12 Tahun Bersama

Akhir bulan November 2025, saya dan suami merayakan 12 tahun pertama kali berkenalan. Kenapa sampai dirayakan tanggal pertama kami berkenalan? Karena tanpa ada perkenalan, tak akan ada sebuah pernikahan. Simpel seperti itu. Jadi selain tanggal pernikahan, tanggal pertama perkenalan juga sangat berarti untuk kami. Tanggal perkenalan ini juga yang kami abadikan dalam sebuah jumlah mahar pernikahan. Jadi memang benar spesial untuk kami berdua dan selalu kami rayakan tiap tahunnya.

Tahun ini, kami memilih merayakan di sebuah restauran yang masuk dalam daftar Michelin dan letaknya ya di kampung tempat tinggal kami. Memang sudah lama restaurant ini ada, tempatnya pun hanya 5 menit jalan kaki dari rumah. Hanya baru kesampaian sekarang bisa ke sana. Tahun lalu, kami merayakan di restaurant Michelin Star di Rotterdam. Tahun – tahun sebelumnya pun kami rayakan di beberapa restaurant lainnya (kecuali sewaktu pandemi, kami merayakan di rumah saja).

Kami pesan tempat sejak bulan September. Lalu mulai menghubungi tetangga yang biasanya menjaga anak – anak jika kami pergi berkencan malam hari. Menjelaskan ke anak – anak kalau pada hari itu kami akan makan malam di luar hanya berdua saja. Karena sudah biasa, jadi mereka tidak ada komen apapun, hanya mengucapkan, “Veel plezier.” Satu masalah, anak bungsu tiba – tiba ingin ikut kami dan menangis waktu melihat kami akan berangkat. Saya tenangkan dia dulu, peluk cium, setelah dia tenang, kami ke luar.

Jadi sebelum keluar, kami sudah persiapkan mereka untuk tidur. Setelah waktunya menonton TV selesai, mereka bisa langsung ke kamar masing – masing. Kecuali anak bayi, masih dibantu ke tempat tidurnya.

Saya seperti biasa kalau berkencan, berdandan maksimal. Berpakaian sebagus mungkin. Supaya tetap ada kupu – kupu dalam perut. Suami pun begitu. Romantis itu kan diusahakan berdua semaksimal mungkin ya. Supaya selalu ada rona merah di pipi. Malam itu agak rintik. Jadi suami membawa payung cukup satu buat berdua. Kami berjalan bergandengan tangan di bawah satu payung, suasana kampung yang sunyi menambah suasana hangat diantara kami berdua. Obrolan mendalam selama kami berjalan ke restaurant.

Sesampainya di Restaurant, wah interior bagian dalamnya cantik sekali. Elegan, simple, dan hangat. Kami telat 15 menit dari waktu yang kami pesan. Sudah banyak tamu lainnya di sana. Kami langsung dipersilahkan ke tempat duduk yang disiapkan.

Pertama ditanya tentang minuman, lalu satu persatu makanan mulai disajikan. Ada 10 menu yang dikeluarkan secara bertahap, sesuai dengan menu yang tertulis di kartu yang diberikan ke masing – masing tamu saat makanan penutup mulai dihidangkan. Chef sekaligus pemilik restaurant ini, turun ikut serta menyajikan beberapa makanan dan mengajak ngobrol para tamu. Dia ini pemenang enterprenur award di kabupaten kami tinggal. Dan yang mengejutkan, dia ternyata tinggalnya tidak jauh dari rumah kami. Ternyata orang lokal kampung sini juga.

Semua makanan yang dihidangkan, saya foto. Mayoritas makanan laut, rasa yang dominan asin umami. Ada satu menu seingat saya, umaminya sangat machtig, jadi lumayan meninggalkan rasa yang tidak nyaman. Tapi suami saya, doyan aja. Ya dia memang semua makanan dilabeli enak dan enak sekali :))))

Secara keseluruhan, sangat enak makanan di restaurant ini. Ada harga, ada rasa. Cuma saya yang terbiasa tidur jam 9 malam, begitu jam 11 masih di restoran, rasanya harus berperang dengan rasa kantuk. Sangat mengantuk. Saya sampai skip satu menu karena sudah tidak sanggup lagi melek dan perut sudah sangat penuh. Kenyang sekali. Yang saya skip menu berbagai macam keju. Suami saya tentu doyan sekali, lha wong camilan kesukaan dia. Kelihatannya secimit secimit ya hidangan Michelin Star ini, tapi percayalah, kalau sampai 10 sampai 14 menu, niscaya perut akan penuh kenyang.

Selama makan, saya dan suami ngobrol banyak tentang kami, dari hati ke hati. Membahas segala hal dari masa yang sudah dilewati, mengenang masa dulu, bercanda, sampai ada adegan menangis juga. Tentu saja saya yang menangis :))) muka sangar tapi gampang menangis.

Foto di bawah ini muka sudah mengantuk tetap memaksa senyum. Ngantuk tapi bahagia karena makanan enak dan perut kenyang.

Kami pulang bukan hanya membawa perut yang kenyang dengan hidangan yang super lezat, pun hati yang berbunga karena bisa menikmati malam yang membahagiakan bisa pacaran kembali berdua sampai larut malam.

Semoga tahun depan Insya Allah merayakan di restaurant yang lainnya.

  • 30 November 2025 –

Pakjesavond 2024

Fijne Pakjesavond!

Vandaag is Sinterklaas. Tijd om kadootje te openen. ’s Avonds gaan we samen kijken wie kado’s van Sinterklaas krijgt (Pakjesavond).

“O, kom er eens kijken

wat ik in mijn schoentje vind

Alles gekregen van die beste Sint”

Zijn jullie al klaar voor Sinterklaasavond?

Kado yang untuk malam ini (Pakjesavond : Sinterklaas bagi – bagi kado dimalam 5 Desember) tinggal segini. Kado – kado yang lain sudah dicicil ngasihnya hampir tiap hari sejak tanggal 16 November 2024 (ceritanya tanggal segini Sinterklaas datang ke Belanda dari Spanyol). Tidak selalu kado barang, kadang peppernotten, coklat, chips, atau makanan – makana lainnya. Kado dari tetangga sebelah rumah yang selalu satu tas penuh, kami berikan minggu lalu.

Sebelum tidur, anak – anak menaruh sepatu di depan pintu, di dalamnya dikasih wortel beserta gambar – gambar mereka, tulisan — tulisan. Apapun itu. Paginya, mereka mengecek apa ada sesuatu sesuai gantinya. Kadang ada, artinya sinterklaas mampir. Kalau tidak ada, ya artinya sinterklaas lagi ke rumah lainnya. Tidak selalu harus ada. Biar belajar berbagi dengan anak – anak lainnya dan belajar menerima bahwa tidak semua keinginan harus terwujud.

Kami masih menikmati masa mereka percaya dengan Sinterklaas. Biarkan mereka menikmati masa kecilnya. Nanti akan ada saatnya mereka sudah tidak mau merayakan ini lagi. 

Seperti biasa, seperti tahun – tahun sebelumnya (sejak anak pertama lahir) sponsor penyumbang kado – kado dalam bentuk mainan, makanan, adalah dari Oma, kami sebagai orangtua, tetangga londo yang selalu ngasih kado banyak tiap tahunnya, dan teman – teman saya yang kirim lewat pos.

Wij wensen alle families een fijne Pakjesavond!

Morgen gaat Sinterklaas terug naar Spanje toe.

– Pakjesavond, 2024 –

———-

MENEMUKAN TULISAN INI DI DRAFT. SEJAK TAHUN LALU SELESAI DITULIS TAPI BELUM DIUNGGAH. JADI SAYA UNGGAH SEKARANG SEBELUM PAKJESAVOND TAHUN 2025 DATANG.

  • 23 November 2025 –

Sinterklaas, Halloween, dan Sambal Terasi Strawberry

NASI KUNING ULANG TAHUN

Beberapa cerita yang terjadi tiga minggu kebelakang, yang sayang jika tidak didokumentasikan di blog ini. Lumayan panjang ya dengan foto – foto yang banyak juga tentunya. Siapkan camilan sambil membaca :)))

SINTERKLAAS

Sepertinya baru beberapa waktu lalu Sinterklaas mampir ke Belanda, lho kok sekarang datang lagi. Artinya waktu benar – benar cepat berputar. Tanggal 15 November 2025, ceritanya Sinterklaas datang ke Belanda dari Spanyol mampir Texel, sebuah pulau di Belanda. Penyambutan kedatangan Sinterklaas dinamakan Sinterklaas Intocht. Tanggalnya berbeda – beda tiap wilayah, tapi dimulainya biasanya sabtu minggu kedua bulan November. Ada yang hari minggunya, bahkan ada yang minggu depannya.

Acara kedatangan Sinterklaas ke Belanda, yang paling ditunggu seluruh anak di Belanda, termasuk anak – anak kami. Mereka masih bersemangat menaruh sepatu di depan pintu, yang dalamnya dikasih gambar mereka dan daftar kado yang diminta dari Sinterklaas. Karena anak bungsu belum bisa nulis dan gambar, sepatunya dikasih wortel. Dia sih seru aja ikutan 2 kakaknya heboh nyiapin ini itu.

Malamnya, kami ambil isi dalam sepatu diganti coklat. Besok paginya, mereka terkejut dan senang karena tadi malam Sinterklaas sudah datang ke rumah dan mengambil daftar mereka lalu diganti dengan coklat.

Lalu kami mulailah melihat daftar kado apa saja yang diminta dan memilah mana yang memang bisa kami berikan sesuai umurnya. Nanti kami berikan saat Pakjesavond tanggal 5 Desember. Ini ceritanya malam Sinterklaas bagi – bagi kado ke tiap rumah. Pura – puranya kami taruh kado dalam tas yang besar depan pintu. Nanti ada yang gedor pintu dan mereka yang buka. Trus pas dibuka tidak ada orang depan pintu. Artinya Sinterklaas sudah pergi. Ya mereka masih percaya ini. Tahun depan sepertinya anak mbarep sudah mulai tidak percaya lagi. Selama mereka masih percaya, kami nikmati saja masa – masa ini.

Keesokan harinya, di kampung kami ada Sinterklaas Intocht. Wah ini seru sih, saya juga senang. Seperti pawai dengan musik sepanjang jalan lalu ada podium juga. Seluruh kampung ikut bergembira ria. Dari anak – anak sampai orangtua. Gerimis tidak menghentikan keseruannya. Lalu acara ini ditutup dengan foto bersama Sinterklaas. Anak – anak kami juga ikutan antri foto. Mereka antusias sekali.

Sampai tahun depan lagi Sinterklaas Intocht. Sekarang waktunya membelikan beberapa kado untuk Pakjesavond.

Foto yang paling bawah, gambar anak tengah. Saya suka sekali kalau dia sudah mulai menggambar. Hasilnya bagus dan detail.

HALLOWEEN

Baru tahun ini, di kampung sini ada perayaan Halloween. Tahun – tahun sebelumnya tidak ada. Jadi di pusat pertokoan, mengadakan perayaan Halloween. Jauh hari saya sudah antusias menyiapkan kostum untuk anak – anak bahkan membeli wadah khusus untuk menaruh permen. Kok ndilalahnya, di dalam 2 wadah ini, berisi permen lollipop yang banyak sekali. Jadi saya sekalian bisa bagi ke anak – anak yang lain juga.

Acara ini dimulai jam 3 sore, pas banget anak – anak sudah pulang sekolah. Target sasarannya memang anak – anak kan, jadi yang datang ya penuh dengan mereka sekampung kicik ini. Seru sekali. Banyak karakter – karakter yang menakutkan bahkan ada paradenya, ada booth foto gratisan, dan melukis wajah juga gratisan. Tentu saja kami manfaatkan gratisan ini semaksimal mungkin hahaha. Ingat ini Belanda, apa – apa mahal.

Anak – anak kami memang kalau di rumah tidak pernah makan permen karena kami tidak pernah sediakan. Jadi ini kesempatan mereka untuk mendapatkan permen sebanyak – banyaknya. Mereka bergerilya dari satu toko ke toko yang lain untuk mendapatkan permen. Lumayan banyak toko yang memberikan. Bahkan ada satu toko sayur, memberikan manisan mangga haha. Setelah acara selesai jam 6 malam, kami kembali ke rumah dan anak – anak mulai menghitung berapa permen yang mereka dapatkan. Wah lumayan banyak. Akhirnya kami dan anak – anak membuat kesepakatan, mereka boleh makan satu permen per hari kalau hari sekolah. Sedangkan kalau akhir pekan, boleh makan 2 permen per hari. Saya menyuruh untuk taruh di kamar masing – masing. Sekaligus mengetes kejujuran, apakah patuh pada perjanjian atau diam – diam mengambil. Ternyata mereka patuh pada perjanjian. Salut!

Mereka sudah tidak sabar acara Halloween lagi tahun depan. Tidak sabar berburu permen lagi.

NASI KUNING ULANG TAHUN

Sudah lama saya tidak membuat nasi kuning lengkap. BIasanya kalau ada perayaan ulang tahun atau acara khusus di rumah, saya selalu membuat tumpengan nasi kuning. Sewaktu ulang tahun pernikahan kami yang ke 11, pulang liburan musim panas pun saya malas membuat. Jadi karena ada salah satu yang di rumah sedang berulang tahun, saya jadi semangat membuat nasi kuning meski tidak dibentuk tumpeng. Wah nasi kuning saya kali ini pulen, wangi, dan enak sekali. Saya makan sambil terharu. Tanpa perlu metode aron kukus dan tidak dicampur beras ketan. Bermodalkan rice cooker saja. Memang faktor rice cookernya yang bagus sih *sombong dikit tapi memang rice cooker ini bikin nasi jadi enak.

Nasi kuning yang saya buat, lauknya : Sate ayam bumbu kacang, mie goreng, perkedel, sambel goreng kentang pete, orek tempe, sambe ijo bawang, urap sayur, dan telor dadar. Beberapa lauknya saya masak hari sebelumnya. Jadi waktu hari H ulang tahun, saya tinggal menggoreng perkedel, rebus sayuran, goreng telur, dan memanggang sate. Oh iya, masak nasi juga. Anak – anak dan suami suka semua, sembari makan mereka memuji berulang. Saya tentu saja semakin terharu karena disanjung.

Saya juga membuat Tiramisu dengan bentuk seperti taart. Yang berulang tahun memang mintanya dibuatkan Tiramisu. Kalau Tiramisu gampang dan sat set membuatnya. Dan seperti biasa, serumah doyan dan langsung ludes.

Malamnya kami ke sebuah restoran pancake dekat rumah. Inipun permintaan yang berulangtahun. Anak – anak dan suami pesen pancake yang manis. Saya pesan pancake dengan topping asin. Ini jatuhnya seperti Omelette. Rasanya enak dan cocok dengan lidah saya. Cuma karena porsinya besar sekali, saya hanya sanggup menghabiskan setengahnya,lebihannya saya minta dibungkus untuk dibawa pulang. Keesokan harinya, saya sampai butuh 2 waktu makan untuk menghabiskan karena tidak sanggup kalau sekaligus. Sampai heran kok orang – orang Belanda nih bisa habis sekali makan ya. Memang beda penampungan dalam perut haha.

Setiap ada yang berulang tahun atau hari – hari khusus, saya selalu usahakan untuk bersedekah di Indonesia dengan memesan nasi kotak ke Mbak Tami (foto ke 4) dan dibagikan saat hari jumat. Ya, Jumat berkah. Jadi perayaan yang kami lakukan di Belanda, semoga bisa menjadikan berkah buat banyak orang juga.

LIBURAN SEKOLAH

Liburan sekolah musim gugur, di sekolah anak – anak sepanjang 10 hari. Kami tidak ada rencana liburan ke luar Belanda, jadi kami manfaatkan ke museum Corpus dan ke Lego World yang ada di Utrecht.

Untuk Lego World, kami sudah pernah datang tahun lalu. Acara lego ini, selalu ada saat libur musim gugur di Belanda. Tahun ini datang lagi ya karena anak – anak suka sekali dengan Lego. Tahun ini layout nya beda dan ada banyak bagian yang dikurangi dibandingkan tahun lalu. Kami sampai ke tempat acara jam 10 pagi, selesai jam 5 sore. Wah anak – anak senang sekali di sini. Mungkin tahun depan kami akan ke sini lagi jika tidak ada rencana berlibur ke luar Belanda.

Selain ke Lego World, yang sangat menyenangkan kami lakukan saat liburan lalu adalah ke Corpus Museum yang ada di Leiden. Wah ini museum yang seru sekali karena belajar anatomi tubuh manusia dengan langsung masuk ke dalam replika tubuh itu sendiri. Setiap bagian akan diterangkan beserta fungsinya. Bukan hanya penjelasan dari suara yang ada di earphone, juga atraktif kita sebagai pengunjung bisa merasakan aroma, detak jantung, dari video 3D melihat sperma yang meluncur ke sel telur saat dibuahi, sampai ke fungsi otak. Bagus sekali. Anak – anak suka, saya gembira sekali karena saya memang suka tentang biologi. Setelah dari bagian tubuhnya, pas turun, setiap lantainya ada ruang atraktif juga. Permainan dan keterangan yang lengkap ditulis besar di tembok tentang fungsi – fungsi yang berkaitan dengan tubuh manusia. Asli keluar dari museum ini dengan perasaan yang senang dan penuh karena mendapatkan banyak sekali ilmu.

Yang di Belanda dan belum pernah ke Corpus Museum, silahkan datang ke sini bersama anak – anak atau sendiri juga ok. Saya sarankan untuk tidak membawa anak kurang dari umur 2 tahun karena pas di dalam tubuh replika, itu gelap dan kalau ada lampunya agak tidak kondusif untuk anak kecil. Pun di dalam tidak boleh membawa Stroller.

SAMBEL TERASI STRAWBERRY, TUMIS DAUN BEET, DAN BAKING

Sudah beberapa bulan ini saya rajin meminum jus beet yang dicampur dengan batang seledri yang besar, jahe, lemon, dan mentimun. Segar sekali rasanya. Konon beet bagus untuk kulit. Satu waktu, saya membeli beet yang daun dan batangnya masih dalam keadaan bagus. Saya pernah membaca kalau daun dan batangnya enak kalau ditumis atau dibuat kuah dengan santan. Saya belum pernah makan daun dan batang beet.

Lalu saya osenglah. Ternyata enak sekali. Tidak ada rasa yang spesial dan khas, tapi daun dan batangnya krenyes – krenyes (karena saya menumis tidak lama). Wah jadi bisa memanfaatkan seluruh bagian beet, tidak terbuang percuma. Setelahnya, saya sudah beberapa kali menumis daun dan batang beet ini. Ketagihan ceritanya.

Nah, tentang sambal terasi strawberry ini pun karena iseng dan penasaran. Beberapa waktu lalu, sahabat saya memberikan infomasi kalau di Instagram sedang ngetren nyambel trasi menggunakan strawberry. Dia menyuruh saya untuk mencoba. Saat mendengarnya, wah saya tidak tertarik. Kok ya aneh – aneh saja.

Sampai suatu siang, saat saya menyambel trasi, ternyata tidak ada tomat merah di kulkas. Adanya tomat hijau di dalam freezer. Lalu saya melihat Strawberry. Mendadak jadi pengen mencoba membuktikan informasi dari sahabat saya kalau sambal ini enak. Saya ambil beberapa tomat hijau di freezer, siram dengan air mengalir supaya cepat lunak, lalu saya bejek di sambel trasi yang saya buat. Terakhir saya tambahkan Strawberry 4 buah sedang. Jadi ini sambel mentah ya. Setelah saya incipi, wah enak!! Ternyata tidak sehoror yang saya bayangkan. Rasanya manis dan aroma sambal jadi Strawberry. Unik dan enak. Silahkan dicoba siapa tau cocok :))))

Lalu baking, ya sebenarnya tidak ada hal baru. Saya masih suka berkreasi dengan roti Sourdough adonan manis. Kadang saya isi dengan isian asam, gurih, sampai campuran asam gurih :))) Seperti roti yang ada di foto bawah ini. Adonan rotinya saya pipihkan melebar lalu saya beri olesan pasta coklat dan pasta kacang. Ya semacam martabak coklat kacang ya hahaha. Anak – anak sih suka ya. Mereka lahap makannya.

PASAR RAYA INDONESIA

Akhir Oktober ada acara Pasar Raya Nusantara di tempat biasanya di Rijswijk. Awalnya saya tidak ada rencana akan datang karena ya palingan isinya begitu – begitu saja. Jadi saya tidak meniatkan datang. Tapi saya ceritakan acara ini ke suami. Dia bilang ya datang saja mumpung masuknya gratis. Lalu beberapa hari kemudian, suami bilang bisa mengantarkan saya setelah dari tempat Mama mertua. Wah saya senang donk diantar (padahal ya biasanya pergi sendiri naik tram dan bus) dia dan anak – anak jelas ikut. Anak – anak selalu senang kalau diajak ke acara Indonesia karena mereka bisa jajan banyak hahaha Ibunya suka kalap beli segala macam.

Kali ini saya salah, ternyata makanan yang dijual menarik dan beda dari tahun – tahun sebelumnya. Ada pendatang baru makanan dari Aceh, Toraja, Gorontalo, Maluku, Banyuwangi, masih banyak lainnya. Stannya juga kece, ada yang mirip warung dan ada bakso dijual di gerobak (ini penjualnya di Harleem, bukan yang di Haagse Markt, Den Haag).

Wah saya tentu saja kalap beli. Bungkus banyak bawa pulang. Memang kalau di acara seperti ini, saya hampir tidak pernah makan di tempat karena tidak suka dengan suasana yang ramai. Dan karena saya sedang diet salah satunya tidak makan snack kering bertepung, jadi kali ini saya tidak membeli sama sekali kerupuk dan keripik.

Saya kalap membeli makanan berat. Dari jajanan Gorontalo (mirip kue lumpur tapi kecil – kecil. Enak sekali rasanya, manisnya pas aroma pandannya dapat), Kapurung, kuah kuning papeda, Mie ACEH, Sambel tuna Aceh, Rujak Natsepa, dan Pantollo Pamarassan (ikan yang dimasak dengan kluwek dan jantung pisang. Makanan tradisional dari Toraja). Ini pertama kalinya saya makan Kapurung dan Papeda. Ternyata selembut itu ya Papeda. Dan benar – benar membuat tahan lama kenyang. Enak!

Bersyukur tinggal di kampung dekat Den Haag, jadi kalau ada acara Indonesia seperti ini, gampang datangnya. Tapi lebih boros juga, karena kalap segala macam dibeli. Tidak apalah, setahun sekali *pembelaan :)))

BUKU DAN BELAJAR ILMU BARU

Saya membeli 2 buku baru yang berkaitan dengan psikologi khususnya memahami kerja otak dan perasaan. Saya memang sedang tertarik tentang ilmu otak, Neuroscience, dan Psikologi. Saat ini, saya sedang mengambil kursus tentang Neuroscience dan Neuromarketing.

Selain itu, saya sudah niatkan akan mempelajari lebih dalam tentang Supply Chain Management, salah satu bidang ilmu yang saya dapatkan waktu kuliah S2. Dulu dapatnya hanya sekadar lalu. Sekarang saya ingin serius lebih dalam belajar. Sebelum mengambil kelas sertifikasi, saya mau belajar dasar – dasarnya dulu lewat buku. Jadi saya pergi ke Perpustakaan pusat di Den Haag untuk meminjam beberapa buku. Tidak hanya 2 buku tentang Supply Chain yang saya pinjam, pun satu buku tentang psikologi. Wah bukunya bagus sekali, bahasanya mudah dipahami, dan penjelasannya tidak rumit.

Semoga tidak bosan ya membaca rangkuman kegiatan yang menurut saya menarik untuk didokumentasikan di blog ini. Cerita beberapa minggu yang dirapel.

Sampai ke rapelan cerita – cerita berikutnya!

  • 16 November 2025 –

Sepuluh Tahun Tinggal di Belanda

Bunga dari Suami

Akhir bulan Januari 2025, tepat 10 tahun saya tinggal di Belanda dan merasakan winter ke 11. Senang karena saya tinggal di sini bersama keluarga yang saya sayangi sepenuh hati : suami dan anak – anak. Keluarga suami juga baik dan perhatian. Mama mertua yang selalu memperlakukan saya dengan dengan penuh sayang. Punya beberapa teman Indonesia di Belanda yang baik sampai sekarang. Jumlah tidak banyak, tidak mengapa. Orang yang itu – itu saja yang penting saling mengisi dan memberikan kebaikan serta saling mengingatkan di depan jika salah satu dari kami sedang berada di luar jalur. Teman – teman yang membuat nyaman di hati. Pertemanan yang makin mengecil lingkarnya. Alhamdulillah. Tetangga sebelah rumah yang baiknya sudah rasa saudara. Lingkungan rumah yang menyenangkan, tinggal di desa yang juga sangat nyaman dan tenang. Punya rumah yang hangat Insya Allah dipenuhi dengan cinta dan kasih di dalamnya, sangat nyaman untuk kami berteduh dalam segala cuaca, dan tempat terbaik untuk tinggal.

Segalanya saya syukuri dengan peran yang pernah dan sedang saya jalani. Dari pernah bekerja, mempunyai usaha sendiri, sampai memutuskan menjadi Ibu Rumah Tangga yang penuh tinggal di rumah. Dari hanya berdua dengan suami, 5 kehamilan, dan 3 anak yang Alhamdulillah terlahir dan tumbuh sehat sampai sekarang. Banyak belajar hal baru dari menguatkan tekat belajar menyetir mobil sampai mendapatkan SIM, belajar baking di tempat yang professional, membuka usaha dan berdagang, mengambil banyak sertifikasi di luar bidang keilmuan, dan masih banyak lagi. Semuanya sangat bermanfaat untuk hidup saya di Belanda.

Menjalani tahun demi tahun dengan segala naik turunnya dengan ikhlas. Dijalani saja. Pahitnya tidak perlu diumbar terlalu detail di media sosial. Ditelan sendiri dan hanya suami yang tau semuanya. Kalaupun ingin bercerita, saya akan memilih mereka yang amanah. Berbagi di media sosial yang bikin bahagia saja. Tinggal di negara orang, berapapun lamanya, tentu saja rasanya tetap sebagai pendatang. Beda rasa, seperti tidak memiliki. Yang namanya negara, tidak ada yang sempurna. Sama dengan manusia.

Namun saya sudah merasa negara ini sebagai rumah. Tempat di mana saya bisa kembali pulang dan merasa nyaman, bahagia, dan tenang. Setiap langkah, saya jalani dengan perlahan. Hidup yang pelan. Tidak terburu waktu, tidak tergesa, dan tidak butuh membuktikan apapun. Saya bisa menjadi diri sendiri. Tidak harus memikirkan lagi dan terusik pendapat orang lain. Selama tidak merugikan siapapun, kepala saya tetap tegak melihat ke depan. Tidak perlu membandingkan diri sendiri dengan apapun dan siapapun. Yang terutama tetap saya, suami, dan anak – anak. Itu saja sudah lebih dari cukup.

Selama tinggal di Belanda, saya selalu bermusuhan dengan musim dingin. Setiap musim dingin, saya selalu jatuh sakit. Tapi tahun ke 10 ini, ajaibnya, saya segar bugar. Sama sekali tidak sakit. Mungkin karena saya rutin lari karena persiapan Half Marathon di Den Haag. Atau mungkin juga mental saya pada akhirnya sudah menerima, ya mau bagaimana lagi. Musim dingin akan selalu datang tiap tahunnya. Tinggal dijalani saja, tidak perlu terlalu dipikirkan. Tinggal di Belanda juga mengajarkan saya untuk tidak terlalu overthinking. Dijalani saja. Toh tiap manusia ada saja cobaannya. Dan pasti banyak juga masa bahagianya. Semua tidak ada yang abadi. Tinggal dijalani, banyak berdoa, dan berserah. Yakin bahwa langkah kaki saya di sini pun semua atas ijin Allah. Dia yang akan memberikan perlindungan dan kekuatan.

IJIN TINGGAL DI BELANDA

Bulan November 2024, saya mendapatkan surat dari kantor imigrasi Belanda kalau ijin tinggal saya akan segera berakhir masa aktifnya. Saya diminta untuk memperpanjang sebelum tanggal yang sudah disebutkan. Kalau tidak salah ingat, ini sudah ketiga kali saya memperpanjang ijin tinggal. Saya sudah mendapatkan ijin tinggal permanen sejak tahun ke 4. Jadi proses memperpanjang ini tidak perlu memasukkan dokumen – dokumen apapun. Tinggal memberikan konfirmasi ke pihak imigrasi (lewat online) beberapa informasi terkait.

Tepat akhir bulan Januari 2025, saya datang ke kantor imigrasi di Belanda untuk mengambil kartu ijin tinggal saya yang permanen yang sudah diperpanjang. Persis 10 tahun lalu, ditanggal yang sama, saya juga datang ke kantor imigrasi Belanda untuk mengambil kartu ijin tinggal sementara. Pas tanggal kedatangan saya di Belanda. Bedanya, sekarang kantor imigrasinya sudah pindah. Rok yang saya pakai 10 tahun lalu, saya pakai juga ke kantor imigrasi tahun ini. Roknya sih masih muat ya, badan saya saja yang melebar :))). Tulisan saya 10 tahun lalu, bisa dibaca di sini. Jadi bisa melihat muka saya 10 tahun lalu dibandingkan dengan foto di bawah ini.

MERAYAKAN 10 TAHUN DI BELANDA

Pagi itu langitnya cantik sekali. Saya menerima bunga dari suami dan sebuah hadiah. Dia bilang, untuk merayakan sepuluh tahun di Belanda. Malamnya kami makan bersama di sebuah restoran. Makan segala macam ada. Kami memang keluarga yang merayakan apapun. Bahkan tiap tahun pertambahan saya tinggal di sini, selalu dirayakan. Apalagi tahun istimewa ini, satu dekade. Saya sendiri tidak memasak, hanya membuat kue lumpur kentang karena tiba – tiba ingin makan.

Sepuluh tahun di Belanda, saya tidak punya ambisi apapun lagi. Tinggal menjalani hidup, menikmati tiap harinya dengan pelan dan sadar, sehat jasmani rohani, selalu bersyukur, berusaha menjadi orang yang bermanfaat dan memberikan banyak berkah, bisa menyeimbangkan peran antara diri sendiri, Ibu, dan seorang istri.

Itu saja, tidak ada yang hal yang muluk.

Yang penting hati tenang, nyaman, dan bahagia pun mengikuti.

Keluarga buat saya tetap yang utama.

  • 31 Oktober 2025 –

Cerita sembilan tahun di Belanda, bisa dibaca di sini.

CPC Loop Den Haag 2025 – Virgin Half Marathon

Virgin Half Marathon

CPC Loop Den Haag adalah acara lari tahunan yang diselenggarakan di Den Haag. Ada beberapa jarak dari 5km, 10k, sampai Half Marathon 21.1km. Itu untuk kategori dewasa. Untuk anak – anak, jaraknya berbeda lagi. Setiap tahun sejak pindah ke Belanda, saya hampir selalu mengikuti acara ini untuk lari jarak 10km. Cerita yang tahun 2015, bisa dibaca di sini. Bahkan saat saya hamil anak terakhir, usia kandungan hampir menginjak trimester tiga, saya ikut juga CPC Loop Den Haag untuk jarak 5km. Cerita lengkapnya ikut acara lari saat hamil besar, bisa dibaca di sini.

Nah, karena sudah bertahun – tahun saya rajin ikut yang kategori 10km, rasanya butuh tantangan baru. Beberapa kali mencoba menguatkan niat untuk naik ke jarak 21.1km alias Half Marathon, beberapa kali pula mengurungkan niat. Merasa kok jauh sekali hahaha. Rasanya kapan selesainya itu lari. Sementara saya kan larinya super lelet. Selama ini pun lari buat saya adalah hobi. Bukan hal yang ambisius harus cepat. Senyamannya saja.

Lalu akhir tahun 2023, saya mengumpulkan niat mendaftar half marathon untuk tahun 2024. Itu beberapa bulan setelah melahirkan. Ternyata belum direstui Allah, mungkin karena masih ada bayi. Disuruh fokus dulu dengan bayi, tidak usah pecicilan :))) Bulan Januari 2024, saya sakit parah sampai 2 minggu tergeletak dan tempat tidur jadi teman setia. Padahal half marathonnya bulan Maret. Setelah masa kritis terlewati, saya butuh waktu untuk penyembuhan sebulan. Walhasil ya selama 2 bulan tak ada latihan. Sebulan menjelang hari H, dengan kesadaran penuh, saya turunkan ke 10km saja. Selain alasan sakit, waktunya pun tidak sesuai dengan bayi kami tidur dan bangun. Jadi ya sudah, half marathon kapan – kapan saja. Cerita CPC Loop tahun 2024, saya tuliskan lengkap di sini. Enak ya punya blog, jadi dokumentasinya lengkap dan terperinci. Itulah kenapa saya tidak bisa berhenti ngeblog. Lebih jelas dokumentasinya.

Akhir tahun 2024, saya niat lagi untuk mendaftar half marathon untuk tahun 2025. Saya sudah berniat bulat, tahun 2025 harus jadi. Tahun yang akan banyak memperingati hari – hari yang bersejarah dalam hidup saya. Jadi saya bertekat kuat untuk latihan secara rutin. Setelah mendaftar sekitaran Oktober – November, saya mulai latihan yang terstruktur. Dari jarak, waktu, sampai intensitas pun terukur. Bahkan saat pagi beku pun saya tetap bangun, untuk latihan lari. Semua saya lewati dengan penuh sungguh – sungguh. Semua latihan ini saya dokumentasikan alias pamerkan di story Instagram apakabar.denald (dan saya taruh di highlight). Tapi sekarang sedang hiatus Instagram.

Niat saya bukan untuk mempercepat tempo lari per menit. Tujuan saya latihan teratur cuma dua : Bisa finish dalam waktu 3 jam dan tanpa cedera.

Bulan Februari, saya ikut race di dekat rumah, 10km. Kok ya pas banget cuacanya sedang dingin parah dan berangin hebat. Jadi lari sambil melawan badai angin. Saya pikir, ya sudah anggap saja latihan buat Half Marathon. Mendekati bulan Maret, saya semakin grogi. Latihan juga saya rasa cukup. Alhamdulillah musim dingin kali ini saya tidak jatuh sakit. Biasanya musim dingin tidak pernah terlewati tanpa sakit.

CPC Loop tahun ini, pas banget dengan Ramadan. Karena saya masih menyusui, jadi saya belum ikutan puasa. Seminggu sebelum hari H, dapat kiriman email dari panitia menginformasikan kalau hari H prakiraan cuaca akan terik. Jadi disarankan memakai pakaian setipis mungkin, minum yang banyak dan cukup terhidrasi. Cuaca yang terik nih membuat mental saya agak goyah. Saya bilang suami, terus apa tidak ya. Takutnya pingsan. Mulai nih bisikan – bisikan untuk turun saja ke 10km.

Tapi saya menguatkan hati untuk tetap maju tak gentar menjalankan ibadah Half Marathon. Bismillah.

Tepat tanggal 9 Maret 2025, jadi tanggal bersejarah dalam perjalanan saya di dunia lari. Half Marathon pertama akhirnya dijalani. Dengan mengucap banyak doa dan deg – degan tidak karuan, terlewati juga garis start. Saya menggunakan pakaian senyaman mungkin dan jilbab setipis mungkin. Saya mulai lari jam 11 siang, karena wave terakhir hahaha wave 3. Pas saya baru mulai lewat garis start, yang wave 1 elite runner sudah sampai finish :)))) padahal mulainya jam 10. Beneran uji mental. Suhu 17 derajat celcius. Bayangkan, biasa latihan disuhu 1 digit sekitaran 5 derajat bahkan 0 derajat, eh pas hari H, suhunya jadi 17 derajat. Mana larinya melawan sinar matahari. Ongkepnya Subhanallah bukan main.

Ya sudah, saya hanya bisa pasrah. Niat saya dari 2 akhirnya jadi 1. Sampai finish dengan sehat, happy, tanpa cedera. Saya sudah tidak memikirkan berapa lama lagi waktu sampainya. Senyampainya saja. Saya yakin pasti dtunggu panitia haha.

Sewaktu di km 4, ada peserta orang Belanda tiba – tiba memelankan lari dan jejer saya, bertanya, “kamu puasa Ramadan? kuat kamu lari cuaca terik begini?” Saya kaget sekaligus terharu ada yang bertanya tentang Ramadan. Saya bilang kalau tidak puasa karena masih memberikan ASI. Dia lalu bilang. “hebat! Sukses ya!!” lalu dia pamit lari lebih dulu.

Saat km 5, ada water station. Wah saya minum langsung banyak. Haus sekali. Panas dan ongkepnya luar biasa. Lalu saya melanjutkan lari. Nah setelah lewat km 6, ada mobil panitia menghentikan lari saya. Mereka bilang, waktu saya lewat dari skema yang mereka tetapkan. Jadi saya disuruh menyudahi lari dan ikut masuk ke mobil mereka. Wah saya kaget donk. Seumur – umur ikut race, baru kali ini disuruh stop lari. Lalu saya bilang, bisa tidak saya melanjutkan lari sampai finish, tapi lari di trotoar. nego ceritanya. Setelah berunding dengan sebelahnya, akhirnya dibolehkan. Saya tidak menoleh ke belakang karena saya pikir jadi peserta HM yang terakhir. Wah ketika menulis ini, saat ini, saya jadi merasakan lagi traumanya. Yang membekas dan membuat saya jadi punya kenangan yang tidak nyaman untuk diingat tentang HM pertama.

Lalu saya melanjutkan lari di trotoar. Sementara truk yang mengambil pembatas – pembatas di jalan raya, bersisian dengan saya lari. Jalan raya kembali dibuka. Jadi sepanjang km ke 7 sampai km ke 15 kalau tidak salah, saya lari di trotoar. Km ke 15 saya lari lagi di jalan raya karena rute steril untuk yang race 10km. Lumayan ya, karena jadi peserta lelet, ikut nebeng rute :))). Nah di titik ini, saya dengar kok banyak suara sirine. Saya pikir apa ambulan atau polisi. Dikemudian waktu saya baru tau kalau banyak peserta half marathin yang tidak sampai finish karena tumbang dan harus dibawa ke RS. Penyebab terbesarnya dehidrasi dan kepanasan parah.

Saat lewat rute pantai yang menanjaknya wassalam curam, saya akhirnya jalan kaki saja sambil foto – foto hahaha anggap istirahat sesaat. Lumayan, mumpung langit biru. Sekalian saya mengunyah energy bar. Lapar berat. Lalu saya lanjut lari lagi. Sewaktu dikm ke 18, saya telpon suami yang sudah menunggu di garis finish bersama anak – anak. bertanya apa saya selesai saja ya. Kok rasanya ga sampai – sampai ini. Mulai halusinasi. Kata suami terus saja karena peserta 5km juga baru saja lewat start. Sayang, kurang 3km lagi. Saya pikir iya, sayang kurang sedikit lagi. ya sudah saya lari sambil selang seling jalan kaki.

Yang paling menyenangkan dari event lari di kota besar dan taraf Internasional. sepanjang jalan pasti ada saja yang menyemangati. Dari berteriak, diberikan camilan, diputarkan musik, sampai dijejeri lari supaya tidak berhenti. Karena saya peserta yang ngotot sampai finish meski waktunya melset jauh, jadi saya pun mendapatkan ekstra penyemangat dari mereka. Terharu lah pokoknya. Diteriakkan nama saya.

Singkat cerita, akhirnya sampai finish juga, bersamaan dengan peserta jarak 5km hahaha. Jadi saya nyempil diantara mereka. Untung saja suami melihat saya, lalu dia berteriak. Saya sampai putar balik lagi untuk mencium anak – anak yang menunggu lama di garis finish. Anak ragil digendong papa di pundak. Saya sampai terharu ditunggu mereka.

Tentu saja setelah selesai Half Marathon, saya pamerkan di semua media sosial saya haha. Salah satu sahabat malah salah fokus dengan lipstick yang saya pakai, kok bisa tetap merah merona meski sudah lari lebih dari 21km. Lha ini juga penting, memilih lipstick yang tepat saat race. Jadi saat difoto tetap bagus :))))

Rasanya tuntas sudah perjuangan latihan selama ini saat saya diberikan medali. Meski catatan waktu meleset jauh dari yang saya rencanakan, bersyukur sekali sampai finish dengan sehat dan tanpa cedera. Meski kebahagiaan saya sempat ternoda karena adegan diciduk panitia :))) tetap rasa syukur tak henti saya ucapkan.

Suami dan anak – anak menyambut saya di pintu keluar dengan bunga. Mereka satu persatu memeluk saya dan mengucapkan selamat karena sudah menyelesaikan Half Marathon yang pertama. Medali Half Marathon ini juga buat mereka, yang selalu saya tinggal saat akhir pekan untuk latihan lari jarak jauh. Mereka di rumah yang merelakan waktu agar saya bisa lari. Saya yang seringnya sudah pergi lari saat mereka belum bangun tidur. Half Marathon yang pertama ini sangat berarti bukan untuk saya sendiri sebagai ajang pembuktian kalau saya bisa, juga buat anak – anak dan suami yang tak pernah putus mendukung dan memberikan semangat pada saya dari sebelum mendaftar, proses latihan selama 6 bulan an, sampai menunggu di garis finish.

Saya betul terharu menahan tangis. Tuntas sudah yang saya jalani selama ini. Latihan disiplin, tetap lari meskipun musim dingin, mengalahkan rasa malas, dan tetap maju sampai titik maksimal kesanggupan. Alhamdulillah saya sanggup sampai garis akhir.

Half Marathon inipun punya arti yang spesial karena :

  • Marayakan 10 tahun tinggal di Belanda dengan segala warna warninya.
  • Merayakan 10 tahun status saya sebagai lulusan S2.
  • Merayakan ulangtahun angka kembar dibulan yang sama Half Marathon.
  • Merayakan 10 tahun sejak pertama ikut CPC Loop Den Haag.
  • Merayakan 10 tahun rutin berlari selama di Belanda.
  • Merayakan diri sendiri yang tak pernah menyerah dan gigih memperjuangkan apapun yang sudah dijalani. Menyelesaikan dengan baik apapun yang sudah dimulai.
  • Merayakan status sebagai Ibu 3 anak dengan 5 kali kehamilan.
  • Merayakan tuntas menyusui sampai ketiga anak yang sampai saat ini dan semoga seterusnya tumbuh sehat, aktif, pintar, kreatif, dan semoga bahagia.
  • Merayakan segala kemenangan dari yang kecil sampai yang besar dan berkah yang sudah didapat selama ini
  • Merayakan 11 tahun pernikahan dan 12 tahun saling mengenal dengan suami.

Half marathon ini sebagai pembuktian meski sampai finish dengan waktu 3 jam 25 menit, Alhamdulillah saya tidak menyerah. Meski ada opsi untuk naik tram saja kembali ke tempat acara (ya km ke 18 sudah sempat memikirkan opsi ini hahhaa) tapi saya masih diberikan kewarasan pikiran untuk lanjut sampai selesai. Banyak peserta yang tidak bisa menyelesaikan sampai finish, saya diberikan kekuatan, kesehatan, sampai menyelesaikan apa yang sudah saya impikan. Yang penting sudah mencoba dan tau rasanya.

Sampai ke rumah, langsung menyantap soto ayam :))).

Buat saya, half marathon pertama ini bukanlah sekedar sebuah medali. Tapi kegigihan, perayaan, dan penghargaan terhadap diri sendiri dan keluarga yang selalu mendukung langkah saya. Dan tak lupa, tentang semangat dan pantang menyerah.

Setelah ini Half Marathon lagi atau Marathon?

Enggak dulu. Saya masih belum sanggup meninggalkan anak – anak dalam waktu lama untuk latihan. Nanti saja kalau mereka sudah lulus SD, mungkin akan memikirkan. Setelah ini, ganti cabang olahraga jalan cepat saja :)))

Tapi, never say never kan ya. Siapa tau tahun depan ikutan HM lagi.

Sekian cerita kali ini. Terima kasih sudah membaca sampai akhir.

  • 25 Oktober 2025-

Kunjungan Dari Copenhagen, Cerita Baking, Race 10km, dan Membaca 34 Buku

Sourdough Roti Manis

Kembali ke cerita kompilasi gado – gado alias semua cerita yang bukan hanya akhir pekan, juga cerita sehari – hari dalam 3 minggu terakhir, saya jadikan satu unggahan.

  • KUNJUNGAN DARI COPENHAGEN

Setelah gagal bertemu Rani saat kami ke Copenhagen bulan Agustus lalu (awalnya mau ke Copenhagen hari Sabtu, dia lagi ikutan lomba lari. Dan kami juga tidak jadi ke Copenhagen. Saat hari minggu, Rani lagi panjat tebing ke Swedia. Selipan terus), akhirnya ketemu Rani malah di Belanda. Berunding ke sana sini enaknya di mana tempat untuk ketemuan, akhirnya saya udang dia ke rumah. Saya pikir lebih nyaman juga buat ngobrol dan saya tidak harus ke mana – mana membawa anak kicik. Saya masakkan Rani menu yang cocok untuk musim gugur. Bakso, mie ayam, dan segala gorengan. Orang Indonesia sih kurang komplit kalau ngobrol tanpa gorengan haha. Selain itu saya membuat tiramisu dan kue lumpur. Semua yang saya hidangkan buat Rani, saya masak semua sendiri. Demi menjamu tamu dari negara maju :)))

Kocaknya, salah satu oleh – oleh yang Rani bawa, sama persis dengan yang Kiki (tinggal di Denmark juga) berikan ke saya waktu kami ketemuan di Ribe. Jadilah saya sekarang punya koleksi coklat lempengan buat makan roti :))) (itu foto terakhir).

Ngobrol panjang lebar dengan Rani. Dari susahnya hidup sebagai pendatang, segala tes yang harus dilalui, sukanya juga hidup di negara masing – masing, sampai ke satu fakta bahwa Rani ini ternyata tau saya pertama kali dari membaca blog ini. Setelahnya kami saling berkoneksi di twitter lalu setahun belakang di Instagram. Wah saya jadi terharu. Rani membaca blog saya pertama kali tahun 2019 sebelum dia pindah ke Belanda. Semacam jumpa pembaca blog ini. Senang ngobrol banyak dengan Rani.

  • CERITA BAKING

Saya mulai rajin baking lagi nih. Setelah mati suri beberapa bulan ini. Lumayan mengisi waktu ya. Kan sedang rehat dari media sosial. Jadi banyak waktu luang sekarang. Bukan hanya baking roti yang menggunakan ragi alami, juga saya membuat kudapan manis. Roti yang saya buat juga bukan hanya yang berasa manis, juga roti keras untuk suami. Dia senang sekali saya kembali sibuk baking. Rumah kembali wangi roti dan butter. Pewangi alami.

  • KE RUMAH YAYANG

Suatu pagi saya menerima pesan dari Yayang. Dia sekeluarga Agustus lalu baru mudik. Dia ingin memberikan saya oleh – oleh. Jadi dia ingin ketemuan. Saya usulkan untuk ketemu di rumahnya saja saat dia sedang libur kerja. Memang jarak rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah saya. Hanya terpaut 10km sekali jalan. Dia bilang, ok. Akhirnya janjian hari Jumat. Saya ke rumahnya dengan naik sepeda. Ini pertama kalinya. Biasanya naik metro. Itupun sudah lama sekali.

Lumayan juga ya PP 22km (karena ada jalan yang ditutup, jadi harus memutar). Hujan agak rintik. Untung saya ada hiburan, anak ragil di boncengan nyanyi tiada henti. Jadi terasa tidak membosankan. Saya membawakan Yayang Banana Cake andalan. Lalu di sana saya bisa mencicipi segala keripik – keripik yang dibawa Yayang dari mudik. Lalu kami makan siang dengan mie ayam dan bakso.

Saya senang bisa ngobrol banyak dan bertukar kabar terkini dengan Yayang. Pulangnya saya dibungkuskan makanan.

  • RACE 10KM

Di kota sebelah, tiap bulan Oktober selalu ada event lari Half Marathon dan jarak – jarak lainnya. Tentu saja saya ikut yang 10km saja. Tahun lalu saya juga ikutan. Awalnya saya ingin ikut yang Half Marathon. Tapi setelah saya pikir – pikir lagi, kok males latihannya. Akhirnya saya mendaftar yang 10km saja. Kebetulan, anak – anak juga ikutan, termasuk anak ragil yang masih umur 2 tahun. Mereka tentu saja ikut yang jarak paling pendek, 600 meter. Eh kok 2 hari mendekati hari H, saya ambruk sakit. Akhirnya, suami yang menggantikan. Sayang daripada nomernya tidak terpakai. Ini dijoki suami sendiri hahaha. Dihasilnya, 10km selesai dalam waktu 1 jam. Sejarah dalam hidup,nama saya bisa selesai 1 jam 10 km :)))

Tahun lalu ada 3 medali, tahun ini menjadi 4 medali karena anak ragil ikutan. Di foto cuma ada 3 karena satunya entah ada di mana. Medali tahun ini bagus karena dari kayu. Unik desainnya. Saya senang sekali anak – anak juga suka dengan lari tanpa kami paksa. Mereka ikut dengan sendirinya. Mereka juga suka dengan olahraga lainnya.

  • MEMBACA 34 BUKU

Salah satu yang saya syukuri dari rehat media sosial adalah bisa membaca buku dengan fokus dan tanpa terdistraksi apapun. Lumayan saya jadi bisa menyelesaikan banyak buku yang isinya berat yang sudah saya beli tahun lalu tapi belum sempat saya baca. Dan akhir bulan September lalu, saya sudah melampaui target 30 buku. Sudah 34 buku terbaca (1 buku tidak ada di goodreads). Kalau sesuai rencana, kemungkinan sampai akhir tahun bisa 40 buku. Saat ini saya sedang membaca 3 buku pararel haha. Saya kalau membaca buku memang suka pararel.

  • LARI DAN JALAN KAKI

Olahraga seperti biasa tetap lari dan angkat beban di rumah. Sejak September, saya jadi senang untuk mencoba menekuni jalan kaki. Ternyata menyenangkan juga. Selama jalan kaki, bisa dengan tenang melihat sekitaran yang saya lewati. Menikmati pemandangan dan mendengarkan suara lebih khusyuk. Sekarang ke manapun, kalau memungkinkan, saya lebih memilih jalan kaki dibandingkan naik sepeda. Misalkan kemaren ke dokter gigi, biasanya saya naik sepeda. Tapi karena saya ada waktu sendiri (anak kicik sedang sekolah) dan cuaca tidak hujan, jadi saya jalan kaki saja ke sana. Lumayan PP bisa 7km.

Saya berencana, tahun depan akan mengurangi ikutan race lari dan beralih ikut event jalan kaki.

  • LANGIT CANTIK

Meskipun akhir – akhir ini warna langit sehari – hari adalah abu – abu, saya beruntung 2 pagi yang berbeda masih bisa melihat semburat warna yang cantik di langit. Dua foto di bawah ini saya lihat dari loteng yang paling atas, pada 2 pagi yang berbeda. Anak – anak saya sudah hafal, kalau langitnya nampak cantik, mereka pasti teriak antusias memanggil saya dan memberitahu lalu meminta saya untuk memfoto langitnya.

Hal – hal yang simple tapi bermakna seperti ini yang jadi penghiburan saya dimusim yang mulai gelap dan hujan terus setiap hari. Alhamdulillah masih diberikan kesempatan melihat langit yang cantik dan hati jadi gembira.

  • DAUN BERUBAH WARNA

Daun sudah mulai berubah warna, banyak yang sudah rontok malahan. Senang kalau melihat warna daun musim gugur. Yang tidak suka adalah melihat langit yang warnanya abu – abu. Ya langit belanda pada umumnya. Saya nikmati saja. Ya bagaimana lagi. Saya syukuri tiap harinya.

Sudah terlhat juga mulai banyak labu di mana – mana.

  • MASAK MEMASAK

Suatu hari, tiba – tiba ingin masak garang asem. Mumpung berlimpah tomat hijau hasil panen yang pernah saya unggah di sini ceritanya. Plus ada banyak belimbing wuluh di freezer. Wah, serumah makannya nambah – nambah. Anak – anak dan suami senang sekali dengan garang asem. Seger dan hangat di badan. Cocok untuk musim saat ini.

  • CERITA RANDOM LAINNYA

Saya kemaren ke dokter gigi. Kunjungan dadakan karena ada sakit di mulut. Setelah minggu lalu ke dokter umum belum membaik, Beliau bilang untuk periksa ke dokter gigi saja.

Karena sampai di komplek klinik terlalu cepat, jadi saya mampir saja ke toko India yang letaknya persis di depan klinik. Setelah memilih beberapa barang untuk dibeli, mata saya tiba – tiba melihat klenthang. Wah mata saya langsung berbinar. Terbayang segarnya sayur asem klenthang, makan dengan tempe goreng, dan sambel terasi belimbing wuluh. Tanpa pikir panjang, saya membeli 3 batang. Klenthang ini buahnya daun kelor. Sayur asem klenthang makanan orang Madura dan khas daerah Jawa Timur wilayah tapal kuda. Biasanya saya membeli Klenthang di pasar di Den Haag. Hanya satu stan yang berjualan, juga punya orang India.

Setelah membayar semua belanjaan, saya ke klinik. Si klenthang ini, karena memang panjang, jadi nongol di tas yang saya bawa. Saat diletakkan di kursi, terlihat mencuat sedikit. Seperti di foto kanan. Setelah diperiksa, dokter gigi tiba – tiba kaget melihat tas saya. Dia tanya apa itu yang mencuat. Dia pikir apa ular hahaha saya menahan tertawa. Saya bilang kalau itu sayur namanya Klenthang. Saya keluarkan dari tas dan memperlihatkan dari dekat. Lalu saya jelaskan juga kalau sayur ini biasanya dibuat sup asem. Dia yang belum pernah melihat klenthang sebelumnya, takjub :)))

Lumayan ya jadi duta makanan Indonesia. Memperkenalkan Klenthang :)))

Cerita penutup unggahan kali ini adalah kami ke Ikea. Setelah membeli beberapa barang yang kami butuhkan, seperti biasa pasti kami makan di restoran. Saat duduk, bangku belakang kami masih kosong. Tidak berapa lama terdengar ada beberapa orang yang sudah menempati. Lalu terdengar suara satu orang yang sedang melakukan video call. Suaranya lumayan kencang dan saya jadi tau, dari negara mana mereka (dari bahasanya tentu saja).

Setelah video call selesai, suara di belakang jadi anteng lagi. Tidak berapa lama, saya mendengar ada suara nyanyian dari telefon salah satu dari mereka. Otomatis saya menoleh. Suaranya itu keras sekali. Ternyata mereka sedang entah menonton film atau menonton konser musik dari telefon genggam karena mata dari 2 orang ini menatap layar telefon.

Saya dan suami jadi tertawa. Saya merasa sedang makan di warung yang ada suara musik dengan genre yang bisa menggoyangkan badan hahaha. Anak saya protes kenapa suara dari telefon mereka keras sekali. Saya bilang, biar nanti ditegur petugas Ikea. Sampai kami selesai makan, mereka masih khusyuk melihat lagu yang diputar di telefon genggam. Dan tetap dengan suara kencang. Dan tidak ada satu pegawai Ikea yang datang menegur.

Entah kenapa, saya kalau bertemu orang – orang dari negara ini, ada saja cerita uniknya. Angap saja ini kebetulan.

Warna – warni akhir pekan.

Selesai sudah rekapan cerita yang lumayan menarik untuk saya tulis di blog. Semoga bisa menghibur untuk yang membaca ya. Meskipun ngeblog sudah tidak populer lagi sekarang, tapi saya tetap akan ngeblog dan menuliskan hal – hal yang simpel seperti ini. Ada kenang – kenangan kalau dibaca lagi.

Sehat – sehat semuanya.

  • 14 Oktober 2025 –

Apakah Saya Bahagia?

Sunrise

Seperti biasa, kegiatan hari senin saya setelah mengantarkan anak – anak ke sekolah adalah olahraga. Kali ini saya lari dengan target 8km. Awalnya ingin jalan kaki saja, tapi akhir pekan ada race 10km jadi mau tidak mau harus latihan. Pagi hari semakin menggelap. Jam 7 pagi masih gulita. Jika beruntung, bisa melihat semburat merah matahari di langit.

Pagi ini kabut muncul. Untungnya matahari muncul. Jadi pemandangan sepanjang lari, meskipun dingin dengan suhu 10 derajat celcius, sangat indah karena kabut tertimpa cahaya matahari. Saya berlari pelan seperti biasa. Sempat berhenti beberapa detik, 2 kali untuk memfoto pemandangan. Target tercapai, 8km berlari terlampaui dengan baik tanpa keluhan kaki sakit atau nafas tersengal – sengal.

Saya masih meneruskan kebiasaan minum jus beet. Rasanya enak, jadi saya doyan. Lumayanlah kalau nanti ternyata bonus kulit tampak cemerlang bagus.

Akhir pekan lalu, ada seorang teman dari Denmark berkunjung ke rumah. Baru kali ini kami bertemu setelah kenal lama dari twitter dan IG. Diantara banyak obrolan seru yang tak putus kami bahas, dia tiba – tiba bertanya, “Mbak Deny apakah bahagia?”

Saya termenung sebentar untuk menjawab. Bahagia itu untuk saya pribadi, variabelnya tidak terukur. Seperti sesuatu yang tidak pasti karena memang banyak faktornya. Pun, bahagia itu sebuah rasa. Apa yang kita rasakan. Setelah berpikir beberapa saat, saya menjawab, “Sejauh ini dan untuk saat ini, aku bahagia. Semoga sampai kapanpun bahagia”

Sebenarnya berharap untuk selalu bahagia itu terlalu muluk ya. Namanya hidup, keadaan kadang ada di atas, kadang di bawah agak ndelosor. Kadang bisa jadi sedih, kadang bisa marah. Tapi kan, apa yang kita ucapkan dan batinkan itu adalah bagian dari doa. Jadi ya harapan saya, bahagia selamanya. Merasakan sedih pun tidak ada salahnya. Justru karena rasa sedih, saat datang keadaan bahagia, kita bisa sangat menghargainya.

Kebahagiaan sebenarnya bukan tujuan utama hidup yang selalu saya kejar. Buat saya, yang terpenting adalah selalu bersyukur. Jika selalu bersyukur, Insya Allah rasanya bahagia.

Yang saya rasakan saat ini memang bahagia. Hati saya tenang, tidak kemrusung, Insya Allah selalu penuh dengan rasa syukur, sudah berkurang overthinking dan tidak cemas berlebihan, menjalani hidup dan aktitas sehari – hari dengan pelan dan sadar, menikmati waktu dan hadir penuh setiap saat. Meskipun mungkin nampak monoton, aktifitas yang itu – itu saja sangat saya nikmati. Semua membuat saya merasa cukup dan tenang.

Untuk variabel yang bisa diukur, tentang keadaan keluarga. Saya sehat. Anak – anak dan suami sehat, kami dicukupkan rejeki untuk kehidupan sehari – hari, kami punya rumah untuk tinggal, saya punya waktu untuk diri sendiri, saya dan suami saling bekerjasama mengurus rumah dan membersamai anak – anak.

Meskipun dengan huru haranya, Alhamdulillah saya dengan suami sampai saat ini hidup rukun dan selalu saling mencintai. Anak – anakpun sayang dengan kami begitu juga sebaliknya. Saya bisa beribadah dengan tenang dan nyaman. Saya punya teman – teman yang baik (karena yang tidak baik sudah saya hempaskan). Saya dikelilingi dan merasa dicintai oleh keluarga, sahabat, dan teman – teman yang menerima saya sebagai seorang Deny.

Menjalani hidup dengan tenang.

Menjalani hidup penuh rasa syukur.

Konsep bahagia saya cukup sederhana. Merasa cukup dan melihat diri sendiri. Tidak punya keinginan dan ambisi yang berlebihan. Tidak membandingkan dengan hidup orang lain. Hidup itu kan memang sawang sinawang kalau kata orang Jawa. Kalau selalu nyawang -melihat- kehidupan orang lain, memang tidak akan ada habisnya. Selalu ada yang kurang dan merasa kurang. Padahal ya sebenarnya baik – baik saja. Hanya saja, karena orang lain memperlihatkan versi bahagianya, kita merasa hidup kita kurang. Lalu lupa bersyukur dan jadi tidak bahagia. Kunci tidak bahagia sebenarnya simple : membandingkan kehidupan kita dengan orang lain (terutama yang kondisinya dirasa di atas kita). Dijamin, ada saja kurangnya dari hidup kita.

Saya tidak mau jadi manusia yang kurang bersyukur. Jadi, saya latih hati dan pikiran aya untuk merasa cukup. Tak terkecuali tentang materi. Asal hal – hal dasar sudah terpenuhi dengan baik, itu sudah cukup. Jika diberikan rejeki lebih, ya ditabung. Sedekah dan zakat memang harus diusahakan ya, bukan menunggu rejeki yang lebih. Untuk keinginan materi lainnya misalkan barang – barang bermerek, saya memang tidak terlalu suka. Jadi Alhamdulillah saya sangat cukup dengan apa yang sudah ada saat ini. Merawat dengan sebaiknya apa yang di depan mata.

Tidak ada keinginan muluk lainnya. Hidup mengalir dan berjalan seperti semestinya. Mengusahakan apa yang bisa diusahakan. Melepaskan apa yang sudah tidak bisa dipegang lagi. Saya tidak mau ngoyo. Saya ingin menikmati hidup dengan tenang dan bahagia.

Kunci bahagia cuma satu, rasa syukur yang penuh.

Jadi jika ada yang bertanya apakah saya bahagia? Alhamdulillah, saya bahagia dengan penuh rasa syukur.

  • 29 September 2025-

Amsterdam, Gouda 10km, Bertemu Teman Lama

Tomat hasil panen

Sejak pulang dari liburan, akhir pekan saya selalu sibuk dengan agenda bersosialisasi alias bertemu dengan beberapa teman. Sudah lama tidak menuliskan cerita akhir pekan, jadi kali ini saya akan merapel cerita 3 akhir pekan aktifitas bersama beberapa teman dan aktifitas pribadi.

  • KRAAMBEZOEK ALIAS TILIK BAYI

Sebulan sebelumnya, saya sudah memasak beberapa jenis makanan untuk dibawa ke rumah teman yang melahirkan 3 bulan lalu. Niat saya setelah pulang liburan, bisa tilik bayi alias melihat bayi dan ibunya setelah melahirkan, mumpung dia masih belum kembali bekerja. Saat liburan, saya membuat janji dan dia setuju dengan waktu yang saya tawarkan. Seminggu sebelum berangkat ke rumahnya, saya mulai mengecek kendaraan umum apa untuk menuju ke sana karena terus terang baru kali ini mendengar kota tempat dia tinggal. Sebenarnya letak rumahnya tidak jauh dari tempat tinggal saya, tapi karena akses kendaraannya tidak terlalu banyak, jadi waktu tempuh ke sana agak panjang.

Hari H ke rumahnya, saya membawakan kado untuk bayi dan Ibu juga beberapa makanan seperti ayam panggang, rendang, bakso, lodeh, mie goreng, bumbu soto, dan bumbu urap. Semuanya saya masak sendiri. Tak ketinggalan Banana Cake andalan saya. Alhamdulillah Banana cake mendapatka pujian, hari yang sama ludes karena mertuanya juga suka. Setiap menjenguk Ibu yang melahirkan, saya selalu membawakan makanan karena Ibu dan Bapak yang punya anak bayi butuh tenaga banyak dan mood yang baik untuk tetap bisa kuat dan bahagia menghadapi makhluk kecil mungil dan segala perubahan setelah melahirkan. Jadi, semoga makanan yang saya masak sendiri bisa membawa mood yang baik dan kebahagiaan tersendiri. BIsa dijadikan stok juga supaya mereka tidak sibuk masak.

Singkat cerita, setelah menempuh perjalanan dengan deg – deg ser takut nyasar, saya dan anak ragil sampai juga di rumahnya. Oh, bayinya lucu sekali. Kami mengobrol banyak hal, makan siang dengan mie goreng yang saya buat, lalu 3 jam kemudian saya pamit pulang. Selain Ibu dan bayinya butuh istirahat, saya juga harus cepat kembali karena anak mbarep sepulang sekolah sudah janjian di rumah membawa satu temannya. Jadi saya siap siaga menyedikan camilan untuk mereka.

  • PANEN TOMAT HIJAU

Cuaca mulai dingin dan daun mulai rontok, saatnya berbenah halaman depan dan belakang. Pulang dari liburan, tanaman tomat yang tiba – tiba saja muncul tanpa ditanam, buahnya sangat banyak. Untungnya, masih berwarna hijau. Jadi bisa disimpan di freezer untuk masak yang butuh rasa asam. Isi freezer saya terbatas, karenanya saya tawarkan ke teman apakah mau meminang si tomat – tomat ini, gratisan. Senangnya, dia mau. Selain tomat, saya juga panen Strawberry meski jumlahnya tidak seberapa. Daun mint juga tumbuh subur. Dedaunan seperti kucai, thyme, rosemary, dan basil juga lumayan banyak. Semuanya saya pangkas sekalian dengan bunga – bunga yang sudah mulai mengering. Siap menyambut musim gugur.

  • KULINERAN DI AMSTERDAM

Sabtu minggu berikutnya, saya dan anak tengah pergi ke Amsterdam dengan kereta. Saya dan seorang teman akan wisata kulineran meskipun belum diputuskan akan kemana. Awalnya kami sudah reservasi tempat ke satu Indonesia restoran yang baru dibuka. Tapi setelah membaca ulasan di Google, kami membatalkan reservasi dan memutuskan ke sana lain waktu saja jika mereka sudah lebih siap dan menu yang disajikan sudah lengkap.

Saat kami sudah bertemu dan berdiskusi cepat, akhirnya kami memilih makan di Satay Club. Ini juga restoran yang baru buka beberapa bulan lalu. Konsepnya mengusung berjualan sate seperti di Indonesia dengan membakar menggunakan arang. Kami tentu saja penasaran karena sepintas saya lihat penyajiannya bisa menggunakan lontong. Wah favorit saya ini, makan sate dengan lontong. Plus katanya pemilik restoran ini belajar ke Indonesia langsung untuk membuat sate dan mendatangkan orang Indonesia langsung untuk mengajari mereka cara membuat sate dan bumbunya yang enak. Sekarang si Bapak sudah kembali ke Indonesia.

Satay Club lokasinya tidak jauh dari Stasiun Amsterdam. Lokasi turis tentu saja. Sesampainya di tempat, masih sepi. Baru jam buka juga. Setelah memilih menu dan membayar (yang lumayan juga harganya) kami menunggu makanan datang dengan berbincang. Obrolan seputar liburan saya, hidup sehari – hari, dan rencana kami tentang liburan.

Makanan datang, kami mencicipi satenya. Saya pesan sate domba dan anak tengah makan sate ayam. Sate ayam dan bumbu kacangnya ok, tidak yang spesial. Sensasi bakarannya dapat, dagingnya agak kering, potongannya manusiawi tidak seperti potongan sate ayam di Belanda yang besar – besar. Sate domba yang saya pesan, rasanya enak. Bumbunya terasa jadi seperti sate Maranggi. Lontongnya yang mengecewakan karena disajikan dengan dingin. Saya minta dipanaskan katanya tidak bisa karena standar penyajian mereka ya dingin. Saya memberi masukan kalau di Indonesia kami makan sate tidak pernah dengan lontong yang dingin. Minimal suhu ruang. Apalagi setelah ini masuk musim dingin, akan tidak enak kalau makan sate dengan lontong yang dingin. Mereka menerima masukan saya dan akan mempertimbangkan untuk mengubah penyajian lontong.

Balado terong rasanya tidak masuk selera saya. Sambel bawangnya enak. Jadi secara keseluruhan, ok lah makan di sini. Tapi, cukup sekali saja untuk saya. Anak saya sih senang dan habis makan sate ayam dengan nasi. Katanya enak sekali. Pasti karena kelaparan.

Setelahnya kami ke toko oleh – oleh yang lokasinya persis di depan Satay Club. Saya membeli beberapa barang. Seperti turis saja ya. Lalu kami melanjutkan jalan kaki ke Restoran Thailand untuk bungkus bawa pulang, ke toko roti membeli kudapan, restauran Vietnam untuk membeli es kopi, dan ke toko es krim. Cuaca hari itu lumayan cerah cenderung gerah. Membuat hati juga ikutan gembira melihat matahari dan langit biru di Amsterdam. Seperti biasa ya Amsterdam, ramai sekali dan aromanya itu aduh, khas ganja. Aroma yang saya tidak suka.

Alhamdulillah, jalan – jalan ke Amsterdam selesai sudah. Perut kenyang sekali karena makan ini dan itu. Saya dan anak tengah pulang dengan hati gembira. Saya senang karena banyak ngobrol dengan teman dan makan dengan kenyang.

  • CARGILL SINGELOOP GOUDA 2025 – 10KM

Hari minggu keesokan harinya, saya mulai ragu apakah akan tetap berangkat ke Gouda untuk ikutan race 10km yang sudah saya daftar sejak bulan Januari dan nomernya pun sudah dikirim ke rumah. Yang membuat saya ragu adalah cuaca hari itu akan sangat terik dengan suhu 28 derajat celcius. Apalagi waktu berlarinya sore hari jam 3. Puncaknya panas. Suami meyakinkan saya untuk tetap berangkat saja karena sudah daftar, sayang kalau tidak datang. Apalagi Gouda cuma 20 menit saja naik kereta.

Akhirnya saya niatkan datang dengan berdoa semoga dikuatkan selama lari. Walapun tetap deg – deg an juga. Sesampainya di lokasi acara, wah peserta yang lain sudah terlihat siap sedia. Saat saya datang, yang 5km baru saja dimulai. Panasnya mulai terasa. Sangat menyengat ke muka.

Saya membeli air mineral dingin di supermarket terdekat dan berniat membawanya selama lari. Saya memakai pakaian dan jilbab tertipis. Supaya tidak terlalu panas. Niat saya pokoknya ya sudah dijalani saja, sesampainya saja. Kalaupun akan jadi yang terakhir masuk finish, ya sudah. Kalau tidak kuat ya stop saja.

Nanti akan saya ceritakan selengkapnya di tulisan yang terpisah. Singkat cerita dengan perjuangan dan keringat yang basah ke baju, hampir menyerah juga tidak melanjutkan, akhirnya saya jadi peserta terakhir yang sampai finish haha! sudah biasa. Saat saya sampai, semua langsung bersorak dan ya lumayan, dijepret foto banyak pose. Waktu saya 1 jam 35 menit. Ini lari dengan selingan jalan kaki terbanyak selama saya ikutan race. Ya lumayanlah, nambah 1 medali lagi.

  • BERTEMU TEMAN AKRAB

Sabtu minggu lalu, saya bersama anak ragil berkunjung ke rumah teman yang sudah 11 tahun ini saya kenal. Sudah lama saya tidak mengobrol panjang dengan dia. Sebelumnya sudah bertemu di acara Indonesia di Den Haag beberapa bulan lalu, tapi ya tidak terlalu lama juga. Plus berisik jadi ngobrol tidak khusyuk. Lalu kami membuat janji sebelum saya pergi liburan.

Jam 7 pagi saya sudah ada di stasiun metro. Untung anak kicik tidak terlalu susah bangunnya dan semangat sekali karena akan pergi dengan kereta. Perjalanan ke rumah teman ini, 3 jam lamanya. Jauh ya, karena memang sudah beda provinsi. Terbiasa jadi penduduk kota besar, jadi kalau mau ke provinsi lain berasa sekali jauhnya. Tapi ya tidak masalah, demi bisa bertemu teman dan ngobrol banyak, perjalanan jauh pun bukan hambatan. Makanya berangkat pagi supaya pulangnya pun tidak terlalu telat.

Jam 10 pagi pun saya sudah di rumahnya. Langsung kami heboh bercerita ke sana sini tanpa henti. Sampai suaminya yang maunya nongkrong duduk dekat kami, diusir untuk pergi saja haha karena dia tidak bisa berbahasa Indonesia. Daripada tidak paham kan, apalagi saya dan teman ini sama – sama orang Jawa Timur. Jadi obrolan kami jelasnya semuanya berbahasa Jawa Tapal Kuda. Kencang dan penuh tawa.

Lima jam tak terasa ngobrol dan makan. Kalau dengan teman yang sudah satu frekuensi, saya pikir ngobrol tujuh hari tujuh malam pun tidak akan pernah kehabisan topik. Dari topik tentang keluarga sendiri, diri sendiri, rencana ini itu, sampai menggosipkan orang *LOH!

Waktunya pulang, temu kangen sayangnya harus diakhiri di sini. Sampai berjumpa dilain waktu yang entah kapan karena rumah kami yang berjauhan dan dia pun kerja kantoran jadi waktunya tidak se fleksibel saya. Lima jam yang terasa pendek tapi cukuplah menuntaskan rasa rindu.

Butuh usaha kedua pihak untuk pertemanan yang awet. Tidak selalu ada pelangi dan kupu – kupu di dalamnya, tapi paling tidak sampai 11 tahun ini kami masih bersama. Memaafkan, menerima, dan saling memahami adalah kuncinya. Komunikasi juga tak kalah penting. Semoga kami tetap langgeng selalu.

Perjalanan 3 jam kembali ke rumah, lancar jaya. Pukul 6 malam kami sudah sampai. Anak kicik yang senang sekali dengan perjalanan kali ini, dia langsung bercerita banyak ke Papa dan kedua kakaknya. Kangen juga meninggalkan suami dan anak – anak di rumah seharian utuh.

  • MENGUNJUNGI MAMA MERTUA

Hari minggu, kami ke rumah Mama mertua. Jadwal kami setiap 2 hari minggu memang menjenguk Mama. Tidak lama di sana, berbincang seperti biasa lalu satu jam kemudian kami pulang. Mama juga tidak bisa terlalu lama karena gampang capek. Biasanya setelah dari Mama, kami muter – muter dulu di pusat kota Den Haag. Tapi kali ini kami langsung kembali ke rumah karena saya agak capek. Kali ini tidak jajan dulu di Toko Asia.

Wow, panjang juga ya rapelan cerita 3 akhir pekan. Senang sekali bisa menulis cerita akhir pekan seperti ini. Sama senangnya karena saya kembali rajin menulis di blog. Saat menulis ini, saya mulai jam 5 pagi karena sudah tidak bisa tidur lagi. Waktu yang tenang untuk berkonsentrasi. Fokus yang penuh. Satu jam menulis, sudah selesai.

Saya bersyukur sekali, masa – masa istirahat dari media sosial seperti ini, konsentrasi saya jadi panjang dan juga produktif untuk menulis kembali. Tidak sebentar – sebentar pegang Hp untuk mengecek media sosial. Entah sampai kapan rehatnya, yang pasti saya sangat menikmati waktu tanpa bermedia sosial.

  • 18 September 2025 –

Merasa Cukup

Pemandangan Jalan Kaki Pagi Hari

Senin pagi, saya awali dengan hati gembira. Akhir pekan saya bertemu dengan seorang teman yang sudah 11 tahun ini saya kenal dengan baik. Kami mengobrol panjang serta lama di rumahnya. Obrolan yang hangat karena sudah lama kami tidak berbicara dari hati ke hati. Rasa hangat itu terbawa sampai ke hari senin.

Saya bangun dengan badan yang segar dan pikiran yang jernih. Setelah membalas beberapa pesan di telefon genggam, lalu saya membangunkan satu persatu anak – anak. Hari ini dua anak akan makan siang di sekolah, jadi saya sedikit lebih sibuk di dapur karena ada bekal ekstra yang akan dibawa. Setelah menyiapkan baju mereka, saya turun untuk menyiapkan sarapan mereka. Suami seperti biasa sibuk dengan anak ragil yang hari ini juga jadwal ke sekolah.

Setelah rutinitas pagi terlewati, saya mengantarkan 2 anak pertama ke sekolah, sedangkan suami mengantarkan anak ragil. Sekolah mereka berbeda karena tingkatannya juga masih belum sama.

Setelah anak – anak sudah masuk ke kelas, saya memarkir sepeda di halaman luar sekolah lalu melanjutkan dengan jalan kaki. Seperti biasa, satu jam kedepan akan saya lalui dengan berjalan kaki cepat. Tanpa musik, banyak melamun, dan menikmati suasana sekitar. Cuaca pagi ini mendung, berangin kencang, dan sesekali gerimis. Sepanjang jalan, banyak sekali ide yang muncul di kepala. Pun kontemplasi hal – hal yang saya lewati beberapa waktu ini. Terkadang teringat ingatan yang tidak mengenakkan dimasa lalu. Semuanya saya coba rasakan. Tidak mencoba untuk menghindar. Menarik nafas panjang, mencoba memasukkan sebanyak mungkin udara segar.

Alhamdulillah, saya masih diberikan sehat dan langkah kaki yang kuat untuk berolahraga. Alhamdulillah saya masih diberikan kewarasan dalam berpikir dan bertindak.

Hidup di kampung, jadi pemandangan jalan kaki atau saat berlari ya aneka ria binatang. Salah satunya kambing (atau domba ya ini, ga terlalu paham).

Tidak terasa, langkah kaki kembali lagi di parkiran sekolah. Lumayan, 6.22km dengan hampir 8000 langkah. Saya kayuh sepeda menuju rumah. Sesampainya di rumah, saya langsung membuka beberapa jendela supaya angin segar masuk ke rumah, menyalakan lilin di beberapa sudut dengan aroma favorit yaitu vanilla dan paduan beberapa buah. Saya senang sekali jika rumah wangi. Rasanya menenangkan.

Lalu saya merebus air untuk membuat teh. Sembari menunggu air panas, saya mencuci beberapa piring dan peralatan masak. Lalu mengepel seluruh lantai bawah. Setelah semua beres dan bersih, saya menyeduh teh, menghangatkan bala – bala yang tadi malam saya goreng, dan menyiapkan laptop untuk menulis.

Di sinilah saya sekarang. Menikmati pagi sendiri di rumah dengan menulis, makan gorengan, dan minum teh hangat. Menghirup aroma wangi vanilla dari lilin dan segarnya angin yang masuk dari pintu dapur yang terbuka.

Hidup seperti ini, saya sangat merasa cukup. Tidak mengkhawatirkan banyak hal, tidak was – was dengan segala hal yang belum terjadi, dan tidak gampang ingin hidup yang berlebih. Secukupnya saja. Menjalani hidup dengan mengalir. Tentu saja ini rasa seperti ini tidak datang dengan tiba – tiba. Saya butuh latihan bertahun – tahun sampai bisa ditahap ini. Salah satu faktor yang membuat saya ada di titik ini karena apa yang saya ingin capai dan inginkan, sudah saya lakukan dan dapatkan sebelum pindah ke Belanda. Jadi setelah sampai sini, keinginan dan prioritas sudah beebeda. Sudah tidak lagi berambisi yang macam – macam. Hanya ingin menikmati hidup secara pelan. Sadar saat melangkah, tau kapan beristirahat, dan menerima dengan hati yang lapang saat memang harus dihentikan.

Termasuk saat saya memutuskan untuk menjadi Ibu Rumah Tangga sepenuhnya setelah berdiskusi panjang dengan suami. Dia yang selalu mendukung apapun keputusan yang ingin saya jalani dalam hidup. Selama saya suka, bahagia, dan menikmati, dia selalu ok saja. Di sinilah saya selama 8 tahun ini. Ibu Rumah Tangga dengan segala aktifitas harian yang kadang itu – itu saja, kadang ada selingan yang mengejutkan, kadang belajar hal – hal baru, dan seringnya melewati minggu dengan rutinitas yang pasti.

Hidup itu – itu saja seperti ini, ternyata yang saya inginkan dan sangat menikmati menjalaninya. Begini – begini saja yang dulu tidak bisa lakukan karena selalu tergesa melakukan semua hal. Rutinitas tiap hari dengan urusan rumah, anak – anak, suami, dan diri sendiri, itu yang membuat saya bahagia.

Merasa cukup untuk masa sekarang adalah hal yang mewah. Apalagi di era media sosial semakin hingar bingar. Membandingkan keadaan diri sendiri dengan kehidupan orang lain lewat foto atau video. Merasa kondisi diri tidak menarik dan membosankan. Hal paling penting yang sering dilupakan adalah : semua yang sudah ditampilkan di media sosial adalah versi yang terbaik. Sudah melalui proses editing, pilah pilih video atau foto yang terbaik, bahkan cerita yang dituliskan pun sudah melalui hapus tulis beberapa kali. Memang tidak akan pernah merasa cukup kalau terlalu banyak melihat yang dimiliki orang lain lalu ujungnya jadi tidak bersyukur.

Merasa cukup, dimulai dari diri sendiri. Cukup yang membuat hidup nyaman, tenang, tidak was – was, dan tidak membuat keonaran atau merugikan orang lain. Cukup saat menjalani. Secukupnya saja. Tidak perlu berlebih, tidak perlu mengambil hak orang lain.

Merasa cukup akan membuat hati tenang dan tidak kemrusung. Bahagia dengan segala yang dimiliki dan dilakukan saat ini. Menikmati setiap proses dan momen setiap harinya. Hadir secara nyata, sadar, dan tidak perlu mencari perbandingan dengan orang lain.

Cukup dengan diri sendiri, cukup dengan keadaan sendiri, cukup dengan yang ada saat ini.

Merasa cukup.

  • 15 September, 2025 –

Hal – Hal Yang Disyukuri Tahun 2024

Warna warni musim gugur

Hari Jumat dan sedang menunggu Mbak yang bersih – bersih rumah selesai dengan pekerjaannya. Mau menuliskan topik yang ringan – ringan saja.

Hal – hal ditahun ini yang saya syukuri dari awal tahun sampai saat tulisan ini diunggah :

  • SEHAT

Alhamdulillah diberikan berkah yang sehat sampai saat ini. Meski akhir tahun lalu dan awal tahun ini sempat kena Covid yang menyebabkan saya tidak bisa beraktifitas dengan normal selama 2 bulan (sampai saat ini penciuman dan lidah masih sering error), setelahnya sehat dan bisa melakukan lebih banyak hal. Tentu saja ini tidak datang dengan sendirinya. Saya usahakan lewat makanan yang sehat dan bergizi seimbang, olahraga, tidur yang cukup dan jauh – jauh dari penyebab pikiran yang tidak nyaman. Termasuk pertemanan tidak sehat, hubungan di keluarga yang tidak baik, maupun interaksi yang tidak nyaman di media sosial, saya jauhi semua. Saya tidak mau ambil pusing dengan hal – hal yang tidak menyamankan. Hidup cuma sekali, saya ingin menikmati dengan bahagia, bisa memberkahi diri sendiri dan banyak orang.

  • SUAMI

Suami sehat, tetap rajin olahraga (tiap hari kecuali hari senin), rajin ikut race baik yang jarak 5km atau 10km. Dia katanya sudah pensiun race HM (21km). Pekerjaan dia lancar dengan segala proyek yang ditangani. Tetap dengan kegiatan sehari – hari membersamai anak – anak dan istri (yang bagian ini, penuh kesabaran). Semoga selalu sehat selamanya, menua dengan bugar.

  • ANAK – ANAK

Anak pertama dan kedua, senang dengan sekolahnya yang baru. Kami juga puas sekali dengan sekolah ini. Banyak hal – hal positif selama 2 bulan ini. Keputusan memindahkan sekolah tahun ini, adalah salah satu keputusan yang tepat di keluarga kami. Mereka aktif olahraga. Saat ini masih les renang. Anak mbarep segera ujian diploma A dan akan menambah olahragan lainnya. Anak tengah baru mulai les renang. Mereka berdua juga rajin ikutan lomba lari karena katanya ingin seperti Ibu dan Papa yang rajin lari. Aktifitas sehari – hari juga mereka aktif. Anak mbarep ada indikasi akan loncat kelas karena kemampuannya jauh dibandingkan anak – anak di kelasnya. Anak kedua makin hari makin kreatif, ada saja penemuannya dan kelakuannya yang bikin ribut dengan Ibu hahaha tapi kami saling sayang.

  • ANAK BAYI

Anak bayi sudah bisa jalan kencang, lari sampai sering nyusruk saking semangatnya. Sudah bisa ngoceh dengan kata – kata yang jelas. Bisa diajak ngobrol dan dia paham dengan perintah – perintah dasar. Paling seneng makan karena semua makanan dia suka. Suka diajak naik sepeda, hobi dibacakan buku, dan semangat menemani saya kalau sedang workout depan TV.

  • 10 TAHUN PERNIKAHAN

Senang dan bahagia, kami sampai ke titik Sepuluh Tahun Pernikahan. Banyak syukur kami panjatkan karena sudah berjalan sejauh ini dan semoga berpuluh tahun ke depan kami masih bersama dan saling membersamai dalam segala situasi dan kondisi dalam keadaan sehat, bahagia, dan tetap penuh cinta.

  • TRAVELLING

Tahun ini diberikan rejeki sehat dan materi yang lebih sehingga kami bisa mudik 2.5 minggu ke Indonesia dengan mampir ke Dubai. Lalu liburan untuk merayakan ulang tahun saya di Paris dan beberapa kota di sekitarnya. Merayakan ulang tahun ke 10 pernikahan kami dengan road trip sebulan ke Slovenia, Austria, Jerman, Slovakia, Hungaria dan Polandia. Awal tahun 2024 kami liburan ke Cyprus. Jadi tahun ini ke 9 negara. Sampai akhir tahun, kami tidak ada rencana liburan ke manapun. Menikmati Belanda dengan segala dinginnya. Semoga tahun depan bisa liburan ke negara – negara seru lainnya.

  • BAKING DAN MASAK

Kegiatan sehari – hari ya tetap baking, masak, nyetrika, dan berbenah rumah. Selain kegiatan utama lainnya yaitu membersamai dan bermain bersama anak – anak.

Tahun ini, saya lumayan menerima pesanan banyak untuk baking dan masakan Jawa Timur. Untuk masakan, yang saya jual : Soto ayam, rawon, lodeh, ayam bakar, ayam panggang, bumbu urap, bumbu rawon, bumbu soto, pecel pitik, pentol dan tahu bakso. Sebenarnya lumayan banyak permintaan pesanan Bebek Madura yang tahun 2022 oernah saya jual dan mengirim pesanan sampai ke Denmark, Jerman, Belgia dan Perancis plus di dalam Belanda juga. Sayang saya tidak bisa menjual lagi sekarang.

Ya lumayanlah, bisa mengisi waktu senggang dengan menerima pesanan – pesanan tersebut. Jadi nanti kalau sudah siap buka restoran Jatim atau bakery, saya sudah terampil *amiinnn!

  • QUALITY TIME BERSAMA KELUARGA

Makin banyak waktu berkualitas dengan anak – anak dan suami. Mereka lah hal terpenting di hidup saya saat ini, selain diri sendiri. Terasa kalau anak – anak cepat besarnya, jadi semaksimal mungkin kami membersamai mereka dengan segala keingintahuan yang ada, memberikan sebanyak mungkin kasih dan sayang sehingga mereka tumbuh sebagai anak – anak yang berkelimpahan perhatian dan cinta, merasa cukup dan bahagia. Semoga kami bisa memberikan bekal yang cukup, baik secara fisik dan mental untuk mereka nantinya hidup mandiri.

  • DIKELILINGI TEMAN – TEMAN YANG BAIK

Satu hal yang saya sangat syukuri adalah sampai saat ini, saya dikelilingi olah teman – teman yang baik. Yang mengajak ngobrol langsung jika ada hal yang tidak benar dan yang tidak pelit memberikan pujian jika saya melakukan hal – hal yang baik. Begitu pula sebaliknya. Kami selalu menyempatkan untuk bertemu meski tidak rutin, saling menyapa lewat aplikasi pesan meski tidak sering. Yang terpenting sama – sama tau bahwa kami saling ada kapanpun dibutuhkan ataupun hanya sekadar ngobrol biasa.

Pun teman – teman dan para sahabat di luar Belanda yang selalu hadir dalam setiap pesan yang kami kirimkan. Dalam setiap canda yang kami lontarkan dan kata – kata rindu yang terucapkan. Persahabatan 25 tahun dan pertemanan dengan yang lainnya yang masih terjalin baik sampai sekarang. Tanpa rasa iri, tanpa rasa tersaingi, tanpa diselingi hal – hal yang negatif.

Bulan lalu pun saya dikunjungi Pak Mar sekeluarga. Beliau adalah rekan kerja saya selama 7 tahun di Jakarta. Bukan hanya rekan kerja, pun jadi tempat curhat segala macam topik. Dari percintaan sampai masalah kantor. Paket komplit haha. Kami terakhir bertemu tahun 2014 saat saya dalam rangka bulan madu ke Jakarta. Saya mengundurkan diri dari kantor tahun 2012 lalu kuliah di Surabaya. Jadi pertemuan kali ini, pertama kali setelah 10 tahun lalu. Tidak menyangka bisa ketemu Pak Mar lagi lengkap dengan Ibu Rosa dan Ema. Makan dan bercanda di rumah kami. Malah Pak Mar mengajari anak – anak sulapan tangan, yang sampai sekarang jadi favorit permainan mereka. Semoga bisa bertemu Pak Mar lagi dalam keadaan sehat dilain waktu. Saya akan ceritakan secara lengkap kunjungan Pak Mar dipostingan lainnya.

  • BERBAGI RESEP

Saya sering berbagi resep di twitter maupun menuliskan di buku khusus kumpulan resep yang saya tulis manual. Dengan berbagi di twitter dan mendapatkan testimoni positif dari yang sudah recook atau rebake, rasanya senang sekali. Bahkan ada yang sampai dibuat jualan. Mainan media sosial trus bisa bermanfaat itu rasanya, selain bahagia juga membuat hangat di hati. Semoga saya bisa terus berbagi dalam hal apapun. Bermanfaat untuk orang banyak.

Tiga resep di bawah ini, yang lumayan ramai peminatnya dan sampai sekarang masih saja ada testimoni yang masuk tentang enaknya resep yang saya berika, cocok dengan selera mereka. Masih ada resep – resep lainnya yang saya berikan di twitter.

  • BACA BUKU DAN MENULIS DI BLOG

Sampai tulisan ini diunggah, saya lumayan sudah membaca 15 buku. Nampak tidak spektakuler ya angkanya dibandingkan yang sudah baca buku sampai berpuluh bahkan ratusan. Namun buat saya ini sebuah prestasi, mengingat tahun sebelumnya cuma membaca 1 buku hahaha. Pelan – pelan saya tegakkan lagi hobi membaca ditengah gempuran scroll scroll media sosial.

Menulis di blog pun tetap saya lakukan meskipun tidak serajin tahun – tahun sebelumnya. Inipun saya syukuri. Pelan – pelan saya kembali ke jalan yang benar sebagai seorang blogger kawakan :)))

  • PUNYA AKUN BARU DI INSTAGRAM

Saya dulu pernah menuliskan kalau tidak akan punya akun IG lainnya selain akun baking yang sudah saya punya selama 4 tahun ini, khusus untuk jualan dan menampilkan hasil baking. Lalu akhir Juli entah kenapa terlintas ingin membuat akun IG khusus untuk pamer foto travelling, kegiatan sehari – hari di luar rumah, makanan atau hal – hal random lainnya. Saya pikir akan punya waktu luang yang lebih untuk menambah satu sosial media karena sudah tidak aktif di FB sejak bulan Mei. Akhirnya saya membuat akun IG itu. Apakabar_denald akun IG pribadi saya. Definisi menjilat ludah sendiri *emot ngakak.

Senang juga punya akun IG yang isi story saya random suka – suka hati. Jadi banyak tau akun – akun yang penyuka lari, masakan, ataupun jadi saling lihat kabar terkini dari teman dan sahabat2 di Indonesia. Selain itu, ternyata saya suka mengedit video lewat reels. Pengalaman baru, meski beberapa kali kagok menggunakan fiturnya karena di akun baking, saya tidak pernah unggah yang macam – macam. Flat karena jaga image, pengikut saya banyak orang Belanda termasuk dosen – dosen di sekolah baking dan kolega – kolega kerja di bakery, tetangga dan kenalan lainnya. Termasuk para pelanggan usaha baking saya. Sekarang punya akun IG baru, jadi lebih bebas berekspresi.

  • OLAHRAGA

Selain lari, beberapa bulan ini saya menambah olahraga dengan angkat beban menggunakan dumbbels. Awalnya saya menggunakan 2kg, sekarang sudah mencoba 5kg. Tujuan utama untuk mendukung aktifitas lari dan fat loss. Lumayan, sejak angkat beban, kaki saya lebih kuat lari jarak jauh, tidak cepat pegal dan badan saya lebih berbentuk. Berat badan meski turun perlahan tapi melihat perut yang meski belum rata sekali tapi sudah ada bentuknya. Selain itu, saya juga rutinkan jalan kaki cepat sambil dorong stroller anak kicik selama 1 jam. Semangat sehat dengan bergerak.

Saya juga masih rajin ikut race tentu saja dengan jarak tetap 10km. Race yang akan datang, akan jadi race kelima saya tahun ini. Semoga saya sukses sampai finish tidak jadi yang terakhir. Kan sudah punya sepatu lari yang baru. Ihiyykk Pamer haha.

  • MENIKMATI HIDUP

Saya makin menikmati jalan hidup yang saya pilih, selama ini dan saat ini. Menjalani hari dengan tidak terburu – buru, lebih bisa menikmati fase yang pelan – pelan, memperhatikan detail. Tidak gampang terusik dengan apapun diluar kendali, termasuk hal – hal yang tidak menyenangkan tentang saya. Cukup saya baca, dengarkan lalu tinggalkan. Buat apa ditanggapi. Toch tidak memberikan value lebih pada hidup. Lebih baik menikmati kehidupan nyata yang lebih membahagiakan. Tidak perlu validasi apapun, tidak butuh menjelaskan segala sesuatunya, bernafas dengan lega tanpa rasa sesak himpitan apapun di hati. Saya sudah difase hidup yang santai sekali. Bisa memberi apresiasi yang besar terhadap diri sendiri. Yang terpenting adalah kehidupan nyata yang saya jalani penuh suka cita dan bahagia bersama mereka yang saya sayangi dan mengapresiasi, memberikan manfaat buat orang banyak, dan menjauhi hal – hal yang tidak membahagiakan tanpa ada manfaatnya.

Saat ini saya sedang menikmati musim gugur dengan hawa dinginnya dan warna warni daun yang cantik dan mulai rontok. Cantik ya warna daun di foto saya ini. Lokasi foto ini, sebelah rumah. Tidak perlu ke lokasi tertentu untuk bisa menikmati warna warni ini. Keuntungan tinggal di kampung. Bisa melihat banyak pohon, ke danau dan hutan tinggal koprol.

Segitu saja tulisan random tentang hal – hal yang saya syukuri ditahun ini, sampai saat ini. Semoga semuanya sehat selalu dan punya stok bahagia yang cukup banyak di kehidupan nyata, memaksimalkan waktu bersama orang tersayang.

Selamat berakhir pekan!

-1 November 2024-