Mengapa Harus Puasa Media Sosial?

Beberapa kali saya singgung pada tulisan – tulisan sebelumnya, bahwa sampai saat ini saya sedang menjalankan puasa media sosial. Sampai tulisan ini diunggah bulan Desember 2025, terhitung 5 bulan saya sama sekali tidak membuka akun IG pribadi (apakabar.denald) maupun IG jualan (SophieBreadnSweets), tidak membuka akun Threads yang mulai saya install sejak bulan Maret 2025 tapi baru aktif sekitaran bulan Mei(kalau tidak salah ingat ya), dan tidak membuka sama sekali akun FB. Sedangkan akun twitter, lebih lama lagi tidak saya buka. Kalau tidak salah, terakhir aktif bulan Maret, lalu April mulai off. Mei awal muncul lagi karena kepikiran kalau ada hutang atau janji yang belum tertunaikan. Hanya satu hari aktif di twitter dibulan itu untuk woro – woro kalau saya pindah ke IG dan Threads. Sejak saat itu, sampai menulis ini, tidak membuka sama sekali. Jadi sudah 9 bulan off dari Twitter.

Lalu ternyata, saya pun memutuskan untuk off semua media sosial saya hahaha maaf ya yang sudah mengikuti saya di IG dan Threads karena woro – woro pindah. Ternyata di 2 platform ini pun saya memutuskan puasa dulu. Daripada nanggung cuma puasa di satu platform, mending sekalian semua medsos saya off dulu. Jadi tidak pilih kasih :))) Saya uninstall semua media sosial dari Hp. Bukan menghapus akun, hanya uninstall saja supaya saya tidak tergoda untuk membuka.

Ternyata nyaman sekali tidak bermain media sosial apapun, setidaknya untuk saya saat ini. Lebih tenang. Ada beberapa orang yang menanyakan kabar baik itu langsung lewat WhatsApp atau melalui perantara teman. Alhamdulillah saya baik, sehat, dan bahagia. Tidak sakit atau tidak ada masalah apapun. Memang hanya ingin istirahat dulu dari segala aktifitas dari media sosial. Ingin menepi dulu, istirahat.

Ada beberapa alasan mengapa saya memutuskan HARUS PUASA MEDIA SOSIAL :

MERASA KECANDUAN

Saya mulai merasa kecanduan dengan aktifitas di media sosial. Bagaimana saya tau kalau kecanduan? Tentu saja ini berdasarkan analisa pribadi dengan kondisi saya saat itu. Saya merasa tiap saat, otak saya selalu memerintahkan untuk membuka media sosial tanpa kenal waktu. Setiap ada waktu senggang, yang pertama dilakukan adalah membuka salah satu platform media sosial -seringnya twitter-. Setiap bangun tidur yang pertama saya lakukan adalah mengecek beberapa akun media sosial yang saya punya. Saya tidak membiarkan otak dan pikiran saya untuk merasakan bosan atau ada jeda. Saya merasa gampang resah kalau tidak bermain medsos untuk beberapa jam saja. Merasa ketinggalan, merasa ada yang kurang. Padahal seharian ya selalu sibuk, kok ya masih ada waktu untuk kecanduan media sosial. Bagian ini yang menjadi misteri buat saya sendiri. Waktu cuma 24 jam, sehari – hari sibuk, tapi kok ya tetap punya banyak waktu mainan media sosial dengan jangka waktu yang panjang. Berarti kan ada hal yang saya korbankan. Ya, sepertinya kewarasan yang dikorbankan.

Merasa bahwa berkegiatan di media sosial itu membuat gembira karena menonton konten – konten yang menarik, melihat unggahan story beberapa orang yang saya ikuti, dan saya pikir itu memang membuat saya bahagia. Dikemudian hari, ternyata yang saya rasakan itu hanya sebuah proses pengalihan. Saya jadi merasa jauh dari diri sendiri, keluarga, bahkan saya merasakan apa yang diakukan sehari – hari selalu berpikir bisa dijadikan konten. Memang benar bahwa saya tetap melakukan apa yang ingin saya lakukan, tapi di kepala selalu ada pemikiran misalnya, “Foto ah biar saya unggah” Dan segalanya menjadi jauh dari kata menikmati momen. Tidak hadir secara sadar. Semuanya terpikirkan untuk media sosial. Hal ini membuat capek ternyata, lebih ke capek secara mental.

KEPALA PENUH DAN MEMPENGARUHI MOOD

Seperti yang saya jelaskan di atas, karena otak saya selalu ingin setiap saat membuka media sosial dan scroll scroll tanpa henti, secara sadar itu membuat otak saya menjadi penuh. Banyak sekali informasi yang saya dapat bahkan sebelum saya memulai hari. Bagaimana tidak, hal pertama yang saya lakukan setiap membuka mata dipagi hari adalah scrolling media sosial, lalu scrolling tiada henti minimal satu jam. Bahkan kadang saya sengaja bangun lebih pagi untuk mempunyai banyak waktu bermain media sosial. Lalu saya merasa, kok kayak orang ga waras ya, kerja di media sosial saja nggak, tapi waktu yang saya habiskan setiap hari berasa sedang kerja full time. Mendapatkan uang pun tidak sepeserpun dari kegiatan itu. Belum lagi, karena banyak hal yang sudah masuk ke otak sejak pagi, kepala saya merasa sangat penuh saat memulai hari. Dan itu benar – benar mempengaruhi mood sepanjang hari. Ditambah kalau membaca berita yang tidak menyenangkan atau pertengkaran online, langsung kepikiran seharian. Mood menjadi berantakan dan sepanjang hari saya lalui bukan hanya capek fisik dan capek mental. Saya lalu menyadari, ini tidak baik untuk diri sendiri. Jadi saya harus mengambil sikap tegas, berjarak dulu.

GAMPANG VIRAL

Poin ini, khususnya untuk twitter. Entah mengapa, sebelum saya off dari twitter, sering kali menulis sesuatu, gampang jadi rame. Entah cuitan sepele remeh temeh, rame. Opini pribadi, rame. Cuitan agak serius, rame. Cuitan super serius, juga rame. Saya sampai heran, kok gampang banget jadi rame. Bukan hanya rame positif, beberapa kali rame hujatan juga. Entah orang – orang ini kurang hiburan lalu jadi gampang marah atau gimana. Padahal ya, seperti yang saya pernah tuliskan sebelumnya, tujuan saya mainan media sosial, tidak ingin mencari popularitas. Untuk apa. Toh populer di media sosial buat saya tidak menjadikan kaya raya. Wong saya tidak mencari uang di sana, sampai saat ini. Ok lah kalau misalkan yang ramai itu tentang cuitan saya berbagi resep masakan atau resep baking. Ini justru saya senang karena menebarkan hal positiuf ya. Nah kalau yang rame perkara keluh kesah diri sendiri, kadang suka sumpek juga jadinya. Apalagi sampai dirujak dan dijadikan narasi lain yang jauh dari cuitan awal. Diplintir ke sana sini untuk memuaskan ego si pemelintir narasi ini.Dunia mereka yang penuh masalah dan ga bahagia, kok ngajak – ngajak jadi ngerujak orang.

Sampai saya rindu masa – masa twitter jaman dulu yang follower saya teman – teman sendiri. Mau mencuit apapun, sepi hahah. Makanya saya pindah ke Threads, mencari tempat yang sepi. Bosan viral di Twitter. Eh ternyata di Threads, dramanya beda lagi. Bosan juga jadinya.

Tapi ya, kita kan tidak bisa mengendalikan orang lain. Tidak bisa berharap semua suka. Pasti saja ada celah orang untuk mencela. Ya orang – orang yang tidak bahagia dengan dunia nyatanya. Yang bisa kita kendalikan diri sendiri. Jadinya daripada viral terus, istirahat dulu dari media sosial. Demi kesehatan mental juga.

TERLALU BANYAK INFORMASI (BERITA) TIDAK BAIK

Awal puasa media sosial ini, diawali dari twitter. Entah saat itu kenapa algoritma berita membawa saya ke beberapa berita jelek yang dilakukan oleh oknum – oknum polisi di Indonesia. Hampir setiap hari seperti itu. Ada saja berita – berita yang membuat emosi tentang anggota polisi. Saya berpikir, wah ini tidak baik untuk saya kalau tiap hari ada saja berita yang saya baca selalu membuat emosi. Sama halnya saat tahun 2021 saya undur diri dari twitter dan facebook selama 7 bulan, triggernya pun sama meski berbeda kasus. Kalau waktu itu tentang pandemi, kalau sekarang tentang keadaan di Indonesia yang beritanya membuat emosi. Belum lagi tentang pemerintahan baru yang ada saja gebrakan ajaibnya, pun membuat saya emosi saat membaca. Jadi ya sudah, daripada uring – uringan sendiri, saya putuskan off dulu dari twitter. Lalu setelah sebulan liburan tanpa media sosial di bulan Agustus, saya merasa kok enak ya off dari IG, Threads, dan FB. Ya sudah, saya lanjutkan sampai sekarang. Untuk tiga platform ini, saya off tanpa bilang terlebih dahulu. Ya kan bukan artis dan tanpa rencana juga, ngapain bilang – bilang. Ternyata beberapa orang mencari saya untuk menanyakan kenapa saya tiba – tiba menghilang.

GAMPANG CEMAS DAN OVERTHINKING

Alasan yang ini berhubungan dengan berita – berita tidak baik yang saya baca di media sosial. Misalnya tentang keadaan Indonesia atau kondisi politik di dunia. Perang, segala bencana, pembunuhan, bahkan tentang perselingkuhan. Itu hanya beberapa contoh dari banyaknya berita yang bersliweran. Pada dasarnya, saya memang gampang overthinking. Mau tidak dipikirkan, tapi keluarga saya ada di Indonesia. Kalau Indonesia kondisinya tidak baik, keluarga saya kan kena dampaknya juga. Mau cuek tapi kondisi dunia pun tidak dalam keadaan yang baik – baik saja sekarang. Mau tidak cemas tapi berita yang saya baca malah membuat overthinking dan menimbulkan rasa was was yang berlebihan. Pengen sebenarnya saya lewati saja berita – berita seperti itu dan pura – pura semua ok saja. Tapi kan tidak bisa (untuk saya). Rasa penasaran mengalahkan segalanya. Akhirnya ya sudah, demi kewarasan jiwa, saya rehat dulu dari media sosial sebagai sumber utama berita. Sedikit tau tentang apapun lebih baik untuk hidup saya sekarang ini. Bisa menyaring informasi apa yang masuk di kepala karena semua saya batasi sekarang. Tidak hanya sumber berita, pun notifikasi di Hp. Saya tiadakan semua notifikasi di Hp kecuali untuk orang – orang tertentu yang penting dan untuk keperluan anak – anak. Selebihnya, saya tiadakan. Supaya saya tidak gampang terdistraksi. Meminimalkan rasa cemas dan sumber overthinking.

SUSAH FOKUS DAN GAMPANG CAPEK

Saya merasa jadi susah fokus dalam durasi yang panjang. Meskipun tetap membaca buku, tapi seringnya terdistraksi dengan sedikit -sedikit buka twitter. Kalau IG, saya jarang terdistraksi. Biasanya saya buka cuma malam hari dan pagi saja. Jadi membaca buku dengan fokus yang terganggu karena diri sendiri yang memilih untuk scroll scroll diantara waktu membaca. Belum lagi saya merasa karena sering menonton konten yang pendek – pendek, kepala saya jadi gampang capek. Jadi saya merasa sudah tidak bagus lagi untuk otak, makanya saya menyebut kegiatan puasa media sosial ini untuk me-reset otak supaya berfungsi secara normal lagi, mengembalikan fokus supaya panjang, dan menyeimbangkan kegiatan otak supaya tidak terlalu lekat dengan media sosial yang menyebabkan gampang capek. Gampang uring – uringan juga. Menolong diri sendiri demi kesehatan jiwa raga dalam jangka panjang.

TIDUR KURANG BERKUALITAS

Sebenarnya dari segi durasi, waktu tidur saya lumayan ideal. Saya bisa tidur 7 – 8 jam tiap malam. Jam 9 malam biasanya sudah tidur nyenyak. Paling lambat jam 10. Nah waktu aktif mainan medsos, kadang tengah malam terbangun, trus scroll scroll, ga sadar sampai 1 jam. Lalu kembali tidur lagi jadi susah. Seperti kepikiran. Kayak ada pikiran yang nyantol belum tuntas. Bangun tidur, badan jadi tidak nyaman. Berasa kalau tidur lama tapi tidak berkualitas. Padahal seharian itu yang akan saya kerjakan banyak. Jadinya tidak maksimal dan ujung – ujungnya ngefek ke emosi. Uring – uringan ga jekas. Tidur cukup yang berkualitas itu akar dari semuanya. Jika tidurnya tidak cukup dan tidak nyaman, wassalam seharian akan kacau balau.

MELUPAKAN DIRI SENDIRI

Saking asyiknya saya memperhatikan kehidupan orang di media sosial, saya pikir tidak akan ngefek ke kehidupan sendiri. Saya merasa ikut bahagia melihatnya. Ternyata saya salah. Saya jadi melupakan diri sendiri. Banyak waktu yang terdedikasikan untuk melihat unggahan orang lain baik itu di story, halaman utama, menyimak segala cuitan orang, atau scrolling tanpa henti sampai satu jam penuh misalnya, ternyata membuat saya lalai akan kehidupan sendiri. Lalai bahwa berat badan merangkak naik karena kurang waktu untuk olahraga bahkan malas karena terlalu asyik lekat dengan media sosial. Lalai menanyakan diri sendiri apakah baik – baik saja karena merasa senang menonton konten tersebut, padahal ya itu hanya pengalihan saya saja. Lalai untuk berdialog dengan diri sendiri sehingga banyak hal – hal penting terabaikan. Lalai melihat diri sendiri karena terlalu asyik melihat kehidupan orang lain. Lalu saya merasa, mulai tidak mengenali diri sendiri. Merasa asing dan jauh. Merasa seperti ini bukan saya. Jadi berjarak dan berpikir, “Lho kok aku sekarang jadi pribadi yang seperti ini.” Supaya hal ini tidak berlarut, harus putus dulu dari penyebab utama, kesibukan di media sosial.

MERASA JAUH DARI SUAMI DAN ANAK – ANAK

Bagian ini yang paling menyedihkan untuk saya, merasa jauh secara mental dari suami dan anak – anak. Alasan ini sebenarnya yang paling utama membuat saya untuk berhenti dulu bermedia sosial dan tetap kuat sampai sekarang tidak kembali lagi. Saya merasa, hadir secara fisik untuk mereka, tapi pikiran suka ke mana – mana. Tidak fokus dan gampang terdistrak. Gampang uring – uringan juga. Sepertinya semua jadi gampang salah. Selama ini saya memang menerapkan aturan ke diri sendiri untuk tidak membuka telefon genggam di depan anak – anak kecuali ada hal yang sangat penting. Selebihnya ya saya membuka Hp kalau mereka di sekolah atau malam hari, pun pagi hari. Tapi, seringnya saya curi – curi kesempatan misalnya ke dapur hanya untuk ngecek apa sih lanjutan war di twitter pembahasan A misalnya. Padahal saya sedang main dengan anak – anak. Atau saat ngobrol dengan suami, saya mencoba semaksimal mungkin untuk mendengarkan dia, tapi pikiran saya malah ke postingan orang di Instagram contoh lainnya. Jadi secara fisik saya ada 100 persen untuk mereka, tapi secara mental mungkin cuma 40 persen saja karena pikiran saya sibuk sendiri dengan ingin setiap saat membuka media sosial. Menyedihkan sekali.

Lalu suatu hari, saya tersadar kalau anak – anak cepat sekali besarnya. Tau – tau mereka sudah umur segini saja. Berasa, “Wah ke mana saja aku selama ini.” Seperti kehilangan banyak momen dengan mereka. Merasa menyesal tidak hadir penuh untuk mereka. Lalu melihat diri sendiri dan suami yang juga makin menua. Harusnya saya menikmati setiap momen bersama mereka. Tidak sibuk sendiri dengan kegiatan yang entahlah faedahnya juga tidak seberapa penting. Di saat itulah saya memutuskan untuk stop dulu bermedia sosial karena ingin membersamai anak – anak tumbuh secara emosi dan fisik, hadir nyata untuk diri sendiri, anak – anak, dan suami. Menikmati sebanyak mungkin waktu bersama keluarga. Menemani mereka secara berkualitas bukan hanya kuantitas.

BOSAN BERMEDIA SOSIAL

Ternyata memang ada masanya saya merasa bosan dengan kegiatan bermedia sosial. Bosannya tuh seperti sudah ketebak jalan cerita tiap platform. Bisa bosan juga membaca ada saja drama dunia lari di Indonesia yang dibahas di Threads atau drama para diaspora Indonesia. Bosan membaca berita yang tidak menyenangkan di twitter dan segala war yang ada di sana. Plus sekarang orang gampang sekali memelintir sebuah cuitan bahkan yang tidak menyenggol siapapun, lalu dibuat narasi yang memojokkan. Gampang sekali terjadi perkelahian online di sana. Bosen ternyata scrolling Instagram yang yah isinya begitu – begitu saja. Bosen membuka Facebook yang sekarang banyak yang bikin konten mbuhlah. Ya memang saya sedang bosan saja dengan mainan media sosial. Ingin rehat sejenak dan menikmati dunia nyata. Jenuh dan butuh hal – hal yang lebih nyata. Ingin mengerjaka banyak hal baru yang lebih bermanfaat untuk hidup kedepannya.

HADIR SADAR DI DUNIA NYATA

Sibuk bermain media sosial, membuat saya hidup di dunia yang lain. Dunia yang tak terjangkau karena ya tidak nyata, bukan yang ada di depan mata saya yang bisa saya pegang atau jalani. Saya sebenarnya tidak ada masalah melihat postingan orang yang bahagia, justru saya pun ikut terbawa bahagia. Atau menemukan motivasi dari dunia lari misalnya lalu ingin lari lebih baik lagi. Tapi lama – lama saya jadi hidup dalam dunia yang berbeda. Tidak lagi napak tanah. Jadi punya semacam ambisi. Seperti ingin menunjukkan sesuatu kalau saya ini hebat, entah juga menunjukkan ke siapa. Semacam ingin mendapatkan validasi walau saya sadar sepenuhnya kalau saya tidak butuh itu semua. Sudah bukan umur saya lagi butuh dipuja puji. Sudah lewat masa itu. Tapi entah kenapa saya seperti terlena dengan komentar yang positif tentang hal – hal yang saya posting. Lalu saya merasa kok malah kosong di hati. Bahasa kerennya, saya jadi melakukan semua dengan tidak mindfull.

Saya tidak ingin menjalani hidup yang seperti itu. Saya ingin berjalan dan hadir secara penuh dan sadar di dunia nyata. Tidak untuk sebuah konten, tidak untuk sebuah pujian orang lain (yang banyak tidak saya kenal juga), pun tidak untuk sebuah ketenaran. Saya ingin menjadi diri sendiri seperti semula.

PENUTUP

Begitulah uraian panjang saya tentang kenapa menghilang dari twitter, Instagram, Threads, dan Facebook beberapa bulan ini, tanpa jejak dan tanpa pamitan. Saya ingin menjejakkan kaki lagi di dunia nyata. Ingin me-reset otak supaya kembali lagi fungsinya seperti semula. Dari uraian panjang tersebut, bisa ditarik kesimpulan bahwa bukan salah media sosialnya, tapi salah saya yang kurang punya kontrol diri sehingga mainan media sosial mempunyai dampak yang negatif cukup banyak untuk kehidupan saat ini.

Sekarang saya istilahnya sedang dalam tahap rehabilitasi. Sedang menikmati proses masa penyembuhan dan menata ulang semuanya. Apakah saya akan kembali lagi mainan media sosial? Saya pastikan, iya. Kapan pastinya, tidak tau. Sama halnya dengan puasa media sosial yang tidak direncanakan, nanti kembali lagi juga tidak direncanakan. Jika saya sudah merasa siap dan otak saya sudah ok kembali. Jika jiwa saya sudah merasa waktu yang tepat, pasti saya akan kembali. Entah kapan itu.

Apakah ada rasa kangen dengan media sosial? Terus terang, kadang – kadang kangen beinteraksi dengan beberapa mutual yang saya kenal baik di twitter. Ingin tau kabar mereka sekarang seperti apa, semua baik – baik saja atau ada berita terkini seperti apa. Diantara beberapa media sosial yang saya punya, saya lebih kangen twitter dibandingkan lainnya. Memanglah hubungan saya dengan twitter ini hate love relationship :)))) Kangen tapi kadang – kadang juga ga suka.

Media sosial tidak sebegitu buruknya karena saya mendapatkan banyak manfaat juga dari sana. Saya mengenal banyak orang baik, mendapatkan informasi yang bermanfaat, seringkali bisa mendapatkan bahan bercanda juga, pun bahan gosip *lah :))) Kalau digunakan secara benar, media sosial bisa mendatangkan banyak hal yang baik. Yang terpenting kontrol diri dan tau tujuan menggunakan media sosial untuk apa.

Saat ini, saya sedang menata ulang tujuan saya bermedia sosial itu apa sehingga nanti jika kembali lagi aktif di media sosial, saya sudah punya kontrol diri yang bagus dan tujuan yang jelas untuk apa. Kenapa dibawa serius sekali bermedia sosial? Ya kalau tidak dibawa serius, nanti jadinya seperti akun – akun yang gampang marah itu. Tidak punya tujuan jelas apa di media sosial. Makanya semuanya harus saya tata ulang dulu. Supaya bisa bersenang – senang lagi nantinya dan bisa menjadikan taman bermain di sana, memberikan banyak manfaat buat semua. Terutama untuk diri sendiri.

Terima kasih sudah membaca tulisan panjang ini. Semoga ada manfaatnya. Buat beberapa orang yang menanyakan kabar saya, terima kasih atas perhatiannya.

Sehat – sehat ya semuanya.

  • 13 Desember 2025 –

Kumpul Teman, Lulus Les Renang, dan Menghias Pohon Natal

Pohon Natal 2025

Kembali lagi ke edisi tulisan kumpulan cerita kehidupan saya tiga minggu terakhir. Ada apa saja? Yuk mari dibaca bersama.

LULUS LES RENANG DIPLOMA C

Anak pertama kami akhirnya menyelesaikan dan lulus semua rangkaian les renang dan ujiannya, dari Diploma A sampai Diploma C. Tentu saja ini tidak dalam waktu satu atau dua tahun, melainkan 4 tahun!! Sampai pindah les ke 3 tempat. Dari tempat les yang kami rasa sangat lambat perkembangannya, menemukan tempat les yang semi privat, eh harus pindah lagi ke tempat yang ketiga karena tempat les yang kedua tidak punya jadwal les diploma C dan harus pindah ke kota lain. Belum lagi saat pandemi harus beberapa bulan berhenti karena tidak diperbolehkan oleh pemerintah.

Tentu saja kami sangat bangga dengan si Mbarep. Dari dia pertama masuk kolam renang selalu menangis, sampai lulus diploma C berenang dengan baik dan sesuai standar yang ditetapkan, sungguhlah perjuangan panjang. Suami saya yang selalu mengantar dan menemani anak – anak les renang, dari cuaca terang, hujan, angin kencang, malam hari gelap naik sepeda, patut lega dan terharu dia. Selama 4 tahun menemani, akhirnya lulus juga.

Saya yang beberapa kali ikut menemani dan mengantar anak – anak les renang, setiap anak mbarep ujian berenang, air mata saya selalu menetes. Betapa waktu cepat sekali berlalu. Tidak pernah lupa diingatan saya, dia yang pertama les menangis keras dan menolak untuk nyebur ke air, sekarang sudah berenang dengan penuh keyakinan dengan teknik yang benar dan sesuai standar keamanan.

Memang berenang adalah olahraga yang kami wajibkan anak – anak untuk bisa. Harus bisa dan lulus minimal sampai diploma B. Kalau mereka meneruskan ke diploma C, lebih baik lagi.

Sungguhlah kami sangat berbangga pada anak sulung. Bangga luar biasa. Satu sudah selesai, tingal anak tengah yang masih proses menuju ujian diploma A. Kalau yang bungsu, baru beberapa tahun lagi akan mulai.

POTLUCK KUMPUL TEMAN

Sudah lama sekali saya tidak berkumpul dengan teman – teman yang dia lagi dia lagi hahaha ya memang teman saya sekarang cuma itu – itu saja. Biasa kalau akhir tahun, kami ada kumpul bersama. Kali ini, potluck an. Temanya, lontong sayur. Acara di rumah saya. Yang datang : Anis, Ajeng, Agnes, Dita. Ika tidak bisa datang karena ada saudara yang sakit. Dita datang belakangan karena ada urusan yangharus diselesaikan.

Saya memasak rendang 3.5kg, oseng cumi asin pedas, lumpia rebung semarang, chocolate banana cake, bikin lontong, goreng kerupuk, dan membuat sourdough cinnamon roll. Anis membawa lontong sayur dan teh jasmin juga kado untuk anak – anak kami plus chips, Ajeng membawa telur balado, Agnes membawa brownies dan coklat cantik (tidak sempat difoto), Dita yang datang belakang membawa wedangan dan pesanan kami dari Indonesia (Dita baru saja kembali dari mudik).

Selalu menyenangkan jika berkumpul bersama mereka. Obrolan dari hati ke hati yang hangat, tertawa bersama, kocak, santai, dan membahas banyak hal. Makanan yang berlimpah membuat perut kenyang dan bisa bungkus banyak hahaha ini penting. Het was super gezellig. Tidak sabar bertemu mereka lagi.

Saya membagikan rendang ke tetangga londo. Wah mereka sekeluarga sangat senang dengan rendang itu, sampai dipuji berkali – kali. Bahkan anaknya yang pertama, minta diajari cara membuat rendang seperti yang saya kasih. Pengen rasanya saya bilang : Mending beli aja, karena bikin rendang itu butuh sabar tingkat dewa :))) Ya bagaimana tidak, rendang yang saya buat butuh waktu 7.5 jam sampai lumayan agak kering dengan daging yang empuk. Tapi ya akhirnya saya berikan resepnya. semoga dia tidak puyeng.

LANGIT CANTIK

Beberapa pagi, langitnya sangat cantik. Matahari terbit saat ini sekitar jam 8.37. Ini waktunya saya selesai mengantar anak – anak ke sekolah. Jadi saya langsung olahraga jalan kaki cepat. Pemandangan langit yang luar biasa indah, membuat saya selalu merasa gembira dan bersyukur selalu diberikan kesehatan yang baik, sehingga bisa menikmati pemandangan yang sangat indah sambil berolahraga. Udara yang dingin, tidak menghalangi saya untuk selalu bergerak. Ini cara saya bersyukur karena sejauh ini diberikan kesehatan yang baik. Ini cara saya menjaga titipanNya.

Selama tidak hujan, jalan kaki pagi akan tetap saya lakukan. Udara segar, badan bergerak, hati jadi gembira.

REJEKI NOMPLOK PAKET GRATISAN

Suatu pagi, saya pergi ke kota untuk mengembalikan buku ke perpustakaan. Karena saya sampai di sana terlalu pagi, perpustakaan belum buka, jadi saya berkeliling jalan kaki mencari toko mana yang sudah buka. Tentu saja salah satunya toko Asia. Setelah berbelanja di sana, saya masuk ke beberapa toko lainnya yang sudah buka, termasuk akhirnya khilaf membeli parfume (khilaf yang direncanakan haha). Saya melihat jam tanga, oh waktunya perpustakaan sudah buka. Saya percepat langkah ke sana.

Saat hampir sampai di perpustakaan, saya melihat antrian panjang menuju sebuah gedung. Saya pikir ini semacam pembagian sembako gratis untuk orang yang tidak mampu. Jadi saya lewati saja. Lalu, saya melihat ada salah satu petugas membagikan bingkisan. Wah, saya jadi tertarik. Lalu saya bertanya ke beberapa orang yang sedang antri, ini ada apa. Ternyata ada paket gratisan dari satu semacam supermarket yang baru buka cabang di gedung itu. Saya lihat paketnya lumayan besar.

Akhirnya saya ikut mengantri juga hahaha. Suka goyah jiwa kalau mendengar ada kata gratisan. Tidak terlalu lama antriannya, saya akhirnya mendapatkan. Lalu saya ke perpustakaan.

Malamnya, saya buka paket tersebut. Wah lumayan isinya banyak. Untung saya tadi ikutan antri.

Benar – benar rejeki nomplok dipagi hari.

MENGHIAS POHON NATAL

Tahun ini menghias pohon Natal di rumah, seminggu agak terlambat dari biasanya. Saya sedang sibuk luar biasa plus masih belum ada mood. Akhirnya minggu terakhir bulan November, kami sekeluarga bergotong royong menghias. Kali ini, saya tidak ikutan menghias karena tiga anak sangat bersemangat memnaruh hiasan sesuai dengan selera meraka. Saya hanya merapikan dibagian akhir.

Tidak hanya pohon natal saja, seluruh rumah pun kami hias meriah dengan memasang pernak pernik Natal. Pun saya memasang beberapa lampu di luar rumah supaya makin semarak. Saya sangat senang bulan Desember. Banyak lampu berkelap kelip dan hiasan yang meriah di setiap rumah. Melihat lampu dan hiasan pohon Natal seperti ini, membuat hati saya merasa hangat ditengah cuaca musim dingin dan langit yang gelap.

Kami memasuki bulan Desember dengan pohon Natal yang cantik di rumah. Para tetangga belum memasang. Biasanya mereka mulai pasang pohon ini setelah Pakjesavond tanggal 5 Desember. Kami selalu terlebih dulu tanpa mengikuti pakem.

Saya mendapatkan hadiah Sinterklaas dari tetangga londo. Dia ini, selalu memberikan saya paket wangi – wangi untuk badan. Padahal saya ini malas mandi. Tapi dia selalu memberikan paket untuk mandi. Curiga dia tahu kalau saya malas mandi. Jadi selalu diberikan ini. Supaya memotivasi untuk sering mandi haha. saya suka warna paketnya. Warna favorit saya.

Sudah selesai rekapan cerita beberapa minggu terakhir ini. Terima kasih sudah membaca sampai selesai.

Sehat – sehat selalu!

  • 8 Desember 2025 –

Pakjesavond 2025

Selesai sudah rangkaian Sinterklaas dari kedatangan ke Belanda tanggal 15 November 2025 sampai pulang lagi ke Spanyol tanggal 6 Desember 2025. Puncaknya adalah Pakjesavond tanggal 5 Desember 2025 saat Sinterklaas bagi – bagi kado ke tiap anak di Belanda pada malam hari.

Anak – anak kami masih percaya tentang Sinterklaas. Jadi biasanya kami mulai mempersiapkan kado – kado yang sudah mereka tulis daftarnya dan ditaruh di dalam sepatu saat Sinterklaas datang ke Belanda. Nah tahun ini, mereka tidak menulis daftar, tapi menggunting dari sebuah buku yang disediakan oleh salah satu platform belanja online di Belanda. Dari buku ini, mereka memilih hadiah – hadiah apa yang diinginkan dari Sinterklaas.

Setelah mereka menaruh di sepatu malam hari, kami mengambil daftar ini, yang dipercayai diambil oleh Sinterklaas. Lalu saya dan suami mulai mensortir kira – kira hadiah mana yang akan “dikabulkan” diberikan pada mereka. Nah kami mulailah berburu hadiah. Buat saya kegiatan yang menyenangkan karena saya yang bagian belanja. Suami yang bagian mbayar hahaha. Tapi dia sejauh ini selalu semangat juga membelikan anak – anak hadiah buat Sinterklaas.

Seminggu sebelum Pakjesavond, hadiah sudah mulai terkumpul. Saya taruh di ruang perpustakaan di rumah kami. Lalu saya mulai mencicil membungkus hadiah – hadiah tersebut. Lumayan menyita waktu membungkus kado, makanya saya cicil saat anak – anak ke sekolah. Ada beberapa hadiah yang kami pesan online, baru datang beberapa hari sebelum Pakjesavond.

Foto di bawah ini adalah sebelum dan sesudah hadiah dibungkus.


Anak – anak sangat antusias menanti Pakjesavond. Setiap malam, mereka menonton Sinterklaasjournaal di televisi. Ini cerita tentang apa saja kegiatan Sinterklaas selama di Belanda. Durasi acara ini 10 menit. Tiap pagi di sekolah juga diputarkan Sinterklaasjournaal di masing – masing kelas. Sinterklaas memang sangat berarti buat anak – anak di Belanda. Bukan hanya tentang kadonya, tapi cerita kegiatan sehari – harinya juga. Pun ini ada hubungannya dengan marketing tertentu. Meski tahun ini ada beberapa kontroversi yang menimbulkan protes tentang Sinterklaasjournaal tapi acara ini tetap berlangsung sampai tanggal 4 Desember malam. Anak – anak sedih saat edisi terakhir acara ini. Artinya Sinterklaas akan kembali ke Spanyol dan baru bertemu lagi tahun depan. Pun, mereka senang karena akan ada kado yang datang ke rumah.

Seminggu sebelum Pakjesavond, tetangga sebelah yang selalu memberikan kado – kado, tahun ini juga sama. Mereka menaruh kado – kado tersebut depan pintu lalu menggedor keras pintu kami saat anak – anak menonton TV. Anak – anak langsung heboh lari ke pintu dan membuka melihat ada satu tas besar berisi banyak kado. Wah mereka senangnya bukan kepalang. Kado dari tetangga ini lumayan banyak. Salah satunya buku piano isi lagu – lagu Sinterklaas dan Natal untuk anak mbarep, lalu beberapa buku lainnya untuk anak tengah dan bungsu. Tentu saja coklat – coklat tidak ketinggalan. Saya mengirimkan ke tetangga video rekaman sewaktu anak – anak membuka kado dari mereka (yang tentu saja anak – anak berpikirnya dari Sinterklaas) dengan antusias dan gembira, tetangga senang sekali.

Tanggal 5 Desember pun tiba. Hari itu saya ada acara di rumah. Beberapa teman datang untuk makan siang dan ngobrol setelah lama kami tidak saling bertemu. Nanti saya akan tuliskan terpisah cerita tentang makan – makan ini. Sedangkan anak – anak hanya masuk sekolah setengah hari karena Pakjesavond. Jadi rumah kami ramai sekali. Untung, kemudian anak sulung main ke rumah temannya dan anak bungsu harus tidur siang. Jadi lumayan berkurang sumber keramaian :))))

Setelah makan selesai, 3 orang teman pulang jam setengah 5 sore dan satu orang masih tinggal karena dia datangnya telat. Dita, yang datang telat telat karena ada beberapa urusan yang dikerjakan, tiba – tiba harus buka laptop juga karena ada permintaan mendadak dari kantornya. Jadi saya bersih – bersih rumah, Dita kerja, anak – anak main dengan Bapaknya lalu mereka menonton TV. Disela sela itu, saya dan Dita pun ada sesi ngobrol dari hati ke hati.

Waktu mendekatj jam 7 malam, saatnya saya menyiapkan kantong penuh hadiah untuk diletakkan di depan pintu. Pas juga Dita akan pulang. Jadi saya minta tolong Dita untuk menggedor pintu rumah dan cepetan lari hahaha. Jadi dia berpura – pura jadi Sinterklaas dan Piet yang antar kado. Wah seru sekali Pakjesavond tahun ini. Anak – anak sempat bertanya, “Tante yang tadi kerja buka laptop, kok tiba – tiba hilang. Apa lagi bantu Sinterklaas bagi – bagi kado ya?” Hahaha lucunya anak – anak ini.

Mereka langsung berhamburan ke pintu dan membuka dengan bahagia. Setelah mengucapkan terima kasih pada Sinterklaas dan Piet yang tak lagi tampak oleh mata, mereka membawa masuk kantong yang cukup berat berisi kado. Tahun ini, suami membuatkan surat untuk masing – masing anak. Ini seolah surat dari Sinterklaas. Isinya untuk masing – masing anak (dan dibaca mereka sendiri) tentang ucapan selamat atas prestasi mereka di sekolah dan ekskul, tentang beberapa kado yang mereka minta tapi tidak dapat diberikan, tentang beberapa hal lainnya. Setelah membaca surat ini, mereka mulai membuka satu persatu kado yang di dalam kantong, sampai kado terakhir. Anak bungsu juga tidak kalah hebohnya. Dia suka sekali bagian membuka kado dan langsung loncat senang begitu mendapatkan beberapa buku dan barang Peppapig, karakter favoritnya saat ini. Dua anak pertama juga senang karena ada beberapa yang mereka minta di daftar, ada dalam kado yang diterima.

Inilah beberapa kado yang mereka dapatkan dari Sinterklaas. Astrid dan Anis juga memberikan kado buat anak – anak. Jadi lumayan kami ada tiga donatur tahun ini haha. Anak – anak banyak mendapatkan kado buku dan bahan latihan untuk berhitung. Selain beberapa lego.

Sampai hari minggu saat saya menuliskan ini, mereka masih sibuk mengerjakan beberapa project hadiah yang didapatkan. Masih merasa bahagia juga tentang Sinterklaas. Mereka bilang bahwa Pakjesavond tahun ini adalah yang terbaik.

Kami menikmati masa – masa mereka masih percaya tentang Sinterklaas. Meski anak pertama dan kedua sudah mulai kritis mempertanyakan banyak hal tentang Sinterklaas, tapi mereka saat ini sedang masa transisi antara percaya dan tidak. Saya selalu mendokumentasikan momen ini. Nanti, mereka akan melihat lagi video masa kecil dan bisa terkenang kembali.

Sampai jumpa di Pakjesavond tahun depan. Tahun ini sungguhlah menggembirakan dan memberikan banyak kebahagiaan. Semoga kami selalu diberikan rejeki yang cukup untuk menjadikan Pakjesavond selalu berkesan buat anak – anak.

Mereka senang dan bahagia, kamipun turut bergembira.

Malam itu saya dan suami berbincang di tempat tidur dengan hati yang penuh. Bahagia dengan hari yang menyenangkan kami lewati. Perasaan penuh yang membuat tersenyum tiada henti.
Semua berbahagia.

  • 7 Desember 2025 –

Pakjesavond tahun 2024, bisa dibaca di sini.

12 Tahun Bersama

Akhir bulan November 2025, saya dan suami merayakan 12 tahun pertama kali berkenalan. Kenapa sampai dirayakan tanggal pertama kami berkenalan? Karena tanpa ada perkenalan, tak akan ada sebuah pernikahan. Simpel seperti itu. Jadi selain tanggal pernikahan, tanggal pertama perkenalan juga sangat berarti untuk kami. Tanggal perkenalan ini juga yang kami abadikan dalam sebuah jumlah mahar pernikahan. Jadi memang benar spesial untuk kami berdua dan selalu kami rayakan tiap tahunnya.

Tahun ini, kami memilih merayakan di sebuah restauran yang masuk dalam daftar Michelin dan letaknya ya di kampung tempat tinggal kami. Memang sudah lama restaurant ini ada, tempatnya pun hanya 5 menit jalan kaki dari rumah. Hanya baru kesampaian sekarang bisa ke sana. Tahun lalu, kami merayakan di restaurant Michelin Star di Rotterdam. Tahun – tahun sebelumnya pun kami rayakan di beberapa restaurant lainnya (kecuali sewaktu pandemi, kami merayakan di rumah saja).

Kami pesan tempat sejak bulan September. Lalu mulai menghubungi tetangga yang biasanya menjaga anak – anak jika kami pergi berkencan malam hari. Menjelaskan ke anak – anak kalau pada hari itu kami akan makan malam di luar hanya berdua saja. Karena sudah biasa, jadi mereka tidak ada komen apapun, hanya mengucapkan, “Veel plezier.” Satu masalah, anak bungsu tiba – tiba ingin ikut kami dan menangis waktu melihat kami akan berangkat. Saya tenangkan dia dulu, peluk cium, setelah dia tenang, kami ke luar.

Jadi sebelum keluar, kami sudah persiapkan mereka untuk tidur. Setelah waktunya menonton TV selesai, mereka bisa langsung ke kamar masing – masing. Kecuali anak bayi, masih dibantu ke tempat tidurnya.

Saya seperti biasa kalau berkencan, berdandan maksimal. Berpakaian sebagus mungkin. Supaya tetap ada kupu – kupu dalam perut. Suami pun begitu. Romantis itu kan diusahakan berdua semaksimal mungkin ya. Supaya selalu ada rona merah di pipi. Malam itu agak rintik. Jadi suami membawa payung cukup satu buat berdua. Kami berjalan bergandengan tangan di bawah satu payung, suasana kampung yang sunyi menambah suasana hangat diantara kami berdua. Obrolan mendalam selama kami berjalan ke restaurant.

Sesampainya di Restaurant, wah interior bagian dalamnya cantik sekali. Elegan, simple, dan hangat. Kami telat 15 menit dari waktu yang kami pesan. Sudah banyak tamu lainnya di sana. Kami langsung dipersilahkan ke tempat duduk yang disiapkan.

Pertama ditanya tentang minuman, lalu satu persatu makanan mulai disajikan. Ada 10 menu yang dikeluarkan secara bertahap, sesuai dengan menu yang tertulis di kartu yang diberikan ke masing – masing tamu saat makanan penutup mulai dihidangkan. Chef sekaligus pemilik restaurant ini, turun ikut serta menyajikan beberapa makanan dan mengajak ngobrol para tamu. Dia ini pemenang enterprenur award di kabupaten kami tinggal. Dan yang mengejutkan, dia ternyata tinggalnya tidak jauh dari rumah kami. Ternyata orang lokal kampung sini juga.

Semua makanan yang dihidangkan, saya foto. Mayoritas makanan laut, rasa yang dominan asin umami. Ada satu menu seingat saya, umaminya sangat machtig, jadi lumayan meninggalkan rasa yang tidak nyaman. Tapi suami saya, doyan aja. Ya dia memang semua makanan dilabeli enak dan enak sekali :))))

Secara keseluruhan, sangat enak makanan di restaurant ini. Ada harga, ada rasa. Cuma saya yang terbiasa tidur jam 9 malam, begitu jam 11 masih di restoran, rasanya harus berperang dengan rasa kantuk. Sangat mengantuk. Saya sampai skip satu menu karena sudah tidak sanggup lagi melek dan perut sudah sangat penuh. Kenyang sekali. Yang saya skip menu berbagai macam keju. Suami saya tentu doyan sekali, lha wong camilan kesukaan dia. Kelihatannya secimit secimit ya hidangan Michelin Star ini, tapi percayalah, kalau sampai 10 sampai 14 menu, niscaya perut akan penuh kenyang.

Selama makan, saya dan suami ngobrol banyak tentang kami, dari hati ke hati. Membahas segala hal dari masa yang sudah dilewati, mengenang masa dulu, bercanda, sampai ada adegan menangis juga. Tentu saja saya yang menangis :))) muka sangar tapi gampang menangis.

Foto di bawah ini muka sudah mengantuk tetap memaksa senyum. Ngantuk tapi bahagia karena makanan enak dan perut kenyang.

Kami pulang bukan hanya membawa perut yang kenyang dengan hidangan yang super lezat, pun hati yang berbunga karena bisa menikmati malam yang membahagiakan bisa pacaran kembali berdua sampai larut malam.

Semoga tahun depan Insya Allah merayakan di restaurant yang lainnya.

  • 30 November 2025 –

Pakjesavond 2024

Fijne Pakjesavond!

Vandaag is Sinterklaas. Tijd om kadootje te openen. ’s Avonds gaan we samen kijken wie kado’s van Sinterklaas krijgt (Pakjesavond).

“O, kom er eens kijken

wat ik in mijn schoentje vind

Alles gekregen van die beste Sint”

Zijn jullie al klaar voor Sinterklaasavond?

Kado yang untuk malam ini (Pakjesavond : Sinterklaas bagi – bagi kado dimalam 5 Desember) tinggal segini. Kado – kado yang lain sudah dicicil ngasihnya hampir tiap hari sejak tanggal 16 November 2024 (ceritanya tanggal segini Sinterklaas datang ke Belanda dari Spanyol). Tidak selalu kado barang, kadang peppernotten, coklat, chips, atau makanan – makana lainnya. Kado dari tetangga sebelah rumah yang selalu satu tas penuh, kami berikan minggu lalu.

Sebelum tidur, anak – anak menaruh sepatu di depan pintu, di dalamnya dikasih wortel beserta gambar – gambar mereka, tulisan — tulisan. Apapun itu. Paginya, mereka mengecek apa ada sesuatu sesuai gantinya. Kadang ada, artinya sinterklaas mampir. Kalau tidak ada, ya artinya sinterklaas lagi ke rumah lainnya. Tidak selalu harus ada. Biar belajar berbagi dengan anak – anak lainnya dan belajar menerima bahwa tidak semua keinginan harus terwujud.

Kami masih menikmati masa mereka percaya dengan Sinterklaas. Biarkan mereka menikmati masa kecilnya. Nanti akan ada saatnya mereka sudah tidak mau merayakan ini lagi. 

Seperti biasa, seperti tahun – tahun sebelumnya (sejak anak pertama lahir) sponsor penyumbang kado – kado dalam bentuk mainan, makanan, adalah dari Oma, kami sebagai orangtua, tetangga londo yang selalu ngasih kado banyak tiap tahunnya, dan teman – teman saya yang kirim lewat pos.

Wij wensen alle families een fijne Pakjesavond!

Morgen gaat Sinterklaas terug naar Spanje toe.

– Pakjesavond, 2024 –

———-

MENEMUKAN TULISAN INI DI DRAFT. SEJAK TAHUN LALU SELESAI DITULIS TAPI BELUM DIUNGGAH. JADI SAYA UNGGAH SEKARANG SEBELUM PAKJESAVOND TAHUN 2025 DATANG.

  • 23 November 2025 –

Sinterklaas, Halloween, dan Sambal Terasi Strawberry

NASI KUNING ULANG TAHUN

Beberapa cerita yang terjadi tiga minggu kebelakang, yang sayang jika tidak didokumentasikan di blog ini. Lumayan panjang ya dengan foto – foto yang banyak juga tentunya. Siapkan camilan sambil membaca :)))

SINTERKLAAS

Sepertinya baru beberapa waktu lalu Sinterklaas mampir ke Belanda, lho kok sekarang datang lagi. Artinya waktu benar – benar cepat berputar. Tanggal 15 November 2025, ceritanya Sinterklaas datang ke Belanda dari Spanyol mampir Texel, sebuah pulau di Belanda. Penyambutan kedatangan Sinterklaas dinamakan Sinterklaas Intocht. Tanggalnya berbeda – beda tiap wilayah, tapi dimulainya biasanya sabtu minggu kedua bulan November. Ada yang hari minggunya, bahkan ada yang minggu depannya.

Acara kedatangan Sinterklaas ke Belanda, yang paling ditunggu seluruh anak di Belanda, termasuk anak – anak kami. Mereka masih bersemangat menaruh sepatu di depan pintu, yang dalamnya dikasih gambar mereka dan daftar kado yang diminta dari Sinterklaas. Karena anak bungsu belum bisa nulis dan gambar, sepatunya dikasih wortel. Dia sih seru aja ikutan 2 kakaknya heboh nyiapin ini itu.

Malamnya, kami ambil isi dalam sepatu diganti coklat. Besok paginya, mereka terkejut dan senang karena tadi malam Sinterklaas sudah datang ke rumah dan mengambil daftar mereka lalu diganti dengan coklat.

Lalu kami mulailah melihat daftar kado apa saja yang diminta dan memilah mana yang memang bisa kami berikan sesuai umurnya. Nanti kami berikan saat Pakjesavond tanggal 5 Desember. Ini ceritanya malam Sinterklaas bagi – bagi kado ke tiap rumah. Pura – puranya kami taruh kado dalam tas yang besar depan pintu. Nanti ada yang gedor pintu dan mereka yang buka. Trus pas dibuka tidak ada orang depan pintu. Artinya Sinterklaas sudah pergi. Ya mereka masih percaya ini. Tahun depan sepertinya anak mbarep sudah mulai tidak percaya lagi. Selama mereka masih percaya, kami nikmati saja masa – masa ini.

Keesokan harinya, di kampung kami ada Sinterklaas Intocht. Wah ini seru sih, saya juga senang. Seperti pawai dengan musik sepanjang jalan lalu ada podium juga. Seluruh kampung ikut bergembira ria. Dari anak – anak sampai orangtua. Gerimis tidak menghentikan keseruannya. Lalu acara ini ditutup dengan foto bersama Sinterklaas. Anak – anak kami juga ikutan antri foto. Mereka antusias sekali.

Sampai tahun depan lagi Sinterklaas Intocht. Sekarang waktunya membelikan beberapa kado untuk Pakjesavond.

Foto yang paling bawah, gambar anak tengah. Saya suka sekali kalau dia sudah mulai menggambar. Hasilnya bagus dan detail.

HALLOWEEN

Baru tahun ini, di kampung sini ada perayaan Halloween. Tahun – tahun sebelumnya tidak ada. Jadi di pusat pertokoan, mengadakan perayaan Halloween. Jauh hari saya sudah antusias menyiapkan kostum untuk anak – anak bahkan membeli wadah khusus untuk menaruh permen. Kok ndilalahnya, di dalam 2 wadah ini, berisi permen lollipop yang banyak sekali. Jadi saya sekalian bisa bagi ke anak – anak yang lain juga.

Acara ini dimulai jam 3 sore, pas banget anak – anak sudah pulang sekolah. Target sasarannya memang anak – anak kan, jadi yang datang ya penuh dengan mereka sekampung kicik ini. Seru sekali. Banyak karakter – karakter yang menakutkan bahkan ada paradenya, ada booth foto gratisan, dan melukis wajah juga gratisan. Tentu saja kami manfaatkan gratisan ini semaksimal mungkin hahaha. Ingat ini Belanda, apa – apa mahal.

Anak – anak kami memang kalau di rumah tidak pernah makan permen karena kami tidak pernah sediakan. Jadi ini kesempatan mereka untuk mendapatkan permen sebanyak – banyaknya. Mereka bergerilya dari satu toko ke toko yang lain untuk mendapatkan permen. Lumayan banyak toko yang memberikan. Bahkan ada satu toko sayur, memberikan manisan mangga haha. Setelah acara selesai jam 6 malam, kami kembali ke rumah dan anak – anak mulai menghitung berapa permen yang mereka dapatkan. Wah lumayan banyak. Akhirnya kami dan anak – anak membuat kesepakatan, mereka boleh makan satu permen per hari kalau hari sekolah. Sedangkan kalau akhir pekan, boleh makan 2 permen per hari. Saya menyuruh untuk taruh di kamar masing – masing. Sekaligus mengetes kejujuran, apakah patuh pada perjanjian atau diam – diam mengambil. Ternyata mereka patuh pada perjanjian. Salut!

Mereka sudah tidak sabar acara Halloween lagi tahun depan. Tidak sabar berburu permen lagi.

NASI KUNING ULANG TAHUN

Sudah lama saya tidak membuat nasi kuning lengkap. BIasanya kalau ada perayaan ulang tahun atau acara khusus di rumah, saya selalu membuat tumpengan nasi kuning. Sewaktu ulang tahun pernikahan kami yang ke 11, pulang liburan musim panas pun saya malas membuat. Jadi karena ada salah satu yang di rumah sedang berulang tahun, saya jadi semangat membuat nasi kuning meski tidak dibentuk tumpeng. Wah nasi kuning saya kali ini pulen, wangi, dan enak sekali. Saya makan sambil terharu. Tanpa perlu metode aron kukus dan tidak dicampur beras ketan. Bermodalkan rice cooker saja. Memang faktor rice cookernya yang bagus sih *sombong dikit tapi memang rice cooker ini bikin nasi jadi enak.

Nasi kuning yang saya buat, lauknya : Sate ayam bumbu kacang, mie goreng, perkedel, sambel goreng kentang pete, orek tempe, sambe ijo bawang, urap sayur, dan telor dadar. Beberapa lauknya saya masak hari sebelumnya. Jadi waktu hari H ulang tahun, saya tinggal menggoreng perkedel, rebus sayuran, goreng telur, dan memanggang sate. Oh iya, masak nasi juga. Anak – anak dan suami suka semua, sembari makan mereka memuji berulang. Saya tentu saja semakin terharu karena disanjung.

Saya juga membuat Tiramisu dengan bentuk seperti taart. Yang berulang tahun memang mintanya dibuatkan Tiramisu. Kalau Tiramisu gampang dan sat set membuatnya. Dan seperti biasa, serumah doyan dan langsung ludes.

Malamnya kami ke sebuah restoran pancake dekat rumah. Inipun permintaan yang berulangtahun. Anak – anak dan suami pesen pancake yang manis. Saya pesan pancake dengan topping asin. Ini jatuhnya seperti Omelette. Rasanya enak dan cocok dengan lidah saya. Cuma karena porsinya besar sekali, saya hanya sanggup menghabiskan setengahnya,lebihannya saya minta dibungkus untuk dibawa pulang. Keesokan harinya, saya sampai butuh 2 waktu makan untuk menghabiskan karena tidak sanggup kalau sekaligus. Sampai heran kok orang – orang Belanda nih bisa habis sekali makan ya. Memang beda penampungan dalam perut haha.

Setiap ada yang berulang tahun atau hari – hari khusus, saya selalu usahakan untuk bersedekah di Indonesia dengan memesan nasi kotak ke Mbak Tami (foto ke 4) dan dibagikan saat hari jumat. Ya, Jumat berkah. Jadi perayaan yang kami lakukan di Belanda, semoga bisa menjadikan berkah buat banyak orang juga.

LIBURAN SEKOLAH

Liburan sekolah musim gugur, di sekolah anak – anak sepanjang 10 hari. Kami tidak ada rencana liburan ke luar Belanda, jadi kami manfaatkan ke museum Corpus dan ke Lego World yang ada di Utrecht.

Untuk Lego World, kami sudah pernah datang tahun lalu. Acara lego ini, selalu ada saat libur musim gugur di Belanda. Tahun ini datang lagi ya karena anak – anak suka sekali dengan Lego. Tahun ini layout nya beda dan ada banyak bagian yang dikurangi dibandingkan tahun lalu. Kami sampai ke tempat acara jam 10 pagi, selesai jam 5 sore. Wah anak – anak senang sekali di sini. Mungkin tahun depan kami akan ke sini lagi jika tidak ada rencana berlibur ke luar Belanda.

Selain ke Lego World, yang sangat menyenangkan kami lakukan saat liburan lalu adalah ke Corpus Museum yang ada di Leiden. Wah ini museum yang seru sekali karena belajar anatomi tubuh manusia dengan langsung masuk ke dalam replika tubuh itu sendiri. Setiap bagian akan diterangkan beserta fungsinya. Bukan hanya penjelasan dari suara yang ada di earphone, juga atraktif kita sebagai pengunjung bisa merasakan aroma, detak jantung, dari video 3D melihat sperma yang meluncur ke sel telur saat dibuahi, sampai ke fungsi otak. Bagus sekali. Anak – anak suka, saya gembira sekali karena saya memang suka tentang biologi. Setelah dari bagian tubuhnya, pas turun, setiap lantainya ada ruang atraktif juga. Permainan dan keterangan yang lengkap ditulis besar di tembok tentang fungsi – fungsi yang berkaitan dengan tubuh manusia. Asli keluar dari museum ini dengan perasaan yang senang dan penuh karena mendapatkan banyak sekali ilmu.

Yang di Belanda dan belum pernah ke Corpus Museum, silahkan datang ke sini bersama anak – anak atau sendiri juga ok. Saya sarankan untuk tidak membawa anak kurang dari umur 2 tahun karena pas di dalam tubuh replika, itu gelap dan kalau ada lampunya agak tidak kondusif untuk anak kecil. Pun di dalam tidak boleh membawa Stroller.

SAMBEL TERASI STRAWBERRY, TUMIS DAUN BEET, DAN BAKING

Sudah beberapa bulan ini saya rajin meminum jus beet yang dicampur dengan batang seledri yang besar, jahe, lemon, dan mentimun. Segar sekali rasanya. Konon beet bagus untuk kulit. Satu waktu, saya membeli beet yang daun dan batangnya masih dalam keadaan bagus. Saya pernah membaca kalau daun dan batangnya enak kalau ditumis atau dibuat kuah dengan santan. Saya belum pernah makan daun dan batang beet.

Lalu saya osenglah. Ternyata enak sekali. Tidak ada rasa yang spesial dan khas, tapi daun dan batangnya krenyes – krenyes (karena saya menumis tidak lama). Wah jadi bisa memanfaatkan seluruh bagian beet, tidak terbuang percuma. Setelahnya, saya sudah beberapa kali menumis daun dan batang beet ini. Ketagihan ceritanya.

Nah, tentang sambal terasi strawberry ini pun karena iseng dan penasaran. Beberapa waktu lalu, sahabat saya memberikan infomasi kalau di Instagram sedang ngetren nyambel trasi menggunakan strawberry. Dia menyuruh saya untuk mencoba. Saat mendengarnya, wah saya tidak tertarik. Kok ya aneh – aneh saja.

Sampai suatu siang, saat saya menyambel trasi, ternyata tidak ada tomat merah di kulkas. Adanya tomat hijau di dalam freezer. Lalu saya melihat Strawberry. Mendadak jadi pengen mencoba membuktikan informasi dari sahabat saya kalau sambal ini enak. Saya ambil beberapa tomat hijau di freezer, siram dengan air mengalir supaya cepat lunak, lalu saya bejek di sambel trasi yang saya buat. Terakhir saya tambahkan Strawberry 4 buah sedang. Jadi ini sambel mentah ya. Setelah saya incipi, wah enak!! Ternyata tidak sehoror yang saya bayangkan. Rasanya manis dan aroma sambal jadi Strawberry. Unik dan enak. Silahkan dicoba siapa tau cocok :))))

Lalu baking, ya sebenarnya tidak ada hal baru. Saya masih suka berkreasi dengan roti Sourdough adonan manis. Kadang saya isi dengan isian asam, gurih, sampai campuran asam gurih :))) Seperti roti yang ada di foto bawah ini. Adonan rotinya saya pipihkan melebar lalu saya beri olesan pasta coklat dan pasta kacang. Ya semacam martabak coklat kacang ya hahaha. Anak – anak sih suka ya. Mereka lahap makannya.

PASAR RAYA INDONESIA

Akhir Oktober ada acara Pasar Raya Nusantara di tempat biasanya di Rijswijk. Awalnya saya tidak ada rencana akan datang karena ya palingan isinya begitu – begitu saja. Jadi saya tidak meniatkan datang. Tapi saya ceritakan acara ini ke suami. Dia bilang ya datang saja mumpung masuknya gratis. Lalu beberapa hari kemudian, suami bilang bisa mengantarkan saya setelah dari tempat Mama mertua. Wah saya senang donk diantar (padahal ya biasanya pergi sendiri naik tram dan bus) dia dan anak – anak jelas ikut. Anak – anak selalu senang kalau diajak ke acara Indonesia karena mereka bisa jajan banyak hahaha Ibunya suka kalap beli segala macam.

Kali ini saya salah, ternyata makanan yang dijual menarik dan beda dari tahun – tahun sebelumnya. Ada pendatang baru makanan dari Aceh, Toraja, Gorontalo, Maluku, Banyuwangi, masih banyak lainnya. Stannya juga kece, ada yang mirip warung dan ada bakso dijual di gerobak (ini penjualnya di Harleem, bukan yang di Haagse Markt, Den Haag).

Wah saya tentu saja kalap beli. Bungkus banyak bawa pulang. Memang kalau di acara seperti ini, saya hampir tidak pernah makan di tempat karena tidak suka dengan suasana yang ramai. Dan karena saya sedang diet salah satunya tidak makan snack kering bertepung, jadi kali ini saya tidak membeli sama sekali kerupuk dan keripik.

Saya kalap membeli makanan berat. Dari jajanan Gorontalo (mirip kue lumpur tapi kecil – kecil. Enak sekali rasanya, manisnya pas aroma pandannya dapat), Kapurung, kuah kuning papeda, Mie ACEH, Sambel tuna Aceh, Rujak Natsepa, dan Pantollo Pamarassan (ikan yang dimasak dengan kluwek dan jantung pisang. Makanan tradisional dari Toraja). Ini pertama kalinya saya makan Kapurung dan Papeda. Ternyata selembut itu ya Papeda. Dan benar – benar membuat tahan lama kenyang. Enak!

Bersyukur tinggal di kampung dekat Den Haag, jadi kalau ada acara Indonesia seperti ini, gampang datangnya. Tapi lebih boros juga, karena kalap segala macam dibeli. Tidak apalah, setahun sekali *pembelaan :)))

BUKU DAN BELAJAR ILMU BARU

Saya membeli 2 buku baru yang berkaitan dengan psikologi khususnya memahami kerja otak dan perasaan. Saya memang sedang tertarik tentang ilmu otak, Neuroscience, dan Psikologi. Saat ini, saya sedang mengambil kursus tentang Neuroscience dan Neuromarketing.

Selain itu, saya sudah niatkan akan mempelajari lebih dalam tentang Supply Chain Management, salah satu bidang ilmu yang saya dapatkan waktu kuliah S2. Dulu dapatnya hanya sekadar lalu. Sekarang saya ingin serius lebih dalam belajar. Sebelum mengambil kelas sertifikasi, saya mau belajar dasar – dasarnya dulu lewat buku. Jadi saya pergi ke Perpustakaan pusat di Den Haag untuk meminjam beberapa buku. Tidak hanya 2 buku tentang Supply Chain yang saya pinjam, pun satu buku tentang psikologi. Wah bukunya bagus sekali, bahasanya mudah dipahami, dan penjelasannya tidak rumit.

Semoga tidak bosan ya membaca rangkuman kegiatan yang menurut saya menarik untuk didokumentasikan di blog ini. Cerita beberapa minggu yang dirapel.

Sampai ke rapelan cerita – cerita berikutnya!

  • 16 November 2025 –

Sepuluh Tahun Tinggal di Belanda

Bunga dari Suami

Akhir bulan Januari 2025, tepat 10 tahun saya tinggal di Belanda dan merasakan winter ke 11. Senang karena saya tinggal di sini bersama keluarga yang saya sayangi sepenuh hati : suami dan anak – anak. Keluarga suami juga baik dan perhatian. Mama mertua yang selalu memperlakukan saya dengan dengan penuh sayang. Punya beberapa teman Indonesia di Belanda yang baik sampai sekarang. Jumlah tidak banyak, tidak mengapa. Orang yang itu – itu saja yang penting saling mengisi dan memberikan kebaikan serta saling mengingatkan di depan jika salah satu dari kami sedang berada di luar jalur. Teman – teman yang membuat nyaman di hati. Pertemanan yang makin mengecil lingkarnya. Alhamdulillah. Tetangga sebelah rumah yang baiknya sudah rasa saudara. Lingkungan rumah yang menyenangkan, tinggal di desa yang juga sangat nyaman dan tenang. Punya rumah yang hangat Insya Allah dipenuhi dengan cinta dan kasih di dalamnya, sangat nyaman untuk kami berteduh dalam segala cuaca, dan tempat terbaik untuk tinggal.

Segalanya saya syukuri dengan peran yang pernah dan sedang saya jalani. Dari pernah bekerja, mempunyai usaha sendiri, sampai memutuskan menjadi Ibu Rumah Tangga yang penuh tinggal di rumah. Dari hanya berdua dengan suami, 5 kehamilan, dan 3 anak yang Alhamdulillah terlahir dan tumbuh sehat sampai sekarang. Banyak belajar hal baru dari menguatkan tekat belajar menyetir mobil sampai mendapatkan SIM, belajar baking di tempat yang professional, membuka usaha dan berdagang, mengambil banyak sertifikasi di luar bidang keilmuan, dan masih banyak lagi. Semuanya sangat bermanfaat untuk hidup saya di Belanda.

Menjalani tahun demi tahun dengan segala naik turunnya dengan ikhlas. Dijalani saja. Pahitnya tidak perlu diumbar terlalu detail di media sosial. Ditelan sendiri dan hanya suami yang tau semuanya. Kalaupun ingin bercerita, saya akan memilih mereka yang amanah. Berbagi di media sosial yang bikin bahagia saja. Tinggal di negara orang, berapapun lamanya, tentu saja rasanya tetap sebagai pendatang. Beda rasa, seperti tidak memiliki. Yang namanya negara, tidak ada yang sempurna. Sama dengan manusia.

Namun saya sudah merasa negara ini sebagai rumah. Tempat di mana saya bisa kembali pulang dan merasa nyaman, bahagia, dan tenang. Setiap langkah, saya jalani dengan perlahan. Hidup yang pelan. Tidak terburu waktu, tidak tergesa, dan tidak butuh membuktikan apapun. Saya bisa menjadi diri sendiri. Tidak harus memikirkan lagi dan terusik pendapat orang lain. Selama tidak merugikan siapapun, kepala saya tetap tegak melihat ke depan. Tidak perlu membandingkan diri sendiri dengan apapun dan siapapun. Yang terutama tetap saya, suami, dan anak – anak. Itu saja sudah lebih dari cukup.

Selama tinggal di Belanda, saya selalu bermusuhan dengan musim dingin. Setiap musim dingin, saya selalu jatuh sakit. Tapi tahun ke 10 ini, ajaibnya, saya segar bugar. Sama sekali tidak sakit. Mungkin karena saya rutin lari karena persiapan Half Marathon di Den Haag. Atau mungkin juga mental saya pada akhirnya sudah menerima, ya mau bagaimana lagi. Musim dingin akan selalu datang tiap tahunnya. Tinggal dijalani saja, tidak perlu terlalu dipikirkan. Tinggal di Belanda juga mengajarkan saya untuk tidak terlalu overthinking. Dijalani saja. Toh tiap manusia ada saja cobaannya. Dan pasti banyak juga masa bahagianya. Semua tidak ada yang abadi. Tinggal dijalani, banyak berdoa, dan berserah. Yakin bahwa langkah kaki saya di sini pun semua atas ijin Allah. Dia yang akan memberikan perlindungan dan kekuatan.

IJIN TINGGAL DI BELANDA

Bulan November 2024, saya mendapatkan surat dari kantor imigrasi Belanda kalau ijin tinggal saya akan segera berakhir masa aktifnya. Saya diminta untuk memperpanjang sebelum tanggal yang sudah disebutkan. Kalau tidak salah ingat, ini sudah ketiga kali saya memperpanjang ijin tinggal. Saya sudah mendapatkan ijin tinggal permanen sejak tahun ke 4. Jadi proses memperpanjang ini tidak perlu memasukkan dokumen – dokumen apapun. Tinggal memberikan konfirmasi ke pihak imigrasi (lewat online) beberapa informasi terkait.

Tepat akhir bulan Januari 2025, saya datang ke kantor imigrasi di Belanda untuk mengambil kartu ijin tinggal saya yang permanen yang sudah diperpanjang. Persis 10 tahun lalu, ditanggal yang sama, saya juga datang ke kantor imigrasi Belanda untuk mengambil kartu ijin tinggal sementara. Pas tanggal kedatangan saya di Belanda. Bedanya, sekarang kantor imigrasinya sudah pindah. Rok yang saya pakai 10 tahun lalu, saya pakai juga ke kantor imigrasi tahun ini. Roknya sih masih muat ya, badan saya saja yang melebar :))). Tulisan saya 10 tahun lalu, bisa dibaca di sini. Jadi bisa melihat muka saya 10 tahun lalu dibandingkan dengan foto di bawah ini.

MERAYAKAN 10 TAHUN DI BELANDA

Pagi itu langitnya cantik sekali. Saya menerima bunga dari suami dan sebuah hadiah. Dia bilang, untuk merayakan sepuluh tahun di Belanda. Malamnya kami makan bersama di sebuah restoran. Makan segala macam ada. Kami memang keluarga yang merayakan apapun. Bahkan tiap tahun pertambahan saya tinggal di sini, selalu dirayakan. Apalagi tahun istimewa ini, satu dekade. Saya sendiri tidak memasak, hanya membuat kue lumpur kentang karena tiba – tiba ingin makan.

Sepuluh tahun di Belanda, saya tidak punya ambisi apapun lagi. Tinggal menjalani hidup, menikmati tiap harinya dengan pelan dan sadar, sehat jasmani rohani, selalu bersyukur, berusaha menjadi orang yang bermanfaat dan memberikan banyak berkah, bisa menyeimbangkan peran antara diri sendiri, Ibu, dan seorang istri.

Itu saja, tidak ada yang hal yang muluk.

Yang penting hati tenang, nyaman, dan bahagia pun mengikuti.

Keluarga buat saya tetap yang utama.

  • 31 Oktober 2025 –

Cerita sembilan tahun di Belanda, bisa dibaca di sini.

CPC Loop Den Haag 2025 – Virgin Half Marathon

Virgin Half Marathon

CPC Loop Den Haag adalah acara lari tahunan yang diselenggarakan di Den Haag. Ada beberapa jarak dari 5km, 10k, sampai Half Marathon 21.1km. Itu untuk kategori dewasa. Untuk anak – anak, jaraknya berbeda lagi. Setiap tahun sejak pindah ke Belanda, saya hampir selalu mengikuti acara ini untuk lari jarak 10km. Cerita yang tahun 2015, bisa dibaca di sini. Bahkan saat saya hamil anak terakhir, usia kandungan hampir menginjak trimester tiga, saya ikut juga CPC Loop Den Haag untuk jarak 5km. Cerita lengkapnya ikut acara lari saat hamil besar, bisa dibaca di sini.

Nah, karena sudah bertahun – tahun saya rajin ikut yang kategori 10km, rasanya butuh tantangan baru. Beberapa kali mencoba menguatkan niat untuk naik ke jarak 21.1km alias Half Marathon, beberapa kali pula mengurungkan niat. Merasa kok jauh sekali hahaha. Rasanya kapan selesainya itu lari. Sementara saya kan larinya super lelet. Selama ini pun lari buat saya adalah hobi. Bukan hal yang ambisius harus cepat. Senyamannya saja.

Lalu akhir tahun 2023, saya mengumpulkan niat mendaftar half marathon untuk tahun 2024. Itu beberapa bulan setelah melahirkan. Ternyata belum direstui Allah, mungkin karena masih ada bayi. Disuruh fokus dulu dengan bayi, tidak usah pecicilan :))) Bulan Januari 2024, saya sakit parah sampai 2 minggu tergeletak dan tempat tidur jadi teman setia. Padahal half marathonnya bulan Maret. Setelah masa kritis terlewati, saya butuh waktu untuk penyembuhan sebulan. Walhasil ya selama 2 bulan tak ada latihan. Sebulan menjelang hari H, dengan kesadaran penuh, saya turunkan ke 10km saja. Selain alasan sakit, waktunya pun tidak sesuai dengan bayi kami tidur dan bangun. Jadi ya sudah, half marathon kapan – kapan saja. Cerita CPC Loop tahun 2024, saya tuliskan lengkap di sini. Enak ya punya blog, jadi dokumentasinya lengkap dan terperinci. Itulah kenapa saya tidak bisa berhenti ngeblog. Lebih jelas dokumentasinya.

Akhir tahun 2024, saya niat lagi untuk mendaftar half marathon untuk tahun 2025. Saya sudah berniat bulat, tahun 2025 harus jadi. Tahun yang akan banyak memperingati hari – hari yang bersejarah dalam hidup saya. Jadi saya bertekat kuat untuk latihan secara rutin. Setelah mendaftar sekitaran Oktober – November, saya mulai latihan yang terstruktur. Dari jarak, waktu, sampai intensitas pun terukur. Bahkan saat pagi beku pun saya tetap bangun, untuk latihan lari. Semua saya lewati dengan penuh sungguh – sungguh. Semua latihan ini saya dokumentasikan alias pamerkan di story Instagram apakabar.denald (dan saya taruh di highlight). Tapi sekarang sedang hiatus Instagram.

Niat saya bukan untuk mempercepat tempo lari per menit. Tujuan saya latihan teratur cuma dua : Bisa finish dalam waktu 3 jam dan tanpa cedera.

Bulan Februari, saya ikut race di dekat rumah, 10km. Kok ya pas banget cuacanya sedang dingin parah dan berangin hebat. Jadi lari sambil melawan badai angin. Saya pikir, ya sudah anggap saja latihan buat Half Marathon. Mendekati bulan Maret, saya semakin grogi. Latihan juga saya rasa cukup. Alhamdulillah musim dingin kali ini saya tidak jatuh sakit. Biasanya musim dingin tidak pernah terlewati tanpa sakit.

CPC Loop tahun ini, pas banget dengan Ramadan. Karena saya masih menyusui, jadi saya belum ikutan puasa. Seminggu sebelum hari H, dapat kiriman email dari panitia menginformasikan kalau hari H prakiraan cuaca akan terik. Jadi disarankan memakai pakaian setipis mungkin, minum yang banyak dan cukup terhidrasi. Cuaca yang terik nih membuat mental saya agak goyah. Saya bilang suami, terus apa tidak ya. Takutnya pingsan. Mulai nih bisikan – bisikan untuk turun saja ke 10km.

Tapi saya menguatkan hati untuk tetap maju tak gentar menjalankan ibadah Half Marathon. Bismillah.

Tepat tanggal 9 Maret 2025, jadi tanggal bersejarah dalam perjalanan saya di dunia lari. Half Marathon pertama akhirnya dijalani. Dengan mengucap banyak doa dan deg – degan tidak karuan, terlewati juga garis start. Saya menggunakan pakaian senyaman mungkin dan jilbab setipis mungkin. Saya mulai lari jam 11 siang, karena wave terakhir hahaha wave 3. Pas saya baru mulai lewat garis start, yang wave 1 elite runner sudah sampai finish :)))) padahal mulainya jam 10. Beneran uji mental. Suhu 17 derajat celcius. Bayangkan, biasa latihan disuhu 1 digit sekitaran 5 derajat bahkan 0 derajat, eh pas hari H, suhunya jadi 17 derajat. Mana larinya melawan sinar matahari. Ongkepnya Subhanallah bukan main.

Ya sudah, saya hanya bisa pasrah. Niat saya dari 2 akhirnya jadi 1. Sampai finish dengan sehat, happy, tanpa cedera. Saya sudah tidak memikirkan berapa lama lagi waktu sampainya. Senyampainya saja. Saya yakin pasti dtunggu panitia haha.

Sewaktu di km 4, ada peserta orang Belanda tiba – tiba memelankan lari dan jejer saya, bertanya, “kamu puasa Ramadan? kuat kamu lari cuaca terik begini?” Saya kaget sekaligus terharu ada yang bertanya tentang Ramadan. Saya bilang kalau tidak puasa karena masih memberikan ASI. Dia lalu bilang. “hebat! Sukses ya!!” lalu dia pamit lari lebih dulu.

Saat km 5, ada water station. Wah saya minum langsung banyak. Haus sekali. Panas dan ongkepnya luar biasa. Lalu saya melanjutkan lari. Nah setelah lewat km 6, ada mobil panitia menghentikan lari saya. Mereka bilang, waktu saya lewat dari skema yang mereka tetapkan. Jadi saya disuruh menyudahi lari dan ikut masuk ke mobil mereka. Wah saya kaget donk. Seumur – umur ikut race, baru kali ini disuruh stop lari. Lalu saya bilang, bisa tidak saya melanjutkan lari sampai finish, tapi lari di trotoar. nego ceritanya. Setelah berunding dengan sebelahnya, akhirnya dibolehkan. Saya tidak menoleh ke belakang karena saya pikir jadi peserta HM yang terakhir. Wah ketika menulis ini, saat ini, saya jadi merasakan lagi traumanya. Yang membekas dan membuat saya jadi punya kenangan yang tidak nyaman untuk diingat tentang HM pertama.

Lalu saya melanjutkan lari di trotoar. Sementara truk yang mengambil pembatas – pembatas di jalan raya, bersisian dengan saya lari. Jalan raya kembali dibuka. Jadi sepanjang km ke 7 sampai km ke 15 kalau tidak salah, saya lari di trotoar. Km ke 15 saya lari lagi di jalan raya karena rute steril untuk yang race 10km. Lumayan ya, karena jadi peserta lelet, ikut nebeng rute :))). Nah di titik ini, saya dengar kok banyak suara sirine. Saya pikir apa ambulan atau polisi. Dikemudian waktu saya baru tau kalau banyak peserta half marathin yang tidak sampai finish karena tumbang dan harus dibawa ke RS. Penyebab terbesarnya dehidrasi dan kepanasan parah.

Saat lewat rute pantai yang menanjaknya wassalam curam, saya akhirnya jalan kaki saja sambil foto – foto hahaha anggap istirahat sesaat. Lumayan, mumpung langit biru. Sekalian saya mengunyah energy bar. Lapar berat. Lalu saya lanjut lari lagi. Sewaktu dikm ke 18, saya telpon suami yang sudah menunggu di garis finish bersama anak – anak. bertanya apa saya selesai saja ya. Kok rasanya ga sampai – sampai ini. Mulai halusinasi. Kata suami terus saja karena peserta 5km juga baru saja lewat start. Sayang, kurang 3km lagi. Saya pikir iya, sayang kurang sedikit lagi. ya sudah saya lari sambil selang seling jalan kaki.

Yang paling menyenangkan dari event lari di kota besar dan taraf Internasional. sepanjang jalan pasti ada saja yang menyemangati. Dari berteriak, diberikan camilan, diputarkan musik, sampai dijejeri lari supaya tidak berhenti. Karena saya peserta yang ngotot sampai finish meski waktunya melset jauh, jadi saya pun mendapatkan ekstra penyemangat dari mereka. Terharu lah pokoknya. Diteriakkan nama saya.

Singkat cerita, akhirnya sampai finish juga, bersamaan dengan peserta jarak 5km hahaha. Jadi saya nyempil diantara mereka. Untung saja suami melihat saya, lalu dia berteriak. Saya sampai putar balik lagi untuk mencium anak – anak yang menunggu lama di garis finish. Anak ragil digendong papa di pundak. Saya sampai terharu ditunggu mereka.

Tentu saja setelah selesai Half Marathon, saya pamerkan di semua media sosial saya haha. Salah satu sahabat malah salah fokus dengan lipstick yang saya pakai, kok bisa tetap merah merona meski sudah lari lebih dari 21km. Lha ini juga penting, memilih lipstick yang tepat saat race. Jadi saat difoto tetap bagus :))))

Rasanya tuntas sudah perjuangan latihan selama ini saat saya diberikan medali. Meski catatan waktu meleset jauh dari yang saya rencanakan, bersyukur sekali sampai finish dengan sehat dan tanpa cedera. Meski kebahagiaan saya sempat ternoda karena adegan diciduk panitia :))) tetap rasa syukur tak henti saya ucapkan.

Suami dan anak – anak menyambut saya di pintu keluar dengan bunga. Mereka satu persatu memeluk saya dan mengucapkan selamat karena sudah menyelesaikan Half Marathon yang pertama. Medali Half Marathon ini juga buat mereka, yang selalu saya tinggal saat akhir pekan untuk latihan lari jarak jauh. Mereka di rumah yang merelakan waktu agar saya bisa lari. Saya yang seringnya sudah pergi lari saat mereka belum bangun tidur. Half Marathon yang pertama ini sangat berarti bukan untuk saya sendiri sebagai ajang pembuktian kalau saya bisa, juga buat anak – anak dan suami yang tak pernah putus mendukung dan memberikan semangat pada saya dari sebelum mendaftar, proses latihan selama 6 bulan an, sampai menunggu di garis finish.

Saya betul terharu menahan tangis. Tuntas sudah yang saya jalani selama ini. Latihan disiplin, tetap lari meskipun musim dingin, mengalahkan rasa malas, dan tetap maju sampai titik maksimal kesanggupan. Alhamdulillah saya sanggup sampai garis akhir.

Half Marathon inipun punya arti yang spesial karena :

  • Marayakan 10 tahun tinggal di Belanda dengan segala warna warninya.
  • Merayakan 10 tahun status saya sebagai lulusan S2.
  • Merayakan ulangtahun angka kembar dibulan yang sama Half Marathon.
  • Merayakan 10 tahun sejak pertama ikut CPC Loop Den Haag.
  • Merayakan 10 tahun rutin berlari selama di Belanda.
  • Merayakan diri sendiri yang tak pernah menyerah dan gigih memperjuangkan apapun yang sudah dijalani. Menyelesaikan dengan baik apapun yang sudah dimulai.
  • Merayakan status sebagai Ibu 3 anak dengan 5 kali kehamilan.
  • Merayakan tuntas menyusui sampai ketiga anak yang sampai saat ini dan semoga seterusnya tumbuh sehat, aktif, pintar, kreatif, dan semoga bahagia.
  • Merayakan segala kemenangan dari yang kecil sampai yang besar dan berkah yang sudah didapat selama ini
  • Merayakan 11 tahun pernikahan dan 12 tahun saling mengenal dengan suami.

Half marathon ini sebagai pembuktian meski sampai finish dengan waktu 3 jam 25 menit, Alhamdulillah saya tidak menyerah. Meski ada opsi untuk naik tram saja kembali ke tempat acara (ya km ke 18 sudah sempat memikirkan opsi ini hahhaa) tapi saya masih diberikan kewarasan pikiran untuk lanjut sampai selesai. Banyak peserta yang tidak bisa menyelesaikan sampai finish, saya diberikan kekuatan, kesehatan, sampai menyelesaikan apa yang sudah saya impikan. Yang penting sudah mencoba dan tau rasanya.

Sampai ke rumah, langsung menyantap soto ayam :))).

Buat saya, half marathon pertama ini bukanlah sekedar sebuah medali. Tapi kegigihan, perayaan, dan penghargaan terhadap diri sendiri dan keluarga yang selalu mendukung langkah saya. Dan tak lupa, tentang semangat dan pantang menyerah.

Setelah ini Half Marathon lagi atau Marathon?

Enggak dulu. Saya masih belum sanggup meninggalkan anak – anak dalam waktu lama untuk latihan. Nanti saja kalau mereka sudah lulus SD, mungkin akan memikirkan. Setelah ini, ganti cabang olahraga jalan cepat saja :)))

Tapi, never say never kan ya. Siapa tau tahun depan ikutan HM lagi.

Sekian cerita kali ini. Terima kasih sudah membaca sampai akhir.

  • 25 Oktober 2025-

Kunjungan Dari Copenhagen, Cerita Baking, Race 10km, dan Membaca 34 Buku

Sourdough Roti Manis

Kembali ke cerita kompilasi gado – gado alias semua cerita yang bukan hanya akhir pekan, juga cerita sehari – hari dalam 3 minggu terakhir, saya jadikan satu unggahan.

  • KUNJUNGAN DARI COPENHAGEN

Setelah gagal bertemu Rani saat kami ke Copenhagen bulan Agustus lalu (awalnya mau ke Copenhagen hari Sabtu, dia lagi ikutan lomba lari. Dan kami juga tidak jadi ke Copenhagen. Saat hari minggu, Rani lagi panjat tebing ke Swedia. Selipan terus), akhirnya ketemu Rani malah di Belanda. Berunding ke sana sini enaknya di mana tempat untuk ketemuan, akhirnya saya udang dia ke rumah. Saya pikir lebih nyaman juga buat ngobrol dan saya tidak harus ke mana – mana membawa anak kicik. Saya masakkan Rani menu yang cocok untuk musim gugur. Bakso, mie ayam, dan segala gorengan. Orang Indonesia sih kurang komplit kalau ngobrol tanpa gorengan haha. Selain itu saya membuat tiramisu dan kue lumpur. Semua yang saya hidangkan buat Rani, saya masak semua sendiri. Demi menjamu tamu dari negara maju :)))

Kocaknya, salah satu oleh – oleh yang Rani bawa, sama persis dengan yang Kiki (tinggal di Denmark juga) berikan ke saya waktu kami ketemuan di Ribe. Jadilah saya sekarang punya koleksi coklat lempengan buat makan roti :))) (itu foto terakhir).

Ngobrol panjang lebar dengan Rani. Dari susahnya hidup sebagai pendatang, segala tes yang harus dilalui, sukanya juga hidup di negara masing – masing, sampai ke satu fakta bahwa Rani ini ternyata tau saya pertama kali dari membaca blog ini. Setelahnya kami saling berkoneksi di twitter lalu setahun belakang di Instagram. Wah saya jadi terharu. Rani membaca blog saya pertama kali tahun 2019 sebelum dia pindah ke Belanda. Semacam jumpa pembaca blog ini. Senang ngobrol banyak dengan Rani.

  • CERITA BAKING

Saya mulai rajin baking lagi nih. Setelah mati suri beberapa bulan ini. Lumayan mengisi waktu ya. Kan sedang rehat dari media sosial. Jadi banyak waktu luang sekarang. Bukan hanya baking roti yang menggunakan ragi alami, juga saya membuat kudapan manis. Roti yang saya buat juga bukan hanya yang berasa manis, juga roti keras untuk suami. Dia senang sekali saya kembali sibuk baking. Rumah kembali wangi roti dan butter. Pewangi alami.

  • KE RUMAH YAYANG

Suatu pagi saya menerima pesan dari Yayang. Dia sekeluarga Agustus lalu baru mudik. Dia ingin memberikan saya oleh – oleh. Jadi dia ingin ketemuan. Saya usulkan untuk ketemu di rumahnya saja saat dia sedang libur kerja. Memang jarak rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah saya. Hanya terpaut 10km sekali jalan. Dia bilang, ok. Akhirnya janjian hari Jumat. Saya ke rumahnya dengan naik sepeda. Ini pertama kalinya. Biasanya naik metro. Itupun sudah lama sekali.

Lumayan juga ya PP 22km (karena ada jalan yang ditutup, jadi harus memutar). Hujan agak rintik. Untung saya ada hiburan, anak ragil di boncengan nyanyi tiada henti. Jadi terasa tidak membosankan. Saya membawakan Yayang Banana Cake andalan. Lalu di sana saya bisa mencicipi segala keripik – keripik yang dibawa Yayang dari mudik. Lalu kami makan siang dengan mie ayam dan bakso.

Saya senang bisa ngobrol banyak dan bertukar kabar terkini dengan Yayang. Pulangnya saya dibungkuskan makanan.

  • RACE 10KM

Di kota sebelah, tiap bulan Oktober selalu ada event lari Half Marathon dan jarak – jarak lainnya. Tentu saja saya ikut yang 10km saja. Tahun lalu saya juga ikutan. Awalnya saya ingin ikut yang Half Marathon. Tapi setelah saya pikir – pikir lagi, kok males latihannya. Akhirnya saya mendaftar yang 10km saja. Kebetulan, anak – anak juga ikutan, termasuk anak ragil yang masih umur 2 tahun. Mereka tentu saja ikut yang jarak paling pendek, 600 meter. Eh kok 2 hari mendekati hari H, saya ambruk sakit. Akhirnya, suami yang menggantikan. Sayang daripada nomernya tidak terpakai. Ini dijoki suami sendiri hahaha. Dihasilnya, 10km selesai dalam waktu 1 jam. Sejarah dalam hidup,nama saya bisa selesai 1 jam 10 km :)))

Tahun lalu ada 3 medali, tahun ini menjadi 4 medali karena anak ragil ikutan. Di foto cuma ada 3 karena satunya entah ada di mana. Medali tahun ini bagus karena dari kayu. Unik desainnya. Saya senang sekali anak – anak juga suka dengan lari tanpa kami paksa. Mereka ikut dengan sendirinya. Mereka juga suka dengan olahraga lainnya.

  • MEMBACA 34 BUKU

Salah satu yang saya syukuri dari rehat media sosial adalah bisa membaca buku dengan fokus dan tanpa terdistraksi apapun. Lumayan saya jadi bisa menyelesaikan banyak buku yang isinya berat yang sudah saya beli tahun lalu tapi belum sempat saya baca. Dan akhir bulan September lalu, saya sudah melampaui target 30 buku. Sudah 34 buku terbaca (1 buku tidak ada di goodreads). Kalau sesuai rencana, kemungkinan sampai akhir tahun bisa 40 buku. Saat ini saya sedang membaca 3 buku pararel haha. Saya kalau membaca buku memang suka pararel.

  • LARI DAN JALAN KAKI

Olahraga seperti biasa tetap lari dan angkat beban di rumah. Sejak September, saya jadi senang untuk mencoba menekuni jalan kaki. Ternyata menyenangkan juga. Selama jalan kaki, bisa dengan tenang melihat sekitaran yang saya lewati. Menikmati pemandangan dan mendengarkan suara lebih khusyuk. Sekarang ke manapun, kalau memungkinkan, saya lebih memilih jalan kaki dibandingkan naik sepeda. Misalkan kemaren ke dokter gigi, biasanya saya naik sepeda. Tapi karena saya ada waktu sendiri (anak kicik sedang sekolah) dan cuaca tidak hujan, jadi saya jalan kaki saja ke sana. Lumayan PP bisa 7km.

Saya berencana, tahun depan akan mengurangi ikutan race lari dan beralih ikut event jalan kaki.

  • LANGIT CANTIK

Meskipun akhir – akhir ini warna langit sehari – hari adalah abu – abu, saya beruntung 2 pagi yang berbeda masih bisa melihat semburat warna yang cantik di langit. Dua foto di bawah ini saya lihat dari loteng yang paling atas, pada 2 pagi yang berbeda. Anak – anak saya sudah hafal, kalau langitnya nampak cantik, mereka pasti teriak antusias memanggil saya dan memberitahu lalu meminta saya untuk memfoto langitnya.

Hal – hal yang simple tapi bermakna seperti ini yang jadi penghiburan saya dimusim yang mulai gelap dan hujan terus setiap hari. Alhamdulillah masih diberikan kesempatan melihat langit yang cantik dan hati jadi gembira.

  • DAUN BERUBAH WARNA

Daun sudah mulai berubah warna, banyak yang sudah rontok malahan. Senang kalau melihat warna daun musim gugur. Yang tidak suka adalah melihat langit yang warnanya abu – abu. Ya langit belanda pada umumnya. Saya nikmati saja. Ya bagaimana lagi. Saya syukuri tiap harinya.

Sudah terlhat juga mulai banyak labu di mana – mana.

  • MASAK MEMASAK

Suatu hari, tiba – tiba ingin masak garang asem. Mumpung berlimpah tomat hijau hasil panen yang pernah saya unggah di sini ceritanya. Plus ada banyak belimbing wuluh di freezer. Wah, serumah makannya nambah – nambah. Anak – anak dan suami senang sekali dengan garang asem. Seger dan hangat di badan. Cocok untuk musim saat ini.

  • CERITA RANDOM LAINNYA

Saya kemaren ke dokter gigi. Kunjungan dadakan karena ada sakit di mulut. Setelah minggu lalu ke dokter umum belum membaik, Beliau bilang untuk periksa ke dokter gigi saja.

Karena sampai di komplek klinik terlalu cepat, jadi saya mampir saja ke toko India yang letaknya persis di depan klinik. Setelah memilih beberapa barang untuk dibeli, mata saya tiba – tiba melihat klenthang. Wah mata saya langsung berbinar. Terbayang segarnya sayur asem klenthang, makan dengan tempe goreng, dan sambel terasi belimbing wuluh. Tanpa pikir panjang, saya membeli 3 batang. Klenthang ini buahnya daun kelor. Sayur asem klenthang makanan orang Madura dan khas daerah Jawa Timur wilayah tapal kuda. Biasanya saya membeli Klenthang di pasar di Den Haag. Hanya satu stan yang berjualan, juga punya orang India.

Setelah membayar semua belanjaan, saya ke klinik. Si klenthang ini, karena memang panjang, jadi nongol di tas yang saya bawa. Saat diletakkan di kursi, terlihat mencuat sedikit. Seperti di foto kanan. Setelah diperiksa, dokter gigi tiba – tiba kaget melihat tas saya. Dia tanya apa itu yang mencuat. Dia pikir apa ular hahaha saya menahan tertawa. Saya bilang kalau itu sayur namanya Klenthang. Saya keluarkan dari tas dan memperlihatkan dari dekat. Lalu saya jelaskan juga kalau sayur ini biasanya dibuat sup asem. Dia yang belum pernah melihat klenthang sebelumnya, takjub :)))

Lumayan ya jadi duta makanan Indonesia. Memperkenalkan Klenthang :)))

Cerita penutup unggahan kali ini adalah kami ke Ikea. Setelah membeli beberapa barang yang kami butuhkan, seperti biasa pasti kami makan di restoran. Saat duduk, bangku belakang kami masih kosong. Tidak berapa lama terdengar ada beberapa orang yang sudah menempati. Lalu terdengar suara satu orang yang sedang melakukan video call. Suaranya lumayan kencang dan saya jadi tau, dari negara mana mereka (dari bahasanya tentu saja).

Setelah video call selesai, suara di belakang jadi anteng lagi. Tidak berapa lama, saya mendengar ada suara nyanyian dari telefon salah satu dari mereka. Otomatis saya menoleh. Suaranya itu keras sekali. Ternyata mereka sedang entah menonton film atau menonton konser musik dari telefon genggam karena mata dari 2 orang ini menatap layar telefon.

Saya dan suami jadi tertawa. Saya merasa sedang makan di warung yang ada suara musik dengan genre yang bisa menggoyangkan badan hahaha. Anak saya protes kenapa suara dari telefon mereka keras sekali. Saya bilang, biar nanti ditegur petugas Ikea. Sampai kami selesai makan, mereka masih khusyuk melihat lagu yang diputar di telefon genggam. Dan tetap dengan suara kencang. Dan tidak ada satu pegawai Ikea yang datang menegur.

Entah kenapa, saya kalau bertemu orang – orang dari negara ini, ada saja cerita uniknya. Angap saja ini kebetulan.

Warna – warni akhir pekan.

Selesai sudah rekapan cerita yang lumayan menarik untuk saya tulis di blog. Semoga bisa menghibur untuk yang membaca ya. Meskipun ngeblog sudah tidak populer lagi sekarang, tapi saya tetap akan ngeblog dan menuliskan hal – hal yang simpel seperti ini. Ada kenang – kenangan kalau dibaca lagi.

Sehat – sehat semuanya.

  • 14 Oktober 2025 –

Apakah Saya Bahagia?

Sunrise

Seperti biasa, kegiatan hari senin saya setelah mengantarkan anak – anak ke sekolah adalah olahraga. Kali ini saya lari dengan target 8km. Awalnya ingin jalan kaki saja, tapi akhir pekan ada race 10km jadi mau tidak mau harus latihan. Pagi hari semakin menggelap. Jam 7 pagi masih gulita. Jika beruntung, bisa melihat semburat merah matahari di langit.

Pagi ini kabut muncul. Untungnya matahari muncul. Jadi pemandangan sepanjang lari, meskipun dingin dengan suhu 10 derajat celcius, sangat indah karena kabut tertimpa cahaya matahari. Saya berlari pelan seperti biasa. Sempat berhenti beberapa detik, 2 kali untuk memfoto pemandangan. Target tercapai, 8km berlari terlampaui dengan baik tanpa keluhan kaki sakit atau nafas tersengal – sengal.

Saya masih meneruskan kebiasaan minum jus beet. Rasanya enak, jadi saya doyan. Lumayanlah kalau nanti ternyata bonus kulit tampak cemerlang bagus.

Akhir pekan lalu, ada seorang teman dari Denmark berkunjung ke rumah. Baru kali ini kami bertemu setelah kenal lama dari twitter dan IG. Diantara banyak obrolan seru yang tak putus kami bahas, dia tiba – tiba bertanya, “Mbak Deny apakah bahagia?”

Saya termenung sebentar untuk menjawab. Bahagia itu untuk saya pribadi, variabelnya tidak terukur. Seperti sesuatu yang tidak pasti karena memang banyak faktornya. Pun, bahagia itu sebuah rasa. Apa yang kita rasakan. Setelah berpikir beberapa saat, saya menjawab, “Sejauh ini dan untuk saat ini, aku bahagia. Semoga sampai kapanpun bahagia”

Sebenarnya berharap untuk selalu bahagia itu terlalu muluk ya. Namanya hidup, keadaan kadang ada di atas, kadang di bawah agak ndelosor. Kadang bisa jadi sedih, kadang bisa marah. Tapi kan, apa yang kita ucapkan dan batinkan itu adalah bagian dari doa. Jadi ya harapan saya, bahagia selamanya. Merasakan sedih pun tidak ada salahnya. Justru karena rasa sedih, saat datang keadaan bahagia, kita bisa sangat menghargainya.

Kebahagiaan sebenarnya bukan tujuan utama hidup yang selalu saya kejar. Buat saya, yang terpenting adalah selalu bersyukur. Jika selalu bersyukur, Insya Allah rasanya bahagia.

Yang saya rasakan saat ini memang bahagia. Hati saya tenang, tidak kemrusung, Insya Allah selalu penuh dengan rasa syukur, sudah berkurang overthinking dan tidak cemas berlebihan, menjalani hidup dan aktitas sehari – hari dengan pelan dan sadar, menikmati waktu dan hadir penuh setiap saat. Meskipun mungkin nampak monoton, aktifitas yang itu – itu saja sangat saya nikmati. Semua membuat saya merasa cukup dan tenang.

Untuk variabel yang bisa diukur, tentang keadaan keluarga. Saya sehat. Anak – anak dan suami sehat, kami dicukupkan rejeki untuk kehidupan sehari – hari, kami punya rumah untuk tinggal, saya punya waktu untuk diri sendiri, saya dan suami saling bekerjasama mengurus rumah dan membersamai anak – anak.

Meskipun dengan huru haranya, Alhamdulillah saya dengan suami sampai saat ini hidup rukun dan selalu saling mencintai. Anak – anakpun sayang dengan kami begitu juga sebaliknya. Saya bisa beribadah dengan tenang dan nyaman. Saya punya teman – teman yang baik (karena yang tidak baik sudah saya hempaskan). Saya dikelilingi dan merasa dicintai oleh keluarga, sahabat, dan teman – teman yang menerima saya sebagai seorang Deny.

Menjalani hidup dengan tenang.

Menjalani hidup penuh rasa syukur.

Konsep bahagia saya cukup sederhana. Merasa cukup dan melihat diri sendiri. Tidak punya keinginan dan ambisi yang berlebihan. Tidak membandingkan dengan hidup orang lain. Hidup itu kan memang sawang sinawang kalau kata orang Jawa. Kalau selalu nyawang -melihat- kehidupan orang lain, memang tidak akan ada habisnya. Selalu ada yang kurang dan merasa kurang. Padahal ya sebenarnya baik – baik saja. Hanya saja, karena orang lain memperlihatkan versi bahagianya, kita merasa hidup kita kurang. Lalu lupa bersyukur dan jadi tidak bahagia. Kunci tidak bahagia sebenarnya simple : membandingkan kehidupan kita dengan orang lain (terutama yang kondisinya dirasa di atas kita). Dijamin, ada saja kurangnya dari hidup kita.

Saya tidak mau jadi manusia yang kurang bersyukur. Jadi, saya latih hati dan pikiran aya untuk merasa cukup. Tak terkecuali tentang materi. Asal hal – hal dasar sudah terpenuhi dengan baik, itu sudah cukup. Jika diberikan rejeki lebih, ya ditabung. Sedekah dan zakat memang harus diusahakan ya, bukan menunggu rejeki yang lebih. Untuk keinginan materi lainnya misalkan barang – barang bermerek, saya memang tidak terlalu suka. Jadi Alhamdulillah saya sangat cukup dengan apa yang sudah ada saat ini. Merawat dengan sebaiknya apa yang di depan mata.

Tidak ada keinginan muluk lainnya. Hidup mengalir dan berjalan seperti semestinya. Mengusahakan apa yang bisa diusahakan. Melepaskan apa yang sudah tidak bisa dipegang lagi. Saya tidak mau ngoyo. Saya ingin menikmati hidup dengan tenang dan bahagia.

Kunci bahagia cuma satu, rasa syukur yang penuh.

Jadi jika ada yang bertanya apakah saya bahagia? Alhamdulillah, saya bahagia dengan penuh rasa syukur.

  • 29 September 2025-