Kunjungan Dari Copenhagen, Cerita Baking, Race 10km, dan Membaca 34 Buku

Sourdough Roti Manis

Kembali ke cerita kompilasi gado – gado alias semua cerita yang bukan hanya akhir pekan, juga cerita sehari – hari dalam 3 minggu terakhir, saya jadikan satu unggahan.

  • KUNJUNGAN DARI COPENHAGEN

Setelah gagal bertemu Rani saat kami ke Copenhagen bulan Agustus lalu (awalnya mau ke Copenhagen hari Sabtu, dia lagi ikutan lomba lari. Dan kami juga tidak jadi ke Copenhagen. Saat hari minggu, Rani lagi panjat tebing ke Swedia. Selipan terus), akhirnya ketemu Rani malah di Belanda. Berunding ke sana sini enaknya di mana tempat untuk ketemuan, akhirnya saya udang dia ke rumah. Saya pikir lebih nyaman juga buat ngobrol dan saya tidak harus ke mana – mana membawa anak kicik. Saya masakkan Rani menu yang cocok untuk musim gugur. Bakso, mie ayam, dan segala gorengan. Orang Indonesia sih kurang komplit kalau ngobrol tanpa gorengan haha. Selain itu saya membuat tiramisu dan kue lumpur. Semua yang saya hidangkan buat Rani, saya masak semua sendiri. Demi menjamu tamu dari negara maju :)))

Kocaknya, salah satu oleh – oleh yang Rani bawa, sama persis dengan yang Kiki (tinggal di Denmark juga) berikan ke saya waktu kami ketemuan di Ribe. Jadilah saya sekarang punya koleksi coklat lempengan buat makan roti :))) (itu foto terakhir).

Ngobrol panjang lebar dengan Rani. Dari susahnya hidup sebagai pendatang, segala tes yang harus dilalui, sukanya juga hidup di negara masing – masing, sampai ke satu fakta bahwa Rani ini ternyata tau saya pertama kali dari membaca blog ini. Setelahnya kami saling berkoneksi di twitter lalu setahun belakang di Instagram. Wah saya jadi terharu. Rani membaca blog saya pertama kali tahun 2019 sebelum dia pindah ke Belanda. Semacam jumpa pembaca blog ini. Senang ngobrol banyak dengan Rani.

  • CERITA BAKING

Saya mulai rajin baking lagi nih. Setelah mati suri beberapa bulan ini. Lumayan mengisi waktu ya. Kan sedang rehat dari media sosial. Jadi banyak waktu luang sekarang. Bukan hanya baking roti yang menggunakan ragi alami, juga saya membuat kudapan manis. Roti yang saya buat juga bukan hanya yang berasa manis, juga roti keras untuk suami. Dia senang sekali saya kembali sibuk baking. Rumah kembali wangi roti dan butter. Pewangi alami.

  • KE RUMAH YAYANG

Suatu pagi saya menerima pesan dari Yayang. Dia sekeluarga Agustus lalu baru mudik. Dia ingin memberikan saya oleh – oleh. Jadi dia ingin ketemuan. Saya usulkan untuk ketemu di rumahnya saja saat dia sedang libur kerja. Memang jarak rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah saya. Hanya terpaut 10km sekali jalan. Dia bilang, ok. Akhirnya janjian hari Jumat. Saya ke rumahnya dengan naik sepeda. Ini pertama kalinya. Biasanya naik metro. Itupun sudah lama sekali.

Lumayan juga ya PP 22km (karena ada jalan yang ditutup, jadi harus memutar). Hujan agak rintik. Untung saya ada hiburan, anak ragil di boncengan nyanyi tiada henti. Jadi terasa tidak membosankan. Saya membawakan Yayang Banana Cake andalan. Lalu di sana saya bisa mencicipi segala keripik – keripik yang dibawa Yayang dari mudik. Lalu kami makan siang dengan mie ayam dan bakso.

Saya senang bisa ngobrol banyak dan bertukar kabar terkini dengan Yayang. Pulangnya saya dibungkuskan makanan.

  • RACE 10KM

Di kota sebelah, tiap bulan Oktober selalu ada event lari Half Marathon dan jarak – jarak lainnya. Tentu saja saya ikut yang 10km saja. Tahun lalu saya juga ikutan. Awalnya saya ingin ikut yang Half Marathon. Tapi setelah saya pikir – pikir lagi, kok males latihannya. Akhirnya saya mendaftar yang 10km saja. Kebetulan, anak – anak juga ikutan, termasuk anak ragil yang masih umur 2 tahun. Mereka tentu saja ikut yang jarak paling pendek, 600 meter. Eh kok 2 hari mendekati hari H, saya ambruk sakit. Akhirnya, suami yang menggantikan. Sayang daripada nomernya tidak terpakai. Ini dijoki suami sendiri hahaha. Dihasilnya, 10km selesai dalam waktu 1 jam. Sejarah dalam hidup,nama saya bisa selesai 1 jam 10 km :)))

Tahun lalu ada 3 medali, tahun ini menjadi 4 medali karena anak ragil ikutan. Di foto cuma ada 3 karena satunya entah ada di mana. Medali tahun ini bagus karena dari kayu. Unik desainnya. Saya senang sekali anak – anak juga suka dengan lari tanpa kami paksa. Mereka ikut dengan sendirinya. Mereka juga suka dengan olahraga lainnya.

  • MEMBACA 34 BUKU

Salah satu yang saya syukuri dari rehat media sosial adalah bisa membaca buku dengan fokus dan tanpa terdistraksi apapun. Lumayan saya jadi bisa menyelesaikan banyak buku yang isinya berat yang sudah saya beli tahun lalu tapi belum sempat saya baca. Dan akhir bulan September lalu, saya sudah melampaui target 30 buku. Sudah 34 buku terbaca (1 buku tidak ada di goodreads). Kalau sesuai rencana, kemungkinan sampai akhir tahun bisa 40 buku. Saat ini saya sedang membaca 3 buku pararel haha. Saya kalau membaca buku memang suka pararel.

  • LARI DAN JALAN KAKI

Olahraga seperti biasa tetap lari dan angkat beban di rumah. Sejak September, saya jadi senang untuk mencoba menekuni jalan kaki. Ternyata menyenangkan juga. Selama jalan kaki, bisa dengan tenang melihat sekitaran yang saya lewati. Menikmati pemandangan dan mendengarkan suara lebih khusyuk. Sekarang ke manapun, kalau memungkinkan, saya lebih memilih jalan kaki dibandingkan naik sepeda. Misalkan kemaren ke dokter gigi, biasanya saya naik sepeda. Tapi karena saya ada waktu sendiri (anak kicik sedang sekolah) dan cuaca tidak hujan, jadi saya jalan kaki saja ke sana. Lumayan PP bisa 7km.

Saya berencana, tahun depan akan mengurangi ikutan race lari dan beralih ikut event jalan kaki.

  • LANGIT CANTIK

Meskipun akhir – akhir ini warna langit sehari – hari adalah abu – abu, saya beruntung 2 pagi yang berbeda masih bisa melihat semburat warna yang cantik di langit. Dua foto di bawah ini saya lihat dari loteng yang paling atas, pada 2 pagi yang berbeda. Anak – anak saya sudah hafal, kalau langitnya nampak cantik, mereka pasti teriak antusias memanggil saya dan memberitahu lalu meminta saya untuk memfoto langitnya.

Hal – hal yang simple tapi bermakna seperti ini yang jadi penghiburan saya dimusim yang mulai gelap dan hujan terus setiap hari. Alhamdulillah masih diberikan kesempatan melihat langit yang cantik dan hati jadi gembira.

  • DAUN BERUBAH WARNA

Daun sudah mulai berubah warna, banyak yang sudah rontok malahan. Senang kalau melihat warna daun musim gugur. Yang tidak suka adalah melihat langit yang warnanya abu – abu. Ya langit belanda pada umumnya. Saya nikmati saja. Ya bagaimana lagi. Saya syukuri tiap harinya.

Sudah terlhat juga mulai banyak labu di mana – mana.

  • MASAK MEMASAK

Suatu hari, tiba – tiba ingin masak garang asem. Mumpung berlimpah tomat hijau hasil panen yang pernah saya unggah di sini ceritanya. Plus ada banyak belimbing wuluh di freezer. Wah, serumah makannya nambah – nambah. Anak – anak dan suami senang sekali dengan garang asem. Seger dan hangat di badan. Cocok untuk musim saat ini.

  • CERITA RANDOM LAINNYA

Saya kemaren ke dokter gigi. Kunjungan dadakan karena ada sakit di mulut. Setelah minggu lalu ke dokter umum belum membaik, Beliau bilang untuk periksa ke dokter gigi saja.

Karena sampai di komplek klinik terlalu cepat, jadi saya mampir saja ke toko India yang letaknya persis di depan klinik. Setelah memilih beberapa barang untuk dibeli, mata saya tiba – tiba melihat klenthang. Wah mata saya langsung berbinar. Terbayang segarnya sayur asem klenthang, makan dengan tempe goreng, dan sambel terasi belimbing wuluh. Tanpa pikir panjang, saya membeli 3 batang. Klenthang ini buahnya daun kelor. Sayur asem klenthang makanan orang Madura dan khas daerah Jawa Timur wilayah tapal kuda. Biasanya saya membeli Klenthang di pasar di Den Haag. Hanya satu stan yang berjualan, juga punya orang India.

Setelah membayar semua belanjaan, saya ke klinik. Si klenthang ini, karena memang panjang, jadi nongol di tas yang saya bawa. Saat diletakkan di kursi, terlihat mencuat sedikit. Seperti di foto kanan. Setelah diperiksa, dokter gigi tiba – tiba kaget melihat tas saya. Dia tanya apa itu yang mencuat. Dia pikir apa ular hahaha saya menahan tertawa. Saya bilang kalau itu sayur namanya Klenthang. Saya keluarkan dari tas dan memperlihatkan dari dekat. Lalu saya jelaskan juga kalau sayur ini biasanya dibuat sup asem. Dia yang belum pernah melihat klenthang sebelumnya, takjub :)))

Lumayan ya jadi duta makanan Indonesia. Memperkenalkan Klenthang :)))

Cerita penutup unggahan kali ini adalah kami ke Ikea. Setelah membeli beberapa barang yang kami butuhkan, seperti biasa pasti kami makan di restoran. Saat duduk, bangku belakang kami masih kosong. Tidak berapa lama terdengar ada beberapa orang yang sudah menempati. Lalu terdengar suara satu orang yang sedang melakukan video call. Suaranya lumayan kencang dan saya jadi tau, dari negara mana mereka (dari bahasanya tentu saja).

Setelah video call selesai, suara di belakang jadi anteng lagi. Tidak berapa lama, saya mendengar ada suara nyanyian dari telefon salah satu dari mereka. Otomatis saya menoleh. Suaranya itu keras sekali. Ternyata mereka sedang entah menonton film atau menonton konser musik dari telefon genggam karena mata dari 2 orang ini menatap layar telefon.

Saya dan suami jadi tertawa. Saya merasa sedang makan di warung yang ada suara musik dengan genre yang bisa menggoyangkan badan hahaha. Anak saya protes kenapa suara dari telefon mereka keras sekali. Saya bilang, biar nanti ditegur petugas Ikea. Sampai kami selesai makan, mereka masih khusyuk melihat lagu yang diputar di telefon genggam. Dan tetap dengan suara kencang. Dan tidak ada satu pegawai Ikea yang datang menegur.

Entah kenapa, saya kalau bertemu orang – orang dari negara ini, ada saja cerita uniknya. Angap saja ini kebetulan.

Warna – warni akhir pekan.

Selesai sudah rekapan cerita yang lumayan menarik untuk saya tulis di blog. Semoga bisa menghibur untuk yang membaca ya. Meskipun ngeblog sudah tidak populer lagi sekarang, tapi saya tetap akan ngeblog dan menuliskan hal – hal yang simpel seperti ini. Ada kenang – kenangan kalau dibaca lagi.

Sehat – sehat semuanya.

  • 14 Oktober 2025 –

Liburan Tanpa Media Sosial

Sudah lama ternyata saya tidak menulis di blog. Terakhir menulis di sini, Januari 2025. Padahal banyak sekali hal – hal yang terjadi dalam hidup sehari – hari selama beberapa bulan yang sudah terlewati. Memang harus saya akui, sumber kemalasan saya menulis panjang karena terlalu asyik bermain media sosial. Sebagai pemanasan sebelum kembali aktif kembali di blog, saya akan menuliskan topik yang ringan saja.

Liburan tanpa membuka sama sekali media sosial yang saya punya.

Jadi ceritanya, kami baru saja selesai liburan musim panas selama 25 hari, roadtrip dari Belanda ke Jerman – Denmark – Swedia – Denmark – Jerman – Belanda. Hampir setiap musim panas, kami sekeluarga memang senang melakukan perjalanan jauh, darat, dan dengan durasi minimal 3 minggu. Tahun lalu ke 7 negara arah bawah (kalau di peta). Sedangkan tahun ini ke negara – negara di bagian atas.

Sebelum liburan dimulai, saya sudah berniat untuk tidak membuka satupun media sosial yang saya punya : Instagram, Facebook, Twitter, dan Threads, selama liburan. Saya ingin menikmati liburan secara maksimal tanpa harus berbagi fokus dengan membuka media sosial. Saya ingin bebas sejenak dari mengamati hidup orang lain, kecanduan membuka medsos, dan tidak fokus dengan dunia nyata. Selain itu, saya merasa sudah terlalu banyak menghabiskan waktu di media sosial akhir – akhir ini. Saya ingin detox dulu dari kecanduan ini.

Malam hari sebelum berangkat, saya sudah log out dan uninstall semua media sosial yang saya punya (twitter sudah saya lakukan 2 bulan sebelumnya) tanpa woro – woro apapun. Ya kan namanya mau liburan, masa mau woro – woro. Lagian, siapalah saya ini. Artis juga bukan. Saya hanya pamitan di twitter waktu itu. Takutnya punya tanggungan yang belum saya selesaikan.

Salah satu yang saya sudah tidak pernah lakukan lagi selama 11 tahun terakhir adalah tidak update apapun selama liburan. Kalaupun saya tetap buka media sosial, saya membahas atau unggah hal yang lain. Jika liburan sudah selesai, baru saya unggah foto dan cerita selama liburan. Semacam late post. Nanti saya akan bahas pada tulisan yang lain tentang hal ini.

Yang saya masih aktifkan cuma Strava dan Goodreads. Strava karena saya masih sempat lari selama liburan (wow ambisius) dan jalan kaki jauh. Jadi lumayan lah nambah angka statistik di Strava. Itupun saya tidak buka kalau sedang tidak terhubung. Sedangkan Goodreads, ya untuk laporan ke reading challenge.

BAGAIMANA RASANYA SELAMA LIBURAN OFF DARI MEDIA SOSIAL?

WOW Surga sekali. Baru kali ini saya benar – benar tidak membuka sama sekali medsos selama liburan. Tidak merasa kangen bahkan merasa sangat damai. Saya bisa menikmati liburan secara maksimal tanpa harus berbagi fokus dengan membuka telepon secara sering atau saat malam hari sebelum tidur. Saya maksimal hadir untuk diri sendiri, anak – anak, dan suami. Saya bisa sering bengong melihat apa yang ada di depan mata. Tidur bisa lebih lama dan panjang tanpa terputus. Otak saya fokus dengan apa yang terjadi saat itu. Otak saya jadi sangat enteng dan fresh. Buka mata di pagi hari setelah bangun tidur, bukan Hp lagi yang saya ambil. Tapi bengong dan ngelamun :))) Liburan kali ini benar – benar saya nikmati sekali, hadir nyata.

Saya tetap mengambil sebanyak mungkin foto dan merekam segala yang dilewati selama liburan. Saya kan sesi dokumentasi kalau di rumah :)))

Saya jadi berjarak dengan telefon jika di rumah sewa. Tidak sedikit – sedikit membuka Hp untuk mengecek isi medsos. Saya membaca buku dengan fokus. Selama 3.5 minggu, saya bisa menyelesaikan membaca 2 buku selama liburan. Lumayanlah ya.

Saat di Ribe, Denmark. Selesai membaca 2 buku ini dengan tuntas selama 3.5 minggu.

Karena tiba – tiba libur tanpa woro – woro, ada beberapa teman yang juga mutual di IG yang tau nomer WhatsApp saya, mengirimkan pesan apakah saya sehat kok tidak tampak story harian dalam waktu yang lama. Saya bilang kalau sedang liburan. Saya sempat tertegun. ternyata saya kangen juga ditanya secara personal seperti ini. Tau kabar saya bukan dari unggahan di media sosial. Jadi terharu.

Saya sempat membahas dengan suami, ada banyak orang yang saya lihat, membuat video dan mengunggah di halaman (bukan story) twitter atau IG ketika liburan masih berlangsung. Padahal profesi mereka bukan so called influencer yang ada hubungannya dengan jalan – jalan. Lalu saya pun mengomentari sendiri pernyataan saya tersebut : ya mungkin memang hobinya membuat video kapanpun dan dimanapun.

Lalu muncul pertanyaan yang lain : Apakah mereka benar – benar menikmati liburan dengan cara masih sibuk dengan unggahan di media sosial (bukan story)? Membayangkan pasti waktu istirahat yang dikorbankam. Padahal kan liburan ya waktunya libur ya. Bukan malah sibuk.

Atau ya memang itu yang bikin mereka bahagia.

Itu hanya segala overthinking yang sempat mampir sejenak.

Kembali lagi ke bahasan awal. Saking merasa nyamannya saya tanpa media sosial selama 4 minggu ini, saya ingin melanjutkan istirahat dari media sosial sampai waktu yang tidak ditentukan. Bisa jadi 3 bulan, bisa jadi 7 bulan (Tahun 2021 saya pernah rehat 7 bulan dari media sosial, segala alasannya pernah saya tulis panjang lebar di sini), bisa setahun, bisa selamanya, entah juga. Saya tidak ada rencana pasti. Cukup dijalani saja. Yang pasti, karena rehat dari medsos, saya jadi punya waktu untuk kembali menulis di blog. Memang saat ini blog sudah tidak populer lagi ya. Kalah pamor dengan media sosial. Tapi saya tetap setia menulis di sini. Meski tidak sesering dulu.

Saya menikmati hidup saat ini yang lebih menyenangkan tanpa media sosial. Lebih banyak waktu tanpa terdistraksi fokus. Lebih hadir untuk diri sendiri, anak – anak dan suami. Lebih bisa memikirkan hal – hal yang perlu. Lebih ada untuk diri sendiri. Bisa kembali menulis di blog. Banyak waktu untuk berjeda dengan hiruk pikuk dunia luar. Bisa kembali terhubung dengan teman – teman lama dengan berbagi kabar lewat WhatsApp.

Tanpa media sosial saja saya sudah sibuk sekali. Kenapa dulu saya bisa punya waktu banyak ya dengan aktifitas media sosial? Padahal siang hari rasanya kerjaan kok tidak selesai – selesai. Jadi heran dengan diri sendiri.

Saat di Landskrona, Swedia. Menunggu anak – anak yang sedang main seharian di pantai dengan membaca buku sampai tertidur. Ini suami yang memfotokan diam – diam. Katanya takjub lihat saya tidak lengket dengan telpon lagi :))))

Jadi kalau ada siapapun mutua atau follower saya yang kebetulan mampir ke blog dan membaca tulisan kali ini, saya mengabarkan dalam keadaan yang baik – baik saja. Kalau kalian kangen dengan segala celotehan saya, silahkan sering – sering mampir ke blog ini untuk ngecek tulisan terbaru dari saya *PD jaya dikangenin haha.

Maya bilang kalau kangen dengan story saya bagian pasukan soang :)))

– 28 Agustus, 2025 –

Hal – Hal Yang Disyukuri Tahun 2024

Warna warni musim gugur

Hari Jumat dan sedang menunggu Mbak yang bersih – bersih rumah selesai dengan pekerjaannya. Mau menuliskan topik yang ringan – ringan saja.

Hal – hal ditahun ini yang saya syukuri dari awal tahun sampai saat tulisan ini diunggah :

  • SEHAT

Alhamdulillah diberikan berkah yang sehat sampai saat ini. Meski akhir tahun lalu dan awal tahun ini sempat kena Covid yang menyebabkan saya tidak bisa beraktifitas dengan normal selama 2 bulan (sampai saat ini penciuman dan lidah masih sering error), setelahnya sehat dan bisa melakukan lebih banyak hal. Tentu saja ini tidak datang dengan sendirinya. Saya usahakan lewat makanan yang sehat dan bergizi seimbang, olahraga, tidur yang cukup dan jauh – jauh dari penyebab pikiran yang tidak nyaman. Termasuk pertemanan tidak sehat, hubungan di keluarga yang tidak baik, maupun interaksi yang tidak nyaman di media sosial, saya jauhi semua. Saya tidak mau ambil pusing dengan hal – hal yang tidak menyamankan. Hidup cuma sekali, saya ingin menikmati dengan bahagia, bisa memberkahi diri sendiri dan banyak orang.

  • SUAMI

Suami sehat, tetap rajin olahraga (tiap hari kecuali hari senin), rajin ikut race baik yang jarak 5km atau 10km. Dia katanya sudah pensiun race HM (21km). Pekerjaan dia lancar dengan segala proyek yang ditangani. Tetap dengan kegiatan sehari – hari membersamai anak – anak dan istri (yang bagian ini, penuh kesabaran). Semoga selalu sehat selamanya, menua dengan bugar.

  • ANAK – ANAK

Anak pertama dan kedua, senang dengan sekolahnya yang baru. Kami juga puas sekali dengan sekolah ini. Banyak hal – hal positif selama 2 bulan ini. Keputusan memindahkan sekolah tahun ini, adalah salah satu keputusan yang tepat di keluarga kami. Mereka aktif olahraga. Saat ini masih les renang. Anak mbarep segera ujian diploma A dan akan menambah olahragan lainnya. Anak tengah baru mulai les renang. Mereka berdua juga rajin ikutan lomba lari karena katanya ingin seperti Ibu dan Papa yang rajin lari. Aktifitas sehari – hari juga mereka aktif. Anak mbarep ada indikasi akan loncat kelas karena kemampuannya jauh dibandingkan anak – anak di kelasnya. Anak kedua makin hari makin kreatif, ada saja penemuannya dan kelakuannya yang bikin ribut dengan Ibu hahaha tapi kami saling sayang.

  • ANAK BAYI

Anak bayi sudah bisa jalan kencang, lari sampai sering nyusruk saking semangatnya. Sudah bisa ngoceh dengan kata – kata yang jelas. Bisa diajak ngobrol dan dia paham dengan perintah – perintah dasar. Paling seneng makan karena semua makanan dia suka. Suka diajak naik sepeda, hobi dibacakan buku, dan semangat menemani saya kalau sedang workout depan TV.

  • 10 TAHUN PERNIKAHAN

Senang dan bahagia, kami sampai ke titik Sepuluh Tahun Pernikahan. Banyak syukur kami panjatkan karena sudah berjalan sejauh ini dan semoga berpuluh tahun ke depan kami masih bersama dan saling membersamai dalam segala situasi dan kondisi dalam keadaan sehat, bahagia, dan tetap penuh cinta.

  • TRAVELLING

Tahun ini diberikan rejeki sehat dan materi yang lebih sehingga kami bisa mudik 2.5 minggu ke Indonesia dengan mampir ke Dubai. Lalu liburan untuk merayakan ulang tahun saya di Paris dan beberapa kota di sekitarnya. Merayakan ulang tahun ke 10 pernikahan kami dengan road trip sebulan ke Slovenia, Austria, Jerman, Slovakia, Hungaria dan Polandia. Awal tahun 2024 kami liburan ke Cyprus. Jadi tahun ini ke 9 negara. Sampai akhir tahun, kami tidak ada rencana liburan ke manapun. Menikmati Belanda dengan segala dinginnya. Semoga tahun depan bisa liburan ke negara – negara seru lainnya.

  • BAKING DAN MASAK

Kegiatan sehari – hari ya tetap baking, masak, nyetrika, dan berbenah rumah. Selain kegiatan utama lainnya yaitu membersamai dan bermain bersama anak – anak.

Tahun ini, saya lumayan menerima pesanan banyak untuk baking dan masakan Jawa Timur. Untuk masakan, yang saya jual : Soto ayam, rawon, lodeh, ayam bakar, ayam panggang, bumbu urap, bumbu rawon, bumbu soto, pecel pitik, pentol dan tahu bakso. Sebenarnya lumayan banyak permintaan pesanan Bebek Madura yang tahun 2022 oernah saya jual dan mengirim pesanan sampai ke Denmark, Jerman, Belgia dan Perancis plus di dalam Belanda juga. Sayang saya tidak bisa menjual lagi sekarang.

Ya lumayanlah, bisa mengisi waktu senggang dengan menerima pesanan – pesanan tersebut. Jadi nanti kalau sudah siap buka restoran Jatim atau bakery, saya sudah terampil *amiinnn!

  • QUALITY TIME BERSAMA KELUARGA

Makin banyak waktu berkualitas dengan anak – anak dan suami. Mereka lah hal terpenting di hidup saya saat ini, selain diri sendiri. Terasa kalau anak – anak cepat besarnya, jadi semaksimal mungkin kami membersamai mereka dengan segala keingintahuan yang ada, memberikan sebanyak mungkin kasih dan sayang sehingga mereka tumbuh sebagai anak – anak yang berkelimpahan perhatian dan cinta, merasa cukup dan bahagia. Semoga kami bisa memberikan bekal yang cukup, baik secara fisik dan mental untuk mereka nantinya hidup mandiri.

  • DIKELILINGI TEMAN – TEMAN YANG BAIK

Satu hal yang saya sangat syukuri adalah sampai saat ini, saya dikelilingi olah teman – teman yang baik. Yang mengajak ngobrol langsung jika ada hal yang tidak benar dan yang tidak pelit memberikan pujian jika saya melakukan hal – hal yang baik. Begitu pula sebaliknya. Kami selalu menyempatkan untuk bertemu meski tidak rutin, saling menyapa lewat aplikasi pesan meski tidak sering. Yang terpenting sama – sama tau bahwa kami saling ada kapanpun dibutuhkan ataupun hanya sekadar ngobrol biasa.

Pun teman – teman dan para sahabat di luar Belanda yang selalu hadir dalam setiap pesan yang kami kirimkan. Dalam setiap canda yang kami lontarkan dan kata – kata rindu yang terucapkan. Persahabatan 25 tahun dan pertemanan dengan yang lainnya yang masih terjalin baik sampai sekarang. Tanpa rasa iri, tanpa rasa tersaingi, tanpa diselingi hal – hal yang negatif.

Bulan lalu pun saya dikunjungi Pak Mar sekeluarga. Beliau adalah rekan kerja saya selama 7 tahun di Jakarta. Bukan hanya rekan kerja, pun jadi tempat curhat segala macam topik. Dari percintaan sampai masalah kantor. Paket komplit haha. Kami terakhir bertemu tahun 2014 saat saya dalam rangka bulan madu ke Jakarta. Saya mengundurkan diri dari kantor tahun 2012 lalu kuliah di Surabaya. Jadi pertemuan kali ini, pertama kali setelah 10 tahun lalu. Tidak menyangka bisa ketemu Pak Mar lagi lengkap dengan Ibu Rosa dan Ema. Makan dan bercanda di rumah kami. Malah Pak Mar mengajari anak – anak sulapan tangan, yang sampai sekarang jadi favorit permainan mereka. Semoga bisa bertemu Pak Mar lagi dalam keadaan sehat dilain waktu. Saya akan ceritakan secara lengkap kunjungan Pak Mar dipostingan lainnya.

  • BERBAGI RESEP

Saya sering berbagi resep di twitter maupun menuliskan di buku khusus kumpulan resep yang saya tulis manual. Dengan berbagi di twitter dan mendapatkan testimoni positif dari yang sudah recook atau rebake, rasanya senang sekali. Bahkan ada yang sampai dibuat jualan. Mainan media sosial trus bisa bermanfaat itu rasanya, selain bahagia juga membuat hangat di hati. Semoga saya bisa terus berbagi dalam hal apapun. Bermanfaat untuk orang banyak.

Tiga resep di bawah ini, yang lumayan ramai peminatnya dan sampai sekarang masih saja ada testimoni yang masuk tentang enaknya resep yang saya berika, cocok dengan selera mereka. Masih ada resep – resep lainnya yang saya berikan di twitter.

  • BACA BUKU DAN MENULIS DI BLOG

Sampai tulisan ini diunggah, saya lumayan sudah membaca 15 buku. Nampak tidak spektakuler ya angkanya dibandingkan yang sudah baca buku sampai berpuluh bahkan ratusan. Namun buat saya ini sebuah prestasi, mengingat tahun sebelumnya cuma membaca 1 buku hahaha. Pelan – pelan saya tegakkan lagi hobi membaca ditengah gempuran scroll scroll media sosial.

Menulis di blog pun tetap saya lakukan meskipun tidak serajin tahun – tahun sebelumnya. Inipun saya syukuri. Pelan – pelan saya kembali ke jalan yang benar sebagai seorang blogger kawakan :)))

  • PUNYA AKUN BARU DI INSTAGRAM

Saya dulu pernah menuliskan kalau tidak akan punya akun IG lainnya selain akun baking yang sudah saya punya selama 4 tahun ini, khusus untuk jualan dan menampilkan hasil baking. Lalu akhir Juli entah kenapa terlintas ingin membuat akun IG khusus untuk pamer foto travelling, kegiatan sehari – hari di luar rumah, makanan atau hal – hal random lainnya. Saya pikir akan punya waktu luang yang lebih untuk menambah satu sosial media karena sudah tidak aktif di FB sejak bulan Mei. Akhirnya saya membuat akun IG itu. Apakabar_denald akun IG pribadi saya. Definisi menjilat ludah sendiri *emot ngakak.

Senang juga punya akun IG yang isi story saya random suka – suka hati. Jadi banyak tau akun – akun yang penyuka lari, masakan, ataupun jadi saling lihat kabar terkini dari teman dan sahabat2 di Indonesia. Selain itu, ternyata saya suka mengedit video lewat reels. Pengalaman baru, meski beberapa kali kagok menggunakan fiturnya karena di akun baking, saya tidak pernah unggah yang macam – macam. Flat karena jaga image, pengikut saya banyak orang Belanda termasuk dosen – dosen di sekolah baking dan kolega – kolega kerja di bakery, tetangga dan kenalan lainnya. Termasuk para pelanggan usaha baking saya. Sekarang punya akun IG baru, jadi lebih bebas berekspresi.

  • OLAHRAGA

Selain lari, beberapa bulan ini saya menambah olahraga dengan angkat beban menggunakan dumbbels. Awalnya saya menggunakan 2kg, sekarang sudah mencoba 5kg. Tujuan utama untuk mendukung aktifitas lari dan fat loss. Lumayan, sejak angkat beban, kaki saya lebih kuat lari jarak jauh, tidak cepat pegal dan badan saya lebih berbentuk. Berat badan meski turun perlahan tapi melihat perut yang meski belum rata sekali tapi sudah ada bentuknya. Selain itu, saya juga rutinkan jalan kaki cepat sambil dorong stroller anak kicik selama 1 jam. Semangat sehat dengan bergerak.

Saya juga masih rajin ikut race tentu saja dengan jarak tetap 10km. Race yang akan datang, akan jadi race kelima saya tahun ini. Semoga saya sukses sampai finish tidak jadi yang terakhir. Kan sudah punya sepatu lari yang baru. Ihiyykk Pamer haha.

  • MENIKMATI HIDUP

Saya makin menikmati jalan hidup yang saya pilih, selama ini dan saat ini. Menjalani hari dengan tidak terburu – buru, lebih bisa menikmati fase yang pelan – pelan, memperhatikan detail. Tidak gampang terusik dengan apapun diluar kendali, termasuk hal – hal yang tidak menyenangkan tentang saya. Cukup saya baca, dengarkan lalu tinggalkan. Buat apa ditanggapi. Toch tidak memberikan value lebih pada hidup. Lebih baik menikmati kehidupan nyata yang lebih membahagiakan. Tidak perlu validasi apapun, tidak butuh menjelaskan segala sesuatunya, bernafas dengan lega tanpa rasa sesak himpitan apapun di hati. Saya sudah difase hidup yang santai sekali. Bisa memberi apresiasi yang besar terhadap diri sendiri. Yang terpenting adalah kehidupan nyata yang saya jalani penuh suka cita dan bahagia bersama mereka yang saya sayangi dan mengapresiasi, memberikan manfaat buat orang banyak, dan menjauhi hal – hal yang tidak membahagiakan tanpa ada manfaatnya.

Saat ini saya sedang menikmati musim gugur dengan hawa dinginnya dan warna warni daun yang cantik dan mulai rontok. Cantik ya warna daun di foto saya ini. Lokasi foto ini, sebelah rumah. Tidak perlu ke lokasi tertentu untuk bisa menikmati warna warni ini. Keuntungan tinggal di kampung. Bisa melihat banyak pohon, ke danau dan hutan tinggal koprol.

Segitu saja tulisan random tentang hal – hal yang saya syukuri ditahun ini, sampai saat ini. Semoga semuanya sehat selalu dan punya stok bahagia yang cukup banyak di kehidupan nyata, memaksimalkan waktu bersama orang tersayang.

Selamat berakhir pekan!

-1 November 2024-

Ingin Membuktikan Apa?

Mulai musim semi di Belanda meski dinginnya ga karuan

Suatu malam, disalah satu pembicaraan kami sebelum tidur, saya tiba – tiba teringat sesuatu :

Saya : Kapan – kapan pengen deh nulis khusus tentang kamu. Semacam apresiasi buat kamu atas semua yang sudah kamu lakukan selama kita menikah. Jadi nulis yang baik – baiknya. Semacam yang indah – indah gitu. Segala hal baik yang sudah kamu lakukan *lalu yang baca nahan – nahan mual di perut.

Suami : Oh ya bagus itu, biar aku sesekali tampil lah jadi pemeran utama di blog kamu. Bukan sekedar bayangan *huahaha bayangan, ngakak waktu itu. Tulis ya yang bagus – bagus, yang banyak *lah rikues Pak Suami.

Saya : Eh tapi, nanti dipikir kita ada lagi ada masalah. Kan aku ga pernah nulis panjang lebar tentang kamu. Tiba – tiba membahas kamu, semacam mencurigakan. Biasanya kan gitu, kalau ada pasangan yang jarang atau bahkan ga pernah ngomongin hubungan mereka secara terbuka, trus tiba – tiba sering muncul dengan foto dan cerita yang indah – indah, biasanya kan ada sesuatu yang disembunyikan. Lalu akhirannya, terjadi sesuatu. Kamu pernah mengamati hal itu ga?

Suami : oh ya, bener juga. Aku juga sering memperhatikan hal ini. Sama pemikiran kita…….. *pembicaraan pun berlanjut makin seru.

Suami istri kompak nggosip berkedok menganalisa tingkah laku manusia.


Saya pada dasarnya suka mengamati sekitar, apapun itu, manusia, hewan, bahkan kerikil – kerikil. Sejak kecil sudah seperti itu. Makin bertambah umur, makin terasah apalagi sejak nyemplung di dunia riset (kualitatif). Makanya saya lebih senang tidak terlalu berisik kalau sedang dalam suatu kelompok, karena saya sibuk mengamati. Lalu dari hasil pengamatan tersebut, biasanya kepala saya akan sibuk menganalisa, cari – cari referensi semacam jurnal atau artikel. Atau ya hanya sekedar mengamati dan menganalisa di kepala saja. Ujung – ujungnya, jadi bahan tulisan. Pernah beberapa teman ngomong seperti ini : hati – hati loe – loe pada sama Deny, otaknya tuh ga pernah berhenti mikir. Kelihatannya dia diem, tapi kepalanya penuh ide buat nulis. Daun ga gerak aja bisa dibuat tulisan panjang sama dia. Jadi, hati – hati sama gelagat kalian, bisa – bisa jadi bahan tulisannya.

Saya ngakak parah sih kalau ada yang komentar seperti itu, karena benar adanya. Saya tidak menggosip kelakuan secara personal, tapi saya suka mengamati, menganalisa, dan ujung – ujungnya hasil analisa pribadi jadi bahan tulisan. Senang saja saya mengamati tingkah laku manusia.

Tapi pada hasil amatan dalam tulisan ini, cuma sekedar amatan tanpa ada bukti ilmiah yang mendukung. Hanya sekedar mengamati fenomena sosial yang terjadi sejak saya mulai ngeh dengan media sosial, diantara kalangan pertemanan, pesohor, ataupun saudara sendiri. Ini tentunya tidak bisa gebyah uyah atau pukul rata ya, hanya beberapa yang tak luput dari amatan saya, kok ya pas kejadian. Dan sekali lagi, tidak ada yang salah dalam membagikan cerita romantis dan foto – foto bahagia dengan pasangan. Sama sekali tidak salah karena itu hak setiap orang. Pada dasarnya memang media sosial diciptakan untuk berbagi hal apapun kan.

Banyak pasangan yang memilih untuk berbagi cerita kehidupan sehari – hari, cerita percintaan, ataupun foto – foto mesra yang diunggah ke khalayak umum. Tak sedikit pasangan juga memutuskan hal sebaliknya, menyimpan dan tidak mau berbagi hal – hal ke media sosial, yang mereka anggap masuk ranah pribadi, dengan alasan menjaga privasi. Yang memilih berbagi foto mesra dan cerita kehidupan bersama pasangan, alasannya banyak. Ada yang memang hanya sekedar berbagi cerita, berbagi momen bahagia, syukur – syukur bisa menginsipirasi yang melihat dan membaca. Ada beberapa juga yang ternyata sedang menyembunyikan gundah gulana lalu ingin menunjukkan pada dunia bahwa mereka sedang baik – baik saja dengan menuliskan hal – hak baik tentang pasangan, mengunggah foto yang ceria, ataupun memuji setinggi langit apa yang sudah dilakukan pasangan.

Untuk mereka yang masuk pada kelompok terakhir, biasanya yang tidak pernah atau sangat jarang muncul hadir di media sosial bersama pasangannya, lalu mak bedundug ikut meramaikan jagad media sosial dengan segala cerita indah dan puja puji untuk pasangan. Biasanya saya langsung curiga wahh ini ada apa ya. Insting langsung berbicara. Tapi yah, itu kan hanya Suudzon saya saja. Meski banyak juga yang akhirnya terbukti seperti hipotesa awal saya.

Saya sendiri, sudah lama sekali tidak pernah menampilkan foto suami di akun media sosial maupun di blog. Apalagi follower twitter saya makin banyak, jadi tidak bisa sebablas dulu lagi untuk menuliskan dan menampilkan foto di sana. Bagus juga seperti itu. Jadi saya punya rem cakram. Punya filter. Hanya 2 tahun pertama kalau tidak salah, saya menampilkan foto suami di blog. Setelahnya tidak sama sekali. Kalau untuk bercerita, ya pasti masih saya ceritakan.

Sama halnya dengan anak – anak. Baru beberapa tahun terakhir saya mulai membuka diri untuk mengatakan bahwa saya adalah seorang Ibu yang punya anak tiga. Sebelumnya, saya lumayan tertutup tentang anak – anak. Sekarang saya ceritakan beberapa kali di media sosial tentang anak – anak, secara umum, tanpa menyebutkan umur, jenis kelamin, dan foto. Dan yang saya ceritakan pun, bukan hal yang spesifik.

Banyak yang bertanya (ya beberapa oranglah, ga banyak banget) kenapa saya tidak terbuka tentang keluarga, paling tidak pamer foto anak dan suami. Jawabannya simple : saya menghargai privasi mereka dan saya takut kejahatan mengintai. Itu saja. Toh saya tidak harus membuktikan apapun kepada dunia tentang keluarga saya. Mereka yang saya jumpai di dunia nyata mengetahui dengan pasti, itu saja sudah lebih dari cukup. Selebihnya saya memilih menyimpang dan tidak membagikan pada dunia luas yang saya tidak tau seberapa aman di luar sana.

Kembali lagi ke pembahasan tentang pasangan yang tiba – tiba memunculkan foto berdua atau cerita kemesraan, padahal sebelumnya tidak, ya biarkan saja. Bukan hak saya untuk menghakimi kalau mereka sedang ada masalah atau memang sedang dalam masa romantis. Meski menganalisa dan membahas dengan sirkel terdekat tetap berjalan. Saya sudah tidak adil sejak dalam pikiran.

Mau pamer untuk membuktikan sesuatu silahkan. Mau pamer ya karena sedang jatuh cinta bertubi dengan pasangan ya silahkan. Tidak usah kepikiran nanti orang lain mikir ini dan itu. Yang tau kebenarannya, ya cuma kamu.

Kalian sendiri bagaimana, apa tipe yang ga masalah menampilkan foto pasangan dan anak – anak di media sosial? atau ya sudah disimpen saja, ngapain ditampilkan.

-29 Februari 2024-

*Tulisan ini intinya apa? Ya ga ada hahaha. Saya sedang meneruskan tulisan yang ada di draft saja. Daripada cuma tersimpan ga jelas, sayang. Jadi saya teruskan, meski ngalor ngidul ga jelas. Lumayan kan, blog jadi terisi lagi :))))

Belanda Kembali Panas

Ngidam Bakso

Cerita yang santai saja kali ini ya, setelah sebelumnya membahas hal yang terlalu serius. Belanda seminggu ini kembali panas. Tentu saja saya menyambut dengan riang gembira. Bagaimanapun, sebagai anak tropis dan lahir besar di pesisir, kalau cuaca di Belanda menghangat itu rasanya ingin sujud syukur setiap saat. Maklum saja, dibandingkan panas yang sebenarnya, Belanda lebih sering hujan, mendung, dingin, angin, dan bisa 4 musim terjadi dalam satu hari. Jadi, buat saya kalau cuaca menghangat, berkah luar biasa.

Sebenarnya ini bukan kali pertama Belanda mengalami panas sampai seminggu pada tahun ini. Sebelumnya saat kami di Kroasia, Belanda terkena heatwave.

Panas
Panas

Hari ini, saat saya menulis, suhu sampai 33°C. Konon, kamis sampai 39°C. Walaupun hari ini panas, untungnya masih ada angin semilir. Jadi tidak terlalu gerah. Biasanya kalau sedang panas, saya sudah blingsatan merencanakan pergi ke sana sini. Tapi seminggu ini saya sudah berencana untuk anteng di rumah saja sambil memamah biak haha.

Rujak buah bumbu gula merah, petis ikan, bawang putih, cabe, gaaram, terasi, sedikit kacang, asem, , dan sedikit air
Rujak buah bumbu gula merah, petis ikan, bawang putih, cabe, gaaram, terasi, sedikit kacang, asem, , dan sedikit air

Untuk memenuhi rencana makin menambah berat badan, saya sudah menyiapkan asupan yang penuh lemak, seperti bakso, mie ayam, dendeng balado, kikil pedas, dan masih ada menu-menu lainnya. Ada juga yang menyehatkan, macam rujak buah. Ya lumayan lah untuk menambah cadangan lemak menghadapi musim dingin nanti haha.

Ngebakso minumnya Nutrisari
Ngebakso minumnya Nutrisari

Mie jamur, bakso, minumnya es kopi
Mie jamur, bakso, minumnya es kopi

Kalau di rumah saja, selain menyiapkan asupan perut, juga kesempatan untuk main air karena suhu diatas 30°C. Kalau di bawah itu, terlalu dingin. Cemal cemil juga tetap berlanjut karena saya sudah punya beberapa camilan dari Indonesia. Satu persatu camilan tersebut dikeluarkan, seperti wafer Superman, Malkist, Silverqueen. Saya agak kecewa karena rasa wafer Superman tidak seenak jaman saya masih SD. Selain rasa, bungkusnya pun tidak warna merah dan bentuknya lebih langsing. Mungkin Supermannya sudah diet *kriik kriikk.

Nyamil sambil cibang cibung
Nyamil sambil cibang cibung

Mungkin ada yang penasaran apakah jajanan itu ada di Belanda. Oh tentu saja tidak ada karena saya beli di Indonesia lalu pake Jastip sewaktu Rurie mudik . Lumayan, harga teman jadi tak terlalu mahal. Ini lho hasil jastipan saya, sekalian pamer (bandeng dan otak-otaknya gratisan dari Rurie) *haha pamer kok jastipan panganan.

Jastipan ke Rurie
Jastipan ke Rurie

Calon-calon anggur di halaman belakang pun sudah mulai nampak. Biasanya bulan Agustus kami akan panen, kurang lebih 10kg. Lumayan banyak untuk ukuran nanam sendiri. Anggur-anggur tersebut tidak kami jual melainkan diberikan ke para tetangga, saudara, dibuat selai dan dimakan sendiri.

Sebagian kecil calon-calon Anggur
Sebagian kecil calon-calon Anggur

Ya sudah, begitu saja cerita singkat kali ini. Kalau sudah mood, saya akan nulis yang agak serius lagi. Kalau kalian suka membaca tulisan saya yang serius, yang santai-santai saja, atau yang seperti apa? *bwuahaha macam banyak yang baca aja, Den!

Ngidam Bakso
Ngidam Bakso

Oh ya, beberapa blogger menyampaikan keluhan dan masukan tentang susahnya meninggalkan komentar di blog kami. Terus terang, saya tidak tahu permasalahannya di mana karena saya tidak pernah mengotak atik settingan. Hanya update yang perlu diupdate. Jadi mohon maaf ya, kalau susah berkomentar. Terima kasih karena sudah menyempatkan membaca dan berusaha menulis komentar.

Cuaca di tempat kalian bagaimana?

Update : saking panasnya (pas update ini suhu 38°C, saya jemur sprei, sarung selimut, handuk2 semuanya kering dalam waktu ga sampai 3 jam. Kipas angin yang lumayan bagus di rumah pun ga ada rasanya. Akhirnya sore kami ngadem dari satu toko ke toko lainnya. Lumayan 1.5 jam kena ademnya AC haha. Hikmah panas, jadi bisa ngerasakan AC di toko :)))

-Nootdorp, 23 Juli 2019-

Ada Apa di Bulan Maret?

Coimbra

Bulan Maret selalu spesial di hati, karenanya saya selalu membuat rangkuman apa saja yang sudah dilalui di bulan Maret

  • Salju datang lagi

Awal bulan Maret salju datang lagi ke Belanda. Lumayan tebal juga. Dan cuaca semakin tidak menentu pada saat itu. Saya pikir musim semi akan semakin dekat, tapi cuaca minus tidak membuat keadaan jadi baik, apalagi suasana hati yang sudah bosan terkungkung jaket tebal dan ribet sekali kalau mau keluar padahal cuma mau beli tempe ke toko yang jaraknya cuma 5 menit jalan kaki.

  • Membuat Lumpia isi Rebung, Tahu dan Wortel

Saya itu doyan banget yang namanya lumpia isi rebung. Seringnya beli di toko Asia. Tapi, kalau beli mahal sekali. Per lumpia isi rebung dan ayam harganya €1.5. Kalau saya lagi rajin, lebih baik membuat sendiri. Nah pertengahan Maret lalu, saya lagi kepengen banget nyemil lumpia. Kepengennya sudah macam orang hamil yang ngidam. Lalu saya niati bikin lumpia isi rebung, tahu, dan wortel. Ternyata isinya kebanyakan. Walhasil saya bisa membuat sekitar 50 lumpia. Niatnya untuk stok di freezer, tapi saya pikir lebih baik dibagi ke tetangga dan Mama mertua. Tetangga senang sekali, trus dibarter dengan brownies. Kalau Mama mertua memang suka sekali dengan lumpia, apalagi bikinan menantunya *yang terakhir tambahan saya sendiri, ke PD an haha.

Kreasi Lumpia untuk tetangga dan Mama Mertua
Kreasi Lumpia untuk tetangga dan Mama Mertua

  • Setahun Lalu

Setahun lalu, seminggu sebelum ulangtahun saya menjadi hari yang tidak akan pernah kami lupa. Tanggal bersejarah kami menyebutnya.

  • Ulang Tahun

Akhir Maret adalah ulangtahun saya. Karena sudah terbiasa menghadiahi diri sendiri saat ulangtahun, maka kali ini saya memilih untuk membeli tas punggung dan pouch yang dibuat oleh Aggy. Nama produk ini adalah Astanya. Nama variannya adalah Sejuk dan Gula Jawa. Sejak awal lihat motif Sejuk dan Gula Jawa, saya langsung jatuh cinta. Dan karena memang saya suka sekali dengan tas punggung, belilah saya tas buatan Aggy ini (padahal dua tahun berturut lalu dikasih hadiah sama Mama mertua juga tas punggung. Beliau sampai heran, barang yang saya beli kalau tidak tas punggung, sepatu lari atau jalan, dan buku. Seputar itu saja). Saya belinya di sini. Saya suka tas dan pouchnya. Tasnya besar dan bisa menampung banyak barang. Pouchnya juga pas sekali sesuai dengan ukuran yang saya butuhkan.

Suka dua duanya!
Suka dua duanya!

 

Pada hari ulangtahun, saya sudah ribet sejak jam 3 pagi karena kami akan pergi ke Portugal pesawat jam 9 pagi. Makan malam ulangtahun, di restoran Italia di Portugal (haha ga nyambung sebenarnya, di Portugal tapi makannya Italy). Sebenarnya restoran ini juga pas nemu saja karena kami sudah capek dengan perjalanan satu hari dari Belanda ke Portugal. Eh tapi restorannya bagus sekali. Terkesan klasik. Saya makan menu favorit, apalagi kalau bukan Risotto.

Risotto Jamur dan Bayam. Duh ini enak sekali
Risotto Jamur dan Bayam. Duh ini enak sekali

Doa dan harapan saya setiap ulangtahun selalu sama, sehat dan bahagia selalu bersama keluarga kecil kami serta tidak menjadi orang yg lupa untuk selalu bersyukur atas apapun.

  • Roadtrip pertama kami tahun 2018 ke Portugal

Sewaktu menulis tentang liburan kami ke Münster, sedikit saya singgung kalau kami akan liburan dalam waktu dekat ke suatu tempat. Nah, suatu tempatnya itu adalah Portugal. Roadtrip selama 10 hari ini adalah kado ulangtahun suami untuk saya. Seperti biasa, setiap ulangtahun, saya ingin kadonya adalah jalan-jalan. Kalau kami sedang ada waktu dan uang, jalan-jalannya agak jauh. Jika uang dan waktunya mepet, jalan-jalan yang dekat saja. Senang kali ini bisa ke Portugal karena ke Portugal sebenarnya adalah rencana liburan musim panas tahun 2017. Tapi tahun lalu kami akhirnya roadtrip dengan rute yang berbeda. Selama 10 hari di Portugal, kami roadtrip berkunjung ke beberapa kota yaitu Porto, Lisabon, Sintra, Coimbra, dan Braga. Bersyukur semua lancar tanpa halangan yang berarti sejak berangkat sampai kami kembali ke rumah. Cerita lengkap tentang Portugal akan saya tulis pada postingan terpisah.

Coimbra
Coimbra

Porto
Porto

Kastil di dekat Braga
Kastil di dekat Braga

Oh ya, pulang liburan, saya turun 2kg lho. Meskipun mulut ngunyah tanpa henti karena makanan Portugal tidak ada yang tidak enak, tapi jalan kaki seharian dengan kontur kota yang naik turun, sukses merontokkan 2kg lemak di badan.

Nasi kuning syukuran
Nasi kuning syukuran

Beberapa hal itulah yang terjadi di bulan Maret. Saat ini, cuaca menghangat di Belanda. Senang karena bunga-bunga mulai bermekaran, saya bisa keluar rumah tanpa jaket tebal dan malah sudah pakai sandal terbuka.

-Nootdorp, 10 April 2018-

Cerita Terbaru

Karena saya sedang tidak bisa tidur padahal sudah lebih dari jam 12 malam dan dari tadi sudah baca buku, maka saya mau cerita ngalor ngidul saja di blog ini. Siapa tahu setelah menulis mata jadi mengantuk. 

MAKAN GRATIS

Sabtu minggu lalu saya ada undangan ke salah satu rumah teman yang ada di Rotterdam. Undangan makan dan kumpul-kumpul saja. Awalnya untuk merayakan ulang tahunnya, tapi mendekati hari H beberapa orang yang diundang mengusulkan untuk bawa makanan sendiri. Nambah-nambah makanan yang sudah disediakan tuan rumah. Saya bawa yang gampang saja, tahu isi dan kue (tentu saja kuenya beli). 

Saya pergi sendiri naik metro tanpa suami, karena ini adalah salah satu me time kami berdua. Saya kalau me time memang sukanya keluyuran haha, sedangkan suami lebih senang di rumah, berkutat dengan hobi bermusiknya. Sampai di rumah teman saya jam 12, saya pikir sudah telat. Eh ternyata saya yang pertama datang. Perut keroncongan tapi harus menunggu 2 keluarga yang lain datang. Untung jam 1 mereka sudah datang. Makanan yang tersaji sungguh menggugah selera. Terutama Combro karena isinya benar-benar dari Oncom yang dibawa si pembuat sewaktu mudik ke Sumedang. Saking enaknya, saya dengan tak tahu malu makan lebih dari 5 *nggragas ga boleh nanggung 😅 #prinsip

Opor ayam telur, lodeh rebung kacang, sayap ayam, mie goreng, lontong, nasi, bebek, cumi hitam, kulit ayam, berbagai macam taart, es buahnya menyusul
Opor ayam telur, lodeh rebung kacang, sayap ayam, mie goreng, lontong, nasi, bebek, cumi hitam, kulit ayam, berbagai macam taart, es buahnya menyusul
Kue Cubit, Combro, Bala Bala (aka ote-ote), Tahu isi
Kue Cubit, Combro, Bala Bala (aka ote-ote), Tahu isi
Peserta Makan Gratis
Peserta Makan Gratis
 

Saking serunya obrolan kami dan becandaan, duduk di meja makan sejak jam 12 saya datang sampai jam 8 malam betah sambil mulut ga berhenti ngunyah (saya ini maksudnya haha). Pindah cuma geser tempat duduk saja dan ke toilet. Sampai suami kirim wa kok ga ada kabar dari saya. Ihiiyyy kangen nih si mas (GR😅). Padahal dia kawatir takutnya ada apa-apa seharian tanpa kabar. Ditambah angin kencang dan gerimis, karena saya dari stasiun ke rumah naik sepeda. Jadi dia kawatir soalnya sudah malam. Pas ngontel sepeda memang ngeselin banget sih, anginnya ga santai. Saya harus pelan-pelan sekali karena jalanan yang saya lewati gelap gulita ditambah angin dan gerimis. Extra hati-hati.

Sampai rumah jam 21.30. Senang sekali kumpul teman seharian dan makan-makan. Hati senang, perut kenyang. Tentu saja ada acara bungkus membungkus karena makanannya lebih banyak. Jadi minggu saya tidak perlu memasak.

RAJIN BERBERES RUMAH

Sudah sebulan ini saya rajin berberes. Dari merapikan tanaman di taman depan belakang rumah, merapikan isi lemari baju, merapikan isi gudang, merapikan isi lemari dapur, merubah posisi isi kamar-kamar, ngecat beberapa rak dari Ikea yang masih belum ada catnya, dll. Lumayan juga ya bikin encok, jadi butuh tukang pijit.

Dari hasil berberes itu, bisa mengumpulkan barang-barang yang sudah tidak layak simpan seperti koran2, majalah2, bumbu dan bahan2 dapur yang sudah ED, baju2 yang harus disingkirkan, sepatu2 yang jarang terpakai, dan masih banyak lainnya. Saya sih memang ratu tega buang ya, sementara suami raja sayang buang. Tapi lumayan lah dia sekarang agak berkurang kebiasaan ngumpulin barang-barang. Kalau ga dijual lagi, ya langsung buang. 

RAJIN BACA BUKU

Karena saya sedang banyak waktu luang dan kalau malam agak susah tidur cepat, mengakibatkan saya jadi rajin baca buku. Lumayanlah jadi bisa kejar target Reading Challenge Goodreads (meskipun pasti ga akan kekejar sih). Sampai saat ini, sudah baca 20 buku dari target 50 buku. Ini sangat lumayan dibandingkan tahun kemarin sepertinya hanya 10 buku. Topik yang saya baca tahun ini pun beragam. Tidak hanya novel saja. Nanti kalau sudah akhir tahun mudah-mudahan bisa membuat ringkasan buku-buku apa saja yang sudah saya baca tahun ini. 

Saya sekarang sedang membaca bukunya Laksmi Pamuntjak yang judulnya Amba. 

MULAI AGAK RAJIN MEMASAK

Saya mulai agak rajin masak (lagi). Meskipun ya menunya standar sih, seputar oseng mengoseng. Karena beberapa bulan terakhir ini saya mulai mengkonsumsi daging dan unggas, kalau akhir pekan membiasakan untuk makan dan masak yang ada daging atau unggasnya. Karena sudah lama tidak makan, jadi membiasakan dengan rasanya kembali. Meskipun sejujurnya saya lebih suka makan tahu tempe telur atau ikan.

Nasi gurih, ayam bakar dan lauk lainnya
Nasi gurih, ayam bakar dan lauk lainnya
Lodeh tewel pakai tetelan
Lodeh tewel pakai tetelan
Tumis kangkung, ayam dan tempe bakar
Tumis kangkung, ayam dan tempe bakar
Oseng Pare tempe teri
Oseng Pare tempe teri

Rawon daging labu siem kacang panjang
Rawon daging labu siem kacang panjang

Begitulah cerita ngalor ngidul saya. Mata mulai mengantuk. Oh ya, suhu di sini sudah mulai dingin, tadi pagi 5°C. Kalau ke luar rumah sudah mulai pakai jaket tebel. Perbedaan waktu dengan Indonesia menjadi 6 jam.

-Nootdorp, 31 Oktober 2017- 

Maret Berlalu Sangat Cepat

Kok sudah akan April ya, lah Maret saya ke mana saja kok tidak berasa *mikir. Beberapa hal yang terjadi di bulan Maret ini.

KOPDAR DENGAN PUJI

Setelah beberapa kali saling mengirim email tentang rencana Puji dan Suaminya akan liburan ke Eropa dan Belanda salah satu tujuan liburan mereka, kami lalu membuat janji untuk saling ketemu. Mendekati hari H, keadaan antara pasti dan tidak pasti dari pihak saya karena ada satu hal. Setelah berunding di WhatsApp,  bersyukur mereka menyanggupi ke Den Haag (karena satu keadaan saya tidak bisa mendatangi mereka) dari Amsterdam, tempat merek menginap, demi supaya saya dan Puji bisa saling ketemu. Saya kenal Puji dari blog sejak sekitar 2014, jadi tidak terlalu lama juga. Saya suka Puji apalagi kalau sudah bercerita tentang makanan. Rasanya saya seakan berada disekitarnya menikmati hasil memasaknya saat akhir pekan. Beberapa kali saya mengirim kartupos ke Puji dan saling kirim-kirim email juga. Jadi rasanya seperti sudah kenal lama.

Saya telat 10 menit saat ketemu Puji karena ada perbaikan rel kereta (berangkat lebih awal tetep aja telat) dan sudah memberitahu sebelumnya ke Puji. Saat ketemu Puji dan Suaminya, saya tidak merasa canggung sama sekali. Biasanya saya kalau ketemu orang baru pertama kali, pasti suasananya jadi canggung, karena saya tidak bisa langsung ngobrol atau cerita ini itu. Saya harus memetakan situasi dulu. Tapi dengan Puji dan suaminya beda. Seperti sudah kenal lama, padahal tahu cerita tentang mereka ya hanya mengandalkan dari blog.

Singkat cerita, sebelum ke tempat makan, saya membawa mereka berkeliling sebentar ke sekitar Den Haag kota. Karena sudah jam 8 malam, jadi tidak banyak yang bisa dilihat. Cuma yang saya ingat dari Puji beberapa kali ngomong “Lho ini Den Haag kok sepi ya, kok jam 8 malam sudah banyak toko tutup ya padahal ini kan sabtu malam. Lho ini mallnya kok seuplik gini, aku kira dulu Mbak deny becanda lho kalau di Den Haag ga ada mall gede.” hahaha Puji terkaget mungkin tidak menyangka Den Haag ga ada apa-apanya dibandingkan Jakarta.

Kami lalu menuju restoran Indonesia karena saya sudah reservasi sebelumnya lewat telefon. Waktu kami tidak terlalu banyak di sana karena restorannya akan tutup jam 9 malam. Setelah memesan dan mengobrol sambil makan, tidak menyangka saya diberi buah tangan oleh Puji, dua botol sambel Bu Rudy. Plus makanan saya dibayarin oleh mereka. Jadi (ga) enak hati nih, tuan rumah macam apa saya sampai makan dibayarin (padahal ya seneng sih, kan rejeki ya jangan ditolak :D). Kesampaian juga ketemu dengan Puji dan Mas Eri yang super ramah jadi berasa sudah berteman lama. Sekitar jam setengah 10, saya dijemput suami sekalian saya kenalkan dengan mereka. Lalu kami berpisah karena mereka menuju Den Haag Centraal untuk kembali ke Amsterdam dan saya pulang ke rumah. Semoga kita bisa ketemu lagi nanti ya Puji dan semoga lancar liburan keliling Eropanya.

MASUK KORAN BELANDA

Ini sebenarnya tidak disengaja. Jadi sewaktu acara ulang tahun Piet Mondriaan ke 145 dan juga De Stijl ke 100, Pemerintah kota Den Haag mengadakan acara bagi-bagi Taart gratis ke 5000 orang di balai kota. Jadi ini Taart raksasa. Nah saya hari itu ada urusan ke kota, akhirnya mampir untuk lihat sebesar apa taartnya. Ternyata memang besar sekali dengan motif Mondriaan. Saat sedang asyik makan Taartnya (yang enak sekali rasanya), ada seseorang menawari saya untuk berfoto di depan taart bersama dua orang lainnya. Beliau adalah wartawan koran Belanda AD (Algemeen Dagblad). Lalu berposelah kami bertiga. Kata wartawannya, berita bisa di baca online sorenya. Saya bilang suami ternyata memang sorenya sudah ada beritanya di website mereka dengan foto kami bertiga (yang dua lagi saya tidak kenal) di depan taart. Keesokan paginya, Mama mertua heboh kasih tahu kalau foto saya ada di koran lalu Beliau bersemangat menggunting bagian yang ada foto saya itu. Lumayanlah pernah masuk koran Belanda, makan taart haha.

KANGEN DENGAN MAKANAN RUMAH, MAKANAN WARUNG, DAN JAJANAN MALAM

Entah kenapa sepanjang maret ini saya benar-benar kangen dengan makanan rumah, makanan warung, dan jajanan malam di Indonesia (khususnya di Surabaya dan Situbondo). Makanan rumah ini maksudnya adalah makanan yang biasa dimasak Ibu atau tetangga atau Bude saya. Kalau makanan warung yang saya kangen adalah warung-warung di dekat kampus saya dulu. Kalau jajanan malam yang saya kangen semacam terang bulan, martabak, gorengan ote-ote dimakan dengan sambel petis dan cabe (duh nulis ini saja saya ileran sendiri), singkong goreng yang ngeprul, tahu tek, nasi goreng dan mie goreng gerobak (ini bukan jajanan ya, tergolong makan besar haha). Dulu kan kalau lapar pas malam saya keluar kos lalu keluyuran jalan kaki cari tukang gerobak trus beli. Di sini kan tidak ada mas yang jualan dorong gerobak. Saking nelongsonya saya, beberapa minggu lalu sampai nangis trus ditanya suami kenapa, saya jawab pengen makan nasi goreng merah gerobakan. Dia cuma menghela nafas, dipikir ada masalah serius, ternyata ingin makan nasi goreng merah. Tapi kan buat saya segala sesuatu yang berhubungan dengan makanan itu menjadi serius haha!.

Daripada nelongso berkepanjangan, akhirnya saya singsingkan lengan baju, masak sendiri (lah emang biasanya masak sendiri :D). Saya masak lodeh tewel kacang pete. Kali ini lodeh tewelnya istimewa karena saya campuri dengan tempe busuk (tempe bosok). Saya memang punya persediaan tempe semanggit untuk dibuat sambel tumpang. Saya ambil sedikit tempe bosok ini untuk campuran lodeh (karena Ibu kalau masak lodeh pasti dicampuri tempe bosok). Waaahh aromanya luar biasa bisa mengobati kangen lodeh buatan Ibu. Lodeh ini dimakan pakai ikan asin dan sambel trasi. Ikan asinnya saya buat sendiri. Saya beli ikan kebanyakan di pasar lalu saya jemur buat ikan asin. Suami saya sampai nambah makan lodehnya. Dia tanya “ini kok beda ya lodehnya?” Saya jawab “iya, aku kasih tempe bosok.” Dia manggut-manggut saja haha.

Lodeh tewel kacang panjang pete
Lodeh tewel kacang panjang pete

Lalu saya masak jangan klentang. Di pasar Den Haag sini kan ada kios langganan yang jual klentang, makanya saya bisa sering masak sayur asem klentang. Ihhh seger sekali pakai belimbing wuluh. Ibu saya sampai heran kok di sini ada klentang dan belimbing wuluh.

Sayur asem klentang
Sayur asem klentang

Lalu saya masak rawon labu siem dan kacang panjang. Makan pakai telur asin dan sambel trasi pakai kecambah pendek dari kacang hijau yang direndam. Wuahhh saya dan suami nambah makan rawon ini.

Rawon labu siem kacang panjang
Rawon labu siem kacang panjang

Saya juga buat nasi bakar, botok tempe teri, dan bumbu urap banyak karena ada yang pesan. Lumayan bisa buat stok saya juga kalau sewaktu-waktu malas masak. Nasi bakar isi osengan sayur plus pete dimakan pakai botok, lalapan dan sambel bawang. Suami bawa bekal nasi bakar tiga hari berturut ke kantor. Mudah-mudahan setelah makan dia gosok gigi ya, kan ada petenya :)))

Nasi bakar komplit
Nasi bakar komplit

Kangen mie goreng gerobak, akhirnya buat sendiri mie goreng pakai kol, sawi, telur, tuna dan saya taburi ebi. Masih kalah sih rasanya dengan yang dijual gerobakan itu. tapi lumayanlah tombo kangen.

Saya sudahi saja cerita makanannya, sebenarnya masih ada beberapa tapi saya jadi lapar ketika nulis ini. Intinya saya bersyukur meskipun kangen sekali dengan masakan rumah tapi masih dikasih kekuatan untuk masak sendiri. Bersyukur masih bisa makan.

MASTER EVENT TU DELFT 2017

Awal Maret saya datang ke TU Delft untuk melihat Master Event TU Delft 2017. Padahal ingat sekali hari itu badan saya lemas seperti tidak ada tenaga. Rasanya ingin tidur seharian. Tapi sayang juga acara ini kalau dilewatkan dan cuaca di luar cerah sekali, langitnya biru. Akhirnya saya seret pantat ke Master Event TU Delft karena juga sudah terlanjur daftar sehari sebelumnya. Jadi acara ini adalah pemberian informasi untuk semua program S2 yang ada di TU Delft. Jadi saya benar-benar memanfaatkan kesempatan ini untuk bertanya sejelas mungkin tentang informasi yang ingin saya tahu ke beberapa jurusan yang saya incar. Selain itu, ada sesi pemberian informasi, tanya jawab untuk mereka yang lulusan S1 (dan juga S2) nya berasal dari luar Belanda. Saya bertanya di forum ini tentang biaya kuliahnya jika saya punya ijin tinggal karena menikah dengan orang Belanda. Ternyata membayarnya 1/8 nya dibanding dengan siswa Internasional yang normal. Lumayan menghemat. Ini ceritanya kan saya sedang berencana untuk kuliah lagi. Untuk kapannya masih belum tahu, yang penting niat dulu dan sudah mulai cari-cari informasi  dan memantapkan jurusan mana yang ingin saya ambil. Mudah-mudahan ya bisa merealisasikan niat ini.

KE LIMBURG

Rencana liburan ke Limburg ini diputuskan beberapa hari sebelum ulang tahun saya. Jadi awalnya sekitar dua bulan lalu kami berencana merencanakan ulang tahun jalan-jalan ke beberapa negara ke LN. Rencana sempat ganti beberapa kali sampai akhirnya kami memutuskan tidak jadi liburan ke LN karena satu hal. Daripada tidak kemana-mana, akhirnya saya bilang bagaimana kalau jalan-jalan sehari saja ke kota yang dekat. Jadi masih bisa jalan-jalan di hari ulang tahun saya. Akhirnya suami mengajukan cuti, saya memilih ke Limburg. Jadi kami ke dua kota yaitu ke Thorn dan Valkenburg. Jaraknya 2.5 jam berkendara dari rumah kami. Setelah dari Thorn, sempat istirahat dulu di pemberhentian untuk tidur karena saya dan suami ngantuk sekali. Setelah tidur selama satu jam, kami melanjutkan perjalanan ke Valkenburg. Eh ternyata setelah sampai Valkenburg tempat yang ingin kami datangi sudah tutup. Sempat kesal sih tapi ya mau bagaimana lagi. Kami terlalu lama tidurnya haha. Akhirnya kami hanya jalan-jalan di kota saja lalu makan. Saya senang sekali dengan alam di Limburg karena seperti alam di Jerman. Beda dengan struktur alam di tempat tinggal kami. Rasanya saya akan kerasan kalau tinggal di Limburg (tapi jauh ya kalau mau ke kota besar *lalu bingung). Senang menghabiskan hari ulang tahun dengan berjalan-jalan dan seharian bersama suami. Senang mendapatkan ucapan dari teman-teman dekat dan keluarga. Bersyukur masih diberikan kesempatan untuk tinggal di dunia, bilangan umur nambah, dan sehat bersama seluruh keluarga. Kami menghabiskan sisa hari di Limburg dengan makan malam di sebuah restoran.

Maret memang berlalu sangat cepat, mungkin pertanda saya sangat menikmati setiap detiknya. Bagaimana dengan Maret kalian?

-Nootdorp, 31 Maret 2017-

Makna Pada Bilangan Usia yang Tidak Lagi Sama

Zoetermeer, The Netherlands

Setiap periode usia mempunyai cerita yang berbeda. Rentang usia 20an dibandingankan dengan rentang usia 30an pasti tantangannya juga berbeda. Tidak hanya itu saja karena semakin bertambah bilangan usia, pasti ada beberapa hal yang tidak sama, misalkan : penyikapan terhadap suatu masalah, cara memandang suatu perkara, memilih lingkungan pergaulan, ambisi yang ingin dituntaskan, bahkan sampai pada gaya hidup. Entah apakah ini berlaku untuk semua orang, tetapi semua yang tersebut di atas adalah bagian dari cerita perjalanan usia saya.

Saya merasa periode usia 20an berjalan begitu cepat. Jika menengok lagi ke belakang, pada rentang waktu tersebut, saya mempunyai daftar ambisi yang ingin digapai. Dengan darah muda yang masih bergelora dan energi yang masih berlimpah sehingga ada setumpuk cita-cita yang ingin diraih, melakukan kegiatan dan pekerjaan bersamaan sehingga merasa waktu 24 jam sehari tak akan pernah cukup, ingin membuktikan kesuksesan kepada seisi dunia, ingin selalu ada di setiap lapisan pergaulan agar nampak “eksis”, melakukan kenakalan masa muda atas nama penasaran semata, masih berjiwa “senggol bacok”, dan masih banyak hal lainnya yang terjadi pada rentang usia 20an. Waktu berlari begitu cepat karena memang saat itu saya sangat menikmati semua hal dengan cara yang saya pilih. Cara mendongakkan kepala dan lupa melihat ke bawah, begitu saya menyebutnya. Mendongakkan kepala karena ingin memperlihatkan ke semua orang tentang keberhasilan yang telah saya capai agar mendapatkan pujian sebanyak-banyaknya, berjalan cepat bahkan berlari kencang sampai tidak sempat menengok kiri kanan ataupun menatap ke tanah, dan segala cara asal tidak merugikan orang lain pasti akan saya lakukan asal segala ambisi tercapai. Pernah merasakan lelah dengan kehidupan yang seperti itu, tetapi keinginan untuk membuktikan dan mendapatkan pengakuan akan segala keberhasilan yang telah diraih mengalahkan letih yang sesekali menghampiri. Pernah juga bertanya pada diri sendiri, apakah saya benar-benar bahagia? apakah saya benar-benar menikmati itu semua? karena ada saatnya saya merasa sepi ditengah keramaian, merasa sendiri padahal mempunyai banyak kenalan dan teman, merasa seperti ada lubang besar dan hitam yang selalu mengikuti dalam setiap perjalanan, dan merasa terasing padahal banyak tangan yang membutuhkan. Saya pernah dalam pusaran tersebut dan saya tidak pernah menyesalinya sampai sekarang karena masa-masa tersebut adalah waktu dimana saya belajar banyak hal.

Teufelsberg, Berlin
Teufelsberg, Berlin

Jika tidak mempunyai ambisi dan melakukan segala sesuatu sampai melampau batas yang saya bisa, maka saya tidak akan tahu sampai mana kemampuan saya. Jika tidak punya setumpuk cita-cita dan mengerahkan segala kekuatan untuk meraihnya, saya tidak tahu apakah saya bisa berhasil atau tidak. Jika tidak pernah mencoba untuk “eksis” disemua kalangan (terlebih kalangan yang terkenal), saya tidak merasakan kesempatan untuk mempelajari karakter orang dan belajar untuk tahu mana kawan mana lawan. Jika tidak pernah melakukan kenakalan masa muda, maka mungkin sampai sekarang saya akan penasaran bagaimana rasanya, karena saya adalah tipe orang yang punya rasa ingin tahu yang besar dan ingin mencoba apa yang menurut saya layak dicoba. Jika tidak mendongakkan kepala, berlari kencang, serta berjalan cepat pasti saya akan merasakan kebosanan dan merasa hampa karena merasa ada lubang hitam besar yang selalu mengikuti. Jika pada saat itu tidak mempunyai daftar keinginan yang harus dibuktikan, pasti saya tidak belajar banyak tentang pahit manis kehidupan, jatuh bangun mencapai keberhasilan, merasakan sakit yang mendalam, bahkan indah dan kelamnya pertemanan. Saya menikmati rentang usia 20an dengan cara yang menggebu. Ambisi membuat hidup saya lebih hidup, pada saat itu. Semua hal tersebut membawa saya pada sebuah perenungan ketika mengarungi rentang usia 30an yang masih pada tahap pertengahan ini.

Cinque Terre, Italy
Cinque Terre, Italy

Saya menyebut umur 30an ini sebagai rentang usia yang selektif akan segala hal. Kalau dulu saya bisa bergaul dengan siapa saja, sekarang saya lebih pemilih. Awal usia 30 saya berhenti bekerja dan memilih untuk melanjutkan kuliah. Mengikuti kata hati untuk memenuhi keinginan lainnya, bukan atas nama pembuktian kepada orang lain, tetapi keinginan untuk belajar sesuatu yang baru. Saya melepaskan kesempatan untuk memiliki karir yang (nampaknya akan) cemerlang dan memilih untuk membaca beratus-ratus jurnal penelitian, tertimbun tugas sampai dini hari, melakukan presentasi setiap hari, saat kembali ke bangku kuliah. Memulai lagi pertemanan dengan mereka yang berbeda usia jauh dibawah saya, menikmati status kembali sebagai mahasiswa. Saat itu, kehidupan saya benar-benar berbeda dengan kehidupan dunia kantor yang saya tekuni selama 8 tahun. Tidak mudah, tetapi saya nikmati. Pada saat kuliah tersebut, saya mulai menyadari bahwa sesungguhnya saya ini adalah tipe “pertapa,” yang masih bisa hidup tanpa harus dikelilingi ataupun harus berada diantara orang banyak. Ternyata saya bisa sendiri dan justru dalam kesendirian itu saya bisa lebih mengenal siapa dan bagaimana diri ini sebenarnya. Sejak awal pindah ke Belanda, saya tidak pernah memaksakan diri untuk harus kenal dengan sesama orang Indonesia. Saya tidak pernah ngoyo untuk bisa kenal ataupun dikenal dengan sesama orang Indonesia. Saya sudah pernah mengalami masa-masa harus selalu “tampak di mana-mana.” Rasanya capek karena tidak menjadi diri sendiri. Saya merasa cukup dengan lingkungan pertemanan dan kenalan yang saya miliki saat ini, yang memang hanya segelintir. Jika ada yang mengenal saya, Alhamdulillah. Tidak ada yang kenal pun, ya tidak masalah, tidak memaksakan diri untuk terkenal. Yang penting KBRI tahu keberadaan saya. Ada yang tidak suka dengan saya dan selalu membicarakan di belakang serta selalu mencari kejelekan, ya silahkan. Namanya juga hidup, pasti ada yang suka ataupun tidak suka. Dan saya tidak akan pernah memaksakan semua orang untuk suka pada saya. Selama yang saya lakukan tidak merugikan orang lain, saya tetap akan melakukan apapun yang ingin saya lakukan. Saya bisa lebih fokus pada diri sendiri dibandingkan harus kesana kemari untuk mendapatkan sebuah pengakuan.

Teufelsberg, Berlin
Teufelsberg, Berlin

Usia 30an juga mengajarkan saya untuk lebih pemilih terhadap makanan yang saya konsumsi dan cara menjaga kesehatan badan. Kalau dulu menjaga pola makan dengan alasan agar kurus, tetapi sekarang saya memilih apa yang masuk dalam badan karena alasan kesehatan. Dulu saya terlalu memanjakan lidah, sekarang saya lebih mementingkan memanjakan tubuh dengan memberi asupan makanan yang sehat, tentunya juga tidak melupakan rasa asalkan masih dalam koridor sehat. Bukan hanya makanan saja, olahraga juga tidak kalah pentingnya untuk menjaga kesehatan. Kesehatan lebih penting buat saya daripada angka yang tertera pada timbangan badan. Karena kalau kita menerapkan pola hidup sehat sehingga badan dan pikiran kita juga sehat, maka berat badan akan menyesuaikan. Saya tidak tahu sampai pada angka berapa usia saya di dunia ini, yang saya tahu adalah menjaga anugerah kesehatan dengan sebaik-baiknya. Kalaupun diberikan kesempatan yang panjang untuk hidup, inginnya saya bisa hidup lama dalam keadaan badan dan pikiran yang sehat.

Menjaga pikiran untuk selalu sehat memang gampang-gampang susah. Namanya juga manusia, ada saja jiwa “ingin”nya. Apalagi di era media sosial seperti ini, gampang sekali terjangkiti yang namanya penyakit hati. Membaca ada yang menuliskan liburan kesini, jadi ingin. Melihat ada yang memasang foto tahu tek, jadi ngiler tapi malas masak karena tidak ada tukang tahu tek yang jualan di depan rumah. Membaca berita politik ataupun gosip, jadi ikutan emosi sendiri. Dunia pada masa sekarang hanya sejauh jangkauan jari, apapun bisa dan gampang diraih. Segala sesuatu menjadi mungkin. Suami pernah bertanya, apakah ada rasa rindu dengan Facebook (FB) dan Instagram (IG) yang saya nonaktifkan dan tidak pernah saya buka lagi (sampai kata kuncinya pun lupa) sejak September 2015? Saya menjawab, tidak. Saya mencukupkan diri saat ini dengan Twitter dan Blog untuk media sosial yang saya miliki sebagai sumber informasi, berbagi informasi dan cerita, membentuk jejaring perkenalan, ataupun sarana untuk pamer-pamer. FB dan IG banyak sekali manfaatnya untuk saya karena banyak juga informasi yang bisa saya dapatkan dari dua media sosial tersebut. Tapi untuk saat ini, saya mencukupkan diri dengan yang ada saja. Saya belum mau lagi menjebakkan diri stalking-stalking yang tidak penting yang dulu sering saya lakukan. Saya tidak mau menyia-nyiakan menit berharga saya untuk mengkepo urusan orang lain dan menjadikan bahan perbincangan di belakang. Selain karena memang hal tersebut tidak ada manfaatnya untuk hidup saya, juga untuk menjaga pikiran tetap sehat. Kalau ada akun di Twitter dan Blog yang saya ikuti dan isinya mulai tidak sejalan, tinggal tekan tombol unfollow. Semudah itu. Saya ingin membuat segampang mungkin kehidupan nyata dan kehidupan media sosial. Apa yang gampang, tidak saya buat susah. Saya tidak mau ngoyo. Saya juga bukan manusia suci yang tidak pernah menggosipkan orang di belakang. Saya tidak munafik, pasti saya pernah melakukan itu bahkan sampai sekarang, hanya porsinya semakin hari semakin saya kurangi dan saya batasi. Dari wacana menggosipkan saya ubah menjadi membahas. Saya tidak perlu lagi tahu sampai kulit ari kehidupan orang lain, apalagi orang yang saya tidak kenal. Lebih baik saya gunakan waktu untuk membaca buku ataupun melakukan kegiatan berguna lainnya, misalkan tidur atau membaca blog dan artikel tentang perjalanan. Seorang teman baik bilang, saya lebih tertutup sekarang. Sebenarnya bukan tertutup, hanya berbagi informasi yang perlu saja. Hanya mau pamer seperlunya saja. Saya belajar mengendalikan diri untuk tidak memberitahu semua hal kepada semua orang. Ada batas-batas yang memang saya ciptakan sendiri.

Atasan saya di kantor sebelumnya, pernah berkirim pesan, menanyakan kabar saya saat ini. Lalu kamipun terlibat perbincangan yang cukup lama. Dia memperhatikan saya yang sekarang sangatlah berbeda dengan 10 tahun lalu saat dia mewawancara saya. Dalam rentang 6 tahun bekerja bersamanya, dia tahu betul siapa saya. Tapi dia sekarang melihat saya dari seorang ambisius berubah menjadi seseorang yang lebih santai dan menikmati hidup. Lalu dia melontarkan pertanyaan : apakah masih ada yang ingin saya lakukan dan ingin saya capai serta saya buktikan kedepannya?. Cukup lama juga saya berpikir untuk bisa menjawabnya. Keinginan, pasti banyak hal yang masih ingin saya lakukan. Saya masih ingin kuliah lagi, ingin mendapatkan pekerjaan impian, ingin bisa lebih dekat dengan keluarga, ingin lebih berguna bagi orang lain, ingin ikut Half Marathon, ingin bisa bepergian kesana sini, ingin selalu sehat, ingin menulis buku, dll. Kalau dijabarkan, daftar keinginan saya masih panjang, butuh berlembar-lembar kertas untuk menuliskannya. Keinginan untuk melakukan ini dan itu menurut saya wajar. Kalau tidak ada keinginan, tidak ada arah kehidupan mau dibawa kemana. Kalau ditanya apakah masih ada yang ingin saya buktikan? mungkin bukan pembuktian kata yang tepat untuk menggambarkannya. Masa pembuktian saya sudah lewat. Saya sudah memanfaatkan sebaik mungkin segala pembuktian yang ingin saya buktikan, baik itu kepada diri sendiri maupun kepada orang lain. Saat ini, yang lebih penting adalah melakukan segala keinginan yang ada dalam daftar karena memang saya ingin melakukan, bukan keharusan untuk melakukan. Keinginan yang datangnya dari hati, keinginan yang realistis. Target tetap saya buat supaya saya tahu sampai mana pencapaiannya, tetapi tidak ngoyo dan gaspol lagi dan lebih mementingkan untuk menikmati prosesnya.

Rentang usia 20an dan 30an saya nikmati dengan cara berbeda, yang menghadirkan kebahagiaan dan pengalaman yang berbeda. Semua masa pasti ada cerita uniknya karena semua ada saatnya. Saat ini saya ingin lebih mengatur ritme perjalanan. Kadang saya berjalan lambat agar bisa menengok kesegala arah untuk melihat pemandangan ataupun menyapa orang-orang yang saya jumpai dalam perjalanan. Namun ada kalanya saya mempercepat laju kaki, untuk menyesuaikan ritme dengan alam semesta dan target yang telah saya buat. Saya ingin menikmati setiap detik yang terjadi dalam hidup dengan penuh kesadaran, bukan ketergesaan. Merasakan pahit manis kehidupan dan menikmati hidup dengan tetap mengerjakan hal-hal yang saya ingin lakukan. Lebih banyak bersyukur akan apa yang saya dapatkan saat ini, mencukupkan diri namun tetap berusaha untuk menuju apa yang ingin saya tuju di depan sana.

Zoetermeer
Zoetermeer, The Netherlands

-Den Haag, 13 Oktober 2016-

Tidak sedang berulangtahun dan semua foto milik pribadi

Catatan Perjalanan – Pantai Papuma

Pantai Papuma, Jember

Masih dalam rangkaian Catatan Perjalanan jalan-jalan bulan Agustus – September 2014

Setelah dari Bali (Cerita Perjalanan di Bali bisa klik disini), maka perjalanan kami lanjutkan menuju Kota Ambulu, Kabupaten Jember. Mengapa ke Ambulu? Karena saya dilahirkan di Ambulu. Saya anak pertama dari 3 bersaudara. Kami sekeluarga sebenarnya tinggal di Situbondo. Tapi saya dan kedua adik dilahirkan di Ambulu yang merupakan kota asal Bapak. Ambulu adalah kecamatan di Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Wilayah selatan kecamatan ini berbatasan dengan Samudera Hindia dengan pantai yang terkenal Pantai Watu Ulo dan Pantai Papuma. Kecamatan Ambulu mempunyai luas wilayah 104,56 Km² dengan ketinggian rata-rata 35 m di atas permukaan laut (Sumber : Wikipedia). Kami sekeluarga masih sering pergi ke Ambulu meskipun Bapak dan Mbah sudah meninggal. Ambulu kotanya nyaman, sejuk dengan masyarakatnya yang ramah (ramah yang tulus bukan kepo), setidaknya itu yang saya rasakan.

Mas Ewald ingin mengetahui lingkungan dimana saya dilahirkan dan ingin mengenal lebih jauh saudara-saudara yang ada disana. Kami menginap dirumah Bude karena kediaman Mbah yang biasanya saya dan keluarga tempati jika sedang di Ambulu, dalam tahap renovasi. Sejak sampai di Ambulu, Mas Ewald sudah sangat suka dengan lingkungannya. Tenang, tidak terdengar bising kendaraan lalu lalang, khas kota kecil, apalagi kami tinggal didesanya. Benar-benar nyaman dijadikan sebagai tempat istirahat, kalau malam hanya terdengar suara jangkrik dan kodok, suara adzan mengalun syahdu saat menjelang subuh. Bahkan Mas Ewald sudah punya cita-cita akan tinggal di Ambulu kalau sudah pensiun nanti. Selama 2 hari di Ambulu, Mas Ewald banyak mengenal hal baru. Pertama kali melihat kelapa yang langsung diambil dari pohon. Baru mengetahui tanaman sereh, jahe, dan beberapa tanaman bumbu lainnya yang langsung diambil dari tanah. Makan buah yang langsung dipetik dari kebun. Sayuran yang langsung diambil dari sawah. Dia senang karena semua makanan yang dia makan selama disana segar. Mandi dari air sumur, benar-benar segar dibadan. Saya senang karena bisa memperkenalkan kekayaan alam Indonesia dimulai dari lingkungan terdekat. Saya bahagia karena suami semakin kaya pengetahuannya akan Indonesia.

Salah satu menu makanan di Ambulu yang membuat Mas Ewald nambah nasi : Tahu tempa goreng, sambel trasi, sambel belimbing wuluh, ikan asin, terong goreng, sawi kukus. Menu ini benar-benar menggugah selera.
Salah satu menu makanan di Ambulu yang membuat Mas Ewald nambah nasi : Tahu tempa goreng, sambel trasi, sambel belimbing wuluh, ikan asin, terong goreng, sawi kukus. Menu ini benar-benar menggugah selera. Sawi, terong, cabe, dan belimbing wuluh langsung dipetik dari kebun dan sawah milik Mbah.

Malamnya Mas Ewald bercengkrama dengan beberapa saudara. Dalam satu desa ini, nyaris semua penduduknya masih mempunyai ikatan saudara. Meskipun dengan Bahasa Indonesia yang terbatas, tapi dia sangat menikmati berkumpul dengan mereka. Tertawa, menyimak beberapa hal, dan menceritakan tentang Belanda. Kalau seperti ini, bahasa tidak menjadi kendala utama lagi. Yang paling penting adalah saling memahami. Menjelang tidur, dia berkata bahwa menyenangkan mempunyai banyak saudara, karena di Belanda dia berasal dari keluarga yang sangat kecil. Mas Ewald merasakan kehangatan berkumpul dengan keluarga baru di Indonesia. Jadi memang benar, pernikahan itu bukan hanya tentang cinta 2 manusia, tetapi memperkenalkan budaya dan keluarga yang berbeda.

Keluarga Ambulu, Jember
Keluarga Ambulu, Jember

Keesokan paginya, saya membawa Mas Ewald ke Pantai Papuma yang terletak tidak jauh dari tempat tinggal kami, hanya 10 menit berkendara.

PANTAI PAPUMA

Sebenarnya di Jawa Timur memiliki banyak sekali pantai-pantai yang eksotis. Papuma adalah salah satunya. Pantai Papuma terletak diwilayah kabupaten Jember Kecamatan Ambulu, tepatnya didesa Sumberejo. Jalan menuju Pantai Papuma harus melewati tanjakan dimana kiri dan kanannya adalah hutan yang sebagian besar ditanami pohon jati, palem, serut dan beragam pohon kecil lainnya. Jalan ini pada saat Agustus kami kesana sedang rusak. Aspal yang berlubang disana sini membuat para pengendara harus esktra hati-hati mengendarai sepeda motor ataupun mobil.

Hutan menuju Pantai Papuma
Hutan menuju Pantai Papuma

Disepanjang Pantai Papuma terhampar pasir putih yang bersih dan indah. Meskipun ombak di pantai ini tidak terlalu tinggi tetapi tidak diperbolehkan untuk berenang karena Pantai Papuma merupakan gugusan pantai selatan yang terkenal dengan ombaknya yang tidak bersahabat. Papuma merupakan singkatan dari Pasir Putih Malikan. Malikan adalah nama yang diberikan Perhutani setelah membuka lokasi wisata ini. Kata Tanjung ditambahkan didepannya menjadi Pantai Tanjung Papuma yang menggambarkan posisi pantai yang menjorok ke laut barat daya. Selain pantai, hutan dikawasan ini juga menjadi daya tarik wisatawan karena ada beberapa hewan seperti orang hutan, ayam hutan, dan burung yang berkeliaran.

Pantai Papuma juga terkenal dengan karang-karang besar yang diberi nama tokoh pewayangan. Tempat makan banyak terdapat didalam kawasan pantai ini. Menu yang ditawarkan tentu saja sekitar makanan laut. Terdapat beberapa penginapan juga yang disewakan oleh pihak Perhutani jika ada wisatawan yang ingin menginap dengan harga yang bervariasi.

Salah satu karang besar yang ada di Pantai Papuma. Karang-karang tersebut dinamai dengan tokoh pewayangan
Salah satu karang besar yang ada di Pantai Papuma. Karang-karang tersebut ditandai dengan diberi nama tokoh pewayangan

Pantai Papuma, Jember
Pantai Papuma, Jember

Pantai Papuma, Jember
Pantai Papuma, Jember

Pantai Papuma, Jember
Pantai Papuma, Jember

Pantai Papuma
Pantai Papuma

Pantai Papuma, Jember
Pantai Papuma, Jember

Pantai Papuma, Jember
Pantai Papuma, Jember

Pantai Papuma, Jember
Pantai Papuma, Jember

Bagaimana, tertarik untuk mengunjungi Pantai Papuma? Atau sudah pernah ke Papuma?

 

Catatan Perjalanan bulan madu kami selanjutnya adalah Karimunjawa. Pulau Karimunjawa memberikan kesan yang tidak terlupakan buat kami dalam proses pengenalan satu sama lain juga keindahan alam dan lautnya. Ingin tahu ceritanya? silahkan klik disini.

Bersiap menuju kota selanjutnya, Jogjakarta. Pose dulu bersama saudara-saudara
Bersiap menuju kota selanjutnya, Jogjakarta. Pose dulu bersama saudara-saudara

 

-Situbondo, 15 November 2014-

Update : -Den Haag, 1 Maret 2016-