Sinterklaas, Halloween, dan Sambal Terasi Strawberry

NASI KUNING ULANG TAHUN

Beberapa cerita yang terjadi tiga minggu kebelakang, yang sayang jika tidak didokumentasikan di blog ini. Lumayan panjang ya dengan foto – foto yang banyak juga tentunya. Siapkan camilan sambil membaca :)))

SINTERKLAAS

Sepertinya baru beberapa waktu lalu Sinterklaas mampir ke Belanda, lho kok sekarang datang lagi. Artinya waktu benar – benar cepat berputar. Tanggal 15 November 2025, ceritanya Sinterklaas datang ke Belanda dari Spanyol mampir Texel, sebuah pulau di Belanda. Penyambutan kedatangan Sinterklaas dinamakan Sinterklaas Intocht. Tanggalnya berbeda – beda tiap wilayah, tapi dimulainya biasanya sabtu minggu kedua bulan November. Ada yang hari minggunya, bahkan ada yang minggu depannya.

Acara kedatangan Sinterklaas ke Belanda, yang paling ditunggu seluruh anak di Belanda, termasuk anak – anak kami. Mereka masih bersemangat menaruh sepatu di depan pintu, yang dalamnya dikasih gambar mereka dan daftar kado yang diminta dari Sinterklaas. Karena anak bungsu belum bisa nulis dan gambar, sepatunya dikasih wortel. Dia sih seru aja ikutan 2 kakaknya heboh nyiapin ini itu.

Malamnya, kami ambil isi dalam sepatu diganti coklat. Besok paginya, mereka terkejut dan senang karena tadi malam Sinterklaas sudah datang ke rumah dan mengambil daftar mereka lalu diganti dengan coklat.

Lalu kami mulailah melihat daftar kado apa saja yang diminta dan memilah mana yang memang bisa kami berikan sesuai umurnya. Nanti kami berikan saat Pakjesavond tanggal 5 Desember. Ini ceritanya malam Sinterklaas bagi – bagi kado ke tiap rumah. Pura – puranya kami taruh kado dalam tas yang besar depan pintu. Nanti ada yang gedor pintu dan mereka yang buka. Trus pas dibuka tidak ada orang depan pintu. Artinya Sinterklaas sudah pergi. Ya mereka masih percaya ini. Tahun depan sepertinya anak mbarep sudah mulai tidak percaya lagi. Selama mereka masih percaya, kami nikmati saja masa – masa ini.

Keesokan harinya, di kampung kami ada Sinterklaas Intocht. Wah ini seru sih, saya juga senang. Seperti pawai dengan musik sepanjang jalan lalu ada podium juga. Seluruh kampung ikut bergembira ria. Dari anak – anak sampai orangtua. Gerimis tidak menghentikan keseruannya. Lalu acara ini ditutup dengan foto bersama Sinterklaas. Anak – anak kami juga ikutan antri foto. Mereka antusias sekali.

Sampai tahun depan lagi Sinterklaas Intocht. Sekarang waktunya membelikan beberapa kado untuk Pakjesavond.

Foto yang paling bawah, gambar anak tengah. Saya suka sekali kalau dia sudah mulai menggambar. Hasilnya bagus dan detail.

HALLOWEEN

Baru tahun ini, di kampung sini ada perayaan Halloween. Tahun – tahun sebelumnya tidak ada. Jadi di pusat pertokoan, mengadakan perayaan Halloween. Jauh hari saya sudah antusias menyiapkan kostum untuk anak – anak bahkan membeli wadah khusus untuk menaruh permen. Kok ndilalahnya, di dalam 2 wadah ini, berisi permen lollipop yang banyak sekali. Jadi saya sekalian bisa bagi ke anak – anak yang lain juga.

Acara ini dimulai jam 3 sore, pas banget anak – anak sudah pulang sekolah. Target sasarannya memang anak – anak kan, jadi yang datang ya penuh dengan mereka sekampung kicik ini. Seru sekali. Banyak karakter – karakter yang menakutkan bahkan ada paradenya, ada booth foto gratisan, dan melukis wajah juga gratisan. Tentu saja kami manfaatkan gratisan ini semaksimal mungkin hahaha. Ingat ini Belanda, apa – apa mahal.

Anak – anak kami memang kalau di rumah tidak pernah makan permen karena kami tidak pernah sediakan. Jadi ini kesempatan mereka untuk mendapatkan permen sebanyak – banyaknya. Mereka bergerilya dari satu toko ke toko yang lain untuk mendapatkan permen. Lumayan banyak toko yang memberikan. Bahkan ada satu toko sayur, memberikan manisan mangga haha. Setelah acara selesai jam 6 malam, kami kembali ke rumah dan anak – anak mulai menghitung berapa permen yang mereka dapatkan. Wah lumayan banyak. Akhirnya kami dan anak – anak membuat kesepakatan, mereka boleh makan satu permen per hari kalau hari sekolah. Sedangkan kalau akhir pekan, boleh makan 2 permen per hari. Saya menyuruh untuk taruh di kamar masing – masing. Sekaligus mengetes kejujuran, apakah patuh pada perjanjian atau diam – diam mengambil. Ternyata mereka patuh pada perjanjian. Salut!

Mereka sudah tidak sabar acara Halloween lagi tahun depan. Tidak sabar berburu permen lagi.

NASI KUNING ULANG TAHUN

Sudah lama saya tidak membuat nasi kuning lengkap. BIasanya kalau ada perayaan ulang tahun atau acara khusus di rumah, saya selalu membuat tumpengan nasi kuning. Sewaktu ulang tahun pernikahan kami yang ke 11, pulang liburan musim panas pun saya malas membuat. Jadi karena ada salah satu yang di rumah sedang berulang tahun, saya jadi semangat membuat nasi kuning meski tidak dibentuk tumpeng. Wah nasi kuning saya kali ini pulen, wangi, dan enak sekali. Saya makan sambil terharu. Tanpa perlu metode aron kukus dan tidak dicampur beras ketan. Bermodalkan rice cooker saja. Memang faktor rice cookernya yang bagus sih *sombong dikit tapi memang rice cooker ini bikin nasi jadi enak.

Nasi kuning yang saya buat, lauknya : Sate ayam bumbu kacang, mie goreng, perkedel, sambel goreng kentang pete, orek tempe, sambe ijo bawang, urap sayur, dan telor dadar. Beberapa lauknya saya masak hari sebelumnya. Jadi waktu hari H ulang tahun, saya tinggal menggoreng perkedel, rebus sayuran, goreng telur, dan memanggang sate. Oh iya, masak nasi juga. Anak – anak dan suami suka semua, sembari makan mereka memuji berulang. Saya tentu saja semakin terharu karena disanjung.

Saya juga membuat Tiramisu dengan bentuk seperti taart. Yang berulang tahun memang mintanya dibuatkan Tiramisu. Kalau Tiramisu gampang dan sat set membuatnya. Dan seperti biasa, serumah doyan dan langsung ludes.

Malamnya kami ke sebuah restoran pancake dekat rumah. Inipun permintaan yang berulangtahun. Anak – anak dan suami pesen pancake yang manis. Saya pesan pancake dengan topping asin. Ini jatuhnya seperti Omelette. Rasanya enak dan cocok dengan lidah saya. Cuma karena porsinya besar sekali, saya hanya sanggup menghabiskan setengahnya,lebihannya saya minta dibungkus untuk dibawa pulang. Keesokan harinya, saya sampai butuh 2 waktu makan untuk menghabiskan karena tidak sanggup kalau sekaligus. Sampai heran kok orang – orang Belanda nih bisa habis sekali makan ya. Memang beda penampungan dalam perut haha.

Setiap ada yang berulang tahun atau hari – hari khusus, saya selalu usahakan untuk bersedekah di Indonesia dengan memesan nasi kotak ke Mbak Tami (foto ke 4) dan dibagikan saat hari jumat. Ya, Jumat berkah. Jadi perayaan yang kami lakukan di Belanda, semoga bisa menjadikan berkah buat banyak orang juga.

LIBURAN SEKOLAH

Liburan sekolah musim gugur, di sekolah anak – anak sepanjang 10 hari. Kami tidak ada rencana liburan ke luar Belanda, jadi kami manfaatkan ke museum Corpus dan ke Lego World yang ada di Utrecht.

Untuk Lego World, kami sudah pernah datang tahun lalu. Acara lego ini, selalu ada saat libur musim gugur di Belanda. Tahun ini datang lagi ya karena anak – anak suka sekali dengan Lego. Tahun ini layout nya beda dan ada banyak bagian yang dikurangi dibandingkan tahun lalu. Kami sampai ke tempat acara jam 10 pagi, selesai jam 5 sore. Wah anak – anak senang sekali di sini. Mungkin tahun depan kami akan ke sini lagi jika tidak ada rencana berlibur ke luar Belanda.

Selain ke Lego World, yang sangat menyenangkan kami lakukan saat liburan lalu adalah ke Corpus Museum yang ada di Leiden. Wah ini museum yang seru sekali karena belajar anatomi tubuh manusia dengan langsung masuk ke dalam replika tubuh itu sendiri. Setiap bagian akan diterangkan beserta fungsinya. Bukan hanya penjelasan dari suara yang ada di earphone, juga atraktif kita sebagai pengunjung bisa merasakan aroma, detak jantung, dari video 3D melihat sperma yang meluncur ke sel telur saat dibuahi, sampai ke fungsi otak. Bagus sekali. Anak – anak suka, saya gembira sekali karena saya memang suka tentang biologi. Setelah dari bagian tubuhnya, pas turun, setiap lantainya ada ruang atraktif juga. Permainan dan keterangan yang lengkap ditulis besar di tembok tentang fungsi – fungsi yang berkaitan dengan tubuh manusia. Asli keluar dari museum ini dengan perasaan yang senang dan penuh karena mendapatkan banyak sekali ilmu.

Yang di Belanda dan belum pernah ke Corpus Museum, silahkan datang ke sini bersama anak – anak atau sendiri juga ok. Saya sarankan untuk tidak membawa anak kurang dari umur 2 tahun karena pas di dalam tubuh replika, itu gelap dan kalau ada lampunya agak tidak kondusif untuk anak kecil. Pun di dalam tidak boleh membawa Stroller.

SAMBEL TERASI STRAWBERRY, TUMIS DAUN BEET, DAN BAKING

Sudah beberapa bulan ini saya rajin meminum jus beet yang dicampur dengan batang seledri yang besar, jahe, lemon, dan mentimun. Segar sekali rasanya. Konon beet bagus untuk kulit. Satu waktu, saya membeli beet yang daun dan batangnya masih dalam keadaan bagus. Saya pernah membaca kalau daun dan batangnya enak kalau ditumis atau dibuat kuah dengan santan. Saya belum pernah makan daun dan batang beet.

Lalu saya osenglah. Ternyata enak sekali. Tidak ada rasa yang spesial dan khas, tapi daun dan batangnya krenyes – krenyes (karena saya menumis tidak lama). Wah jadi bisa memanfaatkan seluruh bagian beet, tidak terbuang percuma. Setelahnya, saya sudah beberapa kali menumis daun dan batang beet ini. Ketagihan ceritanya.

Nah, tentang sambal terasi strawberry ini pun karena iseng dan penasaran. Beberapa waktu lalu, sahabat saya memberikan infomasi kalau di Instagram sedang ngetren nyambel trasi menggunakan strawberry. Dia menyuruh saya untuk mencoba. Saat mendengarnya, wah saya tidak tertarik. Kok ya aneh – aneh saja.

Sampai suatu siang, saat saya menyambel trasi, ternyata tidak ada tomat merah di kulkas. Adanya tomat hijau di dalam freezer. Lalu saya melihat Strawberry. Mendadak jadi pengen mencoba membuktikan informasi dari sahabat saya kalau sambal ini enak. Saya ambil beberapa tomat hijau di freezer, siram dengan air mengalir supaya cepat lunak, lalu saya bejek di sambel trasi yang saya buat. Terakhir saya tambahkan Strawberry 4 buah sedang. Jadi ini sambel mentah ya. Setelah saya incipi, wah enak!! Ternyata tidak sehoror yang saya bayangkan. Rasanya manis dan aroma sambal jadi Strawberry. Unik dan enak. Silahkan dicoba siapa tau cocok :))))

Lalu baking, ya sebenarnya tidak ada hal baru. Saya masih suka berkreasi dengan roti Sourdough adonan manis. Kadang saya isi dengan isian asam, gurih, sampai campuran asam gurih :))) Seperti roti yang ada di foto bawah ini. Adonan rotinya saya pipihkan melebar lalu saya beri olesan pasta coklat dan pasta kacang. Ya semacam martabak coklat kacang ya hahaha. Anak – anak sih suka ya. Mereka lahap makannya.

PASAR RAYA INDONESIA

Akhir Oktober ada acara Pasar Raya Nusantara di tempat biasanya di Rijswijk. Awalnya saya tidak ada rencana akan datang karena ya palingan isinya begitu – begitu saja. Jadi saya tidak meniatkan datang. Tapi saya ceritakan acara ini ke suami. Dia bilang ya datang saja mumpung masuknya gratis. Lalu beberapa hari kemudian, suami bilang bisa mengantarkan saya setelah dari tempat Mama mertua. Wah saya senang donk diantar (padahal ya biasanya pergi sendiri naik tram dan bus) dia dan anak – anak jelas ikut. Anak – anak selalu senang kalau diajak ke acara Indonesia karena mereka bisa jajan banyak hahaha Ibunya suka kalap beli segala macam.

Kali ini saya salah, ternyata makanan yang dijual menarik dan beda dari tahun – tahun sebelumnya. Ada pendatang baru makanan dari Aceh, Toraja, Gorontalo, Maluku, Banyuwangi, masih banyak lainnya. Stannya juga kece, ada yang mirip warung dan ada bakso dijual di gerobak (ini penjualnya di Harleem, bukan yang di Haagse Markt, Den Haag).

Wah saya tentu saja kalap beli. Bungkus banyak bawa pulang. Memang kalau di acara seperti ini, saya hampir tidak pernah makan di tempat karena tidak suka dengan suasana yang ramai. Dan karena saya sedang diet salah satunya tidak makan snack kering bertepung, jadi kali ini saya tidak membeli sama sekali kerupuk dan keripik.

Saya kalap membeli makanan berat. Dari jajanan Gorontalo (mirip kue lumpur tapi kecil – kecil. Enak sekali rasanya, manisnya pas aroma pandannya dapat), Kapurung, kuah kuning papeda, Mie ACEH, Sambel tuna Aceh, Rujak Natsepa, dan Pantollo Pamarassan (ikan yang dimasak dengan kluwek dan jantung pisang. Makanan tradisional dari Toraja). Ini pertama kalinya saya makan Kapurung dan Papeda. Ternyata selembut itu ya Papeda. Dan benar – benar membuat tahan lama kenyang. Enak!

Bersyukur tinggal di kampung dekat Den Haag, jadi kalau ada acara Indonesia seperti ini, gampang datangnya. Tapi lebih boros juga, karena kalap segala macam dibeli. Tidak apalah, setahun sekali *pembelaan :)))

BUKU DAN BELAJAR ILMU BARU

Saya membeli 2 buku baru yang berkaitan dengan psikologi khususnya memahami kerja otak dan perasaan. Saya memang sedang tertarik tentang ilmu otak, Neuroscience, dan Psikologi. Saat ini, saya sedang mengambil kursus tentang Neuroscience dan Neuromarketing.

Selain itu, saya sudah niatkan akan mempelajari lebih dalam tentang Supply Chain Management, salah satu bidang ilmu yang saya dapatkan waktu kuliah S2. Dulu dapatnya hanya sekadar lalu. Sekarang saya ingin serius lebih dalam belajar. Sebelum mengambil kelas sertifikasi, saya mau belajar dasar – dasarnya dulu lewat buku. Jadi saya pergi ke Perpustakaan pusat di Den Haag untuk meminjam beberapa buku. Tidak hanya 2 buku tentang Supply Chain yang saya pinjam, pun satu buku tentang psikologi. Wah bukunya bagus sekali, bahasanya mudah dipahami, dan penjelasannya tidak rumit.

Semoga tidak bosan ya membaca rangkuman kegiatan yang menurut saya menarik untuk didokumentasikan di blog ini. Cerita beberapa minggu yang dirapel.

Sampai ke rapelan cerita – cerita berikutnya!

  • 16 November 2025 –

Kunjungan Dari Copenhagen, Cerita Baking, Race 10km, dan Membaca 34 Buku

Sourdough Roti Manis

Kembali ke cerita kompilasi gado – gado alias semua cerita yang bukan hanya akhir pekan, juga cerita sehari – hari dalam 3 minggu terakhir, saya jadikan satu unggahan.

  • KUNJUNGAN DARI COPENHAGEN

Setelah gagal bertemu Rani saat kami ke Copenhagen bulan Agustus lalu (awalnya mau ke Copenhagen hari Sabtu, dia lagi ikutan lomba lari. Dan kami juga tidak jadi ke Copenhagen. Saat hari minggu, Rani lagi panjat tebing ke Swedia. Selipan terus), akhirnya ketemu Rani malah di Belanda. Berunding ke sana sini enaknya di mana tempat untuk ketemuan, akhirnya saya udang dia ke rumah. Saya pikir lebih nyaman juga buat ngobrol dan saya tidak harus ke mana – mana membawa anak kicik. Saya masakkan Rani menu yang cocok untuk musim gugur. Bakso, mie ayam, dan segala gorengan. Orang Indonesia sih kurang komplit kalau ngobrol tanpa gorengan haha. Selain itu saya membuat tiramisu dan kue lumpur. Semua yang saya hidangkan buat Rani, saya masak semua sendiri. Demi menjamu tamu dari negara maju :)))

Kocaknya, salah satu oleh – oleh yang Rani bawa, sama persis dengan yang Kiki (tinggal di Denmark juga) berikan ke saya waktu kami ketemuan di Ribe. Jadilah saya sekarang punya koleksi coklat lempengan buat makan roti :))) (itu foto terakhir).

Ngobrol panjang lebar dengan Rani. Dari susahnya hidup sebagai pendatang, segala tes yang harus dilalui, sukanya juga hidup di negara masing – masing, sampai ke satu fakta bahwa Rani ini ternyata tau saya pertama kali dari membaca blog ini. Setelahnya kami saling berkoneksi di twitter lalu setahun belakang di Instagram. Wah saya jadi terharu. Rani membaca blog saya pertama kali tahun 2019 sebelum dia pindah ke Belanda. Semacam jumpa pembaca blog ini. Senang ngobrol banyak dengan Rani.

  • CERITA BAKING

Saya mulai rajin baking lagi nih. Setelah mati suri beberapa bulan ini. Lumayan mengisi waktu ya. Kan sedang rehat dari media sosial. Jadi banyak waktu luang sekarang. Bukan hanya baking roti yang menggunakan ragi alami, juga saya membuat kudapan manis. Roti yang saya buat juga bukan hanya yang berasa manis, juga roti keras untuk suami. Dia senang sekali saya kembali sibuk baking. Rumah kembali wangi roti dan butter. Pewangi alami.

  • KE RUMAH YAYANG

Suatu pagi saya menerima pesan dari Yayang. Dia sekeluarga Agustus lalu baru mudik. Dia ingin memberikan saya oleh – oleh. Jadi dia ingin ketemuan. Saya usulkan untuk ketemu di rumahnya saja saat dia sedang libur kerja. Memang jarak rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah saya. Hanya terpaut 10km sekali jalan. Dia bilang, ok. Akhirnya janjian hari Jumat. Saya ke rumahnya dengan naik sepeda. Ini pertama kalinya. Biasanya naik metro. Itupun sudah lama sekali.

Lumayan juga ya PP 22km (karena ada jalan yang ditutup, jadi harus memutar). Hujan agak rintik. Untung saya ada hiburan, anak ragil di boncengan nyanyi tiada henti. Jadi terasa tidak membosankan. Saya membawakan Yayang Banana Cake andalan. Lalu di sana saya bisa mencicipi segala keripik – keripik yang dibawa Yayang dari mudik. Lalu kami makan siang dengan mie ayam dan bakso.

Saya senang bisa ngobrol banyak dan bertukar kabar terkini dengan Yayang. Pulangnya saya dibungkuskan makanan.

  • RACE 10KM

Di kota sebelah, tiap bulan Oktober selalu ada event lari Half Marathon dan jarak – jarak lainnya. Tentu saja saya ikut yang 10km saja. Tahun lalu saya juga ikutan. Awalnya saya ingin ikut yang Half Marathon. Tapi setelah saya pikir – pikir lagi, kok males latihannya. Akhirnya saya mendaftar yang 10km saja. Kebetulan, anak – anak juga ikutan, termasuk anak ragil yang masih umur 2 tahun. Mereka tentu saja ikut yang jarak paling pendek, 600 meter. Eh kok 2 hari mendekati hari H, saya ambruk sakit. Akhirnya, suami yang menggantikan. Sayang daripada nomernya tidak terpakai. Ini dijoki suami sendiri hahaha. Dihasilnya, 10km selesai dalam waktu 1 jam. Sejarah dalam hidup,nama saya bisa selesai 1 jam 10 km :)))

Tahun lalu ada 3 medali, tahun ini menjadi 4 medali karena anak ragil ikutan. Di foto cuma ada 3 karena satunya entah ada di mana. Medali tahun ini bagus karena dari kayu. Unik desainnya. Saya senang sekali anak – anak juga suka dengan lari tanpa kami paksa. Mereka ikut dengan sendirinya. Mereka juga suka dengan olahraga lainnya.

  • MEMBACA 34 BUKU

Salah satu yang saya syukuri dari rehat media sosial adalah bisa membaca buku dengan fokus dan tanpa terdistraksi apapun. Lumayan saya jadi bisa menyelesaikan banyak buku yang isinya berat yang sudah saya beli tahun lalu tapi belum sempat saya baca. Dan akhir bulan September lalu, saya sudah melampaui target 30 buku. Sudah 34 buku terbaca (1 buku tidak ada di goodreads). Kalau sesuai rencana, kemungkinan sampai akhir tahun bisa 40 buku. Saat ini saya sedang membaca 3 buku pararel haha. Saya kalau membaca buku memang suka pararel.

  • LARI DAN JALAN KAKI

Olahraga seperti biasa tetap lari dan angkat beban di rumah. Sejak September, saya jadi senang untuk mencoba menekuni jalan kaki. Ternyata menyenangkan juga. Selama jalan kaki, bisa dengan tenang melihat sekitaran yang saya lewati. Menikmati pemandangan dan mendengarkan suara lebih khusyuk. Sekarang ke manapun, kalau memungkinkan, saya lebih memilih jalan kaki dibandingkan naik sepeda. Misalkan kemaren ke dokter gigi, biasanya saya naik sepeda. Tapi karena saya ada waktu sendiri (anak kicik sedang sekolah) dan cuaca tidak hujan, jadi saya jalan kaki saja ke sana. Lumayan PP bisa 7km.

Saya berencana, tahun depan akan mengurangi ikutan race lari dan beralih ikut event jalan kaki.

  • LANGIT CANTIK

Meskipun akhir – akhir ini warna langit sehari – hari adalah abu – abu, saya beruntung 2 pagi yang berbeda masih bisa melihat semburat warna yang cantik di langit. Dua foto di bawah ini saya lihat dari loteng yang paling atas, pada 2 pagi yang berbeda. Anak – anak saya sudah hafal, kalau langitnya nampak cantik, mereka pasti teriak antusias memanggil saya dan memberitahu lalu meminta saya untuk memfoto langitnya.

Hal – hal yang simple tapi bermakna seperti ini yang jadi penghiburan saya dimusim yang mulai gelap dan hujan terus setiap hari. Alhamdulillah masih diberikan kesempatan melihat langit yang cantik dan hati jadi gembira.

  • DAUN BERUBAH WARNA

Daun sudah mulai berubah warna, banyak yang sudah rontok malahan. Senang kalau melihat warna daun musim gugur. Yang tidak suka adalah melihat langit yang warnanya abu – abu. Ya langit belanda pada umumnya. Saya nikmati saja. Ya bagaimana lagi. Saya syukuri tiap harinya.

Sudah terlhat juga mulai banyak labu di mana – mana.

  • MASAK MEMASAK

Suatu hari, tiba – tiba ingin masak garang asem. Mumpung berlimpah tomat hijau hasil panen yang pernah saya unggah di sini ceritanya. Plus ada banyak belimbing wuluh di freezer. Wah, serumah makannya nambah – nambah. Anak – anak dan suami senang sekali dengan garang asem. Seger dan hangat di badan. Cocok untuk musim saat ini.

  • CERITA RANDOM LAINNYA

Saya kemaren ke dokter gigi. Kunjungan dadakan karena ada sakit di mulut. Setelah minggu lalu ke dokter umum belum membaik, Beliau bilang untuk periksa ke dokter gigi saja.

Karena sampai di komplek klinik terlalu cepat, jadi saya mampir saja ke toko India yang letaknya persis di depan klinik. Setelah memilih beberapa barang untuk dibeli, mata saya tiba – tiba melihat klenthang. Wah mata saya langsung berbinar. Terbayang segarnya sayur asem klenthang, makan dengan tempe goreng, dan sambel terasi belimbing wuluh. Tanpa pikir panjang, saya membeli 3 batang. Klenthang ini buahnya daun kelor. Sayur asem klenthang makanan orang Madura dan khas daerah Jawa Timur wilayah tapal kuda. Biasanya saya membeli Klenthang di pasar di Den Haag. Hanya satu stan yang berjualan, juga punya orang India.

Setelah membayar semua belanjaan, saya ke klinik. Si klenthang ini, karena memang panjang, jadi nongol di tas yang saya bawa. Saat diletakkan di kursi, terlihat mencuat sedikit. Seperti di foto kanan. Setelah diperiksa, dokter gigi tiba – tiba kaget melihat tas saya. Dia tanya apa itu yang mencuat. Dia pikir apa ular hahaha saya menahan tertawa. Saya bilang kalau itu sayur namanya Klenthang. Saya keluarkan dari tas dan memperlihatkan dari dekat. Lalu saya jelaskan juga kalau sayur ini biasanya dibuat sup asem. Dia yang belum pernah melihat klenthang sebelumnya, takjub :)))

Lumayan ya jadi duta makanan Indonesia. Memperkenalkan Klenthang :)))

Cerita penutup unggahan kali ini adalah kami ke Ikea. Setelah membeli beberapa barang yang kami butuhkan, seperti biasa pasti kami makan di restoran. Saat duduk, bangku belakang kami masih kosong. Tidak berapa lama terdengar ada beberapa orang yang sudah menempati. Lalu terdengar suara satu orang yang sedang melakukan video call. Suaranya lumayan kencang dan saya jadi tau, dari negara mana mereka (dari bahasanya tentu saja).

Setelah video call selesai, suara di belakang jadi anteng lagi. Tidak berapa lama, saya mendengar ada suara nyanyian dari telefon salah satu dari mereka. Otomatis saya menoleh. Suaranya itu keras sekali. Ternyata mereka sedang entah menonton film atau menonton konser musik dari telefon genggam karena mata dari 2 orang ini menatap layar telefon.

Saya dan suami jadi tertawa. Saya merasa sedang makan di warung yang ada suara musik dengan genre yang bisa menggoyangkan badan hahaha. Anak saya protes kenapa suara dari telefon mereka keras sekali. Saya bilang, biar nanti ditegur petugas Ikea. Sampai kami selesai makan, mereka masih khusyuk melihat lagu yang diputar di telefon genggam. Dan tetap dengan suara kencang. Dan tidak ada satu pegawai Ikea yang datang menegur.

Entah kenapa, saya kalau bertemu orang – orang dari negara ini, ada saja cerita uniknya. Angap saja ini kebetulan.

Warna – warni akhir pekan.

Selesai sudah rekapan cerita yang lumayan menarik untuk saya tulis di blog. Semoga bisa menghibur untuk yang membaca ya. Meskipun ngeblog sudah tidak populer lagi sekarang, tapi saya tetap akan ngeblog dan menuliskan hal – hal yang simpel seperti ini. Ada kenang – kenangan kalau dibaca lagi.

Sehat – sehat semuanya.

  • 14 Oktober 2025 –

Amsterdam, Gouda 10km, Bertemu Teman Lama

Tomat hasil panen

Sejak pulang dari liburan, akhir pekan saya selalu sibuk dengan agenda bersosialisasi alias bertemu dengan beberapa teman. Sudah lama tidak menuliskan cerita akhir pekan, jadi kali ini saya akan merapel cerita 3 akhir pekan aktifitas bersama beberapa teman dan aktifitas pribadi.

  • KRAAMBEZOEK ALIAS TILIK BAYI

Sebulan sebelumnya, saya sudah memasak beberapa jenis makanan untuk dibawa ke rumah teman yang melahirkan 3 bulan lalu. Niat saya setelah pulang liburan, bisa tilik bayi alias melihat bayi dan ibunya setelah melahirkan, mumpung dia masih belum kembali bekerja. Saat liburan, saya membuat janji dan dia setuju dengan waktu yang saya tawarkan. Seminggu sebelum berangkat ke rumahnya, saya mulai mengecek kendaraan umum apa untuk menuju ke sana karena terus terang baru kali ini mendengar kota tempat dia tinggal. Sebenarnya letak rumahnya tidak jauh dari tempat tinggal saya, tapi karena akses kendaraannya tidak terlalu banyak, jadi waktu tempuh ke sana agak panjang.

Hari H ke rumahnya, saya membawakan kado untuk bayi dan Ibu juga beberapa makanan seperti ayam panggang, rendang, bakso, lodeh, mie goreng, bumbu soto, dan bumbu urap. Semuanya saya masak sendiri. Tak ketinggalan Banana Cake andalan saya. Alhamdulillah Banana cake mendapatka pujian, hari yang sama ludes karena mertuanya juga suka. Setiap menjenguk Ibu yang melahirkan, saya selalu membawakan makanan karena Ibu dan Bapak yang punya anak bayi butuh tenaga banyak dan mood yang baik untuk tetap bisa kuat dan bahagia menghadapi makhluk kecil mungil dan segala perubahan setelah melahirkan. Jadi, semoga makanan yang saya masak sendiri bisa membawa mood yang baik dan kebahagiaan tersendiri. BIsa dijadikan stok juga supaya mereka tidak sibuk masak.

Singkat cerita, setelah menempuh perjalanan dengan deg – deg ser takut nyasar, saya dan anak ragil sampai juga di rumahnya. Oh, bayinya lucu sekali. Kami mengobrol banyak hal, makan siang dengan mie goreng yang saya buat, lalu 3 jam kemudian saya pamit pulang. Selain Ibu dan bayinya butuh istirahat, saya juga harus cepat kembali karena anak mbarep sepulang sekolah sudah janjian di rumah membawa satu temannya. Jadi saya siap siaga menyedikan camilan untuk mereka.

  • PANEN TOMAT HIJAU

Cuaca mulai dingin dan daun mulai rontok, saatnya berbenah halaman depan dan belakang. Pulang dari liburan, tanaman tomat yang tiba – tiba saja muncul tanpa ditanam, buahnya sangat banyak. Untungnya, masih berwarna hijau. Jadi bisa disimpan di freezer untuk masak yang butuh rasa asam. Isi freezer saya terbatas, karenanya saya tawarkan ke teman apakah mau meminang si tomat – tomat ini, gratisan. Senangnya, dia mau. Selain tomat, saya juga panen Strawberry meski jumlahnya tidak seberapa. Daun mint juga tumbuh subur. Dedaunan seperti kucai, thyme, rosemary, dan basil juga lumayan banyak. Semuanya saya pangkas sekalian dengan bunga – bunga yang sudah mulai mengering. Siap menyambut musim gugur.

  • KULINERAN DI AMSTERDAM

Sabtu minggu berikutnya, saya dan anak tengah pergi ke Amsterdam dengan kereta. Saya dan seorang teman akan wisata kulineran meskipun belum diputuskan akan kemana. Awalnya kami sudah reservasi tempat ke satu Indonesia restoran yang baru dibuka. Tapi setelah membaca ulasan di Google, kami membatalkan reservasi dan memutuskan ke sana lain waktu saja jika mereka sudah lebih siap dan menu yang disajikan sudah lengkap.

Saat kami sudah bertemu dan berdiskusi cepat, akhirnya kami memilih makan di Satay Club. Ini juga restoran yang baru buka beberapa bulan lalu. Konsepnya mengusung berjualan sate seperti di Indonesia dengan membakar menggunakan arang. Kami tentu saja penasaran karena sepintas saya lihat penyajiannya bisa menggunakan lontong. Wah favorit saya ini, makan sate dengan lontong. Plus katanya pemilik restoran ini belajar ke Indonesia langsung untuk membuat sate dan mendatangkan orang Indonesia langsung untuk mengajari mereka cara membuat sate dan bumbunya yang enak. Sekarang si Bapak sudah kembali ke Indonesia.

Satay Club lokasinya tidak jauh dari Stasiun Amsterdam. Lokasi turis tentu saja. Sesampainya di tempat, masih sepi. Baru jam buka juga. Setelah memilih menu dan membayar (yang lumayan juga harganya) kami menunggu makanan datang dengan berbincang. Obrolan seputar liburan saya, hidup sehari – hari, dan rencana kami tentang liburan.

Makanan datang, kami mencicipi satenya. Saya pesan sate domba dan anak tengah makan sate ayam. Sate ayam dan bumbu kacangnya ok, tidak yang spesial. Sensasi bakarannya dapat, dagingnya agak kering, potongannya manusiawi tidak seperti potongan sate ayam di Belanda yang besar – besar. Sate domba yang saya pesan, rasanya enak. Bumbunya terasa jadi seperti sate Maranggi. Lontongnya yang mengecewakan karena disajikan dengan dingin. Saya minta dipanaskan katanya tidak bisa karena standar penyajian mereka ya dingin. Saya memberi masukan kalau di Indonesia kami makan sate tidak pernah dengan lontong yang dingin. Minimal suhu ruang. Apalagi setelah ini masuk musim dingin, akan tidak enak kalau makan sate dengan lontong yang dingin. Mereka menerima masukan saya dan akan mempertimbangkan untuk mengubah penyajian lontong.

Balado terong rasanya tidak masuk selera saya. Sambel bawangnya enak. Jadi secara keseluruhan, ok lah makan di sini. Tapi, cukup sekali saja untuk saya. Anak saya sih senang dan habis makan sate ayam dengan nasi. Katanya enak sekali. Pasti karena kelaparan.

Setelahnya kami ke toko oleh – oleh yang lokasinya persis di depan Satay Club. Saya membeli beberapa barang. Seperti turis saja ya. Lalu kami melanjutkan jalan kaki ke Restoran Thailand untuk bungkus bawa pulang, ke toko roti membeli kudapan, restauran Vietnam untuk membeli es kopi, dan ke toko es krim. Cuaca hari itu lumayan cerah cenderung gerah. Membuat hati juga ikutan gembira melihat matahari dan langit biru di Amsterdam. Seperti biasa ya Amsterdam, ramai sekali dan aromanya itu aduh, khas ganja. Aroma yang saya tidak suka.

Alhamdulillah, jalan – jalan ke Amsterdam selesai sudah. Perut kenyang sekali karena makan ini dan itu. Saya dan anak tengah pulang dengan hati gembira. Saya senang karena banyak ngobrol dengan teman dan makan dengan kenyang.

  • CARGILL SINGELOOP GOUDA 2025 – 10KM

Hari minggu keesokan harinya, saya mulai ragu apakah akan tetap berangkat ke Gouda untuk ikutan race 10km yang sudah saya daftar sejak bulan Januari dan nomernya pun sudah dikirim ke rumah. Yang membuat saya ragu adalah cuaca hari itu akan sangat terik dengan suhu 28 derajat celcius. Apalagi waktu berlarinya sore hari jam 3. Puncaknya panas. Suami meyakinkan saya untuk tetap berangkat saja karena sudah daftar, sayang kalau tidak datang. Apalagi Gouda cuma 20 menit saja naik kereta.

Akhirnya saya niatkan datang dengan berdoa semoga dikuatkan selama lari. Walapun tetap deg – deg an juga. Sesampainya di lokasi acara, wah peserta yang lain sudah terlihat siap sedia. Saat saya datang, yang 5km baru saja dimulai. Panasnya mulai terasa. Sangat menyengat ke muka.

Saya membeli air mineral dingin di supermarket terdekat dan berniat membawanya selama lari. Saya memakai pakaian dan jilbab tertipis. Supaya tidak terlalu panas. Niat saya pokoknya ya sudah dijalani saja, sesampainya saja. Kalaupun akan jadi yang terakhir masuk finish, ya sudah. Kalau tidak kuat ya stop saja.

Nanti akan saya ceritakan selengkapnya di tulisan yang terpisah. Singkat cerita dengan perjuangan dan keringat yang basah ke baju, hampir menyerah juga tidak melanjutkan, akhirnya saya jadi peserta terakhir yang sampai finish haha! sudah biasa. Saat saya sampai, semua langsung bersorak dan ya lumayan, dijepret foto banyak pose. Waktu saya 1 jam 35 menit. Ini lari dengan selingan jalan kaki terbanyak selama saya ikutan race. Ya lumayanlah, nambah 1 medali lagi.

  • BERTEMU TEMAN AKRAB

Sabtu minggu lalu, saya bersama anak ragil berkunjung ke rumah teman yang sudah 11 tahun ini saya kenal. Sudah lama saya tidak mengobrol panjang dengan dia. Sebelumnya sudah bertemu di acara Indonesia di Den Haag beberapa bulan lalu, tapi ya tidak terlalu lama juga. Plus berisik jadi ngobrol tidak khusyuk. Lalu kami membuat janji sebelum saya pergi liburan.

Jam 7 pagi saya sudah ada di stasiun metro. Untung anak kicik tidak terlalu susah bangunnya dan semangat sekali karena akan pergi dengan kereta. Perjalanan ke rumah teman ini, 3 jam lamanya. Jauh ya, karena memang sudah beda provinsi. Terbiasa jadi penduduk kota besar, jadi kalau mau ke provinsi lain berasa sekali jauhnya. Tapi ya tidak masalah, demi bisa bertemu teman dan ngobrol banyak, perjalanan jauh pun bukan hambatan. Makanya berangkat pagi supaya pulangnya pun tidak terlalu telat.

Jam 10 pagi pun saya sudah di rumahnya. Langsung kami heboh bercerita ke sana sini tanpa henti. Sampai suaminya yang maunya nongkrong duduk dekat kami, diusir untuk pergi saja haha karena dia tidak bisa berbahasa Indonesia. Daripada tidak paham kan, apalagi saya dan teman ini sama – sama orang Jawa Timur. Jadi obrolan kami jelasnya semuanya berbahasa Jawa Tapal Kuda. Kencang dan penuh tawa.

Lima jam tak terasa ngobrol dan makan. Kalau dengan teman yang sudah satu frekuensi, saya pikir ngobrol tujuh hari tujuh malam pun tidak akan pernah kehabisan topik. Dari topik tentang keluarga sendiri, diri sendiri, rencana ini itu, sampai menggosipkan orang *LOH!

Waktunya pulang, temu kangen sayangnya harus diakhiri di sini. Sampai berjumpa dilain waktu yang entah kapan karena rumah kami yang berjauhan dan dia pun kerja kantoran jadi waktunya tidak se fleksibel saya. Lima jam yang terasa pendek tapi cukuplah menuntaskan rasa rindu.

Butuh usaha kedua pihak untuk pertemanan yang awet. Tidak selalu ada pelangi dan kupu – kupu di dalamnya, tapi paling tidak sampai 11 tahun ini kami masih bersama. Memaafkan, menerima, dan saling memahami adalah kuncinya. Komunikasi juga tak kalah penting. Semoga kami tetap langgeng selalu.

Perjalanan 3 jam kembali ke rumah, lancar jaya. Pukul 6 malam kami sudah sampai. Anak kicik yang senang sekali dengan perjalanan kali ini, dia langsung bercerita banyak ke Papa dan kedua kakaknya. Kangen juga meninggalkan suami dan anak – anak di rumah seharian utuh.

  • MENGUNJUNGI MAMA MERTUA

Hari minggu, kami ke rumah Mama mertua. Jadwal kami setiap 2 hari minggu memang menjenguk Mama. Tidak lama di sana, berbincang seperti biasa lalu satu jam kemudian kami pulang. Mama juga tidak bisa terlalu lama karena gampang capek. Biasanya setelah dari Mama, kami muter – muter dulu di pusat kota Den Haag. Tapi kali ini kami langsung kembali ke rumah karena saya agak capek. Kali ini tidak jajan dulu di Toko Asia.

Wow, panjang juga ya rapelan cerita 3 akhir pekan. Senang sekali bisa menulis cerita akhir pekan seperti ini. Sama senangnya karena saya kembali rajin menulis di blog. Saat menulis ini, saya mulai jam 5 pagi karena sudah tidak bisa tidur lagi. Waktu yang tenang untuk berkonsentrasi. Fokus yang penuh. Satu jam menulis, sudah selesai.

Saya bersyukur sekali, masa – masa istirahat dari media sosial seperti ini, konsentrasi saya jadi panjang dan juga produktif untuk menulis kembali. Tidak sebentar – sebentar pegang Hp untuk mengecek media sosial. Entah sampai kapan rehatnya, yang pasti saya sangat menikmati waktu tanpa bermedia sosial.

  • 18 September 2025 –

Hal – Hal Yang Disyukuri Tahun 2024

Warna warni musim gugur

Hari Jumat dan sedang menunggu Mbak yang bersih – bersih rumah selesai dengan pekerjaannya. Mau menuliskan topik yang ringan – ringan saja.

Hal – hal ditahun ini yang saya syukuri dari awal tahun sampai saat tulisan ini diunggah :

  • SEHAT

Alhamdulillah diberikan berkah yang sehat sampai saat ini. Meski akhir tahun lalu dan awal tahun ini sempat kena Covid yang menyebabkan saya tidak bisa beraktifitas dengan normal selama 2 bulan (sampai saat ini penciuman dan lidah masih sering error), setelahnya sehat dan bisa melakukan lebih banyak hal. Tentu saja ini tidak datang dengan sendirinya. Saya usahakan lewat makanan yang sehat dan bergizi seimbang, olahraga, tidur yang cukup dan jauh – jauh dari penyebab pikiran yang tidak nyaman. Termasuk pertemanan tidak sehat, hubungan di keluarga yang tidak baik, maupun interaksi yang tidak nyaman di media sosial, saya jauhi semua. Saya tidak mau ambil pusing dengan hal – hal yang tidak menyamankan. Hidup cuma sekali, saya ingin menikmati dengan bahagia, bisa memberkahi diri sendiri dan banyak orang.

  • SUAMI

Suami sehat, tetap rajin olahraga (tiap hari kecuali hari senin), rajin ikut race baik yang jarak 5km atau 10km. Dia katanya sudah pensiun race HM (21km). Pekerjaan dia lancar dengan segala proyek yang ditangani. Tetap dengan kegiatan sehari – hari membersamai anak – anak dan istri (yang bagian ini, penuh kesabaran). Semoga selalu sehat selamanya, menua dengan bugar.

  • ANAK – ANAK

Anak pertama dan kedua, senang dengan sekolahnya yang baru. Kami juga puas sekali dengan sekolah ini. Banyak hal – hal positif selama 2 bulan ini. Keputusan memindahkan sekolah tahun ini, adalah salah satu keputusan yang tepat di keluarga kami. Mereka aktif olahraga. Saat ini masih les renang. Anak mbarep segera ujian diploma A dan akan menambah olahragan lainnya. Anak tengah baru mulai les renang. Mereka berdua juga rajin ikutan lomba lari karena katanya ingin seperti Ibu dan Papa yang rajin lari. Aktifitas sehari – hari juga mereka aktif. Anak mbarep ada indikasi akan loncat kelas karena kemampuannya jauh dibandingkan anak – anak di kelasnya. Anak kedua makin hari makin kreatif, ada saja penemuannya dan kelakuannya yang bikin ribut dengan Ibu hahaha tapi kami saling sayang.

  • ANAK BAYI

Anak bayi sudah bisa jalan kencang, lari sampai sering nyusruk saking semangatnya. Sudah bisa ngoceh dengan kata – kata yang jelas. Bisa diajak ngobrol dan dia paham dengan perintah – perintah dasar. Paling seneng makan karena semua makanan dia suka. Suka diajak naik sepeda, hobi dibacakan buku, dan semangat menemani saya kalau sedang workout depan TV.

  • 10 TAHUN PERNIKAHAN

Senang dan bahagia, kami sampai ke titik Sepuluh Tahun Pernikahan. Banyak syukur kami panjatkan karena sudah berjalan sejauh ini dan semoga berpuluh tahun ke depan kami masih bersama dan saling membersamai dalam segala situasi dan kondisi dalam keadaan sehat, bahagia, dan tetap penuh cinta.

  • TRAVELLING

Tahun ini diberikan rejeki sehat dan materi yang lebih sehingga kami bisa mudik 2.5 minggu ke Indonesia dengan mampir ke Dubai. Lalu liburan untuk merayakan ulang tahun saya di Paris dan beberapa kota di sekitarnya. Merayakan ulang tahun ke 10 pernikahan kami dengan road trip sebulan ke Slovenia, Austria, Jerman, Slovakia, Hungaria dan Polandia. Awal tahun 2024 kami liburan ke Cyprus. Jadi tahun ini ke 9 negara. Sampai akhir tahun, kami tidak ada rencana liburan ke manapun. Menikmati Belanda dengan segala dinginnya. Semoga tahun depan bisa liburan ke negara – negara seru lainnya.

  • BAKING DAN MASAK

Kegiatan sehari – hari ya tetap baking, masak, nyetrika, dan berbenah rumah. Selain kegiatan utama lainnya yaitu membersamai dan bermain bersama anak – anak.

Tahun ini, saya lumayan menerima pesanan banyak untuk baking dan masakan Jawa Timur. Untuk masakan, yang saya jual : Soto ayam, rawon, lodeh, ayam bakar, ayam panggang, bumbu urap, bumbu rawon, bumbu soto, pecel pitik, pentol dan tahu bakso. Sebenarnya lumayan banyak permintaan pesanan Bebek Madura yang tahun 2022 oernah saya jual dan mengirim pesanan sampai ke Denmark, Jerman, Belgia dan Perancis plus di dalam Belanda juga. Sayang saya tidak bisa menjual lagi sekarang.

Ya lumayanlah, bisa mengisi waktu senggang dengan menerima pesanan – pesanan tersebut. Jadi nanti kalau sudah siap buka restoran Jatim atau bakery, saya sudah terampil *amiinnn!

  • QUALITY TIME BERSAMA KELUARGA

Makin banyak waktu berkualitas dengan anak – anak dan suami. Mereka lah hal terpenting di hidup saya saat ini, selain diri sendiri. Terasa kalau anak – anak cepat besarnya, jadi semaksimal mungkin kami membersamai mereka dengan segala keingintahuan yang ada, memberikan sebanyak mungkin kasih dan sayang sehingga mereka tumbuh sebagai anak – anak yang berkelimpahan perhatian dan cinta, merasa cukup dan bahagia. Semoga kami bisa memberikan bekal yang cukup, baik secara fisik dan mental untuk mereka nantinya hidup mandiri.

  • DIKELILINGI TEMAN – TEMAN YANG BAIK

Satu hal yang saya sangat syukuri adalah sampai saat ini, saya dikelilingi olah teman – teman yang baik. Yang mengajak ngobrol langsung jika ada hal yang tidak benar dan yang tidak pelit memberikan pujian jika saya melakukan hal – hal yang baik. Begitu pula sebaliknya. Kami selalu menyempatkan untuk bertemu meski tidak rutin, saling menyapa lewat aplikasi pesan meski tidak sering. Yang terpenting sama – sama tau bahwa kami saling ada kapanpun dibutuhkan ataupun hanya sekadar ngobrol biasa.

Pun teman – teman dan para sahabat di luar Belanda yang selalu hadir dalam setiap pesan yang kami kirimkan. Dalam setiap canda yang kami lontarkan dan kata – kata rindu yang terucapkan. Persahabatan 25 tahun dan pertemanan dengan yang lainnya yang masih terjalin baik sampai sekarang. Tanpa rasa iri, tanpa rasa tersaingi, tanpa diselingi hal – hal yang negatif.

Bulan lalu pun saya dikunjungi Pak Mar sekeluarga. Beliau adalah rekan kerja saya selama 7 tahun di Jakarta. Bukan hanya rekan kerja, pun jadi tempat curhat segala macam topik. Dari percintaan sampai masalah kantor. Paket komplit haha. Kami terakhir bertemu tahun 2014 saat saya dalam rangka bulan madu ke Jakarta. Saya mengundurkan diri dari kantor tahun 2012 lalu kuliah di Surabaya. Jadi pertemuan kali ini, pertama kali setelah 10 tahun lalu. Tidak menyangka bisa ketemu Pak Mar lagi lengkap dengan Ibu Rosa dan Ema. Makan dan bercanda di rumah kami. Malah Pak Mar mengajari anak – anak sulapan tangan, yang sampai sekarang jadi favorit permainan mereka. Semoga bisa bertemu Pak Mar lagi dalam keadaan sehat dilain waktu. Saya akan ceritakan secara lengkap kunjungan Pak Mar dipostingan lainnya.

  • BERBAGI RESEP

Saya sering berbagi resep di twitter maupun menuliskan di buku khusus kumpulan resep yang saya tulis manual. Dengan berbagi di twitter dan mendapatkan testimoni positif dari yang sudah recook atau rebake, rasanya senang sekali. Bahkan ada yang sampai dibuat jualan. Mainan media sosial trus bisa bermanfaat itu rasanya, selain bahagia juga membuat hangat di hati. Semoga saya bisa terus berbagi dalam hal apapun. Bermanfaat untuk orang banyak.

Tiga resep di bawah ini, yang lumayan ramai peminatnya dan sampai sekarang masih saja ada testimoni yang masuk tentang enaknya resep yang saya berika, cocok dengan selera mereka. Masih ada resep – resep lainnya yang saya berikan di twitter.

  • BACA BUKU DAN MENULIS DI BLOG

Sampai tulisan ini diunggah, saya lumayan sudah membaca 15 buku. Nampak tidak spektakuler ya angkanya dibandingkan yang sudah baca buku sampai berpuluh bahkan ratusan. Namun buat saya ini sebuah prestasi, mengingat tahun sebelumnya cuma membaca 1 buku hahaha. Pelan – pelan saya tegakkan lagi hobi membaca ditengah gempuran scroll scroll media sosial.

Menulis di blog pun tetap saya lakukan meskipun tidak serajin tahun – tahun sebelumnya. Inipun saya syukuri. Pelan – pelan saya kembali ke jalan yang benar sebagai seorang blogger kawakan :)))

  • PUNYA AKUN BARU DI INSTAGRAM

Saya dulu pernah menuliskan kalau tidak akan punya akun IG lainnya selain akun baking yang sudah saya punya selama 4 tahun ini, khusus untuk jualan dan menampilkan hasil baking. Lalu akhir Juli entah kenapa terlintas ingin membuat akun IG khusus untuk pamer foto travelling, kegiatan sehari – hari di luar rumah, makanan atau hal – hal random lainnya. Saya pikir akan punya waktu luang yang lebih untuk menambah satu sosial media karena sudah tidak aktif di FB sejak bulan Mei. Akhirnya saya membuat akun IG itu. Apakabar_denald akun IG pribadi saya. Definisi menjilat ludah sendiri *emot ngakak.

Senang juga punya akun IG yang isi story saya random suka – suka hati. Jadi banyak tau akun – akun yang penyuka lari, masakan, ataupun jadi saling lihat kabar terkini dari teman dan sahabat2 di Indonesia. Selain itu, ternyata saya suka mengedit video lewat reels. Pengalaman baru, meski beberapa kali kagok menggunakan fiturnya karena di akun baking, saya tidak pernah unggah yang macam – macam. Flat karena jaga image, pengikut saya banyak orang Belanda termasuk dosen – dosen di sekolah baking dan kolega – kolega kerja di bakery, tetangga dan kenalan lainnya. Termasuk para pelanggan usaha baking saya. Sekarang punya akun IG baru, jadi lebih bebas berekspresi.

  • OLAHRAGA

Selain lari, beberapa bulan ini saya menambah olahraga dengan angkat beban menggunakan dumbbels. Awalnya saya menggunakan 2kg, sekarang sudah mencoba 5kg. Tujuan utama untuk mendukung aktifitas lari dan fat loss. Lumayan, sejak angkat beban, kaki saya lebih kuat lari jarak jauh, tidak cepat pegal dan badan saya lebih berbentuk. Berat badan meski turun perlahan tapi melihat perut yang meski belum rata sekali tapi sudah ada bentuknya. Selain itu, saya juga rutinkan jalan kaki cepat sambil dorong stroller anak kicik selama 1 jam. Semangat sehat dengan bergerak.

Saya juga masih rajin ikut race tentu saja dengan jarak tetap 10km. Race yang akan datang, akan jadi race kelima saya tahun ini. Semoga saya sukses sampai finish tidak jadi yang terakhir. Kan sudah punya sepatu lari yang baru. Ihiyykk Pamer haha.

  • MENIKMATI HIDUP

Saya makin menikmati jalan hidup yang saya pilih, selama ini dan saat ini. Menjalani hari dengan tidak terburu – buru, lebih bisa menikmati fase yang pelan – pelan, memperhatikan detail. Tidak gampang terusik dengan apapun diluar kendali, termasuk hal – hal yang tidak menyenangkan tentang saya. Cukup saya baca, dengarkan lalu tinggalkan. Buat apa ditanggapi. Toch tidak memberikan value lebih pada hidup. Lebih baik menikmati kehidupan nyata yang lebih membahagiakan. Tidak perlu validasi apapun, tidak butuh menjelaskan segala sesuatunya, bernafas dengan lega tanpa rasa sesak himpitan apapun di hati. Saya sudah difase hidup yang santai sekali. Bisa memberi apresiasi yang besar terhadap diri sendiri. Yang terpenting adalah kehidupan nyata yang saya jalani penuh suka cita dan bahagia bersama mereka yang saya sayangi dan mengapresiasi, memberikan manfaat buat orang banyak, dan menjauhi hal – hal yang tidak membahagiakan tanpa ada manfaatnya.

Saat ini saya sedang menikmati musim gugur dengan hawa dinginnya dan warna warni daun yang cantik dan mulai rontok. Cantik ya warna daun di foto saya ini. Lokasi foto ini, sebelah rumah. Tidak perlu ke lokasi tertentu untuk bisa menikmati warna warni ini. Keuntungan tinggal di kampung. Bisa melihat banyak pohon, ke danau dan hutan tinggal koprol.

Segitu saja tulisan random tentang hal – hal yang saya syukuri ditahun ini, sampai saat ini. Semoga semuanya sehat selalu dan punya stok bahagia yang cukup banyak di kehidupan nyata, memaksimalkan waktu bersama orang tersayang.

Selamat berakhir pekan!

-1 November 2024-

Musim Dingin Yang Beku dan Bersalju

Salju dan langit biru

Musim dingin kali ini saya tidak menaruh harapan salju lebat akan datang. Sudah terbiasa dengan prakiraan cuaca yang memporakporandakan harapan akan turunnya salju, yang ternyata hanya air saja. Seperti tahun – tahun sebelumnya, kalaupun ada salju, biasanya datang dalam bentuk basah alias kalau sudah menyentuh tanah langsung mencair. Selama saya di sini sejak awal 2015, salju yang lumayan lebat datang kalau tidak salah tahun 2017 – 2018. Saat Ibu tinggal di sini selama 3 bulan, Beliau juga sampai setiap hari ke luar rumah untuk menikmati suasana musim dingin yang bersalju. Setelah tahun tersebut, salju yang datang kebanyakan salju basah, paling tidak di sekitar tempat tinggal kami.

Musim dingin awal tahun ini, berbeda. Salju pertama datang di sekitar rumah 16 Januari 2021. Itu salju yang tipis sekali tapi sudah membuat semua orang di sekitaran rumah bahagia. Ini sekitaran rumah maksudnya para tetangga dan anak – anaknya. Saljunya datang pas akhir pekan. Langsung lah mereka dengan suka cita ke luar rumah main di bawah hujan salju. Kami pun tidak mau kalah, ikut ke luar rumah juga. Suami tidak mau berlama – lama di luar karena kata dia dinginnya sangat menususk. Saya lalu menatap dia aneh : yang lahir di sini siapaa, yang ga kuat dingin siapa. Padahal dia sudah berpakaian lengkap dengan sarung tangan saat di luar, tapi tetap dia tidak kuat dingin. Saya malah tidak pakai sarung tangan karena malas (dan sebenarnya tidak punya sarung tangan yang tebal). Saya memang paling tidak suka memakai sarung tangan dan boots, kalau cuaca tidak sangat ekstrim. Kalau cuma salju tipis, pakai sneakers saja sudah cukup. Kalau salju sudah tebal, baru mengeluarkan satu – satunya sepatu tebal yang saya punya.

Dua minggu kemudian, sudah ada kasak kusuk salju akan datang lagi. Tapi karena kami sudah terbiasa di “PHP” oleh prakiraan cuaca, jadi tetap tidak berharap banyak salju yang datang akan lebat. Sekedar informasi, tempat tinggal kami suhunya lebih hangat dibanding beberapa tempat di Belanda yang biasanya turun salju lebat karena rumah kami tidak jauh dari pantai. Beberapa hari sebelum salju datang, berita di TV terus mengatakan kalau salju kali ini akan lebih banyak dari tahun – tahun sebelumnya. Bukan hanya itu, peringatan badai salju pun sudah didengungkan. Sudah ada peringatan juga untuk tidak bepergian ke luar rumah bahkan beberapa sarana transportasi akan berhenti beroperasi jika memang ketebalan salju melebihi batas maksimalnya.

Salju dan langit biru
Salju dan langit biru

Di satu grup aplikasi pesan, kami para buk ibuk sudah heboh sendiri sekaligus tetap tidak menaruh harapan tinggi akan salju lebat. Terbiasa harapan dipatahkan oleh kenyataan.

PADA AKHIRNYA ….

Sekitar jam 5 pagi saat bangun tidur, saya membuka gordijn kamar, dan melihat tumpukan salju di luar yang lumayan tebal. Wah, saljunya beneran datang batin saya. Minggu, 7 Februari 2021, salju lebat akhirnya datang. Hari minggu kami jadi berbeda. Semua antusias untuk segera ke luar rumah bermain dengan salju, termasuk saya tentunya. Setelah suami menunaikan tugasnya dihari minggu yaitu bersih – bersih rumah dan kamar mandi, setelah makan siang kami langsung menjelajah menggunakan Slee (kereta luncur) di sekitaran kampung. Saljunya sudah lumayan tebal. Saya benar – benar terkagum bagaimana sekitar rumah kami langsung berubah suasananya dibanding sehari sebelumnya. Benar – benar berbeda seperti tidak tinggal di Belanda. Sangat sureal semuanya memutih.

Sekitaran kampung

Ada satu cerita agak kocak. Saya kan tidak punya sarung tangan tebal, tapi suhu pada hari minggu itu terlalu dingin untuk tidak memakai sarung tangan. Tercetuslah ide untuk menggunakan sarung tangan buat oven. Hari itu, saya sedang baking roti dan kue. Pas lihat sarung tangan yang saya pakai saat mengeluarkan loyang dari oven, seperti mendapatkan ide cemerlang untuk menggunakannya di luar rumah. Ternyata hangat lho, lumayan bisa meredam dingin karena tebal (bisa dipakai sampai suhu oven 300 derajat celcius).

Minggu siang saat itu, suasana benar – benar senyap. Tidak terlihat sama sekali kendaraan di jalan, hanya banyak orang berjalan kaki atau menggeret slee bersama anak – anak. Orang – orang yang jalan kakipun, outfit mereka sudah seperti di negara yang rutin datang salju. Ini juga membuat saya merasa seperti tinggal di Finlandia (kayak yang pernah ke Finlandia saja, padahal ya karena lihat di TV). Bukan hanya salju yang terus saja turun deras, anginnya pun cukup kencang. Itulah kenapa beberapa hari sebelumnya sudah ada peringatan badai salju.

Setelah puas 2 jam berjalan menyusuri kampung, pemberhentian kami selanjutnya adalah taman bermain. Di taman bermain ini ada semacam bukit kecil. Kami dan beberapa orang lainnya main seluncuran di bukit ini. Saking antusiasnya, saya pun ikut mencoba seluncuran di atas salju menggunakan slee di atas bukit kecil ini. Senangnya luar biasa. Ya beginilah kalau tumbuh besar di pesisir, bagitu lihat salju dan bisa bermain seluncuran, langsung noraknya maksimal dan memanfaatkan kesempatan semaksimal mungkin. Gembiranya luar biasa. Saya benar – benar memanfaatkan momen yang ada untuk bersenang – senang sepuasnya. Kapan lagi ya kan bisa main seluncuran, belum tentu tiap tahun salju datang. Ini tahun ke tujuh saya tinggal di Belanda, tetap saja kalau lihat salju selalu norak, riang gembira.

Sarung tangan untuk oven, penyelamat saat suhu dingin ekstrim

Setelah puas bermain di luar rumah, kami pulang. Menikmati minuman coklat hangat dan kue yang saya buat, sambil melihat hujan salju yang terus saja turun. Menikmati pemandangan orang – orang bergembira ria hilir mudik depan rumah dengan wajah ceria. Kedatangan salju kali ini, membuat orang lupa sejenak akan Corona dan Lockdown. Hati saya menghangat. Bersyukur kami berkumpul bersama dalam keadaan sehat, menikmati suasana salju dengan hangatnya coklat, kue yang baru dibuat, dan obrolan serta senda gurau.

SUNGAI DAN DANAU MEMBEKU

Selama seminggu penuh, Kami selalu ke luar rumah setiap sore. Tidak pernah absen satu haripun. Paling tidak, kami menghabiskan waktu 2 jam jalan kaki atau bermain salju di seluncuran bukit penuh salju. Suhu selama seminggu tersebut sangatlah dingin, buat saya yang lebih menyukai musim panas. Kalau tidak salah, sampai -13 derajat celcius (atau lebih ya, lupa). Tapi suhu yang dingin tidak menghalangi saya untuk tetap bersenang – senang dengan datangnya salju.

Kami mencoba membuat boneka salju di halaman belakang, tapi tidak berhasil. Saljunya terlalu halus, susah disatukan. Pada hari Rabu, sungai kecil di dekat rumah mulai beku. Kami melihat beberapa anak dan orang dewasa berjalan di atasnya. Wah, jadi ingat saat saya berjalan di atas danau yang beku tahun 2016, sewaktu membuat liputan pertama untuk Net TV. Melihat sungai yang beku saya antusias juga berjalan di atasnya, sekaligus ngeri bagaimana kalau pas di tengah esnya pecah dan kejeblos ya kan ga lucu. Sadar diri kalau badan tidak semungil saat 2016 lalu.

Setelah mencoba menapakkan kaki sambil sesekali lari ke pinggir setiap mendengar suara : kraakk kraakk seperti es mau pecah, saya akhirnya berani jalan di atas air yang membeku. Beberapa anak kecil dan orang dewasa sudah mulai ice skating an. Kami juga tidak mau kalah, menarik slee di atas air es. Wahhh itu asli saya senangnya luar biasa. Hilir mudik di atas air yang membeku. Membuat foto sana sini dan merekam tiada henti. Mendokumentasikan untuk diri sendiri. Kenang – kenangan musim dingin tahun ini.

Slee yang setia menemani selama seminggu

Hari Sabtu siang, kami pergi ke danau besar di kampung. Danau ini sangat besar. Sesampainya di sana, saya merasa suasananya semacam liburan musim dingin. Danau penuh dengan orang main ice skating. Penuh sekali. Belum lagi mereka yang menikmati suasana hanya duduk – duduk di pinggir danau sambil menikmati minuman dan makanan hangat yang mereka bawa. Nih kurang orang jualan bakso, soto ayam, dan rawon, juga gorengan – gorengan batin saya. Kami langsung mencoba jalan – jalan di atas danau yang membeku. Rasanya agak aneh karena semua orang di danau tersebut bermain ice skating sedangkan beberapa gelintir orang hanya berjalan kaki. Kami lalu jalan kaki mengelilingi pinggir danau dan melihat kemeriahan dari atas bukti.

Saya senang melihat antusias orang – orang, bersenang – senang saat salju datang dan air di danau membeku. Semua benar – benar bersuka cita. Saya sampai merasa sedang tidak dalam suasana hard lockdown. Melihat bahwa mereka benar – benar memanfaatkan dan menikmati momen yang ada.

Ada satu pemandangan yang luar biasa berbeda selama satu minggu salju lebat ini ada. Setiap pergi ke sekolah, saya selalu merasa kalau tidak tinggal di Belanda. Para orangtua mengantarkan anak – anaknya menggunakan slee dan mereka berpakaian lengkap seperti tinggal di negara yang musim dinginnya ekstrim. Sampai saya bilang ke suami mungkin ini rasanya kalau tinggal di Finlandia atau Islandia. Pemandangan seperti ini yang dilihat sehari – hari. Jadinya saya suka terbawa suasana bahagia lalu senyum – senyum sendiri. Bahagia karena melihat anak – anak ditarik slee oleh orangtuanya atau bahagia melihat mereka berpakaian lengkap di salju. I really enjoyed the moment. Kalau kata orang Belanda Genieten van karena tidak setiap tahun bisa melihat dan merasakan suasana yang seperti ini. Saya jadi tahu rasanya setiap hari geret – geret slee hampir ke mana – mana sampai urusan belanja juga.

NYARIS SEMUA ORANG BAHAGIA DAN LUPA SEJENAK TENTANG CORONA

Selama seminggu tersebut, nyaris semua orang di lingkungan kami tinggal sangat suka cita dengan adanya salju. Suasana yang tidak biasa, jadi kita secara maksimal menikmatinya. Setiap ke luar rumah, yang terlihat orang – orang berpakaian musim dingin yang super lengkap, para orangtua menarik anaknya menggunakan slee, di depan rumah anak – anak saling lempar bola salju dan membuat boneka salju, sungai yang beku jadi tempat untuk ice skating, hutan yang berbukit jadi tempat untuk seluncuran, taman bermain yang ada bukit kecilnya pun jadi sarana untuk bermain seluncuran.

Danau besar yang penuh orang piknik dan ice skating an

Melihat orang – orang bersuka cita dengan datangnya salju tebal, air sungai dan danau yang membeku, bisa bermain ice skating di udara terbuka, dan benar – benar menikmati suasana selama seminggu, itu juga bahagia yang saya rasakan. Merasa mereka melupakan dulu apa yang terjadi saat itu, menikmati suasana yang ada. Berita di TV pun menyiarkan betapa salju kali ini seperti memberikan suasana yang berbeda di tengah Corona dan hard lockdown di Belanda. Yang diwawancarai sangat antusias memanfaatkan suasana Belanda yang bersalju.

Tentu tidak semua orang merasa senang ya dengan datangnya salju karena beberapa hal juga terhambat. Tapi yang saya garis bawahi, ditengah kondisi sulit saat itu, melihat orang – orang dengan muka sumringah menikmati Belanda yang bersalju dan beku, hangatnya pun sampai ke hati. Yang sedang bersedih, lupa sejenak dengan kesedihannya. Yang sedang ditimpa masalah, bisa bersenang – senang selama seminggu bermain dengan salju. Yang sedang ada masalah, bisa mengalihkan perhatian sejenak dari masalah yang ada. Selama seminggu tersebut, semua perhatian dan hati tersedot pada salju.

Hari Senin, hujan mulai turun. Jadi kami mengucapkan selamat tinggal pada salju yang sudah memberi warna tersendiri selama satu minggu. Untung juga hujan turun cepat, jadi tidak sampai membuat salju menjadi es yang keras dan membahayakan. Hari Selasa, salju sudah mencair dan sebagian besar jalanan sudah bersih dari salju dan es yang keras.

Sungai kecil dekat rumah, yang membeku.

Seminggu yang penuh kenangan indah. Menikmati suka cita musim dingin yang bersalju dan beku di Belanda. Kami benar – benar sangat menikmatinya. Menciptakan kenangan yang tidak akan terlupa. Merasakan hangatnya hati di tengah dinginnya salju dan air sungai yang membeku. Alih – alih merasa bosan dan tidak senang dengan datangnya salju dan suhu yang dingin selama seminggu, saya lebih memilih untuk menikmati suasana yang ada, bersyukur masih diberi kesempatan untuk menikmati salju tahun ini.

Tot volgende keer, sneeuw!

-11 Maret 2021-

Pertambahan Usia

Tumpeng (yang tidak berbentuk tumpeng) ulangtahun

Pertambahan usia kali ini, saya lewati dengan suasana dan kondisi yang tidak biasa. Siapa yang menyangka dalam hitungan bulan, dunia kelabakan dengan pandemi Covid-19. Begitupun kami. Banyak jadwal dan rencana yang tertunda, bahkan batal. Termasuk rencana merayakan ulangtahun saya yang akhirnya batal. Kali ini, saya merayakan dalam suasana yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di rumah saja. Justru saya merasa nyaman, di rumah leyeh-leyeh dan kruntelan seharian. Makin berasa hari yang spesial.

Baru saja, PM Belanda, Mark Rutte membacakan peraturan terbaru sehubungan dengan meminimalisir penyebaran Covid-19 di Belanda. Peraturan sebelumnya yang berlaku sampai 6 April, diperpanjang jadi 28 April, dengan catatan : nanti sebelum 28 April akan ada pidoto lagi apakah ada perpanjangan waktu lagi atau tidak. Peraturannya adalah : Horeca, daycare, Museum, sportclub, coffeeshop, salon, tutup sampai 28 April. Sekolah tutup sampai selesai liburan bulan Mei. Larangan mengadakan acara berlaku sampai 1 Juni (termasuk larangan perayaan paskah, sholat taraweh, Idul Fitri, Koningsdag dll). Dilarang berjalan bergerombol (lebih dari 2 orang, kecuali keluarga) dan tetap menjaga jarak minimal 1.5 meter. Jika dilanggar akan kena denda €400. Denda untuk perusahaan yang melanggar (misalkan mengadakan acara) sebesar €4000. Belanja dilarang membawa anak-anak dan cukup 1 orang dalam satu keluarga. Pasar tetap buka tapi dengan pengaturan yang ketat. Dilarang bepergian ke LN kecuali untuk urusan sangat mendesak. Hanya ada dua maskapai yang terbang ke Belanda, itupun jadwalnya sudah berkurang. Maskapai lainnya sudah meniadakan jadwal terbang ke Belanda. Sangat disarankan untuk tinggal di rumah, tidak usah ke luar rumah untuk hal-hal yang tidak mendesak. Boleh sesekali ke luar rumah untuk menghirup udara segar seperti sepedahan, jalan ke hutan atau danau asal tetap diingat untuk jaga jarak. Sangat disarankan untuk bekerja dari rumah, jika memang punya pilihan itu.

Sejak ditetapkan peraturan yang lebih ketat minggu lalu, ketika kami sepedahan sore hari, memang terlihat polisi patroli di mana-mana. Mereka bukan hanya patroli di jalan raya, tapi sampai blusukan ke dalam hutan, danau, taman-taman. Hanya taman bermain yang mungkin tidak terlalu karena saya melihat masih banyak taman bermain yang rame bukan hanya anak-anak kecil tapi remaja yang sampai membawa sound speaker lalu joged-joged. Pengen tak sampluk ae arek-arek iki. Belanda tidak pernah menyatakan bahwa kebijakan yang diambil ini adalah Lockdown. Opsi ini tidak akan diambil (untuk saat ini). PM Belanda menyebutnya kebijakan Intelligent Lockdown (terus terang saya sendiri masih ngikik kalau dengar istilah ini dilontarkan oleh Perdana Menterinya. Apa cuma Belanda aja nih yang pakai istilah Intelligent lockdown). Maksudnya, pemerintah tidak akan melarang orang ke luar rumah, diharapkan orang-orang punya common sense. Yang pada kenyataannya ya banyak yang tidak punya. Buktinya sebelum dikeluarkan peraturan baru yang lebih ketat, saat cuaca cerah mereka malah memenuhi pantai, taman, hutan, pasar, dll. Dibelahan bumi manapun memang akan selalu ada orang-orang yang seperti ini.

Begitulah sekilas keadaan di Belanda sekarang. Yang meninggal setiap hari masih diatas 100 orang. Tapi dari grafik, yang dites positif  tidak eksponensial lagi, meskipun tetap banyak. Sejak sebulan lalu kasus pasien pertama, per hari ini (31 Maret 2020) yang positif dites total sebanyak 12.595 orang dan total yang meninggal sebanyak 1.039 orang.

Kembali ke cerita saya. Saat hari pertambahan usia (yang bukan hari ini), seperti biasa saya membuat tumpeng (yang tidak berbentuk tumpeng karena tidak punya cetakannya). Kali ini isinya orek tempe tahu, sambel bajak, dadar telor, oseng buncis wortel, suwiran ayam oven, dan mie goreng. Kami makan siang dengan lahap setelah saya mengucapkan beberapa harapan. Mama mertua menelepon untuk mengucapkan selamat. Sudah hampir 4 minggu saya tidak bertemu Beliau. Biasanya kami berjumpa seminggu sekali. Cerita kenapa kami tidak bisa mengunjungi Beliau, sudah saya tuliskan sebelumnya di sini.

Tumpeng (yang tidak berbentuk tumpeng) ulangtahun
Tumpeng (yang tidak berbentuk tumpeng) ulangtahun

 

Nasi kuning ulangtahun
Nasi kuning ulangtahun

Setelah selesai makan siang, saya menyiapkan beberapa piring isi nasi kuning buat tetangga. Kali ini, saat mengantar makanan, saya sudah tidak bisa lagi mengobrol panjang. Hanya mengantar, mereka mengucapkan selamat ulang tahun dari balik pintu, lalu saya pulang. Beginilah sekarang hidup bermasyarakat di Belanda. Biasanya kalau berpapasan saling menyapa, melempar senyum, sekarang mukanya pada tegang. Apalagi saya, sekiranya dari jauh terlihat orang akan berpapasan, langsung cari cara bagaimana untuk menghindar atau putar balik. Setakut itu saya bertemu orang saat ini. Saya sudah tidak pernah lagi ke supermarket sejak 3 minggu lalu. Kami belanja mingguan online atau kalau mendesak ada yang harus dibeli, suami ke supermarket retail dan berangkat sangat pagi. Jadi masih sepi dan tidak bertemu banyak orang. Virus ini memang mengubah semuanya, sampai pada tatanan bermasyarakat.

Antar-antar ke tetangga
Antar-antar ke tetangga

Sorenya, kami makan taart yang dibeli suami saat ke supermarket retail sehari sebelumnya. Setelahnya, karena udara super dingin meskipun matahari sangat nyentrong, kami tidak sepedahan ke danau melainkan leyeh-leyeh saja di rumah, main-main di halaman belakang.

Taart ulangtahun
Taart ulangtahun

Menjelang makan malam, suami tiba-tiba punya ide untuk memesan makanan cepat saji. Sejak saya pindah ke Belanda (tahun 2015), baru dua kali ini kami memesan makanan diantar ke rumah. Makan malam ulang tahun tahun ini dipersembahkan oleh restoran cepat saji.

Makan malam ulangtahun
Makan malam ulangtahun

Banyak syukur yang terucap sampai usia saat ini. Meskipun tahun ini melewati pertambahan usia di tengah suasana pandemi, tapi saya bersyukur kami sekeluarga sehat, bahagia, masih diberikan keselamatan dan berkumpul bersama. Meskipun kami sekeluarga (terutama saya) harus mengikhlaskan tidak jadi mudik saat lebaran (tiket pesawat dibeli sebelum Covid-19 sampai ke Belanda) dan melakukan reschedule (tanggal belum ditetapkan), namun kami yakin kalau langkah kecil kami untuk tidak mudik saat situasi masih gonjang ganjing begini adalah keputusan yang tepat. Semoga langkah kecil kami ini bisa menyelamatkan banyak nyawa, membantu dunia untuk bisa cepat pulih dan melewati ini semua. Kami ingin menjadi bagian yang berjuang bersama seluruh orang di dunia berdasarkan porsinya masing-masing. Kami mengambil porsi yang bisa dilakukan  untuk meratakan kurva, mengurangi resiko menularkan dan ditulari, yaitu : semaksimal mungkin diam di rumah, tidak mudik ke Indonesia (dan liburan) saat situasi masih belum sepenuhnya terkendali. Berat diawal karena saya sudah memberitahu keluarga besar dan para teman, Ibu sudah mempersiapkan banyak hal untuk ketemu kami, sudah mempersiapkan waktu mengunjungi beberapa keluarga dan teman. Namun setelahnya saya malah lega akhirnya memutuskan tidak mudik saat lebaran. Mudah-mudahan diberikan rejeki waktu dan berjodoh bertemu Ibu dan keluarga di sana dalam keadaan sehat.

Doa saya pada pertambahan usia tahun ini : Semoga saya tetap hidup, selamat, dan sehat melewati pandemi ini. Semoga ini semua bisa segera selesai dan kami sekeluarga sehat selamat. Hal pertama yang ingin saya lakukan jika semua ini sudah terlewati : jalan-jalan santai di supermarket cuma melihat-lihat isi raknya tanpa harus beli. Hiburan yang selama ini saya lakukan (sebelum Corona Virus datang).

Yuk sama-sama berjuang supaya ini segera selesai. Kalau kata pemerintah Belanda : Alleen samen krijgen we corona onder controle – Hanya dengan bersama kita dapat mengendalikan Corona.

-31 Maret 2020-

Fijne Vaderdag!

Kado Vader Dag

Hari ini adalah Hari Bapak (atau tergantung manggilnya apa, bisa ayah, papa dll) di Belanda. Kalau hari Ibu dirayakan setiap bulan Mei minggu kedua pada hari minggu, maka hari Bapak dirayakan setiap bulan Juni minggu kedua pada hari minggu. Berdasarkan pengamatan saya, euforia hari Bapak dari iklan-iklan maupun diskon-diskon yang ditawarkan tidak semeriah pada saat hari Ibu, meskipun ya gemanya tetap terasa.

Hari Bapak di rumah ngapain saja? Tidak ada acara khusus haha. Saya bangun pagi untuk lari (hei, saya sudah mulai kembali lari. Senangnya. Tadi pagi bisa 5km), satu jam kemudian sudah di rumah lalu suami gantian lari. Daripada nganggur, saya kemudian bersih-bersih halaman depan dan belakang. Setelah suami sampai rumah, kami semua lalu makan pagi bersama.

Sebelum makan pagi, kami bersama-sama mengucapkan hari Bapak lalu memberinya kado. Aslinya ada kado lainnya, tapi karena pesannya mendadak, walhasil barangnya belum sampai haha. Jadi ya kado yang ini saja .

Kado Vader Dag

Setelah itu suami ke luar karena ada acara. Saya leyeh-leyeh (baca : beberes), mandi lalu makan siang. Oh ya, menu weekend kami adalah rawon pake kohlrabi, kacang panjang dan daging.

Rawon

Sorenya setelah semua bangun tidur, kami jalan-jalan ke Den Haag. Sudah terbiasa hidup di kampung, kalau ke Den Haag apalagi weekend, pulangnya pasti agak pening kepala. Ramenya ga ketulungan. Dan disetiap pengkolan, pasti kedengeran obrolan dalam bahasa Indonesia.

Setelah mendapatkan barang-barang yang dicari, kami lalu makan malam di restoran. Menu yang kami pesan : Cap Chay, Daging bumbu Shicuan, dan Yakitori (fotonya blur karena grogi ditunggu yang mau makan sudah tak sabar). Makan di restoran inipun kayak makan di warteg, isinya banyak orang Indonesia. Kembali ke rumah, bersih-bersih lalu jam 8 malam rumah senyap. Penduduknya sudah dikamar masing-masing.

Een hele fijne vaderdag voor alle vaders! Vooral mijn man, Jij bent geweldig!
Selamat hari Bapak untuk semua para Bapak. Dan spesial untuk suamiku, kamu Bapak yang hebat!

— sekali-kali muji suami di blog  🙂

Begitulah akhir pekan sekaligus perayaan hari Bapak dikeluarga kami. Semoga akhir pekan kalian juga berkesan ya.

-Nootdorp, 16 Juni 2019-

Koningsdag 2019

Kinderrommelmarkt
Pasang Bendera depan rumah Pasang Bendera depan rumah

Koningsdag tahun ini jatuh pada hari Sabtu. Jika bertepatan dengan hari kerja, maka hari dimana raja berulangtahun tersebut menjadi hari libur nasional. Ada yang berbeda tahun ini, biasanya pesta pada Koningsnacht hanya berlangsung malam itu saja, tetapi di Den Haag panggung musiknya berlangsung sampai keesokan harinya. Sungguhlah pesta raja ini meriah sekali (nampaknya ya, karena Koningsnacht tahun ini tentu saja saya selonjoran saja di rumah, saya hanya mendapatkan cerita dari sepupu yang melihat langsung di Den Haag).

Rumah-rumah memasang Bendera dan satu bendera Orange. Rumah kami? Tentu saja tidak memasang, wong tidak punya Bendera Belanda.

Kinderrommelmarkt Kinderrommelmarkt

Tentu saja yang kami nantikan jika Koningsdag adalah berburu barang bekas. Karena Koningsdag identik dengan pasar barang bekas atau disebut Rommelmarkt. Seperti tahun lalu (ceritanya bisa dibaca di sini), kali ini kami hanya pergi ke perayaan yang diadakan di kampung tempat tinggal kami. Namun karena cuaca sungguhlah tidak bisa ditebak maunya apa karena sebentar hujan, angin kencang, lalu muncul matahari dan panas, lalu hujan lagi, ulang berkali-kali (Cuaca asli Belanda yang bisa berubah suka-suka), kami nyaris membatalkan rencana berburu barang bekas. Ternyata setelah makan siang, matahari muncul sekelebatan.

Permainan untuk anak, gratis Permainan untuk anak, gratis

Mungkin karena diprediksi akan badai, saya lihat penjual barang bekasnya tidak sebanyak tahun lalu. Oh ya, di kampung kami, barang bekas yang dijual khusus barang anak-anak, karenanya pasarnya disebut Kinderrommelmarkt yang artinya pasar barang bekas anak-anak. Jangan dibayangkan barang bekasnya sudah jelek sekali ya. Meskipun disebut bekas tapi kondisinya masih bagus dan tentu saja harganya sangatlah murah bahkan ada banyak barang diberikan secara gratis.

Permainan untuk anak, gratis Permainan untuk anak, gratis

Senang dan menggemaskan melihat anak-anak kecil diajari berjualan oleh orangtuanya. Jadi ingat cerita Yayang di blognya tentang anak-anaknya yang berjualan mainan mereka dan semuanya ludes terjual. Pembelajaran yang bagus juga buat anak-anak supaya berani berkomunikasi dengan orang baru, melatih negoisasi, dan berlatih berhitung juga.

Sama juga seperti tahun lalu, ada panggung hiburan, beberapa permainan anak yang disediakan secara gratis, dan tak lupa stan-stan makanan. Meskipun diguyur hujan, semua tetap bersenang-senang. Kami akhirnya pulang membawa beberapa barang yang kami butuhkan. Semoga tahun depan kami bisa berpartisipasi berjualan di sini karena ada beberapa barang yang siap untuk dijual.

-Nootdorp, 28 April 2019-

Belanda Akhirnya Cerah dan Hangat

Suasana kampung tempat tinggal kami

Setelah minggu sebelumnya suhu turun sampai 1°C, sejak kamis lalu Belanda kembali menghangat dan matahari tidak tanggung-tanggung muncul setiap hari, konon sampai hari selasa besok. Bukan hanya itu, kami setiap hari juga disuguhi langit yang birunya tanpa cela *hiperbola tapi nyata adanya.

Intinya, saya benar-benar menikmati (meskipun ya sedikit ongkep alias gerah) suhu 24°C. Seperti biasa, kalau sudah cerah begini, saya kebingungan cari kegiatan di luar rumah. Pengennya jalan terus seharian kalau tidak ingat setrikaan menanti dan perut yang harus diisi (masak maksudnya). Nah kalau cuaca cerah seperti ini, saya juga males masak yang ruwet. Yang penting cepat, gampang cuci peralatan masaknya supaya bisa jalan-jalan di luar rumah sesegera mungkin. Menu andalan yang tidak ruwet adalah soto ayam. Saya sudah punya stok bumbu soto ayam di freezer, jadi tinggal cemplung ke rebusan ayam.

Kamis minggu lalu, saya mendadak punya ide untuk melihat pasar keju tradisional yang ada di Gouda. Cerita lengkapnya akan saya tulis terpisah ya. Sempat mampir ke rumah Rurie, numpang makan siang haha. Karena semangat ada sinar matahari, kami yang keluar rumah sejak jam 9 pagi, baru kembali ke rumah lagi jam setengah 5 sore. Sebahagia itu saya menghangatkan diri di luar rumah, jalan kaki jauh, dan duduk-duduk sejenak di taman. Tapi memang tidak bisa disangkal, besok harinya pinggang saya rasa patah. Boyok cuklek, legrek, tapi hati gembira.

Pasar Keju di Gouda
Pasar Keju di Gouda

Apa kegiatan kami jika sedang cuaca cerah seperti ini? Ya memaksimalkan aktivitas di luar rumah. Jalan kaki, olahraga pagi, bermain sepuasnya di taman bermain, berkunjung ke pusat kota Den Haag, bahkan piknik di pantai abal-abal yang ada di kampung tempat tinggal kami. Selain itu, karena libur panjang Paskah, suami ada di rumah selama 4 hari. Jadi menyenangkan siang hari ada yang membantu saya dengan pekerjaan rumah. Rejeki lainnya, Mama mertua mentraktir kami makan di restoran Indonesia favorit Beliau.

Olahraga Pagi
Olahraga Pagi

Cakep banget ya warna langitnya
Cakep banget ya warna langitnya

Menu andalan akhir pekan, soto ayam
Menu andalan akhir pekan, soto ayam

Cerah
Cerah

Mengapa disebut pantai abal-abal? Karena sesungguhnya ini adalah danau, tapi dibeberapa area diberi pasir seolah-olah seperti di pantai. Jadi kalau panas seperti ini, banyak yang berjemur di pinggirnya dan anak-anak bisa bermain pasir seperti di pantai. Di mana ada matahari, di situ juga kegiatan BBQ dimulai. Ketika kami piknik, banyak yang membawa peralatan BBQ, bahkan ada yang niat membawa kompor dan penggorengan, masak mie goreng haha. Sayangnya kami hanya kebagian aromanya saja, padahal berharap diberi sepiring mie goreng. Nasib! Sedangkan kami berbekal aneka roti yang dibeli dari Lidl dan minuman serta Chips yang beli di AH. Sungguhlah terlihat perbedaannya sungguh nyata dibandingkan yang bawa penggorengan dan masak mie goreng di tengah orang-orang yang berjemur haha. Eh tapi kami diberi es krim oleh anak kecil yang duduk di depan. Rejeki.

Piknik di pantal abal abal
Piknik di pantal abal abal

Rasanya tidak pernah bosan memandang langit yang warnanya biru sempurna. Dan juga tidak pernah bosan mengabadikan dengan kamera (Hp tanpa editan, karena malas mengedit). Saya puas-puaskan dengan cuaca panas ini sebelum hujan kembali datang, angin, dan langit abu-abu. Cuaca Belanda sesuai fitrahnya. Genieten van! Dua foto terakhir ini adalah suasana kampung tempat tinggal kami.

Suasana kampung tempat tinggal kami
Suasana kampung tempat tinggal kami

Suasana kampung tempat tinggal kami
Suasana kampung tempat tinggal kami

-Nootdorp, 22 April 2019-

Akhirnya, Kencan Berdua!

Jam 11 malam makan Gelato dan Granita rasa Semangka

“Nanti malam kencan yuk, berdua aja”

—– hening, saya yang sedang khusyuk membaca twitter dari Hp, menatap dia, kirain mengigau. Maklum, jam 7 pagi dan di luar masih gelap. Sabtu pagi biasanya kami beranjak dari kasur agak siang, sekitar jam 8. Leyeh-leyeh dulu.

“Gimana?” memastikan kalau dia tidak mengigau

“Iya, kencan nonton bioskop nanti malam. Jam 8 malam gitu berangkat dari rumah. Kan ceritanya malam mingguan. Sudah lama kita tidak kencan berdua kan?”

Saya langsung memiringkan badan menatap dia, tersipu-sipu seperti anak gadis diajak kencan pacarnya. Duh saya beneran senang sekali pagi itu. Sampai senyum simpul saya tidak lepas dan tetap tersipu-sipu. Sampai saya merasakan ada sensasi kupu-kupu di dalam perut. Rasa senangnya sampai membuat bingung harus menjawab apa.

“Nanti kita nonton film yang jam 9. Tram terakhir masih ada sampai jam 12, jadi ga usah khawatir kita bisa pulang naik tram. Gimana? Nanti aku bilang Lisa untuk datang jaga di rumah. Kamu kok dari tadi senyum-senyum terus” —Lisa ini anak tetangga sebelah rumah persis.

“Duh aku ini grogi lho sampai bingung mau jawab apa. Senang rasanya seperti awal kita ketemu, trus kamu mengajak aku nonton film di Galaxy Mall. Film yang entah apa aku ga ingat ceritanya, tapi sampai sekarang aku ingat betapa aku senang sekali dan sepanjang film tidak berhenti tersenyum. Perutku sekarang ini lho seperti ada yang menggelitik, rasanya banyak kupu-kupu terbang di sana”

—– Dia tersenyum mengerti.

Dia tahu sekali bahwa kami memang setahun belakang ini tidak pernah pergi hanya berdua. Memang kondisi yang belum memungkinkan. Bahkan saya ingat sekali, terakhir kami nonton bioskop berdua itu saat adik saya ke Belanda tahun kemarin. Jadi hitungannya juga bukan hanya berdua tapi bertiga haha. Film yang kami tonton terakhir di bioskop di Rotterdam waktu itu adalah Dunkirk, itupun 1.5 tahun lalu. Nah karena sekarang kondisinya sudah mulai stabil dan memungkinkan, jadi kami coba-coba juga sih ini sebenarnya.

Sepanjang hari, saya senyum-senyum terus membayangkan nanti malam mau pakai baju apa ya, mau dandan ah. Rasanya benar-benar panas dingin gitu lho seperti diajak kencan pas jaman usia 20 an haha. Suami menghubungi anak tetangga apakah nanti malam bisa jaga di rumah kami. Bayar sih ini, bukan gratisan. Hitungannya perjam. Kalau di Belanda namanya Oppassen, Lisa namanya Oppas. Karena sudah kenal dekat sekali dengan Lisa dan keluarganya, jadi kami nyaman menitipkan ke dia. Lisa belum bisa memberikan jawaban karena masih kerja. Baru sore hari, dia memberikan jawaban bisa. Yiaay! langsung suami beli tiket lewat Hp, yang ternyata nyaris seluruh kursinya sudah penuh. Kami dapat kursi nomer 5 dari depan. Tidak apalah daripada depan sendiri.

Setelah makan malam, kami nonton TV. Tidak berapa lama saya bilang mau ke atas dulu, mau siap-siap. Dia menatap saya, buat apa katanya. Saya bilang, “Kita ini kan mau kencan berdua. Pertama kali setelah berapa lama lalu. Jadi aku mau dandan, biar kayak dulu waktu awal-awal kamu ke Surabaya itu lho, ngajak aku nonton. Kan kamu nungguin aku di kos, siap-siap dulu sebelum pergi.” —haha nulis gini saya kok jadi ketawa sendiri. Trus suami nanya, dia perlu “dandan” juga ga. “Ga usah, lha wong kamu sudah siap gitu.

Setelah menyelesaikan urusan dalam negeri, setengah delapan saya turun, nonton TV sama suami sambil menunggu Lisa datang. Jam delapan persis, Lisa datang. Kami lalu menjelaskan hal-hal yang perlu Lisa lakukan kalau misalkan ada apa-apa. Kami tanya, Lisa mau tidur di kamar yang kosong di atas atau di sofa depan TV, dia pilih yang kedua. Bahkan dia sudah bawa bantal dan selimut sendiri haha, mentang-mentang rumah sebelahan. Padahal saya sudah menyiapkan bantal dan selimut di sofa.

Kami lalu pamitan pergi. Sepanjang jalan dari rumah menuju halte tram yang hanya sekitar 8 menit, kami bergandengan tangan. Saya tetap senyum-senyum (ga jelas haha), jantung kok rasanya dag dig dug. “Kamu berbunga-bunga juga ga sih kita akhirnya bisa kencan berdua gini, malam-malam pula.” Suami ternyata juga senyum-senyum simpul, “Iya, ternyata sensasinya menyenangkan ya bikin gembira acara “melarikan diri” berdua selama beberapa jam ke depan.” Lalu kami tertawa terbahak.

Mungkin hal tersebut terjadi karena euforia kami terhadap bulan November. Ada banyak hal menyenangkan terjadi di bulan ini. Salah satunya adalah, kami pertama kami kenal, 60 bulan lalu pada bulan ini. Dan karena merasa tanggal tersebut istimewa, kami jadikan jumlah uang untuk mas kawin. Dan beberapa hari lalu, kami baru melewati 51 bulan pernikahan. Benar, kami selalu mengingat dan menghitung setiap tanggal kami menikah setiap bulannya. Selalu menyenangkan ketika tahu sudah berapa bulan kami berada dalam satu rumah tangga.

Di tram, kami duduk bersisian sambil membicarakan dan mengingat kejadian-kejadian sebelum kami menikah. Mengingat kembali bagaimana suami melamar saya langsung ke Ibu, mengingat betapa nekatnya kami yang beda benua ini memutuskan menikah dalam waktu singkat, mengingat bagaimana saya sempat tidak memberikan jawaban beberapa bulan setelah dia melamar saya, dan ingatan-ingatan lainnya. Kami terkekeh, terbahak dan tersenyum simpul mengingat banyak hal yang telah kami lewati selama ini. Dan juga membicarakan hal-hal yang akan terjadi di depan. Lalu saya meminta dia memfotokan saya, supaya terabadikan momen sedikit dandan haha padahal cuma pakai lipstik aja. Bedakanpun tidak. Akhirnya tram sudah sampai di halte dekat bioskop.

Bermodalkan polesan bibir aja, sudah nampak sumringah haha
Bermodalkan polesan bibir aja, sudah nampak sumringah haha

Kami datang lebih awal. Ternyata bioskopnya rame sekali dan antrian menuju studio yang kami tuju sudah mengular. Jadi mikir, ini orang-orang “melarikan diri” sejenak seperti kami jugakah haha. Begitu sudah waktunya masuk dan kami menemukan nomer tempat duduk, saya cepat-cepat mengeluarkan Hp, cekrek foto berdua haha. Benar-benar mengabadikan waktu berdua  secara maksimal lah ini pokoknya. Sebelum film mulai, suami kirim pesan ke Lisa apakah keadaan aman terkendali. Kata Lisa, aman.

Muka bahagia bisa berduaan di luar rumah 4.5 jam :)))
Muka bahagia bisa berduaan di luar rumah 4.5 jam :)))

Filmnya super keren. Tidak terasa 2.5 jam berlalu. Saking menikmati film ini, saya sampai merasa sepertinya tidak sampai 1 jam. Saat kembali ke rumah naik tram jam 12 malam, di dalam tram banyak sekali para remaja. Kami berasa seperti ABG yang baru pulang pacaran :))). Setelah turun dari tram, saat jalan kaki menuju rumah, saya bilang terima kasih ke suami sudah membuat acara kencan secara spontan ini benar-benar indah. Terima kasih sudah mengajak saya kencan berdua. “Kapan-kapan yuk diulangi lagi.” Haha dia ketagihan.

Sampai di rumah jam setengah satu dini hari, Lisa ternyata tidur nyenyak. Setelah kami memberikan uang, dia pulang dengan mata masih mengantuk, susah melek.

Sampai saat saya menuliskan cerita ini, masih saja saya tersenyum simpul mengingat pengalaman tadi malam. Bahagianya masih terasa.

Kalian, kapan terakhir kencan berdua dengan pasangan dan melakukan kegiatan apa?

BOHEMIAN RHAPSODY

Film yang kami tonton tadi malam judulnya Bohemian Rhapsody. Terus terang saya bukan penggemar Queen. Hanya tahu lagu-lagunya saja. Itupun saya tahunya karena teman kos jaman SMA selalu muter lagu Queen setiap hari. Sewaktu film ini sudah ada di bioskop, saya nanya suami yang penggemar berat Queen apakah ada rencana nonton. Dia bilang iya. Saya bilang, ya sudah nonton saja pas akhir pekan, saya di rumah. Dia mengajak, tapi saya males. Takut ga paham ceritanya. Nah, sampai ajakan kencan itu datang lalu saya mengiyakan. Demi sebuah kencan.

Ternyata dari awal film sampai akhir saya sangat menikmati ceritanya dan baru tahu banyak tentang Freddie Mercury, darimana nama itu, nama aslinya, latar belakang keluarganya dan sebagainya. Dan ternyata juga, saya tidak asing dan banyak tahu lagu-lagu sepanjang film.  Saking fokus dengan ceritanya, saya sampai memperhatikan detail lainnya seperti : drummernya ganteng menggemaskan haha, kaki Rami Malek jenjang dan cara jalannya keren saya suka, saya naksir semua sneakers yang dipakai Rami Malek haha apalagi yang akhir-akhir cerita, badan Rami Malek bagus ternyata sewaktu pakai kaos kutang di konser, dan masih banyak lainnya hal-hal yang saya perhatikan. Kurang kerjaan :))) Bagian yang luar biasa ya sewaktu konser terakhir. Duh beneran seperti melihat secara langsung konsernya. Apalagi lagu terakhir, saya sampai ga sadar nangis. Nyesek karena mikir banyak hal tentang vokalisnya. Berpikir ternyata dibalik kesuksesannya, dia mencari sesuatu yang kosong dalam hidupnya dan baru bertemu saat-saat terakhir sebelum meninggal, berpikir bahwa bagaimanapun cara orangtua membesarkan anak-anaknya, pada akhirnya mereka sendiri yang akan memutuskan hidupnya akan seperti apa, banyak hal lagi yang saya pikirkan sewaktu mendengarkan lagu terakhir itu, makanya jadi menangis (cuma beberapa tetes saja).

Film ini luar biasa. Saya suka dan terkesima. Awalnya tidak menaruh harapan tinggi (bahkan sempat khawatir saya akan jatuh tertidur saat menontonnya karena biasanya jam segitu saya sudah tidur), eh ternyata suka sekali. Keren!

Ada yang sudah nonton film ini? bagaimana kesannya?

-Nootdorp, 11 November 2018-