Sinterklaas, Halloween, dan Sambal Terasi Strawberry

NASI KUNING ULANG TAHUN

Beberapa cerita yang terjadi tiga minggu kebelakang, yang sayang jika tidak didokumentasikan di blog ini. Lumayan panjang ya dengan foto – foto yang banyak juga tentunya. Siapkan camilan sambil membaca :)))

SINTERKLAAS

Sepertinya baru beberapa waktu lalu Sinterklaas mampir ke Belanda, lho kok sekarang datang lagi. Artinya waktu benar – benar cepat berputar. Tanggal 15 November 2025, ceritanya Sinterklaas datang ke Belanda dari Spanyol mampir Texel, sebuah pulau di Belanda. Penyambutan kedatangan Sinterklaas dinamakan Sinterklaas Intocht. Tanggalnya berbeda – beda tiap wilayah, tapi dimulainya biasanya sabtu minggu kedua bulan November. Ada yang hari minggunya, bahkan ada yang minggu depannya.

Acara kedatangan Sinterklaas ke Belanda, yang paling ditunggu seluruh anak di Belanda, termasuk anak – anak kami. Mereka masih bersemangat menaruh sepatu di depan pintu, yang dalamnya dikasih gambar mereka dan daftar kado yang diminta dari Sinterklaas. Karena anak bungsu belum bisa nulis dan gambar, sepatunya dikasih wortel. Dia sih seru aja ikutan 2 kakaknya heboh nyiapin ini itu.

Malamnya, kami ambil isi dalam sepatu diganti coklat. Besok paginya, mereka terkejut dan senang karena tadi malam Sinterklaas sudah datang ke rumah dan mengambil daftar mereka lalu diganti dengan coklat.

Lalu kami mulailah melihat daftar kado apa saja yang diminta dan memilah mana yang memang bisa kami berikan sesuai umurnya. Nanti kami berikan saat Pakjesavond tanggal 5 Desember. Ini ceritanya malam Sinterklaas bagi – bagi kado ke tiap rumah. Pura – puranya kami taruh kado dalam tas yang besar depan pintu. Nanti ada yang gedor pintu dan mereka yang buka. Trus pas dibuka tidak ada orang depan pintu. Artinya Sinterklaas sudah pergi. Ya mereka masih percaya ini. Tahun depan sepertinya anak mbarep sudah mulai tidak percaya lagi. Selama mereka masih percaya, kami nikmati saja masa – masa ini.

Keesokan harinya, di kampung kami ada Sinterklaas Intocht. Wah ini seru sih, saya juga senang. Seperti pawai dengan musik sepanjang jalan lalu ada podium juga. Seluruh kampung ikut bergembira ria. Dari anak – anak sampai orangtua. Gerimis tidak menghentikan keseruannya. Lalu acara ini ditutup dengan foto bersama Sinterklaas. Anak – anak kami juga ikutan antri foto. Mereka antusias sekali.

Sampai tahun depan lagi Sinterklaas Intocht. Sekarang waktunya membelikan beberapa kado untuk Pakjesavond.

Foto yang paling bawah, gambar anak tengah. Saya suka sekali kalau dia sudah mulai menggambar. Hasilnya bagus dan detail.

HALLOWEEN

Baru tahun ini, di kampung sini ada perayaan Halloween. Tahun – tahun sebelumnya tidak ada. Jadi di pusat pertokoan, mengadakan perayaan Halloween. Jauh hari saya sudah antusias menyiapkan kostum untuk anak – anak bahkan membeli wadah khusus untuk menaruh permen. Kok ndilalahnya, di dalam 2 wadah ini, berisi permen lollipop yang banyak sekali. Jadi saya sekalian bisa bagi ke anak – anak yang lain juga.

Acara ini dimulai jam 3 sore, pas banget anak – anak sudah pulang sekolah. Target sasarannya memang anak – anak kan, jadi yang datang ya penuh dengan mereka sekampung kicik ini. Seru sekali. Banyak karakter – karakter yang menakutkan bahkan ada paradenya, ada booth foto gratisan, dan melukis wajah juga gratisan. Tentu saja kami manfaatkan gratisan ini semaksimal mungkin hahaha. Ingat ini Belanda, apa – apa mahal.

Anak – anak kami memang kalau di rumah tidak pernah makan permen karena kami tidak pernah sediakan. Jadi ini kesempatan mereka untuk mendapatkan permen sebanyak – banyaknya. Mereka bergerilya dari satu toko ke toko yang lain untuk mendapatkan permen. Lumayan banyak toko yang memberikan. Bahkan ada satu toko sayur, memberikan manisan mangga haha. Setelah acara selesai jam 6 malam, kami kembali ke rumah dan anak – anak mulai menghitung berapa permen yang mereka dapatkan. Wah lumayan banyak. Akhirnya kami dan anak – anak membuat kesepakatan, mereka boleh makan satu permen per hari kalau hari sekolah. Sedangkan kalau akhir pekan, boleh makan 2 permen per hari. Saya menyuruh untuk taruh di kamar masing – masing. Sekaligus mengetes kejujuran, apakah patuh pada perjanjian atau diam – diam mengambil. Ternyata mereka patuh pada perjanjian. Salut!

Mereka sudah tidak sabar acara Halloween lagi tahun depan. Tidak sabar berburu permen lagi.

NASI KUNING ULANG TAHUN

Sudah lama saya tidak membuat nasi kuning lengkap. BIasanya kalau ada perayaan ulang tahun atau acara khusus di rumah, saya selalu membuat tumpengan nasi kuning. Sewaktu ulang tahun pernikahan kami yang ke 11, pulang liburan musim panas pun saya malas membuat. Jadi karena ada salah satu yang di rumah sedang berulang tahun, saya jadi semangat membuat nasi kuning meski tidak dibentuk tumpeng. Wah nasi kuning saya kali ini pulen, wangi, dan enak sekali. Saya makan sambil terharu. Tanpa perlu metode aron kukus dan tidak dicampur beras ketan. Bermodalkan rice cooker saja. Memang faktor rice cookernya yang bagus sih *sombong dikit tapi memang rice cooker ini bikin nasi jadi enak.

Nasi kuning yang saya buat, lauknya : Sate ayam bumbu kacang, mie goreng, perkedel, sambel goreng kentang pete, orek tempe, sambe ijo bawang, urap sayur, dan telor dadar. Beberapa lauknya saya masak hari sebelumnya. Jadi waktu hari H ulang tahun, saya tinggal menggoreng perkedel, rebus sayuran, goreng telur, dan memanggang sate. Oh iya, masak nasi juga. Anak – anak dan suami suka semua, sembari makan mereka memuji berulang. Saya tentu saja semakin terharu karena disanjung.

Saya juga membuat Tiramisu dengan bentuk seperti taart. Yang berulang tahun memang mintanya dibuatkan Tiramisu. Kalau Tiramisu gampang dan sat set membuatnya. Dan seperti biasa, serumah doyan dan langsung ludes.

Malamnya kami ke sebuah restoran pancake dekat rumah. Inipun permintaan yang berulangtahun. Anak – anak dan suami pesen pancake yang manis. Saya pesan pancake dengan topping asin. Ini jatuhnya seperti Omelette. Rasanya enak dan cocok dengan lidah saya. Cuma karena porsinya besar sekali, saya hanya sanggup menghabiskan setengahnya,lebihannya saya minta dibungkus untuk dibawa pulang. Keesokan harinya, saya sampai butuh 2 waktu makan untuk menghabiskan karena tidak sanggup kalau sekaligus. Sampai heran kok orang – orang Belanda nih bisa habis sekali makan ya. Memang beda penampungan dalam perut haha.

Setiap ada yang berulang tahun atau hari – hari khusus, saya selalu usahakan untuk bersedekah di Indonesia dengan memesan nasi kotak ke Mbak Tami (foto ke 4) dan dibagikan saat hari jumat. Ya, Jumat berkah. Jadi perayaan yang kami lakukan di Belanda, semoga bisa menjadikan berkah buat banyak orang juga.

LIBURAN SEKOLAH

Liburan sekolah musim gugur, di sekolah anak – anak sepanjang 10 hari. Kami tidak ada rencana liburan ke luar Belanda, jadi kami manfaatkan ke museum Corpus dan ke Lego World yang ada di Utrecht.

Untuk Lego World, kami sudah pernah datang tahun lalu. Acara lego ini, selalu ada saat libur musim gugur di Belanda. Tahun ini datang lagi ya karena anak – anak suka sekali dengan Lego. Tahun ini layout nya beda dan ada banyak bagian yang dikurangi dibandingkan tahun lalu. Kami sampai ke tempat acara jam 10 pagi, selesai jam 5 sore. Wah anak – anak senang sekali di sini. Mungkin tahun depan kami akan ke sini lagi jika tidak ada rencana berlibur ke luar Belanda.

Selain ke Lego World, yang sangat menyenangkan kami lakukan saat liburan lalu adalah ke Corpus Museum yang ada di Leiden. Wah ini museum yang seru sekali karena belajar anatomi tubuh manusia dengan langsung masuk ke dalam replika tubuh itu sendiri. Setiap bagian akan diterangkan beserta fungsinya. Bukan hanya penjelasan dari suara yang ada di earphone, juga atraktif kita sebagai pengunjung bisa merasakan aroma, detak jantung, dari video 3D melihat sperma yang meluncur ke sel telur saat dibuahi, sampai ke fungsi otak. Bagus sekali. Anak – anak suka, saya gembira sekali karena saya memang suka tentang biologi. Setelah dari bagian tubuhnya, pas turun, setiap lantainya ada ruang atraktif juga. Permainan dan keterangan yang lengkap ditulis besar di tembok tentang fungsi – fungsi yang berkaitan dengan tubuh manusia. Asli keluar dari museum ini dengan perasaan yang senang dan penuh karena mendapatkan banyak sekali ilmu.

Yang di Belanda dan belum pernah ke Corpus Museum, silahkan datang ke sini bersama anak – anak atau sendiri juga ok. Saya sarankan untuk tidak membawa anak kurang dari umur 2 tahun karena pas di dalam tubuh replika, itu gelap dan kalau ada lampunya agak tidak kondusif untuk anak kecil. Pun di dalam tidak boleh membawa Stroller.

SAMBEL TERASI STRAWBERRY, TUMIS DAUN BEET, DAN BAKING

Sudah beberapa bulan ini saya rajin meminum jus beet yang dicampur dengan batang seledri yang besar, jahe, lemon, dan mentimun. Segar sekali rasanya. Konon beet bagus untuk kulit. Satu waktu, saya membeli beet yang daun dan batangnya masih dalam keadaan bagus. Saya pernah membaca kalau daun dan batangnya enak kalau ditumis atau dibuat kuah dengan santan. Saya belum pernah makan daun dan batang beet.

Lalu saya osenglah. Ternyata enak sekali. Tidak ada rasa yang spesial dan khas, tapi daun dan batangnya krenyes – krenyes (karena saya menumis tidak lama). Wah jadi bisa memanfaatkan seluruh bagian beet, tidak terbuang percuma. Setelahnya, saya sudah beberapa kali menumis daun dan batang beet ini. Ketagihan ceritanya.

Nah, tentang sambal terasi strawberry ini pun karena iseng dan penasaran. Beberapa waktu lalu, sahabat saya memberikan infomasi kalau di Instagram sedang ngetren nyambel trasi menggunakan strawberry. Dia menyuruh saya untuk mencoba. Saat mendengarnya, wah saya tidak tertarik. Kok ya aneh – aneh saja.

Sampai suatu siang, saat saya menyambel trasi, ternyata tidak ada tomat merah di kulkas. Adanya tomat hijau di dalam freezer. Lalu saya melihat Strawberry. Mendadak jadi pengen mencoba membuktikan informasi dari sahabat saya kalau sambal ini enak. Saya ambil beberapa tomat hijau di freezer, siram dengan air mengalir supaya cepat lunak, lalu saya bejek di sambel trasi yang saya buat. Terakhir saya tambahkan Strawberry 4 buah sedang. Jadi ini sambel mentah ya. Setelah saya incipi, wah enak!! Ternyata tidak sehoror yang saya bayangkan. Rasanya manis dan aroma sambal jadi Strawberry. Unik dan enak. Silahkan dicoba siapa tau cocok :))))

Lalu baking, ya sebenarnya tidak ada hal baru. Saya masih suka berkreasi dengan roti Sourdough adonan manis. Kadang saya isi dengan isian asam, gurih, sampai campuran asam gurih :))) Seperti roti yang ada di foto bawah ini. Adonan rotinya saya pipihkan melebar lalu saya beri olesan pasta coklat dan pasta kacang. Ya semacam martabak coklat kacang ya hahaha. Anak – anak sih suka ya. Mereka lahap makannya.

PASAR RAYA INDONESIA

Akhir Oktober ada acara Pasar Raya Nusantara di tempat biasanya di Rijswijk. Awalnya saya tidak ada rencana akan datang karena ya palingan isinya begitu – begitu saja. Jadi saya tidak meniatkan datang. Tapi saya ceritakan acara ini ke suami. Dia bilang ya datang saja mumpung masuknya gratis. Lalu beberapa hari kemudian, suami bilang bisa mengantarkan saya setelah dari tempat Mama mertua. Wah saya senang donk diantar (padahal ya biasanya pergi sendiri naik tram dan bus) dia dan anak – anak jelas ikut. Anak – anak selalu senang kalau diajak ke acara Indonesia karena mereka bisa jajan banyak hahaha Ibunya suka kalap beli segala macam.

Kali ini saya salah, ternyata makanan yang dijual menarik dan beda dari tahun – tahun sebelumnya. Ada pendatang baru makanan dari Aceh, Toraja, Gorontalo, Maluku, Banyuwangi, masih banyak lainnya. Stannya juga kece, ada yang mirip warung dan ada bakso dijual di gerobak (ini penjualnya di Harleem, bukan yang di Haagse Markt, Den Haag).

Wah saya tentu saja kalap beli. Bungkus banyak bawa pulang. Memang kalau di acara seperti ini, saya hampir tidak pernah makan di tempat karena tidak suka dengan suasana yang ramai. Dan karena saya sedang diet salah satunya tidak makan snack kering bertepung, jadi kali ini saya tidak membeli sama sekali kerupuk dan keripik.

Saya kalap membeli makanan berat. Dari jajanan Gorontalo (mirip kue lumpur tapi kecil – kecil. Enak sekali rasanya, manisnya pas aroma pandannya dapat), Kapurung, kuah kuning papeda, Mie ACEH, Sambel tuna Aceh, Rujak Natsepa, dan Pantollo Pamarassan (ikan yang dimasak dengan kluwek dan jantung pisang. Makanan tradisional dari Toraja). Ini pertama kalinya saya makan Kapurung dan Papeda. Ternyata selembut itu ya Papeda. Dan benar – benar membuat tahan lama kenyang. Enak!

Bersyukur tinggal di kampung dekat Den Haag, jadi kalau ada acara Indonesia seperti ini, gampang datangnya. Tapi lebih boros juga, karena kalap segala macam dibeli. Tidak apalah, setahun sekali *pembelaan :)))

BUKU DAN BELAJAR ILMU BARU

Saya membeli 2 buku baru yang berkaitan dengan psikologi khususnya memahami kerja otak dan perasaan. Saya memang sedang tertarik tentang ilmu otak, Neuroscience, dan Psikologi. Saat ini, saya sedang mengambil kursus tentang Neuroscience dan Neuromarketing.

Selain itu, saya sudah niatkan akan mempelajari lebih dalam tentang Supply Chain Management, salah satu bidang ilmu yang saya dapatkan waktu kuliah S2. Dulu dapatnya hanya sekadar lalu. Sekarang saya ingin serius lebih dalam belajar. Sebelum mengambil kelas sertifikasi, saya mau belajar dasar – dasarnya dulu lewat buku. Jadi saya pergi ke Perpustakaan pusat di Den Haag untuk meminjam beberapa buku. Tidak hanya 2 buku tentang Supply Chain yang saya pinjam, pun satu buku tentang psikologi. Wah bukunya bagus sekali, bahasanya mudah dipahami, dan penjelasannya tidak rumit.

Semoga tidak bosan ya membaca rangkuman kegiatan yang menurut saya menarik untuk didokumentasikan di blog ini. Cerita beberapa minggu yang dirapel.

Sampai ke rapelan cerita – cerita berikutnya!

  • 16 November 2025 –

Kunjungan Dari Copenhagen, Cerita Baking, Race 10km, dan Membaca 34 Buku

Sourdough Roti Manis

Kembali ke cerita kompilasi gado – gado alias semua cerita yang bukan hanya akhir pekan, juga cerita sehari – hari dalam 3 minggu terakhir, saya jadikan satu unggahan.

  • KUNJUNGAN DARI COPENHAGEN

Setelah gagal bertemu Rani saat kami ke Copenhagen bulan Agustus lalu (awalnya mau ke Copenhagen hari Sabtu, dia lagi ikutan lomba lari. Dan kami juga tidak jadi ke Copenhagen. Saat hari minggu, Rani lagi panjat tebing ke Swedia. Selipan terus), akhirnya ketemu Rani malah di Belanda. Berunding ke sana sini enaknya di mana tempat untuk ketemuan, akhirnya saya udang dia ke rumah. Saya pikir lebih nyaman juga buat ngobrol dan saya tidak harus ke mana – mana membawa anak kicik. Saya masakkan Rani menu yang cocok untuk musim gugur. Bakso, mie ayam, dan segala gorengan. Orang Indonesia sih kurang komplit kalau ngobrol tanpa gorengan haha. Selain itu saya membuat tiramisu dan kue lumpur. Semua yang saya hidangkan buat Rani, saya masak semua sendiri. Demi menjamu tamu dari negara maju :)))

Kocaknya, salah satu oleh – oleh yang Rani bawa, sama persis dengan yang Kiki (tinggal di Denmark juga) berikan ke saya waktu kami ketemuan di Ribe. Jadilah saya sekarang punya koleksi coklat lempengan buat makan roti :))) (itu foto terakhir).

Ngobrol panjang lebar dengan Rani. Dari susahnya hidup sebagai pendatang, segala tes yang harus dilalui, sukanya juga hidup di negara masing – masing, sampai ke satu fakta bahwa Rani ini ternyata tau saya pertama kali dari membaca blog ini. Setelahnya kami saling berkoneksi di twitter lalu setahun belakang di Instagram. Wah saya jadi terharu. Rani membaca blog saya pertama kali tahun 2019 sebelum dia pindah ke Belanda. Semacam jumpa pembaca blog ini. Senang ngobrol banyak dengan Rani.

  • CERITA BAKING

Saya mulai rajin baking lagi nih. Setelah mati suri beberapa bulan ini. Lumayan mengisi waktu ya. Kan sedang rehat dari media sosial. Jadi banyak waktu luang sekarang. Bukan hanya baking roti yang menggunakan ragi alami, juga saya membuat kudapan manis. Roti yang saya buat juga bukan hanya yang berasa manis, juga roti keras untuk suami. Dia senang sekali saya kembali sibuk baking. Rumah kembali wangi roti dan butter. Pewangi alami.

  • KE RUMAH YAYANG

Suatu pagi saya menerima pesan dari Yayang. Dia sekeluarga Agustus lalu baru mudik. Dia ingin memberikan saya oleh – oleh. Jadi dia ingin ketemuan. Saya usulkan untuk ketemu di rumahnya saja saat dia sedang libur kerja. Memang jarak rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah saya. Hanya terpaut 10km sekali jalan. Dia bilang, ok. Akhirnya janjian hari Jumat. Saya ke rumahnya dengan naik sepeda. Ini pertama kalinya. Biasanya naik metro. Itupun sudah lama sekali.

Lumayan juga ya PP 22km (karena ada jalan yang ditutup, jadi harus memutar). Hujan agak rintik. Untung saya ada hiburan, anak ragil di boncengan nyanyi tiada henti. Jadi terasa tidak membosankan. Saya membawakan Yayang Banana Cake andalan. Lalu di sana saya bisa mencicipi segala keripik – keripik yang dibawa Yayang dari mudik. Lalu kami makan siang dengan mie ayam dan bakso.

Saya senang bisa ngobrol banyak dan bertukar kabar terkini dengan Yayang. Pulangnya saya dibungkuskan makanan.

  • RACE 10KM

Di kota sebelah, tiap bulan Oktober selalu ada event lari Half Marathon dan jarak – jarak lainnya. Tentu saja saya ikut yang 10km saja. Tahun lalu saya juga ikutan. Awalnya saya ingin ikut yang Half Marathon. Tapi setelah saya pikir – pikir lagi, kok males latihannya. Akhirnya saya mendaftar yang 10km saja. Kebetulan, anak – anak juga ikutan, termasuk anak ragil yang masih umur 2 tahun. Mereka tentu saja ikut yang jarak paling pendek, 600 meter. Eh kok 2 hari mendekati hari H, saya ambruk sakit. Akhirnya, suami yang menggantikan. Sayang daripada nomernya tidak terpakai. Ini dijoki suami sendiri hahaha. Dihasilnya, 10km selesai dalam waktu 1 jam. Sejarah dalam hidup,nama saya bisa selesai 1 jam 10 km :)))

Tahun lalu ada 3 medali, tahun ini menjadi 4 medali karena anak ragil ikutan. Di foto cuma ada 3 karena satunya entah ada di mana. Medali tahun ini bagus karena dari kayu. Unik desainnya. Saya senang sekali anak – anak juga suka dengan lari tanpa kami paksa. Mereka ikut dengan sendirinya. Mereka juga suka dengan olahraga lainnya.

  • MEMBACA 34 BUKU

Salah satu yang saya syukuri dari rehat media sosial adalah bisa membaca buku dengan fokus dan tanpa terdistraksi apapun. Lumayan saya jadi bisa menyelesaikan banyak buku yang isinya berat yang sudah saya beli tahun lalu tapi belum sempat saya baca. Dan akhir bulan September lalu, saya sudah melampaui target 30 buku. Sudah 34 buku terbaca (1 buku tidak ada di goodreads). Kalau sesuai rencana, kemungkinan sampai akhir tahun bisa 40 buku. Saat ini saya sedang membaca 3 buku pararel haha. Saya kalau membaca buku memang suka pararel.

  • LARI DAN JALAN KAKI

Olahraga seperti biasa tetap lari dan angkat beban di rumah. Sejak September, saya jadi senang untuk mencoba menekuni jalan kaki. Ternyata menyenangkan juga. Selama jalan kaki, bisa dengan tenang melihat sekitaran yang saya lewati. Menikmati pemandangan dan mendengarkan suara lebih khusyuk. Sekarang ke manapun, kalau memungkinkan, saya lebih memilih jalan kaki dibandingkan naik sepeda. Misalkan kemaren ke dokter gigi, biasanya saya naik sepeda. Tapi karena saya ada waktu sendiri (anak kicik sedang sekolah) dan cuaca tidak hujan, jadi saya jalan kaki saja ke sana. Lumayan PP bisa 7km.

Saya berencana, tahun depan akan mengurangi ikutan race lari dan beralih ikut event jalan kaki.

  • LANGIT CANTIK

Meskipun akhir – akhir ini warna langit sehari – hari adalah abu – abu, saya beruntung 2 pagi yang berbeda masih bisa melihat semburat warna yang cantik di langit. Dua foto di bawah ini saya lihat dari loteng yang paling atas, pada 2 pagi yang berbeda. Anak – anak saya sudah hafal, kalau langitnya nampak cantik, mereka pasti teriak antusias memanggil saya dan memberitahu lalu meminta saya untuk memfoto langitnya.

Hal – hal yang simple tapi bermakna seperti ini yang jadi penghiburan saya dimusim yang mulai gelap dan hujan terus setiap hari. Alhamdulillah masih diberikan kesempatan melihat langit yang cantik dan hati jadi gembira.

  • DAUN BERUBAH WARNA

Daun sudah mulai berubah warna, banyak yang sudah rontok malahan. Senang kalau melihat warna daun musim gugur. Yang tidak suka adalah melihat langit yang warnanya abu – abu. Ya langit belanda pada umumnya. Saya nikmati saja. Ya bagaimana lagi. Saya syukuri tiap harinya.

Sudah terlhat juga mulai banyak labu di mana – mana.

  • MASAK MEMASAK

Suatu hari, tiba – tiba ingin masak garang asem. Mumpung berlimpah tomat hijau hasil panen yang pernah saya unggah di sini ceritanya. Plus ada banyak belimbing wuluh di freezer. Wah, serumah makannya nambah – nambah. Anak – anak dan suami senang sekali dengan garang asem. Seger dan hangat di badan. Cocok untuk musim saat ini.

  • CERITA RANDOM LAINNYA

Saya kemaren ke dokter gigi. Kunjungan dadakan karena ada sakit di mulut. Setelah minggu lalu ke dokter umum belum membaik, Beliau bilang untuk periksa ke dokter gigi saja.

Karena sampai di komplek klinik terlalu cepat, jadi saya mampir saja ke toko India yang letaknya persis di depan klinik. Setelah memilih beberapa barang untuk dibeli, mata saya tiba – tiba melihat klenthang. Wah mata saya langsung berbinar. Terbayang segarnya sayur asem klenthang, makan dengan tempe goreng, dan sambel terasi belimbing wuluh. Tanpa pikir panjang, saya membeli 3 batang. Klenthang ini buahnya daun kelor. Sayur asem klenthang makanan orang Madura dan khas daerah Jawa Timur wilayah tapal kuda. Biasanya saya membeli Klenthang di pasar di Den Haag. Hanya satu stan yang berjualan, juga punya orang India.

Setelah membayar semua belanjaan, saya ke klinik. Si klenthang ini, karena memang panjang, jadi nongol di tas yang saya bawa. Saat diletakkan di kursi, terlihat mencuat sedikit. Seperti di foto kanan. Setelah diperiksa, dokter gigi tiba – tiba kaget melihat tas saya. Dia tanya apa itu yang mencuat. Dia pikir apa ular hahaha saya menahan tertawa. Saya bilang kalau itu sayur namanya Klenthang. Saya keluarkan dari tas dan memperlihatkan dari dekat. Lalu saya jelaskan juga kalau sayur ini biasanya dibuat sup asem. Dia yang belum pernah melihat klenthang sebelumnya, takjub :)))

Lumayan ya jadi duta makanan Indonesia. Memperkenalkan Klenthang :)))

Cerita penutup unggahan kali ini adalah kami ke Ikea. Setelah membeli beberapa barang yang kami butuhkan, seperti biasa pasti kami makan di restoran. Saat duduk, bangku belakang kami masih kosong. Tidak berapa lama terdengar ada beberapa orang yang sudah menempati. Lalu terdengar suara satu orang yang sedang melakukan video call. Suaranya lumayan kencang dan saya jadi tau, dari negara mana mereka (dari bahasanya tentu saja).

Setelah video call selesai, suara di belakang jadi anteng lagi. Tidak berapa lama, saya mendengar ada suara nyanyian dari telefon salah satu dari mereka. Otomatis saya menoleh. Suaranya itu keras sekali. Ternyata mereka sedang entah menonton film atau menonton konser musik dari telefon genggam karena mata dari 2 orang ini menatap layar telefon.

Saya dan suami jadi tertawa. Saya merasa sedang makan di warung yang ada suara musik dengan genre yang bisa menggoyangkan badan hahaha. Anak saya protes kenapa suara dari telefon mereka keras sekali. Saya bilang, biar nanti ditegur petugas Ikea. Sampai kami selesai makan, mereka masih khusyuk melihat lagu yang diputar di telefon genggam. Dan tetap dengan suara kencang. Dan tidak ada satu pegawai Ikea yang datang menegur.

Entah kenapa, saya kalau bertemu orang – orang dari negara ini, ada saja cerita uniknya. Angap saja ini kebetulan.

Warna – warni akhir pekan.

Selesai sudah rekapan cerita yang lumayan menarik untuk saya tulis di blog. Semoga bisa menghibur untuk yang membaca ya. Meskipun ngeblog sudah tidak populer lagi sekarang, tapi saya tetap akan ngeblog dan menuliskan hal – hal yang simpel seperti ini. Ada kenang – kenangan kalau dibaca lagi.

Sehat – sehat semuanya.

  • 14 Oktober 2025 –

Akhir Pekan : Ke Hutan dan Lomba Lari

Sudah lama ya tidak pernah lagi bercerita tentang akhir pekan. Saya akan mulai lagi menuliskan yang ringan – ringan saja di blog ini. Tidak harus tulisan panjang dan terlalu berat.

BERBURU JAMUR DI HUTAN

Musim gugur, hujan, dan lembab, aktifitas favorit kami ke hutan. Mencari jamur bukan untuk dikonsumsi tapi sekedar mencari tau jenis dan namanya. Saya melihat beberapa orang lainnya membawa kantong dan mengambil jamur – jamur yang ditemukan. Saya mengasumsikan, mereka paham mana jamur yang aman untuk dikonsumsi, mana yang beracun.

Seru dan selalu penuh antusias melihat beraneka macam jamur dan warnanya. Sayang kami tidak menjumpai jamur mario bros.

Berburu jamur di hutan

MASAK SOTO AYAM

Musim hujan dan berangin serta dingin, makanan akhir pekan yang cocok jika kami sedang tidak ada acara ke luar rumah dalam waktu yang lama, adalah yang berkuah. Minggu lalu saya masak cap cay kuah, minggu ini saya masak soto ayam. Pesanan khusus dari anak sulung yang memang salah satu makanan favoritnya soto ayam.

Saya membuat bumbu sendiri yang bahannya gampang sekali. Hanya bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, kemiri, ketumbar, pala, dan garam. Saya lengkapi dengan kentang goreng iris tipis, koya (kerupuk digerus dengan bawang putih goreng), tauge, kol, ayam, telur rebus, sambel dan jeruk nipis.

Jadilah makan siang dengan soto ayam komplit. Comfort food keluarga kami.

KE PETERNAKAN ANAK – ANAK

Agenda lain dari akhir pekan adalah ke peternakan khusus anak – anak di kota sebelah. Sudah lama sekali kami tidak ke sini. Biasanya sebulan sekali kami berkunjung ke peternakan di kota – kota sebelah. Terakhir kalau tidak salah ingat sebelum mudik ke Indonesia.

Ini juga salah satu kegiatan akhir pekan yang murah meriah karena gratis dan favorit kami semua. Meskipun kami tidak punya binatang peliharaan di rumah, bersyukurnya anak – anak penyayang hewan karena sejak bayi sudah kami biasakan berinteraksi dengan hewan di peternakan, kucing dan anjing di sekitar rumah, bahkan setahun sekali pasti kami ajak ke kebun binatang saat liburan musim panas. Mengajari mereka banyak hal tentang aneka jenis binatang juga supaya mereka lebih paham bahwa binatang juga seperti manusia, punya hak untuk hidup aman nyaman sesuai habitatnya dan disayang.

Cavia

LOMBA LARI 750M dan 5KM

Di kampung kami, ada kegiatan rutin bulanan yaitu lomba lari. Jaraknya dari 750 meter dan 1500 meter untuk anak – anak. Jarak 3.2km, 5km, 10km, dan 15km untuk dewasa. Saya dan suami sebelum pandemi lumayan rutin ikut lomba ini. Seringnya saya ikut yang 5km dan suami 10km. Pernah sekali saya ikut 10km dan jadi peserta paling dinantikan kehadirannya karena paling lama sampai garis finish haha. Jadi begitu sampai langsung disambut meriah. Mungkin panitia sudah menunggu dengan bosan kenapa kok tidak sampai juga. Begitu saya muncul, langsung muka pada sumringah.

Sekarang, anak – anak juga kami ikutkan keseruan acara ini. Awalnya kami tanya apa mereka mau ikut lomba lari. Mereka yang memang suka sekali olahraga, langsung antusias ingin ikut.

Hari H, cuaca lumayan mendung. Berdoa semoga prakiraan cuaca yang menyebutkan tidak hujan, benar adanya. Pendaftaran untuk anak – anak €2. Akhir acara mereka mendapatkan minum dan semacam cake roti. Kalau dewasa €3 juga mendapatkan makan dan minum. Peserta anak – anak lumayan banyak. Dewasa apalagi.

Sesuai jadwal, lomba mulai tepat waktu. Untuk anak – anak, boleh didampingi. Karena anak-anak kami masih balita, tentu saja didampingi. Yang pada kenyataannya, setelah teriakan start diteriakkan, mereka yang awalnya kami gandeng, melesat lari sendiri haha. Saya yang sudah lama tidak lari, sampai tidak bisa mengejar si bungsu yang awalnya saya gandeng. Dia larinya kencang, saya sampai ditinggal.

Sampai saya mikir : nih anak – anak lemaknya masih sedikit makanya lari kayak ga ada beban berat di tubuh, sementara saya keberatan pantat haha. Sampai panitia yang mengarahkan, melihat saya ngos-ngosan bilang : kalau ga kuat, tunggu di sini aja Buk. Nanti rutenya balik ke sini lagi. Ngakak Bapaknya tau aja napas kembang kempis.

Peserta anak – anak yang lain sama juga larinya super cepat. Akhirnya setelah 2 putaran, duo balita sampai juga di garis finish dengan catatan waktu 6 menit untuk jarak 750meter. Senang sekali mereka benar – benar gembira dan antusias dengan kegiatan lomba lari ini. Saya yang bagian mendokumentasikan dan tertinggal di belakang larinya, sampai terharu. Tidak menyangka mereka sangat enjoy sampai garis akhir. Saya jadi bertekad untuk rajin lari lagi. Bukan untuk ikutan half marathon, tapi supaya tidak tertinggal di belakang kalau mendampingi anak – anak lari bulan depan haha.

Anak sulung padahal paginya jadwal les renang 90 menit. Dia ke tempat renang naik sepeda sendiri (tidak dibonceng papanya). Lalu istirahat di rumah 2 jam, lanjut lomba lari. Kami bilang, dia sudah triathlon karena sepedahan, renang dan lari dalam waktu yang tidak lama haha. Mereka berdua sangat bangga bisa sampai finish. Sampai berulang diceritakan kalau tidak sabar bulan depan mau ikut lomba lari lagi.

Saat suami ikut yang 5km, tiba – tiba gerimis. Dia selesai dalam waktu 28 menit. Setelah sampai rumah, makan, mandi, lalu kami semua tidur siang nyenyak sampai 2 jam lamanya. Benar – benar menikmati kahidupan hari minggu.

Akhir pekan yang menyenangkan. Meskipun cuaca mendung, gerimis, namun tidak terlalu dingin, kami dengan santai beraktifitas.

Semoga minggu ini menyenangkan!

-24 Oktober 2022-

Fijne Vaderdag!

Kado Vader Dag

Hari ini adalah Hari Bapak (atau tergantung manggilnya apa, bisa ayah, papa dll) di Belanda. Kalau hari Ibu dirayakan setiap bulan Mei minggu kedua pada hari minggu, maka hari Bapak dirayakan setiap bulan Juni minggu kedua pada hari minggu. Berdasarkan pengamatan saya, euforia hari Bapak dari iklan-iklan maupun diskon-diskon yang ditawarkan tidak semeriah pada saat hari Ibu, meskipun ya gemanya tetap terasa.

Hari Bapak di rumah ngapain saja? Tidak ada acara khusus haha. Saya bangun pagi untuk lari (hei, saya sudah mulai kembali lari. Senangnya. Tadi pagi bisa 5km), satu jam kemudian sudah di rumah lalu suami gantian lari. Daripada nganggur, saya kemudian bersih-bersih halaman depan dan belakang. Setelah suami sampai rumah, kami semua lalu makan pagi bersama.

Sebelum makan pagi, kami bersama-sama mengucapkan hari Bapak lalu memberinya kado. Aslinya ada kado lainnya, tapi karena pesannya mendadak, walhasil barangnya belum sampai haha. Jadi ya kado yang ini saja .

Kado Vader Dag

Setelah itu suami ke luar karena ada acara. Saya leyeh-leyeh (baca : beberes), mandi lalu makan siang. Oh ya, menu weekend kami adalah rawon pake kohlrabi, kacang panjang dan daging.

Rawon

Sorenya setelah semua bangun tidur, kami jalan-jalan ke Den Haag. Sudah terbiasa hidup di kampung, kalau ke Den Haag apalagi weekend, pulangnya pasti agak pening kepala. Ramenya ga ketulungan. Dan disetiap pengkolan, pasti kedengeran obrolan dalam bahasa Indonesia.

Setelah mendapatkan barang-barang yang dicari, kami lalu makan malam di restoran. Menu yang kami pesan : Cap Chay, Daging bumbu Shicuan, dan Yakitori (fotonya blur karena grogi ditunggu yang mau makan sudah tak sabar). Makan di restoran inipun kayak makan di warteg, isinya banyak orang Indonesia. Kembali ke rumah, bersih-bersih lalu jam 8 malam rumah senyap. Penduduknya sudah dikamar masing-masing.

Een hele fijne vaderdag voor alle vaders! Vooral mijn man, Jij bent geweldig!
Selamat hari Bapak untuk semua para Bapak. Dan spesial untuk suamiku, kamu Bapak yang hebat!

— sekali-kali muji suami di blog  🙂

Begitulah akhir pekan sekaligus perayaan hari Bapak dikeluarga kami. Semoga akhir pekan kalian juga berkesan ya.

-Nootdorp, 16 Juni 2019-

Cerita Seru Potluck

Potluck di rumah kami

Saat di Jakarta, saya sering diajak grup Peucangers (teman2 backpackeran yang ketemu di pulau Peucang) untuk potluck. Seringnya sih ngumpul di taman Suropati. Selain memang tempatnya nyaman, sekalian saya bisa melihat pemuda pemudi yang main alat musik hari minggu pagi.

Sebenarnya potluck bukanlah hal yang baru buat saya karena sewaktu masih di Surabaya pun juga sering mengadakan potluck dengan teman-teman kampus. Cuma waktu itu menyebutnya bukan potluck melainkan : nggowo dewe-dewe yo rek panganane. Haha ga ringkes ya, kedawan (terlalu panjang). Tapi ya intinya sama, bawa makanan sendiri-sendiri lalu dimakan bareng dengan bawaan kawan lainnya.

Nah selama di Belanda, sudah tak terhitung berapa kali saya ikut dalam acara potluck. Bukan hanya dengan sesama orang Indonesia, tapi juga dengan kolega-kolega di tempat saya kerja dulu. Serunya kalau dengan kolega-kolega, kami bisa saling mencicipi masakan dari berbagai negara karena kolega saya tidak hanya berasal dari Belanda, ada juga yang dari Iran, Turki, Thailand, Irlandia, Kenya, Suriname, dan beberapa negara lagi tapi lupa mana saja. Wah itu masakan yang dibawa enak-enak. Kalau cuaca cerah, kami duduk-duduk di taman belakang rumah jompo. Lesehan gitu. Guyub rasanya. Saya yang memang selalu penasaran dengan makanan dari negara lain, selalu bawel bertanya tentang namanya, bahan masaknya apa saja, cara masaknya bagaimana dan tradisi memakannya di negara asal seperti apa. Seru sekali.

Potluck di Rotterdam
Potluck di Rotterdam

Kalau dengan sesama orang Indonesia juga tidak kalah seru. Karena bukan hanya suku Jawa peserta potlucknya, makanan yang dibawa juga bervariasi. Ada makanan Jawa Timur, Manado, Jawa Barat, Sumatera, Aceh, sampai Kalimantan. Lengkap. Nah inipun tidak kalah serunya karena kami bisa saling bertukar resep ataupun menyimak bagaimana proses memasaknya. Di Belanda, kumpul-kumpul yang paling enak memang kalau di rumah, lebih bebas dan tak terbatas waktu (ya ga mungkin sampai dini hari sih haha). Bisa juga disepakati kumpul di taman atau pinggir danau. Intinya bukan di mall atau restoran karena konsepnya bukan lagi potluck melainkan njajan

Kalau potluck begini, biasanya memang dibahas dulu siapa akan membawa apa. Semampu dan sebisanya saja. Fungsinya dibahas sebelumnya adalah untuk menghindari menu yang sama dan juga supaya tidak terlalu bentrok antara satu menu dan lainnya. Jadi saling melengkapi. Nah membahas menu ini juga menyenangkan karena akan menimbulkan perut keroncongan padahal rencana potlucknya masih 4 bulan yang akan datang.

Baru-baru ini saya dan beberapa teman mengadakan potluck yang bertempat di rumah kami. Pesertanya sih hanya 6 orang ya (plus anak-anak dan para suami), tapi makanan yang dibawa bisa untuk makan satu kampung haha saking banyaknya. Meja makan di rumah sudah lumayan besar, bisa untuk 8 orang, masih saja tidak cukup menampung makanan-makanan yang dibawa. Luar biasa memang semangat Ibuk-ibuk ini membawa makanan. Silahkan dizoom saja untuk melihat menunya apa saja. Kalau saya daftar, nanti malah panjang jadi buku berseri.

Potluck di rumah kami
Potluck di rumah kami

Empat diantaranya adalah blogger. Ya peserta tetap yang sering ketemuan. Yayang, Anis, Maureen, dan dua lainnya juga peserta tetap yaitu Rurie dan Asri. Karena masih dalam suasana hari Paskah, Rurie mengadakan permainan mencari coklat telur. Ini juga lumayan seru, anak-anak bersemangat sekali mencari coklat telur yang disembunyikan. Sayang cuaca saat itu tidak terlalu cerah di luar, jadinya kami hanya duduk dan ngobrol di dalam rumah.

Peserta Potluck
Peserta Potluck

Yang paling menyenangkan kalau ada acara kumpul-kumpul begini ya apalagi kalau bukan bungkus membungkus makanan. Lumayan kan jadi bisa bawa pulang beraneka jenis makanan. Apalagi saya sebagai tuan rumah, sampai 4 hari berturut tidak masak. Mengandalkan makanan hasil potluck haha. Jadi merasa orang paling kaya sedunia karena punya berbagai jenis makanan.

Kami sudah merencanakan untuk potluck selanjutnya summer nanti di ruang terbuka alias di alam. Sudah tidak sabar rasanya, karena menu-menunya juga enak-enak dan tempatnya nampak menyenangkan. Mudah-mudahan cuacanya benar-benar musim panas. Bukan musim gugur berkedok musim panas.

Kalian ada cerita seru juga tentang Potluck?

-Nootdorp, 22 Mei 2019-

Belanda Akhirnya Cerah dan Hangat

Suasana kampung tempat tinggal kami

Setelah minggu sebelumnya suhu turun sampai 1°C, sejak kamis lalu Belanda kembali menghangat dan matahari tidak tanggung-tanggung muncul setiap hari, konon sampai hari selasa besok. Bukan hanya itu, kami setiap hari juga disuguhi langit yang birunya tanpa cela *hiperbola tapi nyata adanya.

Intinya, saya benar-benar menikmati (meskipun ya sedikit ongkep alias gerah) suhu 24°C. Seperti biasa, kalau sudah cerah begini, saya kebingungan cari kegiatan di luar rumah. Pengennya jalan terus seharian kalau tidak ingat setrikaan menanti dan perut yang harus diisi (masak maksudnya). Nah kalau cuaca cerah seperti ini, saya juga males masak yang ruwet. Yang penting cepat, gampang cuci peralatan masaknya supaya bisa jalan-jalan di luar rumah sesegera mungkin. Menu andalan yang tidak ruwet adalah soto ayam. Saya sudah punya stok bumbu soto ayam di freezer, jadi tinggal cemplung ke rebusan ayam.

Kamis minggu lalu, saya mendadak punya ide untuk melihat pasar keju tradisional yang ada di Gouda. Cerita lengkapnya akan saya tulis terpisah ya. Sempat mampir ke rumah Rurie, numpang makan siang haha. Karena semangat ada sinar matahari, kami yang keluar rumah sejak jam 9 pagi, baru kembali ke rumah lagi jam setengah 5 sore. Sebahagia itu saya menghangatkan diri di luar rumah, jalan kaki jauh, dan duduk-duduk sejenak di taman. Tapi memang tidak bisa disangkal, besok harinya pinggang saya rasa patah. Boyok cuklek, legrek, tapi hati gembira.

Pasar Keju di Gouda
Pasar Keju di Gouda

Apa kegiatan kami jika sedang cuaca cerah seperti ini? Ya memaksimalkan aktivitas di luar rumah. Jalan kaki, olahraga pagi, bermain sepuasnya di taman bermain, berkunjung ke pusat kota Den Haag, bahkan piknik di pantai abal-abal yang ada di kampung tempat tinggal kami. Selain itu, karena libur panjang Paskah, suami ada di rumah selama 4 hari. Jadi menyenangkan siang hari ada yang membantu saya dengan pekerjaan rumah. Rejeki lainnya, Mama mertua mentraktir kami makan di restoran Indonesia favorit Beliau.

Olahraga Pagi
Olahraga Pagi

Cakep banget ya warna langitnya
Cakep banget ya warna langitnya

Menu andalan akhir pekan, soto ayam
Menu andalan akhir pekan, soto ayam

Cerah
Cerah

Mengapa disebut pantai abal-abal? Karena sesungguhnya ini adalah danau, tapi dibeberapa area diberi pasir seolah-olah seperti di pantai. Jadi kalau panas seperti ini, banyak yang berjemur di pinggirnya dan anak-anak bisa bermain pasir seperti di pantai. Di mana ada matahari, di situ juga kegiatan BBQ dimulai. Ketika kami piknik, banyak yang membawa peralatan BBQ, bahkan ada yang niat membawa kompor dan penggorengan, masak mie goreng haha. Sayangnya kami hanya kebagian aromanya saja, padahal berharap diberi sepiring mie goreng. Nasib! Sedangkan kami berbekal aneka roti yang dibeli dari Lidl dan minuman serta Chips yang beli di AH. Sungguhlah terlihat perbedaannya sungguh nyata dibandingkan yang bawa penggorengan dan masak mie goreng di tengah orang-orang yang berjemur haha. Eh tapi kami diberi es krim oleh anak kecil yang duduk di depan. Rejeki.

Piknik di pantal abal abal
Piknik di pantal abal abal

Rasanya tidak pernah bosan memandang langit yang warnanya biru sempurna. Dan juga tidak pernah bosan mengabadikan dengan kamera (Hp tanpa editan, karena malas mengedit). Saya puas-puaskan dengan cuaca panas ini sebelum hujan kembali datang, angin, dan langit abu-abu. Cuaca Belanda sesuai fitrahnya. Genieten van! Dua foto terakhir ini adalah suasana kampung tempat tinggal kami.

Suasana kampung tempat tinggal kami
Suasana kampung tempat tinggal kami

Suasana kampung tempat tinggal kami
Suasana kampung tempat tinggal kami

-Nootdorp, 22 April 2019-

Nanti Kita ke Jepang ya …

Clingendael

Selama dua hari ini hujan turun terus, tidak hanya itu, suhu udara pun mulai dingin. Kami serumah pilek muter tiada akhir. Yang satu sembuh, yang satu belum, nulari yang lainnya. Begitu saja terus seperti lingkaran tak ada putusanya. Akibat hujan jadi malas ke luar rumah, saya malah produktif di dapur. Kemarin saya membuat sambel teri kacang satu toples besar, membuat sambel teri pedas dan menggoreng ikan asin. Duh nikmatnya makan ikan asin setelah sekian lama males nggoreng karena rumah pasti jadi bau setelahnya. Betul saja, saat suami pulang, begitu buka pintu komentarnya, “goreng ikan asin ya?” hahaha dia benci sekali dengan bau ikan asi. Padahal sewaktu menggoreng, pintu dapur saya buka lebar (pasti tetangga kanan kiri mbatin iki ambu opo haha) dan setelahnya saya rebus rempah2 supaya wangi. Tetep saja baunya nempel.

Karena kemarin masak yang berbau, tadi saya membuat camilan yang harum. Lumayan rumah jadi wangi Vanilla. Tadi saya membuat bubur kacang hijau dan kue labu kuning keju. Saya rajin masak selain karena suka masak, juga karena serumah doyan makan. Makanya jadi makin semangat untuk masak. Nah, kue labu keju ini andalan. Sekarang sedang musim labu kuning, jadi harganya murah. Selain saya buat sup labu, saya juga buat untuk kue. Ini kue anti gagal menurut saya. Resepnya aslinya saya mencontek, tapi saya modifikasi sendiri pada akhirnya. Kalau saya membuat ini, wah pada doyan semua. Kalau ada yang mau resepnya, kapan-kapan saya buat postingan terpisah untuk resepnya (PD sekali ada yang nanya :D). Yang pasti gampang dan anti gagal karena bahan-bahannya gampang dan caranya pun gampang. Seminggu ini saya sudah membuat tiga kali. Rasanya tidak terlalu manis (saya tidak suka manis), aroma keju dan menteganya menggoda. Penampakan baru diangkat dari oven seperti ini :

Kue labu keju baru mentas dari oven
Kue labu keju baru mentas dari oven

Nah minggu lalu, saya juga membuat kerajinan tangan. Lumpia (isi rebung, wortel, tahu), Martabak telur pakai kulit lumpia, dan kue labu keju. Karena membuatnya banyak, jadi bisa dimakan sewaktu Yayang dan si kembar ke rumah, bagi-bagi ke tetangga, Mama dan dimakan serumah. Semua suka, syukurlah. Dan hari minggunya saya membuat sate ayam dan oseng sawi (putih dan hijau). Hari minggu bertepatan dengan waktu winter jadi jam dimundurkan satu jam. Harusnya sih bisa menikmati bonus tidur satu jam lebih lama, tapi kok ya serempak semua bangun tidurnya tetap seperti biasanya.

Lumpia dan martabak telur yang mejeng. Yang tidak difoto masih banyak.
Lumpia dan martabak telur yang mejeng. Yang tidak difoto masih banyak.

Lumpia, martabak telur, dan kue labu kuning keju. Versi cantiknya
Lumpia, martabak telur, dan kue labu kuning keju. Versi cantiknya

Masakan hari minggu. Sate ayam, oseng sayuran dan camilannya kue llabu keju (membuat kedua kalinya dalam 3 hari)
Masakan hari minggu. Sate ayam, oseng sayuran dan camilannya kue llabu keju (membuat kedua kalinya dalam 3 hari)

Sate ayam ala bu deny :D
Sate ayam ala bu deny 😀

Nah hubungannya cerita makanan dengan Jepang apa. Ya cerita makanannya cuma pendahuluan saja haha. Hari minggu kemarin, matahari cerah setelah beberapa hari hujan dan mendung. Walaupun cerah, tapi dinginnya minta ampun, Sekarang kalau pagi suhunya 2ºC. Brr, dingin. Makanya hidung meler terus. Nah karena matahari moodnya sedang bagus, saya mengusulkan untuk ke Taman Jepang (Japanse Tuin) yang tidak jauh dari rumah. Hari itu adalah terakhir taman ini buka untuk periode musim gugur. Jam 3 sore kami sudah sampai sana. Langsung kami menuju ke taman tersebut sambil sesekali saya berhenti untuk foto-foto seputaran Clingendael Park. Jadi taman Jepang ini letaknya di dalam taman. Sepertinya memang jadi ritual kami untuk mengunjungi Taman Jepang karena buka dua kali dalam setahun dan kami nyaris selalu ke sana. Entahlah, suka saja melihatnya. Beberapa cerita saya tentang Japanse Tuin bisa dibaca di sini dan di sini.

Clingendael
Clingendael

Clingendael
Clingendael

Clingendael
Clingendael

Eh, ternyata kami salah belok. Harusnya belok ke kiri, kami malah terus saja. Suami nanya, apa musti balik arah atau terus saja? saya bilang terus saja sekalian jalan-jalan di taman besarnya. Nanti saja terakhir baru ke taman Jepang. Kami lalu berjalanlah keliling taman lalu berhenti begitu melihat taman bermain. Setengah jam di sana baru melanjutkan jalan-jalan lagi. Nah begitu sampai pintu masuk Japanse Tuin, lha kok sudah tutup. Ternyata tutupnya jam 4. Kami sampai depan pintunya jam 4 lebih dua menit. Kraakk langsung patah hati saya. Sedih, telatnya dua menit. Tahu muka saya kecewa begitu, suami memeluk pundak saya, “Kapan-kapan kalau ada rejeki waktu dan uang, kita semua ke Jepang aslinya ya. Biar kamu bisa lihat taman jepang yang asli di negaranya, tidak yang versi mungil begini.” Duh saya jadi terharu. Langsung hati saya mengamini. Mudah-mudahan berjodoh kami sekeluarga bisa mengunjungi Jepang suatu hari nanti, meskipun suami sudah pernah ke sana beberapa tahun lalu.

Supaya saya tidak kecewa berkepanjangan, suami langsung menawari untuk mencari makanan di kota. Saya langsung girang. Memang gampangan kalau disogok makanan haha. Akhirnya kami mampir ke warung yang jual bakso dan mie ayam. Menghangatkan badan dengan menyantap bakso, mie ayam pedas, dan juga lemper.

Pelipur kecewa
Pelipur kecewa

Meskipun sedikit terselip kecewa sesaat karena telat masuk ke Japanse Tuin, tapi rasa syukur saya lebih besar dibandingkan kekecewaan yang seuprit itu. Saya bersyukur diberikan kesempatan selalu menikmati saat-saat bersama keluarga, bersyukur bisa masak untuk mereka dan melihat mereka lahap makannya, dan bersyukur bahwa kami diberikan kesehatan dan umur yang berkah hingga detik ini.

Clingendael
Clingendael

-Nootdorp, 31 Oktober 2018-

Pesta Masakan Manado Pada Musim Gugur yang Panas

Penuh dengan makanan Manado

Kok bisa musim gugur tapi panas? Musim gugur kali ini cuacanya benar-benar niet normaal kalau kata orang Belanda. Tidak normal, karena sampai pertengahan oktober masih saja suhunya di atas 20 derajat celcius saat siang menuju sore. Bahkan, sabtu minggu lalu, sampai 27 derajat celcius. Malah di Limburg kata teman saya sampai 30 derajat celcius. Musim gugur rasa musim panas. Tapi minggu depan dari prakiraan cuaca, kembali lagi ke suhu belasan dan hujan.

Sabtu minggu lalu saya beserta beberapa teman datang ke rumah Patricia di Wijchen, memenuhi undangan keluarga Patricia untuk makan masakan Manado. Undangan ini rasanya sudah terwacanakan sejak awal tahun. Baru matang terlaksana Oktober ini. Patricia berasal dari Manado dan dari keluarga Manado asli. Saya yang memang sangat menyukai makanan Manado -suka sekali- langsung antusias memenuhi undangan Patricia. Saya tidak mempunyai darah Manado. Namun sejak bekerja sering ditugaskan ke Manado, saya langsung jatuh cinta dengan makanan Manado. Benar-benar favorit di jiwa dan ragalah. Apalagi saya mempunyai beberapa saudara yang tinggal di Manado (menikah dengan orang Manado) tepatnya di Bitung, Tomohon, dan Tondano, makin punya alasan saya sering ke Manado. Sewaktu kami berencana liburan ke Indonesia, kami akan ke Manado. Selain untuk berkunjung ke saudara, juga untuk wisata kuliner dan menunjukkan ke suami betapa Manado kental sekali hubungannya dengan Belanda. Sayang di Belanda saya belum menemukan restoran Manado (atau mungkin ada yang tahu di mana?), hanya tahu pesanan langsung ke orang-orang Manado asli. Kalau dibandingkan dengan masakan Padang,saya lebih suka dengan masakan Manado. Lebih cocok di lidah dan selera saya.

Ok, kembali lagi ke undangan Patricia. Kami berangkat dari rumah jam setengah satu siang karena ke rumah tetangga dahulu untuk memenuhi undangan ulangtahun. Perjalanan satu setengah jam berkendara menuju Wijchen. Panasnya kentang-kentang sepanjang jalan. Begitu sampai dan masuk rumah, mata saya langsung jelalatan mencari meja makan haha. Maklum, sudah menahan lapar dengan sangat. Halaman belakang rumah Patricia sangat luas, jadi kami (saya dan beberapa anak kecil maksudnya) lesehan di rumput sementara yang lainnya duduk di kursi. Saking panasnya, beberapa anak kecil sampai harus ganti baju memakai baju seminimal mungkin. Sumuk maksimal.

Kami yang datang ini sebenarnya bukan pertama kali saya ceritakan di blog. Saya kenal dengan Patricia pun berasal dari blog sebelum pindah ke Belanda, yang dikemudian hari baru tahu ternyata kami sama-sama ikut Upload Kompakan di Instagram. Sekarang dia jarang nulis di blog karena kesibukan. Dua tahun lalu pertama kali kami kopi darat. Setelahnya dibeberapa acara kami juga bertemu. Walaupun sejak 3 tahun lalu saya sudah menghapus akun IG dan tidak punya lagi sampai sekarang, tapi pertemuan sesama anggota UK yang ada di Belanda lumayan sering, masih menjalin silaturrahmi. Tahun ini kalau tidak salah 3 atau 4 kali kami bertemu. Tidak bisa sering bertemu karena lokasi rumah yang berjauhan, juga kesibukan masing-masing dan juga menyesuaikan dengan jadwal Mbak Yulia ke Amsterdam. Mbak Yulia ini tinggalnya di Austria tapi tiap bulan pasti ke Amsterdam. Sedangkan anggota lainnya adalah Rurie, pemilik katering Kios Kana (akun IG nya @kioskana, kalau mau pesen bakwan malang enak di Belanda, kios kana juaranya. Masakan lainnya juga enak. Bukan endorse ini, testimoni pelanggan yang puas), Asri (pekerja kantoran, alumni S2 VU. Blognya jarang diperbarui karena kesibukan sebagai mbak-mbak kantoran). Kami berlima ini yang sering kumpul. Meskipun tidak lengkap, kadang ketemu dengan beberapa orang juga sering kami lakukan.

Nah ini dia masakan Manado yang penuh satu meja. Kata Patricia, orang Manado itu mempunyai tradisi kalau mengundang tamu, meja makan haruslah penuh dengan makanan. Tidak boleh ada ruang kosong. Kalau bisa malah numpuk piring ke atas. Intinya makanan haruslah berjubel di meja makan tidak memandang jumlah undangan. Meskipun satu atau hanya dua orang yang diundang, perlakuannya tetap sama dengan mengundang orang banyak. Begitu cara mereka menghormati tamu. Menarik juga ya filosofinya, mengingatkan saya dengan orang Jawa di pedesaan juga hampir sama seperti ini. Kalau mengundang orang, mereka akan masak besar-besaran juga. Padahal yang diundang tidak terlalu banyak, tapi masakan yang disajikan istimewa dan banyak jumlahnya. Suami Patricia sampai bertanya berapa keluarga yang datang. Begitu Patricia bilang hanya ada empat keluarga, suaminya langsung heran kenapa masak bisa seheboh itu kuantitasnya. Lalu Patricia menjawab, “Biasa, orang Manado ini yang punya hajat.”

Absen ya masing-masingnya : Puding gula merah (enaknya kebangetan!), dadar gulung (entah isi apa karena ga sempat makan ini, sudah terlalu kenyang), Panada (enak sekali ini, banget!), dabu-dabu, ayam goreng tepung (untuk anak-anak), dadar jagung (bikinan Rurie. Di Manado nyebutnya perkedel jagung ya?), Ayam bumbu RW, tumis sawi, ikan bakar rica, ikan goreng bumbu apa ya itu pokoknya cabe, tumis daun anggur (baru tahu masakan ini. Enak juga ya daun anggur ditumis), ikan bumbu entah warnanya kuning, peyek (buatan mertuanya Patricia yang orang Batak), Bruine bonensoep atau di Manado disebut Brenebon soup.

 

Penuh dengan makanan Manado
Penuh dengan makanan Manado

Ada beberapa hal yang saya baru tahu dari Masakan Manado. Bruine bonensoep atau Brenebon soup atau sop kacang merah, ini sup khas Manado. Saya tanya apakah asalnya dari Belanda karena namanya kok bahasa Belanda sekali. Patricia jawab, mungkin iya. Aslinya kalau di Manado menggunakan kaki babi sebagai kaldu dan dagingnya. Tapi karena banyak pendatang yang muslim di Manado, akhirnya disesuaikan buat mereka yang tidak makan babi, bisa menggunakan daging sapi yang ada lemaknya. Kemarin Patricia memasak menggunakan daging sapi yang ada lemaknya. Super lekker! saya sampai minta resepnya ke dia karena pasukan di rumah suka semua dan lahap makannya dengan soup ini.

Lekker!!
Lekker!!. Ini dabu-dabu

Lalu ada Ayam bumbu RW. Ada yang menyelutuk, bumbu RT ada ga haha, becanda. RW ternyata diambil dari bahasa Minahasa yang berarti Rintek Wuu yang artinya bulu halus (maksudnya bumbunya digiling sampai halus seperti bulu). Awalnya, yang menggunakan bumbu RW ini adalah anjing. Maksudnya Anjing bumbu RW. Tapi seiring berjalannya waktu, berkembang menjadi ayam, daging itik, kelinci, ataupun kucing bisa dimasak dengan bumbu RW. Nah, Mbak Yulia kaget kok bisa anjing bisa dimakan di Manado. Saya lalu menjawab, sewaktu saya sering ditugaskan ke Manado, pernah diberi tahu sopir taksi sana kalau orang Manado itu makan semua yang berkaki, kecuali kaki meja. Jadi kucing pun dimakan oleh mereka. Lalu pak Sopir itu juga cerita, jangan sampai lihat ada kucing berkeliaran, bisa ditangkap lalu dimasak. Mbak Yulia sampai terbengong mendengarkan cerita saya, dan Patricia pun mengamini. Saya lalu menambahkan, di Tomohon malah ada pasar tradisional yang terkenal menjual binatang-binatang yang “tak lazim” untuk dikonsumsi selain oleh masyarakat sekitar, seperti tikus hutan, anjing, ular phyton, kelelawar, monyet hitam, kucing. Babi juga dijual di sini. Nama pasarnya adalah Pasar Beriman Tomohon. Pasar ini ramai juga dikunjungi oleh turis.

Nah, di Manado makan singkong pakai dabu-dabu
Nah, di Manado makan singkong pakai dabu-dabu

Percakapan dengan Patricia menambah wawasan kami akan ragam kuliner di Indonesia, khususnya Manado. Oh iya, ada lagi satu makanan yaitu Puding Gula Merah. Duh ini enak sekali. Laris manis pula banyak peminatnya jadi cuma tinggal sepotong kecil di meja. Untungnya saya sempat sih membungkus bawa pulang (penting ini haha). Karena tidak punya banyak teman yang benar-benar asli Manado (dari keluarga Manado, lahir dan besar di Manado), maka kenal dengan Patricia selalu saja banyak cerita-cerita tentang kebiasaan orang Manado yang sebenarnya saya sudah tahu tapi tetap seru ketika diceritakan berulang kali misalkan orang Manado suka berpesta dan kebiasaan lainnya.

Ini favorit saya. Puding gula merah
Ini favorit saya. Puding gula merah

Saling silaturrahmi dalam satu piring sampai tidak muat
Saling silaturrahmi dalam satu piring sampai tidak muat

Setelah kenyang makan dan berbincang, Mbak Yulia mengusulkan untuk jalan-jalan ke hutan sekaligus hunting foto. Maklum, Mbak Yulia dan Patricia itu fotografer professional (Rurie juga). Yang lainnya tentu saja senang, lumayan kan dapat gratis difoto mumpung warna warni musim gugur sudah keluar. Kami ke hutan Alverna yang letaknya tidak jauh dari rumah Patricia. Betul warna daun warna warninya sudah keluar. Indah sekali. Saya tidak mengambil foto-foto dengan kamera Hp karena sibuk difoto haha sekaligus asyik menikmati pemandangan alam. Lumayan lah di sini lima keluarga bisa foto keluarga gratisan dengan hasil yang ciamik karena difoto dengan kamera canggih dan latar belakang musim gugur yang warna warni. Wah kalau menuruti jiwa narsis yang bergelora, ingin rasanya hasil foto-fotonya saya unggah di sini semua karena bagus-bagus. Tapi tahaann tahaann untuk kalangan terbatas saja 😀 cukup satu saja, lumayan bisa ganti foto profil beberapa akun.

Cuma ini yang saya abadikan. Salah satu sudut tempat kami berfoto ria
Cuma ini yang saya abadikan. Salah satu sudut tempat kami berfoto ria

Sesekali mejeng di blog sendiri. Foto oleh Mbak Yulia
Sesekali mejeng di blog sendiri. Foto oleh Mbak Yulia

Setelah puas berfoto ria, kami kembali lagi ke rumah Patricia. Kami harus segera pulang karena suami tidak terlalu suka menyetir kalau gelap sudah datang. Tidak lupa membungkus makanan (yang membuat saya tidak usah masak sampai senin bahkan sampai selasa besok, saking banyaknya) dan bertransaksi bakso dengan Rurie.

Senang sekali keseruan pertemuan akhir pekan ini. Saking serunya sampai saya euforia tidak karuan. Entah, meskipun cuma sebentar, tapi pertemuan kami benar-benar berkualitas. Ditambah makanan yang enak, pembicaran yang seru dan juga cuaca yang bagus. Lengkap sudah. Akhir pekan yang menyenangkan. Tot Volgende keer! 

Inilah kami. Saya, Patricia, Mbak Yulia, Asri, dan Rurie. Kata teman saya yang melihat foto ini "kok latar belakangnya kayak di Jonas" haha
Inilah kami. Saya, Patricia, Mbak Yulia, Asri, dan Rurie. Kata teman saya yang melihat foto ini “kok latar belakangnya kayak di Jonas” haha. Foto oleh Mbak Yulia

-Nootdorp, 14 Oktober 2018-

Belanda Kembali Menghangat

Pemandangan sepanjang sepedahan

Belanda kembali menghangat setelah sebelumnya sudah kembali ke cuaca fitrahnya yaitu hujan, angin, dan dingin. Hal itu wajar karena memang sudah masuk ke musim gugur. Sebenarnya matahari bersinar terang dan suhu menghangat pada bulan oktober itu tidak seperti biasanya. Saya ingat, tahun kemarin juga seperti ini. Walhasil pada musim dingin ampun-ampunan dinginnya dan sampai ekstrim bahkan beberapa kali turun salju yang sangat lebat. Dengan cuaca yang kembali menghangat pada bulan Oktober ini, semoga musim dingin nanti tidak terlalu ekstrim suhu dinginnya. Oh ya, saat ini langit mulai gelap sekitar jam 7 malam dan kembali terang sekitar jam 8 pagi. Jadi malamnya lumayan lama.

Ya sudah, musim dingin dipikirkan nanti saja. Sekarang dinikmati yang ada, yaitu memanfaatkan semaksimal mungkin aktifitas di luar rumah selama matahari bersinar terang dan hangat. Bagaimana tidak, walaupun tidak ada matahari selama tidak hujan saja kami pasti tetap jalan-jalan. Nah ini matahari muncul dan suhu hangat, pastinya kami tidak mau hanya sekedar duduk-duduk dalam rumah. Sampai minggu depan, konon suhu sampai 22 derajat celcius.

Nongkrong di danau
Nongkrong di danau

Hari Jumat minggu lalu, saat suhu menghangat sampai 22 derajat celcius, kami memutuskan untuk menghabiskan sore dengan nongkrong di danau dekat rumah. Kami sering sekali main ke sini. Berjalan kaki hanya sekitar 20 menit saja. Di danau ini ada fasiltas bermain untuk anak selain bisa main pasir selayaknya di pantai juga. Kalau musim panas, danau ini sangat penuh karena banyak yang berenang. Jika musim gugur seperti saat ini, anak-anak hanya bermain pasir dan beberapa permainan yang lain karena air danaunya tidak layak untuk dijadikan tempat berenang karena faktor dingin.

Kami menghabiskan waktu sekitar 1.5 jam di sini. Senang rasanya menikmati suasana sepi, melihat burung-burung di tepi danau, menghirup udara segar, dan merasakan hangatnya sinar matahari. Karenanya, saya sangat senang berlama-lama di sini jika keadaan memungkinkan.

Hari Sabtu, cuaca tetap sama. Kami yang awalnya tidak punya rencana ke luar rumah, tiba-tiba ketika makan siang, tercetus ide untuk sepedahan ke pusat pertokoan di kota sebelah. Tidak jauh, hanya 30 menit saja naik sepeda. Sekitar jam setengah 4 sore kami berangkat. Namun rencana hanya sekedar rencana. Ditengah perjalanan, tiba-tiba saya usul untuk ke taman saja karena sayang kalau cuaca cerah seperti ini dihabiskan di dalam pusat pertokoan. Suami setuju, akhirnya kami membelokkan sepeda ke taman yang biasanya kami datangi. Jadi taman ini tidaklah asing bagi kami.

Sepedahan
Sepedahan

Pemandangan sepanjang sepedahan
Pemandangan sepanjang sepedahan

Pemandangan sepanjang sepedahan
Pemandangan sepanjang sepedahan

Sampai di taman
Sampai di taman

Daunnya belum semua berubah warna
Daunnya belum semua berubah warna

 

Masuk lebih dalam ke hutan
Masuk lebih dalam ke hutan

Masih di taman
Masih di taman

masih di taman
masih di taman

Ah senangnya bisa kembali lagi ke sini setelah terakhir kalau tidak salah awal tahun kemarin. Kami berkeliling menikmati daun-daun yang mulai berubah warna dan duduk menikmati bekal biskuit yang saya bawa sambil berbincang dan merasakan nikmat hangat sinar matahari.

Setelah puas berkeliling sekitar 1.5 jam, kami memutuskan pulang karena tidak mau saat gelap kami masih di jalan. Saat mulai mengayuh sepeda, dari kejauhan kami mendengar banyak suara anak kecil. Suami bilang mungkin ada speeltuin atau taman bermain untuk anak di sana. Kami lalu ke arah suara tersebut dan ternyata untuk masuk ke sana harus membayar meskipun untuk anak dibawah 3 tahun gratis tetapi yang menemani tetap membayar. Taman bermain ini memang besar dan lengkap permainannya, jadi kami maklum kalau untuk masuk harus membayar. Biasanya kalau di perumahan, di setiap komplek ada taman bermain juga, tetapi kecil dan tidak lengkap permainannya.

Kami putuskan lain kali saja ke sini karena sudah telat untuk bermain dan kami melihat ada restoran di sampingnya. Membaca menunya ada Pannenkoek atau pancake. Kami belum pernah makan pancake di restoran sebelumnya karena biasanya hanya makan sesekali untuk sarapan di rumah dan sejujurnya saya tidak terlalu suka. Tapi tidak ada salahnya makan di restoran kan.

Pemandangan dari balkon
Pemandangan dari balkon

Ternyata restoran ini besar sekali. Bukan hanya restoran tapi juga ada tempat bermain bowling, tempat bermain anak dalam ruangan, dan tempat pertemuan. Ruang restoran saja dibagi beberapa ruangan. Restoran untuk anak-anak ada di ruangan tersendiri dan dengan desain ruangan seolah olah kapal laut. Aslinya mengadopsi cerita Pirates of the Carribean. Kami memesan 3 jenis pancake yaitu pancake dengan jahe, pancake ukuran kecil dan pancake dengan keju dan jamur. Ternyata enak juga pancake dengan aneka rasa seperti itu karena biasanya dimakan dengan gula, meses atau segala sesuatu yang manis.

Sudut yang desainnya seperti dalam kapal
Sudut yang desainnya seperti dalam kapal

Aneka rasa pancake
Aneka rasa pancake

Saya senang sekali akhir pekan ini kami habiskan waktu banyak di luar ruangan dan mencoba hal baru yang nampaknya sepele yaitu pancake. Tapi disetiap hal baru pasti akan ada pengalaman tak terlupakan bukan, karenanya kami sangat menikmati saat-saat seperti ini. Berkumpul bersama di akhir pekan.

Oh ya, akhir pekan ini saya memasak nasi kuning dengan pelengkap yang lumayan niat. Pelengkapnya adalah ayam goreng, orek tahu tempe, sambel pete, telur dadar, mie kuning, perkedel, dan sayur urap. Niat ya haha. Kalau sedang kepingin memang harus dituruti kalau tidak, akan kepikiran. Masak begini saya juga dibantu suami. Dia bagian bersih-bersih dapur setelah saya selesai memasak dan mencuci peralatan masak. Dan saya mikirnya akhir pekan adalah saat kami bisa makan siang bersama jadi setiap akhir pekan kalau sedang tidak ada undangan atau tidak ada rencana makan ke luar, saya masak yang sedikit berbeda dari biasanya. Senang semuanya lahap makan nasi kuning ini sampai nambah-nambah. Terharu saat sabtu malam menjelang tidur suami tiba-tiba menyelutuk :

Suami (S) : ga sabar besok siang

Saya (D) :  ada apa?

(S) : makan enak

(D) : hah di mana? Kan masih ada makanan di kulkas

(S)  :ya itu,nasi kuning kamu enak.

(D) : *merona lalu meleleh *lemah kena gombalan

Nasi kuning dengan pelengkap ayam goreng,orek tahu tempe, sambel pete, telur dadar, mie kuning, perkedel, dan sayur urap
Nasi kuning dengan pelengkap ayam goreng,orek tahu tempe, sambel pete, telur dadar, mie kuning, perkedel, dan sayur urap

Karena minggu depan cuaca masih menghangat, saya sudah mempunyai beberapa rencana untuk menikmati matahari di beberapa tempat, dengan catatan kalau tidak malas haha. Ya, selama cuaca masih ok, harus dinikmati dengan maksimal.

 

-Nootdorp, 7 Oktober 2018-

Science Centre di Delft

Minggu lalu cuaca lumayan “terik” dibandingkan minggu ini. Kenapa teriknya pakai tanda petik? Ya meskipun matahari bersinar nyentrong selama 5 hari, tapi angin dan dinginnya tak tahan aduhai membuat harus memakai jaket tebal. Maklum suhu sudah dikisaran 14 derajat celcius ke bawah. Tapi dengan adanya sisa-sisa matahari yang nongol, jadwal ke luar rumah harus dimaksimalkan karena tidak tahu kapan matahari akan nongol lagi.

Hari Rabu kami nongkrong di Delft. Matahari sedang bergembira sampai obral sinarnya sehingga kami bisa duduk leyeh-leyeh depan gereja sambil menikmati bekal dari rumah dan bersenda gurau. Oh ya, Delft ini adalah salah satu kota favorit saya selain Den Haag. Saya langsung jatuh cinta saat pertama kali ke sini tahun 2014. Suasana di Delft itu Cozy dengan bangunan-bangunannya yang masih mempunyai ciri khas bangunan tua tapi terawat dengan baik. Banyak turis datang ke sini tapi tidak sehiruk pikuk Amsterdam ataupun Den Haag. Kalau Den Haag sebenarnya juga tidak terlalu banyak turis, tapi memang penduduknya yang banyak. Kalau berkesempatan ke Belanda, silahkan mampir ke Delft dan rasakan perbedaannya dengan Amsterdam.

Delft saat cuaca cerah
Delft saat cuaca cerah

Hari kamis, makbedundug saya menerima pesan dari mahasiswa PhD sekaligus tempat belajar saya dalam dunia nak kanak children. Maureen sering membagikan ilmu dan pengalamannya  di blog dalam menyelami dunia anak-anak sebagai seorang Ibu maupun sebagai akademisi dan praktisi di bidang tersebut. Oh jangan salah, meskipun namanya nampak “barat”, medoknya Sorbeje asli. Saya pertama kali ketemu awal tahun ini sewaktu ada acara di rumah kami. Kenal lewat blog, twitter dan WhatsApp sudah lama. Ya beberapa tahun ini maksudnya.

Jadi, maksud dia kirim pesan ke saya, mengajak ketemuan di Delft mumpung cuaca masih cerah. Dia dan Stan -putranya- pengen ke Science Centre – museum science untuk anak-anak. Saya langsung cek jadwal dengan suami, hari sabtu kami tidak ada acara jadi saya langsung mengiyakan ajakannya. Sudah lama juga sebenarnya saya ingin ke museum ini tapi masih belum ketemu waktu yang pas. Saya langsung menghubungi Yayang mau mengajak juga siapa tahu Cinta Cahaya belum pernah ke sini. Sayang karena terlalu mendadak, Yayang yang bekerja pada hari sabtu tidak bisa bergabung dengan kami. Mudah-mudahan bulan depan bisa ketemu ya Yang!

Awalnya suami tidak mau ikut. Tapi entah kenapa saat makan siang tiba-tiba dia mengutarakan keinginannya untuk ikut. Ya tentu saja saya senang. Sekalian rame-rame. Rencananya saya akan berangkat naik bis. Tetapi karena dia ingin ikut, maka akhirnya kami naik sepeda. Jarak Science Centre dari rumah kami tidak terlalu jauh, hanya 20 menit jika naik sepeda. Jam 3 sore kami sudah tiba di sana. Tahu tidak, saya itu selalu berdebar-debar kalau melihat tulisan TU Delft dan ketika berada dalam area kampus ini. Maklum ya, memang sudah impian dan cita-cita saya sejak dahulu kala bisa kuliah di tempat ini. Jadi jangan bosan-bosan ketika membaca tulisan saya yang selalu mengungkapkan bahwa TU Delft adalah kampus impian. Mudah-mudahan suatu saat saya bisa kuliah di sini. Kalau tidak sampai PhD seperti Maureen, ya paling tidak bisa mencicipi program masternya.

Ruang depan Science Centre TU Delft
Ruang depan Science Centre TU Delft

Ruang tunggu. Berasa anak kuliahan lagi nongkrong sewaktu duduk di sini *ngayal jangan nanggung2
Ruang tunggu. Berasa anak kuliahan lagi nongkrong sewaktu duduk di sini *ngayal jangan nanggung2

Masuk ruang tunggunya saja langsung berasa sekali aura tekniknya. Jadi Science centre ini memang museum yang ditujukan untuk dikunjungi oleh anak-anak. Tiga tema dari tempat ini adalah Sains, Desain, dan Teknik. Science centre merupakan tempat semua alat atau bahan penelitian yang sudah dan sedang dilakukan oleh TU Delft. Jadi kita bisa menikmati hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh mahasiswa maupun para peneliti. Tiket masuknya jika mempunyai museumkaart, gratis. Jika tidak mempunyai, untuk anak berumur dibawah 7 tahun gratis, umur 7-17 tahun harga tiketnya €4, diatas 18 tahun €7, dan untuk seluruh keluarga maksimal 4 orang €17.5.  Tentang Science centre, lebih lengkapnya bisa dibaca di sini.

Tertera di keterangan, ini permainannya agak rumit. Minimal butuh waktu 20 menit. Kata Maureen "duh, hidup sehari2 sudah serus masa iya main pun musti serius. Pening"
Tertera di keterangan, ini permainannya agak rumit. Minimal butuh waktu 20 menit. Kata Maureen “duh, hidup sehari2 sudah serius masa iya main pun musti serius. Pening”

Disetiap ruangannya, enath di lantai, tembok ataupun langit-langitnya selalu bertebaran rumus-rumus. Mengingatkan saya akan masa lalu yang tertimbun rumus-rumus
Disetiap ruangannya, entah di lantai, tembok ataupun langit-langitnya selalu bertebaran rumus-rumus. Mengingatkan saya akan masa lalu yang tertimbun rumus-rumus

Beberapa alat peraganya bisa dimainkan. Misalkan main simulasi mobil atau bola yang jatuh dari langit-langit atau simulasi angin. Di beberapa ruangan juga banyak yang bisa dicoba untuk dimainkan.

Ini ruangan utamanya
Ini ruangan utamanya

Ruangan utama
Ruangan utama

Sampai langit-langit pun ada rumusnya
Sampai langit-langit pun ada rumusnya

Kalau ke sini bukan hanya bisa berkeliling di ruangan-ruangannya saja, tapi juga bisa mengikuti workshop yang diadakan dengan jadwal yang ada pada websitenya. Selain itu, jika ada yang ingin merayakan ulangtahun, juga bisa jauh hari menghubungi pihak Science centre sehingga acara ulangtahunnya bisa dirayakan di tempat ini. Kalau ingin mengikuti tour, bisa juga. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan di sini. Oh iya, di halaman belakang, ada taman bermain juga. Sayang saya tidak bisa mengambil foto karena banyak anak yang sedang bermain di sini.

Tak terasa satu jam lebih kami berasa di sini. Senang rasanya berkeliling, melihat dan menjajal alat peraga yang ada. Saya dan Maureen juga sempat berbincang di taman belakang. Meskipun sak nyuk an ketemu tapi obrolan kami mendalam. Senang juga bisa berbagi cerita dengan Stan. Anak pintar dan supel. Stan ini bisa berbicara 4 bahasa lho. Jepang, Inggris, Belanda, dan Indonesia tentu saja. Jawa juga kalau mau dimasukkan. Sehat selalu ya Stan!

Kami lalu melanjutkan perjalanan ke Pusat Delft. Kalau hari sabtu ada pasar, jadi seru bisa berkeliling sambil melihat-lihat pasar. Tidak berapa lama karena haus, akhirnya kami nongkrong.

Camilan nongkrong kami. Saya di mana-mana memang selalu pesannya susu coklat haha *sebelum ada yang nanya
Camilan nongkrong kami. Saya di mana-mana memang selalu pesannya susu coklat haha *sebelum ada yang nanya

Itu yang dipiring adalah Tortilla disiram keju dan saus tomat ditambahi Jalapeno. Terus terang saya tidak terlalu suka. Jadi saya makan sedikit saja. Andaikan bisa makan bakso ya *yak ngayal episode kesekian pun dimulai.

Setelah sekitar 30 menit menikmati sisa sore, kami memutuskan pulang tapi mampir dulu ke toko buku. Sempat ketemu lagi dengan Maureen dan Stan yang sedang berjemur di depan Gereja sambil makan kentang goreng. Tot volgende keer Maureen en Stan!

Kesan saya tentang Science centre, seru! Tapi kata suami, biasa saja. Ya beda selera. Yang penting ada yang senang bisa menikmati dan bersenang-senang di sana.

Saat menulis ini, di luar matahari sedang gonjreng dan langitpun biru menawan. Kami sedang bersiap jalan-jalan ke danau.

-Nootdorp, 3 Oktober 2018-