya yang belum saya tuliskan, nanti akan dibuatkan versi cerita kompilasi yang lainnya.

Sekarang, saya ingin bercerita tentang hobi olahraga yang baru, yaitu berjalan kaki cepat.

Terbiasa dengan olahraga lari, pindah haluan ke jalan kaki cepat pada awalnya sempat melukai ego saya. Merasa duh kok jalan satu jam cuma dapat paling jauh 5.5km. Biasanya kalau lari, satu jam bisa 7km. Tapi, lama – lama perasaan itu saya tepis. Saya kembali ke tujuan awal ingin mencoba hal yang baru dan belajar untuk menyenanginya. Alasan pindah haluan ke jalan kaki cepat dari lari adalah : Ingin mencoba hal yang baru, ingin mengurangi lari karena sedang program menurunkan berat badan, dan ingin memelankan ritme langkah supaya bisa menikmati apa yang saya lewati dengan sadar tanpa terburu.

Sebenarnya mulai coba – coba berjalan kaki cepat akhir tahun 2024 saat saya persiapan Half Marathon tahun 2025. Saya selang seling antara lari dan jalan kaki. Cuma waktu itu berasa ah jalan kaki kok berasa gak keren gini ya. Maklum, biasa jadi anak lari berasa songong gitu hahaha. Jadi jalan kaki cepat tidak terlalu diseriusi. Sesempatnya saja karena masih fokus dengan persiapan Half Marathon.

Lalu setelah pulang dari Liburan sebulan tanpa media sosial dan meneruskan rehat dari media sosial sampai sekarang, saya jadi punya banyak waktu, akhirnya saya manfaatkan untuk berjalan kaki cepat dan mulai mengurangi intensitas lari. Dari yang awalnya merasa jalan kaki cepat itu tidak keren, lama – lama jadi ketagihan dan merasa : wah olahraga ini ternyata aku banget *nelen ludah sendiri :)))

Saat berjalan kaki, meski cepat, saya masih bisa menikmati segala yang saya lewati. Bisa tetap memfoto dan merekam. Bisa mendengarkan dengan jelas suara apapun itu yang melintas. Memelankan langkah dibandingkan lari juga mengajari saya untuk sabar dan sadar. Sabar karena selama berjalan kaki saya bisa fokus ke diri sendiri, berbincang dari hati ke hati dengan otak, dan bisa meredam segala emosi yang ada. Berjalan kaki, membuat saya bisa berkoneksi dengan mental. Sebenarnya hal yang tersebutkan ini, juga saya dapatkan di lari. Hanya saat berjalan kaki cepat, rasanya lebih menghayati

Sama halnya dengan lari, saat berjalan kaki cepat, saya juga memasukkan hasil dari apple watch ke Strava. Lumayan jadi bisa tau sebulan berapa jauh (dalam km) saya bisa berjalan kaki cepat. Lumayan juga bisa dipamer di WhatsApp Story :))) Yang saya masukkan Strava adalah data khusus jalan kaki cepat karena hitungannya olahraga. Bukan total berjalan dalam satu hari. Kalau total dalam satu hari, saya melihat dari aplikasi Steps App.

Biasanya, saya mulai jalan kaki cepat pagi hari setelah mengantar anak – anak ke sekolah. Sesekali siang hari setelah anak – anak kembali ke sekolah dari makan siang di rumah. Untuk olahraga baik lari, jalan kaki cepat, angkat beban, dll saya lakukan saat perut dalam keadaan kosong. Entah rasanya lebih bersemangat olahraga saat perut masih belum terisi makanan apapun. Tenaga masih tinggi.


Karena akhir – akhir ini hujan, jadi pemandangan yang sering saya lihat selain langit yang gelap, yang lainnya adalah pelangi. Cantik sekali. Saya sampai berdecak kagum. Bahkan ada double pelangi. Kalau cuaca sedang cerah, bisa melihat semburat matahari yang muncul. Siang hari bisa melihat langit biru nan cantik meski suhu sudah 1 digit alias dingin sekali. Tapi saya tetap semangat meski dingin luar biasa. Asal tidak hujan, saya akan tetap berjalan kaki cepat di luar rumah.

Melihat data dari Apple Watch ini, lumayan ya ternyata jalan kaki cepat sejauh 5.3km selama 1 jam bisa membakar kalori sampa 220 Cal.

Kenapa sih kalau jalan kaki santai saja tidak usah cepat? Saya analisa sendiri, karena dasarnya saya terbiasa lari, jadi kalau jalan kakipun tanpa direncanakan, jadi cepat. Plus, saya membatasi jalan kaki cepat hanya maksimal 1 jam perhari. Tidak ada alasan khusus, supaya cepet selesai saja dan kembali ke rumah. Alasan lainnya adalah supaya terasa olahraganya. Selain jarak, saya pun mengamati detak jantung. Meski berjalan kaki, saya tetap ingin mendapatkan manfaatnya. Itulah kenapa, meski berjalan kaki, saya memilih dalam tempo yang cepat. Tidak ingin mencoba metode jalan kaki Jepang yang sedang ngetren sekarang? Sudah mencoba tapi saya lebih cocok jalan kaki dengan cara sendiri :))))


Sejak menekuni (Halah, baru juga 4 bulan haha) jalan kaki cepat, kualitas tidur malam hari saya jauh lebih baik. Benar – benar nyenyak sampai bangun pagi. Lumayan saya tidur bisa sampai 7 jam. Ditambah lagi karena saya sedang rehat dari medsos, jadi otak saya bisa relax dan hati tenang. Ini juga mempengaruhi kualitas tidur saya jadi makin lebih baik. Istirahat malam yang cukup dan berkualitas, sangat penting untuk banyak hal. Buat saya, baik untuk ketenangan dan kebahagiaan.

Beberapa bulan belakang, saya sudah berencana untuk ikut beberapa event jalan kaki. 2 kali rencana ikut eh gagal. Yang satu karena tiket sudah habis, sedangkan yang satu karena hujan deras. Sayang, padahal saya sudah bersemangat.

Kembali ke pembahasan Strava, di sana kan bisa ikutan Challenge. Lumayan buat seru2an dan sungguh bisa memotivasi. Biasanya saya ikutan challenge untuk lari, kali ini ikutan untuk jalan kaki. Saya mendaftar challenge untuk berjalan kaki 50km selama satu bulan di November 2025. Senang lho ikutan Challenge seperti ini. Seru rasanya. Jadi benar – benar memotivasi untuk menyelesaikan yang sudah dimulai.

Saya menutup bulan November dengan prestasi cemerlang. Bisa menuntaskan challenge bahkan lebih. Bulan November 2025, saya bisa berjalan kaki cepat total sejauh 52km. Wow bangga dengan prestasi ini. Bisa konsisten. Tepuk dada dan salami diri sendiri. Bangga bisa mengalahkan ego memelankan langkah dari berlari ke jalan kaki cepat.


Saya merasakan banyak sekali manfaat jalan kaki cepat. Selain kualitas tidur yang sangat baik, hal positif lainnya saya jadi bisa mengenali diri sendiri dengan cara banyak berdialog selama 1 jam berjalan kaki cepat. Hasilnya, saya jauh lebih tenang, lebih bisa menerima, menjauhkan otak dari terlalu mikir, dan tentu saja membuat badan jauh lebih sehat. Alhamdulillah kualitas hidup secara mental, jauh lebih baik.

Jadi sehat mental dan raga.

Tahun 2026, saya berencana akan lebih banyak mengikuti event jalan kaki yang ada di Belanda.

Saya tetap akan menekuni berjalan kaki cepat, memberikan waktu satu jam untuk diri sendiri. Bukan untuk sebuah perlombaan. Tapi untuk ketenangan hati dan pikiran. Berkoneksi dengan diri sendiri dan alam. Memelankan langkah untuk hadir secara nyata dan sadar.

Saya tutup November dengan Alhamdulillah. Mari sambut Desember dengan Bismillah. Tinggal satu bulan langkah kaki ditahun 2025.

  • 30 November 2025 –

Melepaskan Yang Tidak Dibutuhkan

Ketika saya dan adik-adik masih kecil, Bapak sudah mengajarkan sebuah konsep : Membeli hanya jika membutuhkan. Dimulai dari hal-hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, semisal baju. Tidak disetiap hari raya kami mempunyai baju baru, tidak seperti anak-anak kecil tetangga yang selalu punya baju baru ketika lebaran tiba. Bapak dan Ibu tidak akan membelikan baju baru jika kami masih mempunyai pakaian yang layak digunakan dan masih dalam kondisi bagus. Jika memang kami sudah tidak membutuhkan lagi baju-baju tersebut dan ingin membeli baju yang baru, maka syaratnya baju yang lama dan masih dalam kondisi bagus serta layak tersebut harus diberikan kepada yang lebih membutuhkan, misalkan disumbangkan ke Panti Asuhan atau tetangga yang memang kurang mampu atau ke saudara.

Jadi intinya kalau mau membeli satu baju, satu baju dari lemari yang masih bagus harus dikeluarkan untuk disumbangkan atau diberikan. Kenapa harus baju yang masih bagus yang disumbangkan? Karena jangan sampai memberikan barang yang kita tidak suka dan dalam kondisi yang sudah tidak bagus lagi. Perlakukan orang akan menerima barang tersebut seperti kita yang menerima. Jika barangnya masih bagus dan sangat layak untuk dipakai dan digunakan, tentu saja lebih bermanfaat dan membuat orang yang menerima merasa berbahagia. Jika memang kondisinya sudah tidak bagus lebih baik dibuang.

Kebiasaan itu akhirnya terbawa sampai saya besar. Untuk segala barang, saya akan membeli kalau memang benar-benar membutuhkan, bukan hanya menginginkan saja. Saya ingat dulu ketika bekerja di Jakarta, HP yang saya miliki adalah nokia lama (lupa tipe berapa) sementara beberapa kolega di kantor selalu berganti tipe Hp dan memperolok HP saya yang hanya bisa sms dan telepon saja. Saya tidak gentar dengan olokan mereka dan tetap mempertahankan HP itu karena masih sesuai fungsiunya. Saya tidak akan membeli suatu barang hanya karena mengikuti tren saja. Sampai suatu hari, Hp tersebut benar-benar tidak bisa dipakai lagi, mungkin memang sudah saatnya mengganti setelah 6 tahun lamanya setia menemani. Setelahnya saya langsung membeli HP berbasis Android yang lumayan harganya karena sepesifikasi didalamnya memang sesuai kebutuhan.

Sampai sekarang saya tinggal hampir 11 tahun di Belanda dan punya anak tiga, hal tersebut tetap saya terapkan. Baju, ya itu – itu saja. Saya masih punya kaos yang usianya sudah lebih dari 20 tahun, masih muat di badan, saya pakai sehari – hari dan bahannya masih bagus. Jilbab pun sama. Kalau saya membeli 2 baju baru, berarti 2 baju lama harus dikeluarkan dari lemari. Baju anak – anakpun, jika ada teman yang melungsuri, dengan senang hati saya terima. Lumayan kan, budget membeli baju anak – anak di negara 4 musim yang cukup besar, bisa dialihkan ke hal – hal lainnya. Toh baju yang dilungsurkan pasti masih dalam kondisi bagus. Begitupun dengan baju anak – anak kami, jika memang sudah tidak bisa dipakai karena ukurannya terlalu kecil, saya akan pilah pilih dan berikan ke teman – teman yang mau menerima untuk anak mereka. Jika tidak ada yang mau dilungsuri, saya berikan ke Kringloopwinkel atau toko barang bekas di kampung sini. Yang sudah tidak layak, saya buang.

Saya sangat rajin beberes isi rumah. Ini saya rasa turunan dari Bapak. Dari sejak saya ngekos umur 15 tahun, kalau sedang pulang ke rumah, tugas saya mendadak jadi petugas kebersihan. Segala yang sekiranya memenuhi rumah dan tidak bisa dipakai lagi, saya buang. Ibu saya yang suka sekali menumpuk barang, biasanya marah – marah kalau barang tumpukannya saya buang. Ya termasuk makanan yang suka disimpan sampai kadaluarsa.

Dulunya, suami saya pun tukang menumpuk barang. Tidak separah Ibu memang (nanti fenomena menumpuk barang akan saya buatkan tulisan terpisah, karena sayapun pernah ada dijaman sebagai penumpuk satu barang. Tapi langsung tersadar dan jadi berubah ke haluan awal). Sejak menikah dan kami mulai tinggal bersama, kebiasaan menumpuk barangnya jadi berkurang. Kemelekatan dia akan sebuah barang jadi pelan – pelan hilang. Dia melihat saya suka mensortir segala macam yang ada di rumah, melihat saya yang tidak suka membeli barang jika tidak perlu, dan gampang melenyapkan barang dari rumah jika memang sudah tidak digunakan lagi. Dia akhirnya ketularan rajin beberes, bersih – bersih dan sekarang jadi gampang sekali untuk mensortir barang – barang yang memang waktunya disingkirkan dari rumah.

Foto di bawah dari kiri ke kanan : Saya sedang beberes sebagian kecil buku – buku di ruang perpustakaan di rumah, suami setelah beberes mendapatkan banyak sekali barang yang memang sudah harus dibuang. Foto terakhir sebelah kanan, akan saya bawa saat mudik tahun lalu. Lumayan banyak baju suami yang masih bagus bisa saya berikan ke tetangga – tetangga di desa.

Saya sendiri, memang tidak terlalu punya rasa kemelakatan yang kuat akan sebuah barang. Memang ada barang – barang tertentu yang punya nilai sejarah, akan saya simpan. Tapi hanya satu dua saja. Misalkan sarung dari Bapak yang biasa dipakai ke Masjid, saya simpan sampai sekarang. Sebagai kenang – kenangan dan sarung itu yang Beliau gunakan ke Masjid saat sholat Maghrib lalu sekitar 2 jam setelahnya Bapak meninggal. Contoh lainnya : Suami pernah membeli satu set baju olahraga untuk bayi, jauh sebelum saya hamil. Kata dia, membeli itu karena iseng saja, lucu katanya. Lalu sekitar 2 atau 3 bulan setelahnya, saya hamil dan anak yang saya kandung, berjenis kelamin sama dengan baju yang suami beli tersebut.

Hanya barang yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi, akan saya simpan. Selebihnya, kalau sudah tidak terpakai lagi, lama tidak digunakan, dan tidak memberikan manfaat lagi, saya singkirkan. Tidak perlu lagi disimpan selain karena tidak ada tempat, juga gunanya untuk apa disimpan kalau jumlahnya terlalu banyak.

Lepaskan saja. Less is more.

Memang saya gampang melepaskan. Bukan hanya tentang barang, ke banyak hal juga. Termasuk pikiran – pikiran yang dirasa memberatkan, ya sudah lepaskan saja. Otak kapasitasnya terbatas. Lebih baik memberikan kesempatan kepada hal – hal yang bermanfaat untuk dijalani saat ini. Melepaskan apa yang sudah terjadi dimasa lalu. Jangan sampai memberatkan langkah ke depan. Melepaskan pikiran khawatir tentang masa depan. Jalani dan nikmati yang ada sekarang, yang di depan mata, dan saat ini. Supaya hati dan pikiran tetap tenang. Yang nanti ya dipikir nanti. Yang sudah selesai, ya letakkan tidak perlu disimpan lagi. Lepaskan saja rasa cemas itu. Fokus pada hari ini.

Termasuk hubungan yang saya anggap sudah tidak ada manfaatnya lagi dan tidak memberikan keberkahan dimasa mendatang. Dari hubungan pertemanan sampai persaudaraan. Tentunya setelah melalui pertimbangan yang matang. Jika dirasa sangat tidak ada faedahnya, buat apa dipertahankan. Membuat sakit diri sendiri. Penghambat banyak rejeki yang akan datang. Melepaskan untuk mendapatkan ketenangan dan keberkahan, itu jauh lebih baik. Daripada tetap dipertahankan, rasa tidak nyamannya ditumpuk, dan pura – pura tidak ada masalah. Buat apa.

Hidup di dunia cuma sekali. Minimalkan untuk menimbun hal – hal yang beracun untuk diri sendiri. Manfaatkan tiap waktu dengan berkegiatan yang menyamankan hati bersama mereka yang memberikan ketenangan hati dan keberkahan. Yang sama – sama bisa mendatangkan kebahagiaan hidup. Yang dicari dalam hidup kan ketenangan dan kebahagiaan. Kalau sudah tidak lagi bermanfaat, buat apa tetap dipertahankan.

Lepaskan saja. Hempaskan saja.

Pada sebuah masa, sesuatu memang perlu untuk dilepaskan jika memang sudah tidak dibutuhkan dan tidak bisa memberikan manfaat. Ditumpuk bisa menimbulkan racun yang menganggu kesehatan jiwa dan raga.

Hidup berdampingan dengan hal – hal yang memberikan ketenangan dan kebahagiaan.

Melepaskan semua hal yang tidak dibutuhkan dan tidak lagi punya nilai guna..

  • 26 November 2025 –

Pakjesavond 2024

Fijne Pakjesavond!

Vandaag is Sinterklaas. Tijd om kadootje te openen. ’s Avonds gaan we samen kijken wie kado’s van Sinterklaas krijgt (Pakjesavond).

“O, kom er eens kijken

wat ik in mijn schoentje vind

Alles gekregen van die beste Sint”

Zijn jullie al klaar voor Sinterklaasavond?

Kado yang untuk malam ini (Pakjesavond : Sinterklaas bagi – bagi kado dimalam 5 Desember) tinggal segini. Kado – kado yang lain sudah dicicil ngasihnya hampir tiap hari sejak tanggal 16 November 2024 (ceritanya tanggal segini Sinterklaas datang ke Belanda dari Spanyol). Tidak selalu kado barang, kadang peppernotten, coklat, chips, atau makanan – makana lainnya. Kado dari tetangga sebelah rumah yang selalu satu tas penuh, kami berikan minggu lalu.

Sebelum tidur, anak – anak menaruh sepatu di depan pintu, di dalamnya dikasih wortel beserta gambar – gambar mereka, tulisan — tulisan. Apapun itu. Paginya, mereka mengecek apa ada sesuatu sesuai gantinya. Kadang ada, artinya sinterklaas mampir. Kalau tidak ada, ya artinya sinterklaas lagi ke rumah lainnya. Tidak selalu harus ada. Biar belajar berbagi dengan anak – anak lainnya dan belajar menerima bahwa tidak semua keinginan harus terwujud.

Kami masih menikmati masa mereka percaya dengan Sinterklaas. Biarkan mereka menikmati masa kecilnya. Nanti akan ada saatnya mereka sudah tidak mau merayakan ini lagi. 

Seperti biasa, seperti tahun – tahun sebelumnya (sejak anak pertama lahir) sponsor penyumbang kado – kado dalam bentuk mainan, makanan, adalah dari Oma, kami sebagai orangtua, tetangga londo yang selalu ngasih kado banyak tiap tahunnya, dan teman – teman saya yang kirim lewat pos.

Wij wensen alle families een fijne Pakjesavond!

Morgen gaat Sinterklaas terug naar Spanje toe.

– Pakjesavond, 2024 –

———-

MENEMUKAN TULISAN INI DI DRAFT. SEJAK TAHUN LALU SELESAI DITULIS TAPI BELUM DIUNGGAH. JADI SAYA UNGGAH SEKARANG SEBELUM PAKJESAVOND TAHUN 2025 DATANG.

  • 23 November 2025 –

Tidak Semua Tentang Uang dan Popularitas

Awal pindah ke Belanda tahun 2015, seingat saya dunia vlog di YouTube belum semarak sekarang. Terutama yang membahas kehidupan sehari – hari diaspora Indonesia di manapun berada. Saya punya akun YouTube sejak masih di Jakarta. Jauh sebelum pindah ke Belanda. Akun tersebut, saya isi video – video random kompilasi saat sedang jalan – jalan, kulineran, bahkan nonton konser. Kualitas video ya tentu saja secanggih Sony Ericsson Xperia Arc S warna Fuschia pada jaman itu di dunia Android. Sekarang kalau dilihat lagi, buram dan agak ngeblur hahaha. Dari dulu memang saya suka sekali membuat dokumentasi dalam bentuk tulisan, foto, dan video. Karena itulah, setiap ganti Hp (yang dari awal punya sampai sekarang masih bisa dihitung jari), yang saya prioritaskan adalah kamera dan megapixelnya.

Setelah pindah ke Belanda, saya tetap mengunggah beberapa dokumentasi tentang acara – acara di Belanda yang saya datangi, menonton konser, bahkan saat suami bermain piano (tapi memvideokan dari belakang, jadi tampak punggung:))). Tentu saja, semua itu untuk dokumentasi sendiri alias tidak pernah saya promosikan. Dulu ya mana terpikir tentang jumlah pengikut. Membuat dokumentasi video ya karena senang saja. Bukan supaya ditonton orang banyak atau mendapatkan pengikut yang bombastis jumlahnya.

Begitupun akun twitter, sejak punya pertama kali punya berbelas tahun lalu, saya mengibaratkan twitter itu sebagai taman bermain. Tempat saya mencari hiburan. Tidak pernah terpikir sejak awal untuk mengumpulkan pengikut yang super banyak. Yang saya tulis di sana ya opini pribadi, cuitan random seperti terjebak macet di Jakarta, terjebak banjir, menang kuis Detik, sampai kehidupan di Belanda, resep masakan dan baking, hal – hal receh tidak penting, ataupun pengalaman pribadi lainnya. Sangat jarang saya menuliskan tentang keluarga. Ternyata di kemudian hari pengikut akun twitter saya makin bertambah banyak. Kata mereka, suka dengan hal – hal yang saya tuliskan, opini yang saya bagikan, maupun foto – foto yang saya unggah. Ada sih yang tidak suka juga, sampai setiap saat membuat cuitan nyinyiran tentang saya. Tapi saya anggap mereka debu debu yang ga ada manfaatnya saja alias ga penting. Mending tetap fokus menebarkan hal – hal baik lewat tulisan. Meski demikian, sampai sebelum rehat dari semua media sosial, tidak ada dalam otak saya terlintas untuk mencari popularitas. Kalau ada yang suka, ya Alhamdulillah. Artinya hobi saya menulis yang tersalurkan lewat media sosial, bisa membawa berkah. Membuat bahagia yang membaca.

Sampai beberapa kali saya mendapatkan tawaran dari beberapa merek terkenal di Indonesia maupun beberapa startup, untuk bekerjasama dengan mereka. Semuanya tidak saya terima. Setelah mempelajari, memang tidak sejalan saja dengan tujuan saya dalam bermedia sosial. Bukan menolak rejeki, tapi saya ingin berlaku jujur. Bukan hanya mengejar uang lalu mengorbankan integritas. Saya tidak ingin melakukan suatu hal jika memang tidak sesuai dengan hati nurani. Untuk rejeki, Insya Allah akan ada jalan lainnya yang lebih berkah dan memberikan manfaat.

Yang pasti, sejak punya pengikut banyak, saya jadi rajin mempromosikan dagangan para UMKM yang Amanah dan memang saya pernah coba sendiri rasanya atau saya kirim ke saudara dan teman di Indonesia dan meminta mereka untuk mereview. Jadi saya tau kualitas produk mereka. Tanpa mencoba sendiri, ya bagaimana saya bisa mempromosikan. Minimal, ada review dari teman – teman dan saudara dekat. Alhamdulillah, beberapa yang saya bantu promosi di akun twitter (atau di Instagram sebelum saya rehat) berterima kasih sekarang jadi banyak pembeli dan banyak yang membeli ulang. Bahkan yang di Indonesia, pesanan sampai ke Eropa, Australia, dll. Sedangkan mereka yang berjualan di Belanda juga kalau enak dan sesuai selera saya, pun saya promosikan. Kalau laris kan saya ikut senang.

Inilah yang saya maksud bahwa rejeki itu bukan hanya selalu tentang mendapatkan uang. Saya mempunyai rejeki mendapatkan banyak pengikut di media sosial, ya saya teruskan berbagi berkah dengan mempromosikan secara gratis usaha orang – orang yang amanah di media sosial. Punya pengikut banyak itu bukan tentang populer saja. Tidak semua orang punya tujuan untuk populer saat bermain media sosial. Ada yang memang ingin memanfaatkan untuk misi sosial.

Berbicara tentang kepopuleran, setelah kami mempunyai anak, beberapa saudara saya di Indonesia bilang kenapa saya tidak membuat vlog kehidupan sehari – hari selama di Belanda. Mereka bilang banyak orang Indonesia yang tinggal di luar negeri dan punya anak, membuat vlog keluarga yang memperlihatkan kehidupan sehari – hari dengan anak – anak dan pasangan. Kata mereka, “Biar terkenal Den seperti mereka,” Saya selalu tersenyum kalau ada saudara yang berkomentar seperti itu.

Pun ada beberapa orang di Belanda sini, memberikan masukan yang sama, “Buat vlog gitu lho Den, kan kamu suka bikin video. Kalian sekeluarga suka jalan – jalan, anak – anakmu cakep, kegiatanmu banyak, pasti nanti kamu jadi terkenal trus bisa menghasilkan uang” Lagi – lagi saya tersenyum.

Beberapa pengikut saya di twitter juga begitu. Menyarankan pada saya untuk membuat vlog tentang kegiatan masak dan baking, karena memang saya sering membagikan resep masakan dan baking di twitter (juga di Instagram).

Jaman sekarang, rasanya semua orang yang tinggal di Luar Negeri itu dituntut harus terkenal dan menghasilkan uang lewat vlog, lewat media sosial, ataupun lewat media lainnya. Rasanya kalau memilih jalan sunyi yang biasa – biasa saja akan ada saja komentar, “Sayang lho kamu kan sudah tinggal di Belanda, bikinlah vlog supaya terkenal dan setidaknya banyak orang tau tentang keluarga kalian” Saya sih tidak masalah ya diberikan komentar seperti itu. Tapi, sayapun bisa memilih jalan sendiri. Untuk tidak menjadi terkenal ataupun menjadikan media sosial sebagai jalan mendapatkan uang banyak. Setidaknya tidak, sampai saat ini.


Bahwa, saya dan keluarga tidak perlu terkenal dengan cara mengunggah kegiatan sehari – hari kami lewat vlog sehingga semua orang di dunia bisa melihat dan memberikan komentar. Kami sudah sangat bahagia dan tenang dengan tetap menjaga privasi. Tidak populer tidak masalah.

Bahwa, kami ingin kehidupan anak – anak kami tetaplah sebagai anak – anak saja yang jauh dari sorotan media sosial, selama mereka masih belum bisa berpendapat secara sadar dan belum bisa memberikan ijin apakah foto atau video mereka bisa diunggah di internet. Biarkan mereka tumbuh besar selayaknya anak – anak saja, gembira dan ceria di kehidupan nyata.

Bahwa, tidak semua orang yang tinggal di Luar Negeri dan punya media sosial itu tujuannya ingin terkenal. Tidak semuanya tentang popularitas. Ada yang senang dan nyaman menikmati serta menjalani kehidupan tanpa memikirkan popularitas, tanpa mencari validasi ataupun butuh puja puji. Hidup yang sunyi senyap pun sangat membahagiakan. Tenang jauh dari keriuhan dunia maya.

Bahwa, Saya senang dan bahagia memilih jalan sunyi seperti ini. Saya tetap setiap saat mendokumentasikan kehidupan sehari – hari lewat foto, video, maupun tulisan. Tapi saya pilah dan pilih mana yang memang bisa saya bagi, mana yang tetap saya simpan sendiri sebagai dokumentasi keluarga.

Bahwa, masa – masa untuk mencari validasi buat saya itu sudah lewat. Itu masa – masa di Indonesia (khususnya waktu di Jakarta). Di sini saya hanya ingin menikmati hidup yang pelan dan sadar. Menikmati setiap waktu dengan tenang. Hadir secara nyata dan penuh. Sudah bukan waktunya lagi buat saya mengejar pengakuan orang lain. Saya sudah merasa cukup dengan apa yang saya jalani setiap harinya. Rejeki tidak selalu harus berupa materi. Rejeki bisa saja dalam bentuk membantu orang lain yang membutuhkan dan menjadi jalan berkah.

Bahwa, memang benar saya terlalu mager untuk membuat vlog hahaha ini masalah utamanya. Kerja saya sehari – hari sudah tak terhingga sibuknya. Sudah banyak kan yang membuat vlog kegiatan sehari – hari kehidupan diaspora di banyak negara. Ya biar mereka saja. Saya salut dengan komitmennya. Apalagi yang punya anak banyak. Salut dengan tenaga dan pengorbanan waktunya. Pasti tidak mudah. Kalau saya, jujur tidak sanggup. Saya lebih memilih menulis yang panjang di blog.

Bahwa, menjadi diaspora yang biasa – biasa saja, bukanlah sebuah dosa. Tidak perlu semuanya harus dibagikan di depan kamera untuk diunggah dan ditonton khalayak ramai. Tidak semua diaspora harus sama jalan hidupnya. Tidak semua harus membuat vlog atau jadi konten kreator.

Bahwa, saya tetap akan menulis, menjadi blogger, dan melaksanakan kegiatan lainnya yang saya suka, tanpa perlu dibebani dengan tanggung jawab menyenangkan orang lain atau menjadi pribadi yang berbeda supaya nampak sempurna di mata orang lain.

Bahwa, tidak semua tentang uang dan popularitas.

Hidup saya saat ini sudah sangat cukup, membuat nyaman, tenang, dan bahagia.

Apalagi yang harus dicari?

  • 19 November 2025 –

Sinterklaas, Halloween, dan Sambal Terasi Strawberry

NASI KUNING ULANG TAHUN

Beberapa cerita yang terjadi tiga minggu kebelakang, yang sayang jika tidak didokumentasikan di blog ini. Lumayan panjang ya dengan foto – foto yang banyak juga tentunya. Siapkan camilan sambil membaca :)))

SINTERKLAAS

Sepertinya baru beberapa waktu lalu Sinterklaas mampir ke Belanda, lho kok sekarang datang lagi. Artinya waktu benar – benar cepat berputar. Tanggal 15 November 2025, ceritanya Sinterklaas datang ke Belanda dari Spanyol mampir Texel, sebuah pulau di Belanda. Penyambutan kedatangan Sinterklaas dinamakan Sinterklaas Intocht. Tanggalnya berbeda – beda tiap wilayah, tapi dimulainya biasanya sabtu minggu kedua bulan November. Ada yang hari minggunya, bahkan ada yang minggu depannya.

Acara kedatangan Sinterklaas ke Belanda, yang paling ditunggu seluruh anak di Belanda, termasuk anak – anak kami. Mereka masih bersemangat menaruh sepatu di depan pintu, yang dalamnya dikasih gambar mereka dan daftar kado yang diminta dari Sinterklaas. Karena anak bungsu belum bisa nulis dan gambar, sepatunya dikasih wortel. Dia sih seru aja ikutan 2 kakaknya heboh nyiapin ini itu.

Malamnya, kami ambil isi dalam sepatu diganti coklat. Besok paginya, mereka terkejut dan senang karena tadi malam Sinterklaas sudah datang ke rumah dan mengambil daftar mereka lalu diganti dengan coklat.

Lalu kami mulailah melihat daftar kado apa saja yang diminta dan memilah mana yang memang bisa kami berikan sesuai umurnya. Nanti kami berikan saat Pakjesavond tanggal 5 Desember. Ini ceritanya malam Sinterklaas bagi – bagi kado ke tiap rumah. Pura – puranya kami taruh kado dalam tas yang besar depan pintu. Nanti ada yang gedor pintu dan mereka yang buka. Trus pas dibuka tidak ada orang depan pintu. Artinya Sinterklaas sudah pergi. Ya mereka masih percaya ini. Tahun depan sepertinya anak mbarep sudah mulai tidak percaya lagi. Selama mereka masih percaya, kami nikmati saja masa – masa ini.

Keesokan harinya, di kampung kami ada Sinterklaas Intocht. Wah ini seru sih, saya juga senang. Seperti pawai dengan musik sepanjang jalan lalu ada podium juga. Seluruh kampung ikut bergembira ria. Dari anak – anak sampai orangtua. Gerimis tidak menghentikan keseruannya. Lalu acara ini ditutup dengan foto bersama Sinterklaas. Anak – anak kami juga ikutan antri foto. Mereka antusias sekali.

Sampai tahun depan lagi Sinterklaas Intocht. Sekarang waktunya membelikan beberapa kado untuk Pakjesavond.

Foto yang paling bawah, gambar anak tengah. Saya suka sekali kalau dia sudah mulai menggambar. Hasilnya bagus dan detail.

HALLOWEEN

Baru tahun ini, di kampung sini ada perayaan Halloween. Tahun – tahun sebelumnya tidak ada. Jadi di pusat pertokoan, mengadakan perayaan Halloween. Jauh hari saya sudah antusias menyiapkan kostum untuk anak – anak bahkan membeli wadah khusus untuk menaruh permen. Kok ndilalahnya, di dalam 2 wadah ini, berisi permen lollipop yang banyak sekali. Jadi saya sekalian bisa bagi ke anak – anak yang lain juga.

Acara ini dimulai jam 3 sore, pas banget anak – anak sudah pulang sekolah. Target sasarannya memang anak – anak kan, jadi yang datang ya penuh dengan mereka sekampung kicik ini. Seru sekali. Banyak karakter – karakter yang menakutkan bahkan ada paradenya, ada booth foto gratisan, dan melukis wajah juga gratisan. Tentu saja kami manfaatkan gratisan ini semaksimal mungkin hahaha. Ingat ini Belanda, apa – apa mahal.

Anak – anak kami memang kalau di rumah tidak pernah makan permen karena kami tidak pernah sediakan. Jadi ini kesempatan mereka untuk mendapatkan permen sebanyak – banyaknya. Mereka bergerilya dari satu toko ke toko yang lain untuk mendapatkan permen. Lumayan banyak toko yang memberikan. Bahkan ada satu toko sayur, memberikan manisan mangga haha. Setelah acara selesai jam 6 malam, kami kembali ke rumah dan anak – anak mulai menghitung berapa permen yang mereka dapatkan. Wah lumayan banyak. Akhirnya kami dan anak – anak membuat kesepakatan, mereka boleh makan satu permen per hari kalau hari sekolah. Sedangkan kalau akhir pekan, boleh makan 2 permen per hari. Saya menyuruh untuk taruh di kamar masing – masing. Sekaligus mengetes kejujuran, apakah patuh pada perjanjian atau diam – diam mengambil. Ternyata mereka patuh pada perjanjian. Salut!

Mereka sudah tidak sabar acara Halloween lagi tahun depan. Tidak sabar berburu permen lagi.

NASI KUNING ULANG TAHUN

Sudah lama saya tidak membuat nasi kuning lengkap. BIasanya kalau ada perayaan ulang tahun atau acara khusus di rumah, saya selalu membuat tumpengan nasi kuning. Sewaktu ulang tahun pernikahan kami yang ke 11, pulang liburan musim panas pun saya malas membuat. Jadi karena ada salah satu yang di rumah sedang berulang tahun, saya jadi semangat membuat nasi kuning meski tidak dibentuk tumpeng. Wah nasi kuning saya kali ini pulen, wangi, dan enak sekali. Saya makan sambil terharu. Tanpa perlu metode aron kukus dan tidak dicampur beras ketan. Bermodalkan rice cooker saja. Memang faktor rice cookernya yang bagus sih *sombong dikit tapi memang rice cooker ini bikin nasi jadi enak.

Nasi kuning yang saya buat, lauknya : Sate ayam bumbu kacang, mie goreng, perkedel, sambel goreng kentang pete, orek tempe, sambe ijo bawang, urap sayur, dan telor dadar. Beberapa lauknya saya masak hari sebelumnya. Jadi waktu hari H ulang tahun, saya tinggal menggoreng perkedel, rebus sayuran, goreng telur, dan memanggang sate. Oh iya, masak nasi juga. Anak – anak dan suami suka semua, sembari makan mereka memuji berulang. Saya tentu saja semakin terharu karena disanjung.

Saya juga membuat Tiramisu dengan bentuk seperti taart. Yang berulang tahun memang mintanya dibuatkan Tiramisu. Kalau Tiramisu gampang dan sat set membuatnya. Dan seperti biasa, serumah doyan dan langsung ludes.

Malamnya kami ke sebuah restoran pancake dekat rumah. Inipun permintaan yang berulangtahun. Anak – anak dan suami pesen pancake yang manis. Saya pesan pancake dengan topping asin. Ini jatuhnya seperti Omelette. Rasanya enak dan cocok dengan lidah saya. Cuma karena porsinya besar sekali, saya hanya sanggup menghabiskan setengahnya,lebihannya saya minta dibungkus untuk dibawa pulang. Keesokan harinya, saya sampai butuh 2 waktu makan untuk menghabiskan karena tidak sanggup kalau sekaligus. Sampai heran kok orang – orang Belanda nih bisa habis sekali makan ya. Memang beda penampungan dalam perut haha.

Setiap ada yang berulang tahun atau hari – hari khusus, saya selalu usahakan untuk bersedekah di Indonesia dengan memesan nasi kotak ke Mbak Tami (foto ke 4) dan dibagikan saat hari jumat. Ya, Jumat berkah. Jadi perayaan yang kami lakukan di Belanda, semoga bisa menjadikan berkah buat banyak orang juga.

LIBURAN SEKOLAH

Liburan sekolah musim gugur, di sekolah anak – anak sepanjang 10 hari. Kami tidak ada rencana liburan ke luar Belanda, jadi kami manfaatkan ke museum Corpus dan ke Lego World yang ada di Utrecht.

Untuk Lego World, kami sudah pernah datang tahun lalu. Acara lego ini, selalu ada saat libur musim gugur di Belanda. Tahun ini datang lagi ya karena anak – anak suka sekali dengan Lego. Tahun ini layout nya beda dan ada banyak bagian yang dikurangi dibandingkan tahun lalu. Kami sampai ke tempat acara jam 10 pagi, selesai jam 5 sore. Wah anak – anak senang sekali di sini. Mungkin tahun depan kami akan ke sini lagi jika tidak ada rencana berlibur ke luar Belanda.

Selain ke Lego World, yang sangat menyenangkan kami lakukan saat liburan lalu adalah ke Corpus Museum yang ada di Leiden. Wah ini museum yang seru sekali karena belajar anatomi tubuh manusia dengan langsung masuk ke dalam replika tubuh itu sendiri. Setiap bagian akan diterangkan beserta fungsinya. Bukan hanya penjelasan dari suara yang ada di earphone, juga atraktif kita sebagai pengunjung bisa merasakan aroma, detak jantung, dari video 3D melihat sperma yang meluncur ke sel telur saat dibuahi, sampai ke fungsi otak. Bagus sekali. Anak – anak suka, saya gembira sekali karena saya memang suka tentang biologi. Setelah dari bagian tubuhnya, pas turun, setiap lantainya ada ruang atraktif juga. Permainan dan keterangan yang lengkap ditulis besar di tembok tentang fungsi – fungsi yang berkaitan dengan tubuh manusia. Asli keluar dari museum ini dengan perasaan yang senang dan penuh karena mendapatkan banyak sekali ilmu.

Yang di Belanda dan belum pernah ke Corpus Museum, silahkan datang ke sini bersama anak – anak atau sendiri juga ok. Saya sarankan untuk tidak membawa anak kurang dari umur 2 tahun karena pas di dalam tubuh replika, itu gelap dan kalau ada lampunya agak tidak kondusif untuk anak kecil. Pun di dalam tidak boleh membawa Stroller.

SAMBEL TERASI STRAWBERRY, TUMIS DAUN BEET, DAN BAKING

Sudah beberapa bulan ini saya rajin meminum jus beet yang dicampur dengan batang seledri yang besar, jahe, lemon, dan mentimun. Segar sekali rasanya. Konon beet bagus untuk kulit. Satu waktu, saya membeli beet yang daun dan batangnya masih dalam keadaan bagus. Saya pernah membaca kalau daun dan batangnya enak kalau ditumis atau dibuat kuah dengan santan. Saya belum pernah makan daun dan batang beet.

Lalu saya osenglah. Ternyata enak sekali. Tidak ada rasa yang spesial dan khas, tapi daun dan batangnya krenyes – krenyes (karena saya menumis tidak lama). Wah jadi bisa memanfaatkan seluruh bagian beet, tidak terbuang percuma. Setelahnya, saya sudah beberapa kali menumis daun dan batang beet ini. Ketagihan ceritanya.

Nah, tentang sambal terasi strawberry ini pun karena iseng dan penasaran. Beberapa waktu lalu, sahabat saya memberikan infomasi kalau di Instagram sedang ngetren nyambel trasi menggunakan strawberry. Dia menyuruh saya untuk mencoba. Saat mendengarnya, wah saya tidak tertarik. Kok ya aneh – aneh saja.

Sampai suatu siang, saat saya menyambel trasi, ternyata tidak ada tomat merah di kulkas. Adanya tomat hijau di dalam freezer. Lalu saya melihat Strawberry. Mendadak jadi pengen mencoba membuktikan informasi dari sahabat saya kalau sambal ini enak. Saya ambil beberapa tomat hijau di freezer, siram dengan air mengalir supaya cepat lunak, lalu saya bejek di sambel trasi yang saya buat. Terakhir saya tambahkan Strawberry 4 buah sedang. Jadi ini sambel mentah ya. Setelah saya incipi, wah enak!! Ternyata tidak sehoror yang saya bayangkan. Rasanya manis dan aroma sambal jadi Strawberry. Unik dan enak. Silahkan dicoba siapa tau cocok :))))

Lalu baking, ya sebenarnya tidak ada hal baru. Saya masih suka berkreasi dengan roti Sourdough adonan manis. Kadang saya isi dengan isian asam, gurih, sampai campuran asam gurih :))) Seperti roti yang ada di foto bawah ini. Adonan rotinya saya pipihkan melebar lalu saya beri olesan pasta coklat dan pasta kacang. Ya semacam martabak coklat kacang ya hahaha. Anak – anak sih suka ya. Mereka lahap makannya.

PASAR RAYA INDONESIA

Akhir Oktober ada acara Pasar Raya Nusantara di tempat biasanya di Rijswijk. Awalnya saya tidak ada rencana akan datang karena ya palingan isinya begitu – begitu saja. Jadi saya tidak meniatkan datang. Tapi saya ceritakan acara ini ke suami. Dia bilang ya datang saja mumpung masuknya gratis. Lalu beberapa hari kemudian, suami bilang bisa mengantarkan saya setelah dari tempat Mama mertua. Wah saya senang donk diantar (padahal ya biasanya pergi sendiri naik tram dan bus) dia dan anak – anak jelas ikut. Anak – anak selalu senang kalau diajak ke acara Indonesia karena mereka bisa jajan banyak hahaha Ibunya suka kalap beli segala macam.

Kali ini saya salah, ternyata makanan yang dijual menarik dan beda dari tahun – tahun sebelumnya. Ada pendatang baru makanan dari Aceh, Toraja, Gorontalo, Maluku, Banyuwangi, masih banyak lainnya. Stannya juga kece, ada yang mirip warung dan ada bakso dijual di gerobak (ini penjualnya di Harleem, bukan yang di Haagse Markt, Den Haag).

Wah saya tentu saja kalap beli. Bungkus banyak bawa pulang. Memang kalau di acara seperti ini, saya hampir tidak pernah makan di tempat karena tidak suka dengan suasana yang ramai. Dan karena saya sedang diet salah satunya tidak makan snack kering bertepung, jadi kali ini saya tidak membeli sama sekali kerupuk dan keripik.

Saya kalap membeli makanan berat. Dari jajanan Gorontalo (mirip kue lumpur tapi kecil – kecil. Enak sekali rasanya, manisnya pas aroma pandannya dapat), Kapurung, kuah kuning papeda, Mie ACEH, Sambel tuna Aceh, Rujak Natsepa, dan Pantollo Pamarassan (ikan yang dimasak dengan kluwek dan jantung pisang. Makanan tradisional dari Toraja). Ini pertama kalinya saya makan Kapurung dan Papeda. Ternyata selembut itu ya Papeda. Dan benar – benar membuat tahan lama kenyang. Enak!

Bersyukur tinggal di kampung dekat Den Haag, jadi kalau ada acara Indonesia seperti ini, gampang datangnya. Tapi lebih boros juga, karena kalap segala macam dibeli. Tidak apalah, setahun sekali *pembelaan :)))

BUKU DAN BELAJAR ILMU BARU

Saya membeli 2 buku baru yang berkaitan dengan psikologi khususnya memahami kerja otak dan perasaan. Saya memang sedang tertarik tentang ilmu otak, Neuroscience, dan Psikologi. Saat ini, saya sedang mengambil kursus tentang Neuroscience dan Neuromarketing.

Selain itu, saya sudah niatkan akan mempelajari lebih dalam tentang Supply Chain Management, salah satu bidang ilmu yang saya dapatkan waktu kuliah S2. Dulu dapatnya hanya sekadar lalu. Sekarang saya ingin serius lebih dalam belajar. Sebelum mengambil kelas sertifikasi, saya mau belajar dasar – dasarnya dulu lewat buku. Jadi saya pergi ke Perpustakaan pusat di Den Haag untuk meminjam beberapa buku. Tidak hanya 2 buku tentang Supply Chain yang saya pinjam, pun satu buku tentang psikologi. Wah bukunya bagus sekali, bahasanya mudah dipahami, dan penjelasannya tidak rumit.

Semoga tidak bosan ya membaca rangkuman kegiatan yang menurut saya menarik untuk didokumentasikan di blog ini. Cerita beberapa minggu yang dirapel.

Sampai ke rapelan cerita – cerita berikutnya!

  • 16 November 2025 –

Masak Besar Lebaran di Belanda Tahun 2025

Lebaran tahun 2025, sebulan sebelumnya saya mengumumkan ke beberapa teman kalau saya akan mengadakan semacam open house. Sama seperti tahun kemaren. Awalnya sudah tidak berminat rame – rame lebaran di rumah. Tapi setelah saya pikir lagi, takutnya malah nangis karena lebaran jadi sepi. Akhirnya mengundang beberapa orang teman ya yang itu itu saja :))) Yang bisa datang ya yang itu itu saja hahaha anggota tetap. Ya sama seperti lebaran tahun lalu.

Pagi hari saya tidak ikut sholat Ied di Masjid Al Hikmah di Den Haag karena ada bayi di rumah. Saya tidak tega meninggalkan anak ragil berlama – lama sholat di Masjid. Untuk dibawa serta, takutnya malah rewel dan jadi menganggu jamaah sholat yang lain. Ya sudah, saya putuskan untuk tinggal di rumah saja.

Lebaran tahun 2025, persis satu hari setelah saya berulangtahun, jadi saya niatkan masak banyak sekalian. Yang terhidang di meja, semua makanan kesukaan saya kecuali rendang. Meski saya bisa masak rendang dan beberapa kali mendapatkan pujian rendang buatan saya enak, terus terang saya tidak terlalu suka makan rendang. Bahkan beberapa kali saya juga jual rendang sampai lintas negara. Masaknya saja saya yang suka, untuk makan rendang, tidak terlalu doyan. Tidak terbiasa dari kecil. Saya baru makan rendang itu pas tinggal di Jakarta, sekitar umur 24 tahun an. Di Jawa Timur, waktu itu, rendang tidak terlalu populer.

Saya masak dengan metode mencicil di minggu yang sama. Jadi tidak ada yang saya masukkan freezer. Lebaran hari minggu, jadi saya mulai mencicil masak hari rabu. Lalu saya masukkan ke kulkas setelah selesai masak.

Menu yang ada di meja ini adalah :

  • Pecel Pitik. Ini masakan khas lebaran asal desa saya di Jember.
  • Bebek Madura bumbu ireng. Saya sempat berjualan bebek ini di Belanda, pun sampai kirim luar Belanda. Jadi best seller pada masanya. Sudah diakui banyak orang kata mereka enak.
  • Oseng Pepaya
  • Bakso pentol kasar lengkap dengan tetelan
  • Rendang
  • Sambel goreng hati ayam, pete, kentang
  • Mie goreng
  • Lontong
  • Tiga macam sambel : Sambel untuk bakso, sambel korek, dan sambel bawang
  • Telor petis madura. Ini juga khas Jember, paduan dengan pecel pitik
  • Kue lumpur
  • Tahu, tempe, dan ikan asin goreng

Bagaimana, lengkap bukan. Kerupuk yang membawa, Ajeng. Agnes membawa es campur. Ika membuat sosis solo dan martabak madura. Wah lebaran yang meriah sekali makanannya. Saya pun membuat kue kering 4 macam : Kue kacang, putri salju, Kaasstengels, kue coklat, kacang bawang, dan kue satu lagi lupa namanya (kue ini lagi ngetren di Indonesia saat menjelang Idul Fitri).

Inilah teman – teman peserta tetap yang rajin datang kalau saya ada acara di rumah. Ajeng, Ika, Agnes, Ratih, dan Yayang. Seraphine baru pertama kali ini ke rumah karena dia baru pindah lagi ke Belanda setelah sempat pulang ke Indonesia saat kuliah S2 selesai. Saya kenal Seraphine juga dari blog awalnya. Senang sekali mereka selalu datang, jadi lebaran saya tidak pernah sepi. Di tanah rantau, jika berlebaran sendirian rasanya ngelangut. Saat teman – teman bisa datang dan bersama menikmati hidangan yang saya sajikan dan mereka suka sampai nambah – nambah, rasanya riang gembira. Kami juga ngobrol panjang sampai tertawa terbahak. Obrolan yang menghangatkan hati dari sesama perantau di tanah nun jauh dari Indonesia.

Cuaca hari itu juga cerah ceria hangat matahari gonjreng keluar. Makin membuat suasana lebaran jadi menyenangkan.

Saya mendapatkan beberapa kado. Antara kado untuk ulang tahun, buah tangan lebaran, juga untuk pertama bertemu. Pun saya menerima banyak kartu lebaran dari teman – teman yang lain. Benar – benar lebaran yang penuh dengan perhatian. Ternyata, banyak yang menyayangi saya 🙂 Alhamdulillah.

Foto di bawah ini dari kiri ke kana adalah : Pecel pitik dengan sambel goreng kentang ati dan pete, bebek madura bumbu ireng, dan oseng pepaya.

Memang tulisan kali ini lebih banyak fotonya dibanding kata – kata, karena semua cerita sudah terwakili dari foto – foto yang saya sertakan di sini hahaha alias ceritanya ya tentang makanan. Seperti biasa, acara makan – makan orang Indonesia tidaklah lengkap kalau tidak bungkus bawa pulang setelah acara selesai. Bukan hanya makanan saja, tapi juga kue kering. Saya malah senang lho kalau banyak yang bungkus makanan. Artinya saya tidak perlu menyimpan banyak makanan dan semoga yang dibawa pulang jadi berkah untuk semua.

Lebaran memang sudah lama berlalu, saya baru sempat menuliskan ceritanya di sini. Maaf lahir batin untuk semua pembaca blog Denald. Terima kasih selalu membaca tulisan saya. Semoga lebaran tahun depan saya bisa merayakan di Indonesia, sama seperti lebaran tahun 2022 saat pertama kali mudik setelah 7 tahun tinggal di Indonesia.

Sampai pada tulisan lebaran tahun depan.

  • 8 November, 2025 –