Sinterklaas, Halloween, dan Sambal Terasi Strawberry

NASI KUNING ULANG TAHUN

Beberapa cerita yang terjadi tiga minggu kebelakang, yang sayang jika tidak didokumentasikan di blog ini. Lumayan panjang ya dengan foto – foto yang banyak juga tentunya. Siapkan camilan sambil membaca :)))

SINTERKLAAS

Sepertinya baru beberapa waktu lalu Sinterklaas mampir ke Belanda, lho kok sekarang datang lagi. Artinya waktu benar – benar cepat berputar. Tanggal 15 November 2025, ceritanya Sinterklaas datang ke Belanda dari Spanyol mampir Texel, sebuah pulau di Belanda. Penyambutan kedatangan Sinterklaas dinamakan Sinterklaas Intocht. Tanggalnya berbeda – beda tiap wilayah, tapi dimulainya biasanya sabtu minggu kedua bulan November. Ada yang hari minggunya, bahkan ada yang minggu depannya.

Acara kedatangan Sinterklaas ke Belanda, yang paling ditunggu seluruh anak di Belanda, termasuk anak – anak kami. Mereka masih bersemangat menaruh sepatu di depan pintu, yang dalamnya dikasih gambar mereka dan daftar kado yang diminta dari Sinterklaas. Karena anak bungsu belum bisa nulis dan gambar, sepatunya dikasih wortel. Dia sih seru aja ikutan 2 kakaknya heboh nyiapin ini itu.

Malamnya, kami ambil isi dalam sepatu diganti coklat. Besok paginya, mereka terkejut dan senang karena tadi malam Sinterklaas sudah datang ke rumah dan mengambil daftar mereka lalu diganti dengan coklat.

Lalu kami mulailah melihat daftar kado apa saja yang diminta dan memilah mana yang memang bisa kami berikan sesuai umurnya. Nanti kami berikan saat Pakjesavond tanggal 5 Desember. Ini ceritanya malam Sinterklaas bagi – bagi kado ke tiap rumah. Pura – puranya kami taruh kado dalam tas yang besar depan pintu. Nanti ada yang gedor pintu dan mereka yang buka. Trus pas dibuka tidak ada orang depan pintu. Artinya Sinterklaas sudah pergi. Ya mereka masih percaya ini. Tahun depan sepertinya anak mbarep sudah mulai tidak percaya lagi. Selama mereka masih percaya, kami nikmati saja masa – masa ini.

Keesokan harinya, di kampung kami ada Sinterklaas Intocht. Wah ini seru sih, saya juga senang. Seperti pawai dengan musik sepanjang jalan lalu ada podium juga. Seluruh kampung ikut bergembira ria. Dari anak – anak sampai orangtua. Gerimis tidak menghentikan keseruannya. Lalu acara ini ditutup dengan foto bersama Sinterklaas. Anak – anak kami juga ikutan antri foto. Mereka antusias sekali.

Sampai tahun depan lagi Sinterklaas Intocht. Sekarang waktunya membelikan beberapa kado untuk Pakjesavond.

Foto yang paling bawah, gambar anak tengah. Saya suka sekali kalau dia sudah mulai menggambar. Hasilnya bagus dan detail.

HALLOWEEN

Baru tahun ini, di kampung sini ada perayaan Halloween. Tahun – tahun sebelumnya tidak ada. Jadi di pusat pertokoan, mengadakan perayaan Halloween. Jauh hari saya sudah antusias menyiapkan kostum untuk anak – anak bahkan membeli wadah khusus untuk menaruh permen. Kok ndilalahnya, di dalam 2 wadah ini, berisi permen lollipop yang banyak sekali. Jadi saya sekalian bisa bagi ke anak – anak yang lain juga.

Acara ini dimulai jam 3 sore, pas banget anak – anak sudah pulang sekolah. Target sasarannya memang anak – anak kan, jadi yang datang ya penuh dengan mereka sekampung kicik ini. Seru sekali. Banyak karakter – karakter yang menakutkan bahkan ada paradenya, ada booth foto gratisan, dan melukis wajah juga gratisan. Tentu saja kami manfaatkan gratisan ini semaksimal mungkin hahaha. Ingat ini Belanda, apa – apa mahal.

Anak – anak kami memang kalau di rumah tidak pernah makan permen karena kami tidak pernah sediakan. Jadi ini kesempatan mereka untuk mendapatkan permen sebanyak – banyaknya. Mereka bergerilya dari satu toko ke toko yang lain untuk mendapatkan permen. Lumayan banyak toko yang memberikan. Bahkan ada satu toko sayur, memberikan manisan mangga haha. Setelah acara selesai jam 6 malam, kami kembali ke rumah dan anak – anak mulai menghitung berapa permen yang mereka dapatkan. Wah lumayan banyak. Akhirnya kami dan anak – anak membuat kesepakatan, mereka boleh makan satu permen per hari kalau hari sekolah. Sedangkan kalau akhir pekan, boleh makan 2 permen per hari. Saya menyuruh untuk taruh di kamar masing – masing. Sekaligus mengetes kejujuran, apakah patuh pada perjanjian atau diam – diam mengambil. Ternyata mereka patuh pada perjanjian. Salut!

Mereka sudah tidak sabar acara Halloween lagi tahun depan. Tidak sabar berburu permen lagi.

NASI KUNING ULANG TAHUN

Sudah lama saya tidak membuat nasi kuning lengkap. BIasanya kalau ada perayaan ulang tahun atau acara khusus di rumah, saya selalu membuat tumpengan nasi kuning. Sewaktu ulang tahun pernikahan kami yang ke 11, pulang liburan musim panas pun saya malas membuat. Jadi karena ada salah satu yang di rumah sedang berulang tahun, saya jadi semangat membuat nasi kuning meski tidak dibentuk tumpeng. Wah nasi kuning saya kali ini pulen, wangi, dan enak sekali. Saya makan sambil terharu. Tanpa perlu metode aron kukus dan tidak dicampur beras ketan. Bermodalkan rice cooker saja. Memang faktor rice cookernya yang bagus sih *sombong dikit tapi memang rice cooker ini bikin nasi jadi enak.

Nasi kuning yang saya buat, lauknya : Sate ayam bumbu kacang, mie goreng, perkedel, sambel goreng kentang pete, orek tempe, sambe ijo bawang, urap sayur, dan telor dadar. Beberapa lauknya saya masak hari sebelumnya. Jadi waktu hari H ulang tahun, saya tinggal menggoreng perkedel, rebus sayuran, goreng telur, dan memanggang sate. Oh iya, masak nasi juga. Anak – anak dan suami suka semua, sembari makan mereka memuji berulang. Saya tentu saja semakin terharu karena disanjung.

Saya juga membuat Tiramisu dengan bentuk seperti taart. Yang berulang tahun memang mintanya dibuatkan Tiramisu. Kalau Tiramisu gampang dan sat set membuatnya. Dan seperti biasa, serumah doyan dan langsung ludes.

Malamnya kami ke sebuah restoran pancake dekat rumah. Inipun permintaan yang berulangtahun. Anak – anak dan suami pesen pancake yang manis. Saya pesan pancake dengan topping asin. Ini jatuhnya seperti Omelette. Rasanya enak dan cocok dengan lidah saya. Cuma karena porsinya besar sekali, saya hanya sanggup menghabiskan setengahnya,lebihannya saya minta dibungkus untuk dibawa pulang. Keesokan harinya, saya sampai butuh 2 waktu makan untuk menghabiskan karena tidak sanggup kalau sekaligus. Sampai heran kok orang – orang Belanda nih bisa habis sekali makan ya. Memang beda penampungan dalam perut haha.

Setiap ada yang berulang tahun atau hari – hari khusus, saya selalu usahakan untuk bersedekah di Indonesia dengan memesan nasi kotak ke Mbak Tami (foto ke 4) dan dibagikan saat hari jumat. Ya, Jumat berkah. Jadi perayaan yang kami lakukan di Belanda, semoga bisa menjadikan berkah buat banyak orang juga.

LIBURAN SEKOLAH

Liburan sekolah musim gugur, di sekolah anak – anak sepanjang 10 hari. Kami tidak ada rencana liburan ke luar Belanda, jadi kami manfaatkan ke museum Corpus dan ke Lego World yang ada di Utrecht.

Untuk Lego World, kami sudah pernah datang tahun lalu. Acara lego ini, selalu ada saat libur musim gugur di Belanda. Tahun ini datang lagi ya karena anak – anak suka sekali dengan Lego. Tahun ini layout nya beda dan ada banyak bagian yang dikurangi dibandingkan tahun lalu. Kami sampai ke tempat acara jam 10 pagi, selesai jam 5 sore. Wah anak – anak senang sekali di sini. Mungkin tahun depan kami akan ke sini lagi jika tidak ada rencana berlibur ke luar Belanda.

Selain ke Lego World, yang sangat menyenangkan kami lakukan saat liburan lalu adalah ke Corpus Museum yang ada di Leiden. Wah ini museum yang seru sekali karena belajar anatomi tubuh manusia dengan langsung masuk ke dalam replika tubuh itu sendiri. Setiap bagian akan diterangkan beserta fungsinya. Bukan hanya penjelasan dari suara yang ada di earphone, juga atraktif kita sebagai pengunjung bisa merasakan aroma, detak jantung, dari video 3D melihat sperma yang meluncur ke sel telur saat dibuahi, sampai ke fungsi otak. Bagus sekali. Anak – anak suka, saya gembira sekali karena saya memang suka tentang biologi. Setelah dari bagian tubuhnya, pas turun, setiap lantainya ada ruang atraktif juga. Permainan dan keterangan yang lengkap ditulis besar di tembok tentang fungsi – fungsi yang berkaitan dengan tubuh manusia. Asli keluar dari museum ini dengan perasaan yang senang dan penuh karena mendapatkan banyak sekali ilmu.

Yang di Belanda dan belum pernah ke Corpus Museum, silahkan datang ke sini bersama anak – anak atau sendiri juga ok. Saya sarankan untuk tidak membawa anak kurang dari umur 2 tahun karena pas di dalam tubuh replika, itu gelap dan kalau ada lampunya agak tidak kondusif untuk anak kecil. Pun di dalam tidak boleh membawa Stroller.

SAMBEL TERASI STRAWBERRY, TUMIS DAUN BEET, DAN BAKING

Sudah beberapa bulan ini saya rajin meminum jus beet yang dicampur dengan batang seledri yang besar, jahe, lemon, dan mentimun. Segar sekali rasanya. Konon beet bagus untuk kulit. Satu waktu, saya membeli beet yang daun dan batangnya masih dalam keadaan bagus. Saya pernah membaca kalau daun dan batangnya enak kalau ditumis atau dibuat kuah dengan santan. Saya belum pernah makan daun dan batang beet.

Lalu saya osenglah. Ternyata enak sekali. Tidak ada rasa yang spesial dan khas, tapi daun dan batangnya krenyes – krenyes (karena saya menumis tidak lama). Wah jadi bisa memanfaatkan seluruh bagian beet, tidak terbuang percuma. Setelahnya, saya sudah beberapa kali menumis daun dan batang beet ini. Ketagihan ceritanya.

Nah, tentang sambal terasi strawberry ini pun karena iseng dan penasaran. Beberapa waktu lalu, sahabat saya memberikan infomasi kalau di Instagram sedang ngetren nyambel trasi menggunakan strawberry. Dia menyuruh saya untuk mencoba. Saat mendengarnya, wah saya tidak tertarik. Kok ya aneh – aneh saja.

Sampai suatu siang, saat saya menyambel trasi, ternyata tidak ada tomat merah di kulkas. Adanya tomat hijau di dalam freezer. Lalu saya melihat Strawberry. Mendadak jadi pengen mencoba membuktikan informasi dari sahabat saya kalau sambal ini enak. Saya ambil beberapa tomat hijau di freezer, siram dengan air mengalir supaya cepat lunak, lalu saya bejek di sambel trasi yang saya buat. Terakhir saya tambahkan Strawberry 4 buah sedang. Jadi ini sambel mentah ya. Setelah saya incipi, wah enak!! Ternyata tidak sehoror yang saya bayangkan. Rasanya manis dan aroma sambal jadi Strawberry. Unik dan enak. Silahkan dicoba siapa tau cocok :))))

Lalu baking, ya sebenarnya tidak ada hal baru. Saya masih suka berkreasi dengan roti Sourdough adonan manis. Kadang saya isi dengan isian asam, gurih, sampai campuran asam gurih :))) Seperti roti yang ada di foto bawah ini. Adonan rotinya saya pipihkan melebar lalu saya beri olesan pasta coklat dan pasta kacang. Ya semacam martabak coklat kacang ya hahaha. Anak – anak sih suka ya. Mereka lahap makannya.

PASAR RAYA INDONESIA

Akhir Oktober ada acara Pasar Raya Nusantara di tempat biasanya di Rijswijk. Awalnya saya tidak ada rencana akan datang karena ya palingan isinya begitu – begitu saja. Jadi saya tidak meniatkan datang. Tapi saya ceritakan acara ini ke suami. Dia bilang ya datang saja mumpung masuknya gratis. Lalu beberapa hari kemudian, suami bilang bisa mengantarkan saya setelah dari tempat Mama mertua. Wah saya senang donk diantar (padahal ya biasanya pergi sendiri naik tram dan bus) dia dan anak – anak jelas ikut. Anak – anak selalu senang kalau diajak ke acara Indonesia karena mereka bisa jajan banyak hahaha Ibunya suka kalap beli segala macam.

Kali ini saya salah, ternyata makanan yang dijual menarik dan beda dari tahun – tahun sebelumnya. Ada pendatang baru makanan dari Aceh, Toraja, Gorontalo, Maluku, Banyuwangi, masih banyak lainnya. Stannya juga kece, ada yang mirip warung dan ada bakso dijual di gerobak (ini penjualnya di Harleem, bukan yang di Haagse Markt, Den Haag).

Wah saya tentu saja kalap beli. Bungkus banyak bawa pulang. Memang kalau di acara seperti ini, saya hampir tidak pernah makan di tempat karena tidak suka dengan suasana yang ramai. Dan karena saya sedang diet salah satunya tidak makan snack kering bertepung, jadi kali ini saya tidak membeli sama sekali kerupuk dan keripik.

Saya kalap membeli makanan berat. Dari jajanan Gorontalo (mirip kue lumpur tapi kecil – kecil. Enak sekali rasanya, manisnya pas aroma pandannya dapat), Kapurung, kuah kuning papeda, Mie ACEH, Sambel tuna Aceh, Rujak Natsepa, dan Pantollo Pamarassan (ikan yang dimasak dengan kluwek dan jantung pisang. Makanan tradisional dari Toraja). Ini pertama kalinya saya makan Kapurung dan Papeda. Ternyata selembut itu ya Papeda. Dan benar – benar membuat tahan lama kenyang. Enak!

Bersyukur tinggal di kampung dekat Den Haag, jadi kalau ada acara Indonesia seperti ini, gampang datangnya. Tapi lebih boros juga, karena kalap segala macam dibeli. Tidak apalah, setahun sekali *pembelaan :)))

BUKU DAN BELAJAR ILMU BARU

Saya membeli 2 buku baru yang berkaitan dengan psikologi khususnya memahami kerja otak dan perasaan. Saya memang sedang tertarik tentang ilmu otak, Neuroscience, dan Psikologi. Saat ini, saya sedang mengambil kursus tentang Neuroscience dan Neuromarketing.

Selain itu, saya sudah niatkan akan mempelajari lebih dalam tentang Supply Chain Management, salah satu bidang ilmu yang saya dapatkan waktu kuliah S2. Dulu dapatnya hanya sekadar lalu. Sekarang saya ingin serius lebih dalam belajar. Sebelum mengambil kelas sertifikasi, saya mau belajar dasar – dasarnya dulu lewat buku. Jadi saya pergi ke Perpustakaan pusat di Den Haag untuk meminjam beberapa buku. Tidak hanya 2 buku tentang Supply Chain yang saya pinjam, pun satu buku tentang psikologi. Wah bukunya bagus sekali, bahasanya mudah dipahami, dan penjelasannya tidak rumit.

Semoga tidak bosan ya membaca rangkuman kegiatan yang menurut saya menarik untuk didokumentasikan di blog ini. Cerita beberapa minggu yang dirapel.

Sampai ke rapelan cerita – cerita berikutnya!

  • 16 November 2025 –

Sepuluh Tahun Tinggal di Belanda

Bunga dari Suami

Akhir bulan Januari 2025, tepat 10 tahun saya tinggal di Belanda dan merasakan winter ke 11. Senang karena saya tinggal di sini bersama keluarga yang saya sayangi sepenuh hati : suami dan anak – anak. Keluarga suami juga baik dan perhatian. Mama mertua yang selalu memperlakukan saya dengan dengan penuh sayang. Punya beberapa teman Indonesia di Belanda yang baik sampai sekarang. Jumlah tidak banyak, tidak mengapa. Orang yang itu – itu saja yang penting saling mengisi dan memberikan kebaikan serta saling mengingatkan di depan jika salah satu dari kami sedang berada di luar jalur. Teman – teman yang membuat nyaman di hati. Pertemanan yang makin mengecil lingkarnya. Alhamdulillah. Tetangga sebelah rumah yang baiknya sudah rasa saudara. Lingkungan rumah yang menyenangkan, tinggal di desa yang juga sangat nyaman dan tenang. Punya rumah yang hangat Insya Allah dipenuhi dengan cinta dan kasih di dalamnya, sangat nyaman untuk kami berteduh dalam segala cuaca, dan tempat terbaik untuk tinggal.

Segalanya saya syukuri dengan peran yang pernah dan sedang saya jalani. Dari pernah bekerja, mempunyai usaha sendiri, sampai memutuskan menjadi Ibu Rumah Tangga yang penuh tinggal di rumah. Dari hanya berdua dengan suami, 5 kehamilan, dan 3 anak yang Alhamdulillah terlahir dan tumbuh sehat sampai sekarang. Banyak belajar hal baru dari menguatkan tekat belajar menyetir mobil sampai mendapatkan SIM, belajar baking di tempat yang professional, membuka usaha dan berdagang, mengambil banyak sertifikasi di luar bidang keilmuan, dan masih banyak lagi. Semuanya sangat bermanfaat untuk hidup saya di Belanda.

Menjalani tahun demi tahun dengan segala naik turunnya dengan ikhlas. Dijalani saja. Pahitnya tidak perlu diumbar terlalu detail di media sosial. Ditelan sendiri dan hanya suami yang tau semuanya. Kalaupun ingin bercerita, saya akan memilih mereka yang amanah. Berbagi di media sosial yang bikin bahagia saja. Tinggal di negara orang, berapapun lamanya, tentu saja rasanya tetap sebagai pendatang. Beda rasa, seperti tidak memiliki. Yang namanya negara, tidak ada yang sempurna. Sama dengan manusia.

Namun saya sudah merasa negara ini sebagai rumah. Tempat di mana saya bisa kembali pulang dan merasa nyaman, bahagia, dan tenang. Setiap langkah, saya jalani dengan perlahan. Hidup yang pelan. Tidak terburu waktu, tidak tergesa, dan tidak butuh membuktikan apapun. Saya bisa menjadi diri sendiri. Tidak harus memikirkan lagi dan terusik pendapat orang lain. Selama tidak merugikan siapapun, kepala saya tetap tegak melihat ke depan. Tidak perlu membandingkan diri sendiri dengan apapun dan siapapun. Yang terutama tetap saya, suami, dan anak – anak. Itu saja sudah lebih dari cukup.

Selama tinggal di Belanda, saya selalu bermusuhan dengan musim dingin. Setiap musim dingin, saya selalu jatuh sakit. Tapi tahun ke 10 ini, ajaibnya, saya segar bugar. Sama sekali tidak sakit. Mungkin karena saya rutin lari karena persiapan Half Marathon di Den Haag. Atau mungkin juga mental saya pada akhirnya sudah menerima, ya mau bagaimana lagi. Musim dingin akan selalu datang tiap tahunnya. Tinggal dijalani saja, tidak perlu terlalu dipikirkan. Tinggal di Belanda juga mengajarkan saya untuk tidak terlalu overthinking. Dijalani saja. Toh tiap manusia ada saja cobaannya. Dan pasti banyak juga masa bahagianya. Semua tidak ada yang abadi. Tinggal dijalani, banyak berdoa, dan berserah. Yakin bahwa langkah kaki saya di sini pun semua atas ijin Allah. Dia yang akan memberikan perlindungan dan kekuatan.

IJIN TINGGAL DI BELANDA

Bulan November 2024, saya mendapatkan surat dari kantor imigrasi Belanda kalau ijin tinggal saya akan segera berakhir masa aktifnya. Saya diminta untuk memperpanjang sebelum tanggal yang sudah disebutkan. Kalau tidak salah ingat, ini sudah ketiga kali saya memperpanjang ijin tinggal. Saya sudah mendapatkan ijin tinggal permanen sejak tahun ke 4. Jadi proses memperpanjang ini tidak perlu memasukkan dokumen – dokumen apapun. Tinggal memberikan konfirmasi ke pihak imigrasi (lewat online) beberapa informasi terkait.

Tepat akhir bulan Januari 2025, saya datang ke kantor imigrasi di Belanda untuk mengambil kartu ijin tinggal saya yang permanen yang sudah diperpanjang. Persis 10 tahun lalu, ditanggal yang sama, saya juga datang ke kantor imigrasi Belanda untuk mengambil kartu ijin tinggal sementara. Pas tanggal kedatangan saya di Belanda. Bedanya, sekarang kantor imigrasinya sudah pindah. Rok yang saya pakai 10 tahun lalu, saya pakai juga ke kantor imigrasi tahun ini. Roknya sih masih muat ya, badan saya saja yang melebar :))). Tulisan saya 10 tahun lalu, bisa dibaca di sini. Jadi bisa melihat muka saya 10 tahun lalu dibandingkan dengan foto di bawah ini.

MERAYAKAN 10 TAHUN DI BELANDA

Pagi itu langitnya cantik sekali. Saya menerima bunga dari suami dan sebuah hadiah. Dia bilang, untuk merayakan sepuluh tahun di Belanda. Malamnya kami makan bersama di sebuah restoran. Makan segala macam ada. Kami memang keluarga yang merayakan apapun. Bahkan tiap tahun pertambahan saya tinggal di sini, selalu dirayakan. Apalagi tahun istimewa ini, satu dekade. Saya sendiri tidak memasak, hanya membuat kue lumpur kentang karena tiba – tiba ingin makan.

Sepuluh tahun di Belanda, saya tidak punya ambisi apapun lagi. Tinggal menjalani hidup, menikmati tiap harinya dengan pelan dan sadar, sehat jasmani rohani, selalu bersyukur, berusaha menjadi orang yang bermanfaat dan memberikan banyak berkah, bisa menyeimbangkan peran antara diri sendiri, Ibu, dan seorang istri.

Itu saja, tidak ada yang hal yang muluk.

Yang penting hati tenang, nyaman, dan bahagia pun mengikuti.

Keluarga buat saya tetap yang utama.

  • 31 Oktober 2025 –

Cerita sembilan tahun di Belanda, bisa dibaca di sini.

Kunjungan Dari Copenhagen, Cerita Baking, Race 10km, dan Membaca 34 Buku

Sourdough Roti Manis

Kembali ke cerita kompilasi gado – gado alias semua cerita yang bukan hanya akhir pekan, juga cerita sehari – hari dalam 3 minggu terakhir, saya jadikan satu unggahan.

  • KUNJUNGAN DARI COPENHAGEN

Setelah gagal bertemu Rani saat kami ke Copenhagen bulan Agustus lalu (awalnya mau ke Copenhagen hari Sabtu, dia lagi ikutan lomba lari. Dan kami juga tidak jadi ke Copenhagen. Saat hari minggu, Rani lagi panjat tebing ke Swedia. Selipan terus), akhirnya ketemu Rani malah di Belanda. Berunding ke sana sini enaknya di mana tempat untuk ketemuan, akhirnya saya udang dia ke rumah. Saya pikir lebih nyaman juga buat ngobrol dan saya tidak harus ke mana – mana membawa anak kicik. Saya masakkan Rani menu yang cocok untuk musim gugur. Bakso, mie ayam, dan segala gorengan. Orang Indonesia sih kurang komplit kalau ngobrol tanpa gorengan haha. Selain itu saya membuat tiramisu dan kue lumpur. Semua yang saya hidangkan buat Rani, saya masak semua sendiri. Demi menjamu tamu dari negara maju :)))

Kocaknya, salah satu oleh – oleh yang Rani bawa, sama persis dengan yang Kiki (tinggal di Denmark juga) berikan ke saya waktu kami ketemuan di Ribe. Jadilah saya sekarang punya koleksi coklat lempengan buat makan roti :))) (itu foto terakhir).

Ngobrol panjang lebar dengan Rani. Dari susahnya hidup sebagai pendatang, segala tes yang harus dilalui, sukanya juga hidup di negara masing – masing, sampai ke satu fakta bahwa Rani ini ternyata tau saya pertama kali dari membaca blog ini. Setelahnya kami saling berkoneksi di twitter lalu setahun belakang di Instagram. Wah saya jadi terharu. Rani membaca blog saya pertama kali tahun 2019 sebelum dia pindah ke Belanda. Semacam jumpa pembaca blog ini. Senang ngobrol banyak dengan Rani.

  • CERITA BAKING

Saya mulai rajin baking lagi nih. Setelah mati suri beberapa bulan ini. Lumayan mengisi waktu ya. Kan sedang rehat dari media sosial. Jadi banyak waktu luang sekarang. Bukan hanya baking roti yang menggunakan ragi alami, juga saya membuat kudapan manis. Roti yang saya buat juga bukan hanya yang berasa manis, juga roti keras untuk suami. Dia senang sekali saya kembali sibuk baking. Rumah kembali wangi roti dan butter. Pewangi alami.

  • KE RUMAH YAYANG

Suatu pagi saya menerima pesan dari Yayang. Dia sekeluarga Agustus lalu baru mudik. Dia ingin memberikan saya oleh – oleh. Jadi dia ingin ketemuan. Saya usulkan untuk ketemu di rumahnya saja saat dia sedang libur kerja. Memang jarak rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah saya. Hanya terpaut 10km sekali jalan. Dia bilang, ok. Akhirnya janjian hari Jumat. Saya ke rumahnya dengan naik sepeda. Ini pertama kalinya. Biasanya naik metro. Itupun sudah lama sekali.

Lumayan juga ya PP 22km (karena ada jalan yang ditutup, jadi harus memutar). Hujan agak rintik. Untung saya ada hiburan, anak ragil di boncengan nyanyi tiada henti. Jadi terasa tidak membosankan. Saya membawakan Yayang Banana Cake andalan. Lalu di sana saya bisa mencicipi segala keripik – keripik yang dibawa Yayang dari mudik. Lalu kami makan siang dengan mie ayam dan bakso.

Saya senang bisa ngobrol banyak dan bertukar kabar terkini dengan Yayang. Pulangnya saya dibungkuskan makanan.

  • RACE 10KM

Di kota sebelah, tiap bulan Oktober selalu ada event lari Half Marathon dan jarak – jarak lainnya. Tentu saja saya ikut yang 10km saja. Tahun lalu saya juga ikutan. Awalnya saya ingin ikut yang Half Marathon. Tapi setelah saya pikir – pikir lagi, kok males latihannya. Akhirnya saya mendaftar yang 10km saja. Kebetulan, anak – anak juga ikutan, termasuk anak ragil yang masih umur 2 tahun. Mereka tentu saja ikut yang jarak paling pendek, 600 meter. Eh kok 2 hari mendekati hari H, saya ambruk sakit. Akhirnya, suami yang menggantikan. Sayang daripada nomernya tidak terpakai. Ini dijoki suami sendiri hahaha. Dihasilnya, 10km selesai dalam waktu 1 jam. Sejarah dalam hidup,nama saya bisa selesai 1 jam 10 km :)))

Tahun lalu ada 3 medali, tahun ini menjadi 4 medali karena anak ragil ikutan. Di foto cuma ada 3 karena satunya entah ada di mana. Medali tahun ini bagus karena dari kayu. Unik desainnya. Saya senang sekali anak – anak juga suka dengan lari tanpa kami paksa. Mereka ikut dengan sendirinya. Mereka juga suka dengan olahraga lainnya.

  • MEMBACA 34 BUKU

Salah satu yang saya syukuri dari rehat media sosial adalah bisa membaca buku dengan fokus dan tanpa terdistraksi apapun. Lumayan saya jadi bisa menyelesaikan banyak buku yang isinya berat yang sudah saya beli tahun lalu tapi belum sempat saya baca. Dan akhir bulan September lalu, saya sudah melampaui target 30 buku. Sudah 34 buku terbaca (1 buku tidak ada di goodreads). Kalau sesuai rencana, kemungkinan sampai akhir tahun bisa 40 buku. Saat ini saya sedang membaca 3 buku pararel haha. Saya kalau membaca buku memang suka pararel.

  • LARI DAN JALAN KAKI

Olahraga seperti biasa tetap lari dan angkat beban di rumah. Sejak September, saya jadi senang untuk mencoba menekuni jalan kaki. Ternyata menyenangkan juga. Selama jalan kaki, bisa dengan tenang melihat sekitaran yang saya lewati. Menikmati pemandangan dan mendengarkan suara lebih khusyuk. Sekarang ke manapun, kalau memungkinkan, saya lebih memilih jalan kaki dibandingkan naik sepeda. Misalkan kemaren ke dokter gigi, biasanya saya naik sepeda. Tapi karena saya ada waktu sendiri (anak kicik sedang sekolah) dan cuaca tidak hujan, jadi saya jalan kaki saja ke sana. Lumayan PP bisa 7km.

Saya berencana, tahun depan akan mengurangi ikutan race lari dan beralih ikut event jalan kaki.

  • LANGIT CANTIK

Meskipun akhir – akhir ini warna langit sehari – hari adalah abu – abu, saya beruntung 2 pagi yang berbeda masih bisa melihat semburat warna yang cantik di langit. Dua foto di bawah ini saya lihat dari loteng yang paling atas, pada 2 pagi yang berbeda. Anak – anak saya sudah hafal, kalau langitnya nampak cantik, mereka pasti teriak antusias memanggil saya dan memberitahu lalu meminta saya untuk memfoto langitnya.

Hal – hal yang simple tapi bermakna seperti ini yang jadi penghiburan saya dimusim yang mulai gelap dan hujan terus setiap hari. Alhamdulillah masih diberikan kesempatan melihat langit yang cantik dan hati jadi gembira.

  • DAUN BERUBAH WARNA

Daun sudah mulai berubah warna, banyak yang sudah rontok malahan. Senang kalau melihat warna daun musim gugur. Yang tidak suka adalah melihat langit yang warnanya abu – abu. Ya langit belanda pada umumnya. Saya nikmati saja. Ya bagaimana lagi. Saya syukuri tiap harinya.

Sudah terlhat juga mulai banyak labu di mana – mana.

  • MASAK MEMASAK

Suatu hari, tiba – tiba ingin masak garang asem. Mumpung berlimpah tomat hijau hasil panen yang pernah saya unggah di sini ceritanya. Plus ada banyak belimbing wuluh di freezer. Wah, serumah makannya nambah – nambah. Anak – anak dan suami senang sekali dengan garang asem. Seger dan hangat di badan. Cocok untuk musim saat ini.

  • CERITA RANDOM LAINNYA

Saya kemaren ke dokter gigi. Kunjungan dadakan karena ada sakit di mulut. Setelah minggu lalu ke dokter umum belum membaik, Beliau bilang untuk periksa ke dokter gigi saja.

Karena sampai di komplek klinik terlalu cepat, jadi saya mampir saja ke toko India yang letaknya persis di depan klinik. Setelah memilih beberapa barang untuk dibeli, mata saya tiba – tiba melihat klenthang. Wah mata saya langsung berbinar. Terbayang segarnya sayur asem klenthang, makan dengan tempe goreng, dan sambel terasi belimbing wuluh. Tanpa pikir panjang, saya membeli 3 batang. Klenthang ini buahnya daun kelor. Sayur asem klenthang makanan orang Madura dan khas daerah Jawa Timur wilayah tapal kuda. Biasanya saya membeli Klenthang di pasar di Den Haag. Hanya satu stan yang berjualan, juga punya orang India.

Setelah membayar semua belanjaan, saya ke klinik. Si klenthang ini, karena memang panjang, jadi nongol di tas yang saya bawa. Saat diletakkan di kursi, terlihat mencuat sedikit. Seperti di foto kanan. Setelah diperiksa, dokter gigi tiba – tiba kaget melihat tas saya. Dia tanya apa itu yang mencuat. Dia pikir apa ular hahaha saya menahan tertawa. Saya bilang kalau itu sayur namanya Klenthang. Saya keluarkan dari tas dan memperlihatkan dari dekat. Lalu saya jelaskan juga kalau sayur ini biasanya dibuat sup asem. Dia yang belum pernah melihat klenthang sebelumnya, takjub :)))

Lumayan ya jadi duta makanan Indonesia. Memperkenalkan Klenthang :)))

Cerita penutup unggahan kali ini adalah kami ke Ikea. Setelah membeli beberapa barang yang kami butuhkan, seperti biasa pasti kami makan di restoran. Saat duduk, bangku belakang kami masih kosong. Tidak berapa lama terdengar ada beberapa orang yang sudah menempati. Lalu terdengar suara satu orang yang sedang melakukan video call. Suaranya lumayan kencang dan saya jadi tau, dari negara mana mereka (dari bahasanya tentu saja).

Setelah video call selesai, suara di belakang jadi anteng lagi. Tidak berapa lama, saya mendengar ada suara nyanyian dari telefon salah satu dari mereka. Otomatis saya menoleh. Suaranya itu keras sekali. Ternyata mereka sedang entah menonton film atau menonton konser musik dari telefon genggam karena mata dari 2 orang ini menatap layar telefon.

Saya dan suami jadi tertawa. Saya merasa sedang makan di warung yang ada suara musik dengan genre yang bisa menggoyangkan badan hahaha. Anak saya protes kenapa suara dari telefon mereka keras sekali. Saya bilang, biar nanti ditegur petugas Ikea. Sampai kami selesai makan, mereka masih khusyuk melihat lagu yang diputar di telefon genggam. Dan tetap dengan suara kencang. Dan tidak ada satu pegawai Ikea yang datang menegur.

Entah kenapa, saya kalau bertemu orang – orang dari negara ini, ada saja cerita uniknya. Angap saja ini kebetulan.

Warna – warni akhir pekan.

Selesai sudah rekapan cerita yang lumayan menarik untuk saya tulis di blog. Semoga bisa menghibur untuk yang membaca ya. Meskipun ngeblog sudah tidak populer lagi sekarang, tapi saya tetap akan ngeblog dan menuliskan hal – hal yang simpel seperti ini. Ada kenang – kenangan kalau dibaca lagi.

Sehat – sehat semuanya.

  • 14 Oktober 2025 –

Sembilan Tahun di Belanda

Musim Semi Tlah Tiba

Akhir Januari 2024, tepat sembilan tahun saya tinggal dan menjadi penduduk di Belanda. Perjalanan yang lumayan panjang. Antara terasa dan tidak. Terasanya kalau musim dingin datang, badan saya sampai saat ini belum sepenuhnya beradaptasi dan hati saya tetap tidak menyukai musim gugur serta musim dingin. Selalu saja sakit dan semakin tahun, sakitnya makin macam – macam. Awal tahun 2023, saat saya sedang hamil, sakit parah sampai Ambulans didatangkan ke rumah oleh pihak UGD. Itu sakit terparah selama di Belanda, semoga menjadi yang terakhir juga. Tahun ini saya terkena covid dan sinusitis parah. Pokoknya ada saja cerita sakit kalau musim dingin datang.

Selebihnya, saya sudah lumayan bisa beradaptasi dengan baik.

Bahasa Belanda, meski levelnya ya begitu – begitu saja, tapi saya bisa berbangga diri karena dalam 9 tahun ini makin banyak perkembangan. Ya memang sudah seharusnya begitu. Masa sudah 9 tahun masih jalan di tempat saja. Malu sama anak – anak yang kosakata Bahasa Belandanya lebih canggih dari saya. Untuk urusan sekolah anak – anak. saya lancar bercakap dan saling bertukar kabar sesama orangtua murid. Dengan para guru pun, saya punya kepercayaan diri yang tinggi saat datang ke evaluasi anak – anak tiap 3 bulan sekali. Meski suami juga datang, tapi saya melakukan percakapan aktif dengan pihak sekolah. Setiap kali pihak sekolah menawarkan untuk berbicara dalam bahasa Inggris, saya langsung bilang bahasa Belanda saja. Sejujurnya, bahasa Inggris saya sudah kacau beliau. Menelepon dokter, rumah sakit dan segala aktifitas saya di Belanda, 95% sudah full bahasa Belanda. Lisan dan tulisan. Yang 5% sisanya, kalau saya tidak mengerti bahasa Belandanya, baru dengan terpaksa ganti ke bahasa Inggris. Kecuali dengan anak – anak di rumah, saya memakai bahasa Indonesia (dan dengan sesama orang Indonesia lainnya tentu saja).

Urusan birokrasi, saya mulai berkompromi. Alias, ya sudah lah diikuti saja. Mau cepet2an juga tidak bisa karena memang jalurnya lama.

Musim Semi Tlah Tiba
Musim Semi Tlah Tiba

Selama 9 tahun di Belanda, saya banyak belajar hal – hal yang baru. Dari bekerja di Rumah Jompo, bakery, sampai punya usaha sendiri di rumah. Dari pertama kali belajar nyetir mobil dengan segala tangisan yang menyertai sampai mendapatkan SIM, kursus baking, mendapatkan dana dari pemerintah Belanda untuk kursus Data Analyst dan bisnis management, ujian HACCP. Belajar bagaimana membangun bisnis rumahan di Belanda dari nol, memantau bisnis di Indonesia dan beberapa investasi. Rajin ikut race lari. Semua saya lakukan atas dasar ingin belajar banyak hal, rasa ingin tau yang besar, dan tidak pernah berhenti untuk tetap mengaktifkan otak. Dari berat badan 45kg sampai sekarang entahlah saking malesnya nimbang haha yang pasti tidak akan bisa lagi ke 45kg.

Diantara banyak hal yang sudah terjadi 9 tahun ini, yang paling tak tergantikan dan sangat berharga adalah membentuk sebuah keluarga. Menjadi seorang istri, menjadi pendamping suami saat senang dan susah, saling menopang dan memberikan dukungan. Kalau bukan karena support yang besar dari dia, saya tidak akan pernah ada di titik ini. Dialah alasan saya bertahan dan tetap menggapai segala mimpi yang ingin saya wujudkan. Dialah orang yang paling berjasa atas banyak hal yang terjadi dalam 9 tahun ini. Dialah yang saya cintai dengan sepenuh hati *mendadak romantis

Hal yang paling berharga lainnya adalah kehamilan 5 kali dan 3 anak yang terlahirkan dengan selamat dan sehat.

Menjadi seorang Ibu mengajarkan banyak hal kepada saya. Bagaimana mencintai, memberi, mencurahkan kasih sayang dan mengelola emosi kepada anak yang tidak pernah tau sebelumnya tentang hidup mereka di dunia. Bagaimana mereka menggantungkan seluruh hal pada kami sebagai orang tua. Bagaimana kami benar – benar ikhlas menjalankan peran ini sebaik – baiknya. Menjadikan mereka anak – anak yang bahagia, sehat, dan tumbuh dipenuhi banyak cinta, serta tercukupi secara materi dan kasih sayang.

Keputusan terbaik yang saya tidak pernah sesalkan dalam 9 tahun ini adalah menjadi seorang Ibu Rumah Tangga yang tinggal di rumah. Karir, bukan lagi tujuan saya saat ini. Saya pernah bekerja kantoran di Indonesia selama 13 tahun. Dari level bawah sampai posisi atas yang saya inginkan. Dari gaji kecil sampai gaji yang cukup untuk membeli rumah dan sawah. Karir saya sekarang adalah membersamai suami dan mendampingi anak – anak sampai mereka bisa mandiri.

Dua tahun saat mudik ke Indonesia, disitulah saya merasa, kalau Belanda adalah rumah saya. Mudik pertama kali setelah 7 tahun pindah ke Belanda, rasanya sudah beda. Indonesia masih menjadi rumah bagi saya karena di sanalah keluarga besar berada. Hanya saja, rasanya sudah beda saat saya terakhir meninggalkan 7 tahun sebelumnya. Lalu saya tersadar, bahwa Belanda memanglah rumah saya. Di sinilah keluarga saya berada. Suami, anak – anak, dan diri saya sendiri. Teman – teman baik, para tetangga, Mama dan para ipar, segala kegiatan sehari – hari, tempat saya belajar banyak hal, serta orang – orang yang saya kenal dari sekolah anak – anak. Merekalah yang ada di hidup saya sehari – hari.

Saya bahagia di Belanda dengan segala naik turunnya, dengan segala hiruk pikuk yang ada, dengan segala suka dukanya.

Saat di Cyprus, Februari 2024
Saat di Cyprus, Februari 2024

Saya bisa menyebut sekarang, bahwa Belanda adalah rumah saya. Negara di mana semua orang – orang yang saya sayangi berada, tempat mereka yang peduli dengan saya selama di sini. Negara yang tidak sempurna namun membuat saya lebih berkembang secara individu maupun kedewasaan.

Dan juga, tempat saya ingin menjalani waktu bersama yang saya cintai dan sayangi dengan sepenuh hati, yang bisa menerima saya dengan segala kekurangan, yang tak pernah berhenti melimpahkan cinta yang tulus kepada saya : suami dan ketiga anak saya. Merekalah hidup saya saat ini.

Sembilan tahun di Belanda, inilah hidup saya sekarang. Semoga semakin banyak berkah, berlimpah cinta dan makin bisa memberikan manfaat untuk diri sendiri dan orang – orang yang membutuhkan. Terutama keluarga, teman – teman, dan siapapun yang pernah beririsan hidup selama ini.

-19 Maret 2024-

Maret Berlalu Sangat Cepat

Kok sudah akan April ya, lah Maret saya ke mana saja kok tidak berasa *mikir. Beberapa hal yang terjadi di bulan Maret ini.

KOPDAR DENGAN PUJI

Setelah beberapa kali saling mengirim email tentang rencana Puji dan Suaminya akan liburan ke Eropa dan Belanda salah satu tujuan liburan mereka, kami lalu membuat janji untuk saling ketemu. Mendekati hari H, keadaan antara pasti dan tidak pasti dari pihak saya karena ada satu hal. Setelah berunding di WhatsApp,  bersyukur mereka menyanggupi ke Den Haag (karena satu keadaan saya tidak bisa mendatangi mereka) dari Amsterdam, tempat merek menginap, demi supaya saya dan Puji bisa saling ketemu. Saya kenal Puji dari blog sejak sekitar 2014, jadi tidak terlalu lama juga. Saya suka Puji apalagi kalau sudah bercerita tentang makanan. Rasanya saya seakan berada disekitarnya menikmati hasil memasaknya saat akhir pekan. Beberapa kali saya mengirim kartupos ke Puji dan saling kirim-kirim email juga. Jadi rasanya seperti sudah kenal lama.

Saya telat 10 menit saat ketemu Puji karena ada perbaikan rel kereta (berangkat lebih awal tetep aja telat) dan sudah memberitahu sebelumnya ke Puji. Saat ketemu Puji dan Suaminya, saya tidak merasa canggung sama sekali. Biasanya saya kalau ketemu orang baru pertama kali, pasti suasananya jadi canggung, karena saya tidak bisa langsung ngobrol atau cerita ini itu. Saya harus memetakan situasi dulu. Tapi dengan Puji dan suaminya beda. Seperti sudah kenal lama, padahal tahu cerita tentang mereka ya hanya mengandalkan dari blog.

Singkat cerita, sebelum ke tempat makan, saya membawa mereka berkeliling sebentar ke sekitar Den Haag kota. Karena sudah jam 8 malam, jadi tidak banyak yang bisa dilihat. Cuma yang saya ingat dari Puji beberapa kali ngomong “Lho ini Den Haag kok sepi ya, kok jam 8 malam sudah banyak toko tutup ya padahal ini kan sabtu malam. Lho ini mallnya kok seuplik gini, aku kira dulu Mbak deny becanda lho kalau di Den Haag ga ada mall gede.” hahaha Puji terkaget mungkin tidak menyangka Den Haag ga ada apa-apanya dibandingkan Jakarta.

Kami lalu menuju restoran Indonesia karena saya sudah reservasi sebelumnya lewat telefon. Waktu kami tidak terlalu banyak di sana karena restorannya akan tutup jam 9 malam. Setelah memesan dan mengobrol sambil makan, tidak menyangka saya diberi buah tangan oleh Puji, dua botol sambel Bu Rudy. Plus makanan saya dibayarin oleh mereka. Jadi (ga) enak hati nih, tuan rumah macam apa saya sampai makan dibayarin (padahal ya seneng sih, kan rejeki ya jangan ditolak :D). Kesampaian juga ketemu dengan Puji dan Mas Eri yang super ramah jadi berasa sudah berteman lama. Sekitar jam setengah 10, saya dijemput suami sekalian saya kenalkan dengan mereka. Lalu kami berpisah karena mereka menuju Den Haag Centraal untuk kembali ke Amsterdam dan saya pulang ke rumah. Semoga kita bisa ketemu lagi nanti ya Puji dan semoga lancar liburan keliling Eropanya.

MASUK KORAN BELANDA

Ini sebenarnya tidak disengaja. Jadi sewaktu acara ulang tahun Piet Mondriaan ke 145 dan juga De Stijl ke 100, Pemerintah kota Den Haag mengadakan acara bagi-bagi Taart gratis ke 5000 orang di balai kota. Jadi ini Taart raksasa. Nah saya hari itu ada urusan ke kota, akhirnya mampir untuk lihat sebesar apa taartnya. Ternyata memang besar sekali dengan motif Mondriaan. Saat sedang asyik makan Taartnya (yang enak sekali rasanya), ada seseorang menawari saya untuk berfoto di depan taart bersama dua orang lainnya. Beliau adalah wartawan koran Belanda AD (Algemeen Dagblad). Lalu berposelah kami bertiga. Kata wartawannya, berita bisa di baca online sorenya. Saya bilang suami ternyata memang sorenya sudah ada beritanya di website mereka dengan foto kami bertiga (yang dua lagi saya tidak kenal) di depan taart. Keesokan paginya, Mama mertua heboh kasih tahu kalau foto saya ada di koran lalu Beliau bersemangat menggunting bagian yang ada foto saya itu. Lumayanlah pernah masuk koran Belanda, makan taart haha.

KANGEN DENGAN MAKANAN RUMAH, MAKANAN WARUNG, DAN JAJANAN MALAM

Entah kenapa sepanjang maret ini saya benar-benar kangen dengan makanan rumah, makanan warung, dan jajanan malam di Indonesia (khususnya di Surabaya dan Situbondo). Makanan rumah ini maksudnya adalah makanan yang biasa dimasak Ibu atau tetangga atau Bude saya. Kalau makanan warung yang saya kangen adalah warung-warung di dekat kampus saya dulu. Kalau jajanan malam yang saya kangen semacam terang bulan, martabak, gorengan ote-ote dimakan dengan sambel petis dan cabe (duh nulis ini saja saya ileran sendiri), singkong goreng yang ngeprul, tahu tek, nasi goreng dan mie goreng gerobak (ini bukan jajanan ya, tergolong makan besar haha). Dulu kan kalau lapar pas malam saya keluar kos lalu keluyuran jalan kaki cari tukang gerobak trus beli. Di sini kan tidak ada mas yang jualan dorong gerobak. Saking nelongsonya saya, beberapa minggu lalu sampai nangis trus ditanya suami kenapa, saya jawab pengen makan nasi goreng merah gerobakan. Dia cuma menghela nafas, dipikir ada masalah serius, ternyata ingin makan nasi goreng merah. Tapi kan buat saya segala sesuatu yang berhubungan dengan makanan itu menjadi serius haha!.

Daripada nelongso berkepanjangan, akhirnya saya singsingkan lengan baju, masak sendiri (lah emang biasanya masak sendiri :D). Saya masak lodeh tewel kacang pete. Kali ini lodeh tewelnya istimewa karena saya campuri dengan tempe busuk (tempe bosok). Saya memang punya persediaan tempe semanggit untuk dibuat sambel tumpang. Saya ambil sedikit tempe bosok ini untuk campuran lodeh (karena Ibu kalau masak lodeh pasti dicampuri tempe bosok). Waaahh aromanya luar biasa bisa mengobati kangen lodeh buatan Ibu. Lodeh ini dimakan pakai ikan asin dan sambel trasi. Ikan asinnya saya buat sendiri. Saya beli ikan kebanyakan di pasar lalu saya jemur buat ikan asin. Suami saya sampai nambah makan lodehnya. Dia tanya “ini kok beda ya lodehnya?” Saya jawab “iya, aku kasih tempe bosok.” Dia manggut-manggut saja haha.

Lodeh tewel kacang panjang pete
Lodeh tewel kacang panjang pete

Lalu saya masak jangan klentang. Di pasar Den Haag sini kan ada kios langganan yang jual klentang, makanya saya bisa sering masak sayur asem klentang. Ihhh seger sekali pakai belimbing wuluh. Ibu saya sampai heran kok di sini ada klentang dan belimbing wuluh.

Sayur asem klentang
Sayur asem klentang

Lalu saya masak rawon labu siem dan kacang panjang. Makan pakai telur asin dan sambel trasi pakai kecambah pendek dari kacang hijau yang direndam. Wuahhh saya dan suami nambah makan rawon ini.

Rawon labu siem kacang panjang
Rawon labu siem kacang panjang

Saya juga buat nasi bakar, botok tempe teri, dan bumbu urap banyak karena ada yang pesan. Lumayan bisa buat stok saya juga kalau sewaktu-waktu malas masak. Nasi bakar isi osengan sayur plus pete dimakan pakai botok, lalapan dan sambel bawang. Suami bawa bekal nasi bakar tiga hari berturut ke kantor. Mudah-mudahan setelah makan dia gosok gigi ya, kan ada petenya :)))

Nasi bakar komplit
Nasi bakar komplit

Kangen mie goreng gerobak, akhirnya buat sendiri mie goreng pakai kol, sawi, telur, tuna dan saya taburi ebi. Masih kalah sih rasanya dengan yang dijual gerobakan itu. tapi lumayanlah tombo kangen.

Saya sudahi saja cerita makanannya, sebenarnya masih ada beberapa tapi saya jadi lapar ketika nulis ini. Intinya saya bersyukur meskipun kangen sekali dengan masakan rumah tapi masih dikasih kekuatan untuk masak sendiri. Bersyukur masih bisa makan.

MASTER EVENT TU DELFT 2017

Awal Maret saya datang ke TU Delft untuk melihat Master Event TU Delft 2017. Padahal ingat sekali hari itu badan saya lemas seperti tidak ada tenaga. Rasanya ingin tidur seharian. Tapi sayang juga acara ini kalau dilewatkan dan cuaca di luar cerah sekali, langitnya biru. Akhirnya saya seret pantat ke Master Event TU Delft karena juga sudah terlanjur daftar sehari sebelumnya. Jadi acara ini adalah pemberian informasi untuk semua program S2 yang ada di TU Delft. Jadi saya benar-benar memanfaatkan kesempatan ini untuk bertanya sejelas mungkin tentang informasi yang ingin saya tahu ke beberapa jurusan yang saya incar. Selain itu, ada sesi pemberian informasi, tanya jawab untuk mereka yang lulusan S1 (dan juga S2) nya berasal dari luar Belanda. Saya bertanya di forum ini tentang biaya kuliahnya jika saya punya ijin tinggal karena menikah dengan orang Belanda. Ternyata membayarnya 1/8 nya dibanding dengan siswa Internasional yang normal. Lumayan menghemat. Ini ceritanya kan saya sedang berencana untuk kuliah lagi. Untuk kapannya masih belum tahu, yang penting niat dulu dan sudah mulai cari-cari informasi  dan memantapkan jurusan mana yang ingin saya ambil. Mudah-mudahan ya bisa merealisasikan niat ini.

KE LIMBURG

Rencana liburan ke Limburg ini diputuskan beberapa hari sebelum ulang tahun saya. Jadi awalnya sekitar dua bulan lalu kami berencana merencanakan ulang tahun jalan-jalan ke beberapa negara ke LN. Rencana sempat ganti beberapa kali sampai akhirnya kami memutuskan tidak jadi liburan ke LN karena satu hal. Daripada tidak kemana-mana, akhirnya saya bilang bagaimana kalau jalan-jalan sehari saja ke kota yang dekat. Jadi masih bisa jalan-jalan di hari ulang tahun saya. Akhirnya suami mengajukan cuti, saya memilih ke Limburg. Jadi kami ke dua kota yaitu ke Thorn dan Valkenburg. Jaraknya 2.5 jam berkendara dari rumah kami. Setelah dari Thorn, sempat istirahat dulu di pemberhentian untuk tidur karena saya dan suami ngantuk sekali. Setelah tidur selama satu jam, kami melanjutkan perjalanan ke Valkenburg. Eh ternyata setelah sampai Valkenburg tempat yang ingin kami datangi sudah tutup. Sempat kesal sih tapi ya mau bagaimana lagi. Kami terlalu lama tidurnya haha. Akhirnya kami hanya jalan-jalan di kota saja lalu makan. Saya senang sekali dengan alam di Limburg karena seperti alam di Jerman. Beda dengan struktur alam di tempat tinggal kami. Rasanya saya akan kerasan kalau tinggal di Limburg (tapi jauh ya kalau mau ke kota besar *lalu bingung). Senang menghabiskan hari ulang tahun dengan berjalan-jalan dan seharian bersama suami. Senang mendapatkan ucapan dari teman-teman dekat dan keluarga. Bersyukur masih diberikan kesempatan untuk tinggal di dunia, bilangan umur nambah, dan sehat bersama seluruh keluarga. Kami menghabiskan sisa hari di Limburg dengan makan malam di sebuah restoran.

Maret memang berlalu sangat cepat, mungkin pertanda saya sangat menikmati setiap detiknya. Bagaimana dengan Maret kalian?

-Nootdorp, 31 Maret 2017-

Rottemerenloop 2016 – 10KM

Pecah telur juga tahun ini bisa ikutan lomba lari. Setelah dari awal tahun ada saja halangan mau ikut race ini dan itu tapi terhalang satu dan lain hal. Sudah daftar jauh-jauh hari eh ternyata dekat hari H tidak bisa. Hangus jadinya uang pendaftaran. Beruntung yang kali ini tidak gagal lagi, meskipun 2 jam sebelum pelaksaan lomba nyaris gagal lagi karena hujan deras.

Jadi hari minggu 2 Oktober 2016, saya dan Mas Ewald ikut lomba lari 10 Km di Rotterdam. Nama lombanya adalah Rottermerenloop. Ada tiga kategori yaitu 1.5 km untuk anak-anak, 10 km dan half marathon (21.1 km). Dua kategori terakhir untuk dewasa. Biasanya Mas Ewald ikut yang kategori 21.1 km kalau ada lomba lari. Tapi kali ini dia ingin ikut yang 10 km. Akhirnya bisa satu kategori sama suami setelah dua kali lomba lari bersama, kami selalu beda (Pertama waktu Bromo Marathon dan kedua waktu CPC Loop di Den Haag). Niatnya sih tahun ini saya bisa pecah telur naik kelas ke 21.1 km. Apa daya selain halangannya ada saja, latihan juga masih kurang maksimal, ditambah kurang nekat. Mudah-mudahan tahun depan bisa.

Ikut lomba yang pagi inipun sebenarnya dadakan. Daftarnya baru seminggu lalu. Rencananya kami justru akan ikut lomba yang akhir Oktober 2016. Ternyata ada yang lebih dulu meskipun tempatnya agak jauh, akhirnya kamipun sepakat ikut. Hitung-hitung sebagai pemanasan karena sudah lama tidak ikut lomba. Nah, pagi tadi hujan pun turun. Kami ragu-ragu berangkat atau tidak ke lomba. Kalau dilihat dari prakiraan cuaca, ada saat-saat yang tidak hujan meskipun secara keseluruhan sepanjang hari akan turun hujan. Tapi menjelang jam 10, matahari bersinar terang. Akhirnya kami putuskan berangkat saja, toh kami bawa jaket yang anti air. Jadi kalau hujan tinggal jaketnya dipakai.

Para peserta 10km
Para peserta 10km

Ternyata waktu jam 11 mataharinya bersinar terang meskipun hawanya tetap dingin. Wah, syukurlah jadi bisa lari tanpa khawatir hujan. Saya lupa kalau ini Belanda, artinya 4 musim bisa terjadi dalam satu hari. Pada saat menjelang km ke 7, saya melihat dari kejauhan mendungnya tebal. Benar saja, saat memasuki km ke 7, hujan deras langsung mengguyur dan angin kencang tiba-tiba datang. Saya yang sejak start sampai km ke 7 terus lari, tiba-tiba langsung berhenti tidak kuat kena angin kencang dan hujan deras. Saya berjalan sampai saya melihat peserta HM (Half Marathon = 21.1 km) melintas, akhirnya saya ikutan lari lagi sampai finish. Hujannya deras sejak km ke 7 sampai km ke 9. Jadi selama 2km saya menguatkan diri lari ditemani hujan deras dan angin kencang.

Ditengah lari, mendungnya tebal sekali. Ini moto sambil lari, makanya miring. Setelah moto ditegur panitia, katanya ga usah moto, nanti lambat larinya. Lah lari memang sudah lambat dari sananya :D
Ditengah lari, mendungnya tebal sekali. Ini moto sambil lari, makanya miring. Setelah moto ditegur panitia, katanya ga usah moto, nanti lambat larinya. Lah lari memang sudah lambat dari sananya 😀

Lomba kali ini sangat istimewa untuk saya karena saya menjadi peserta terakhir yang sampai finish. Saya memang tidak bisa cepat kalau lari, meskipun untuk 10 km saya pasti lari terus tanpa berhenti (kalau pas tidak hujan). Mungkin kalau dilatih bisa untuk sedikit cepat, tapi saya saja yang memang agak bebal selalu beralasan kalau suami berencana melatih lari dengan metode interval. Kalau dua lomba sebelumnya saya boleh jumawa karena tidak menjadi peserta terakhir yang sampai finish, karena dua lomba sebelumnya pesertanya jauh lebih banyak dan lebih beragam dibanding yang kali ini. Nah tadi pagi pesertanya orang Belanda semua, mereka kan tingginya menjulang (alasan :p), jadi pasrah sejak awal kalau akan lambat sampai finish. Buat saya, 2km awal dan 2km akhir itu adalah jarak kritis. Jadi harus pintar-pintar mengatur strategi nafas dan ritme kaki.

Begitu sampai finish, semua bersorak sambil menyebut nama saya. Sementara saya senyum-senyum simpul haha! Makanya saya menyebut lomba kali ini istimewa, karena punya pengalaman jadi peserta terakhir yang sampai finish. Ah tak mengapa, yang penting sampai juga dengan keadaan sehat karena ada dua peserta ditengah-tengah jarak tidak melanjutkan, karena kakinya kram. Jadi suami catatan waktunya 49 menit, sementara saya 1 jam 25 menit. Catatan waktu saya lebih lama dibanding yang tahun lalu. Sampai finish saya lalu minum dua gelas dan makan jeruk. Saking laparnya saya sampai nambah berkali-kali jeruk yang disediakan panitia. Setiap peserta diberi Flash Disk ketika sampai finish, sebagai kenang-kenangan.

Finisher 10 Km
10 Km Finisher

Saya suka baca buku di bawah ini, bercerita kisah orang orang yang tergerak untuk lari dengan tempo masing-masing sesuai kemampuan. Mengingatkan akan tempo saya sendiri.


Jadi itulah pengalaman lomba lari hari ini. Menyenangkan karena banyak kejadian yang bisa membuat senyum-senyum sendiri kalau diingat.
Cerita Akhir Pekan

Numpang sedikit tentang cerita akhir pekan selain lomba lari. Jadi hari sabtu, saya tiba-tiba kepengen klepon (lagi). Akhirnya saya buat klepon dalam porsi banyak karena untuk dikasih ke Mertua juga. Selain buat klepon, saya juga buat serundeng untuk persediaan. Lumayan bisa jadi teman makan atau ditabur pas makan salad. Saya kasih juga Serundeng ke Mama mertua karena Beliau suka sekali dengan Serundeng dan Klepon

Klepon
Klepon

Serundeng
Serundeng

Lalu makan siang kami, saya masak yang cepat saja. Tumis kangkung dan tempe penyet. Kami berdua suka sekali sambel penyet tempe. Tempenya dipanggang soalnya males goreng-goreng. Saking malesnya saya dengan goreng-goreng, minyal 1L selama 4 bulan masih ada separuh botol.

Penyetan tempe, tumis kangkung plus pete, serundeng, dan quinoa
Penyetan tempe, tumis kangkung plus pete, serundeng, dan quinoa

Pulang dari rumah Mama, kami mampir sepedahan di hutan dan tiduran sebentar di pinggir danau mumpung cuaca cerah dan matahari bersinar meskipun dingin. Anggap saja sedang menabung vitamin D.

Tidur pinggir danau.
Tidur pinggir danau.


Begitulah cerita akhir pekan kami. Minggu depan dari ramalan cuaca mengatakan kalau matahari bersinar sepanjang minggu. Yiayy!

Bagaimana cerita akhir pekan kalian? Semoga juga menyenangkan. Selamat hari Senin, selamat mengawali minggu dengan keceriaan. Semoga sepanjang minggu keberkahan selalu menyertai kita semua.

-Den Haag, 2 Oktober 2016-

Cerita Seputar Karier Memasak

Kue ulang tahun pertama

Wahaha judulnya sok iyes.

Tidak terasa hampir satu tahun saya tinggal dinegara yang cuacanya silih berganti antara hujan dan angin, walaupun sesekali matahari muncul juga. Banyak hal-hal baru yang saya temui ketika menjadi seorang imigran. Bukan hanya adaptasi lingkungan, cuaca, bahasa, kenalan baru, orang-orang baru, kegiatan baru, bahkan adaptasi makanan. Saya suka tinggal di Belanda dengan udaranya yang segar dan terasa nyaman dipernafasan (saya punya sinusitis akut, sudah operasi dua kali tetapi semenjak tinggal di Den Haag tidak pernah kambuh), transportasinya, fasilitas kesehatan, cepat kalau berurusan dengan instansi pemerintahan, banyak fasilitas yang gratis dan menunjang adaptasi saya sebagai imigran, toko dan pasar yang menjual segala jenis bumbu dan bahan masakan Indonesia, restoran halal yang gampang dijumpai, dan restoran Indonesia yang bertebaran disana sini. Intinya, di Den Haag semuanya ada. Meskipun nampaknya disini semua lengkap, adakalanya saya tetap rindu dengan beberapa hal yang ada di Indonesia. Rindu menggunakan pakaian yang tidak bertumpuk-tumpuk (disini dingin, jadi kalau keluar rumah harus menggunakan pakaian yang berlapis dengan segala perlengkapannya), mbok tukang pijat di Situbondo (bahkan suami sampai pijat 3 kali selama 1 bulan disana), dan terutama saya kangen dengan makanannya.

Sebelum pindah, saya tidak cukup mencari informasi tentang tempat untuk mendapatkan bumbu-bumbu untuk memasak makanan Indonesia. Karena itulah saya membeli bumbu instant di Indonesia sebanyak-banyaknya yang kemudian dikirim ke Belanda. Selang satu bulan setelah saya datang, barulah seorang kenalan mengajak ke Haagse Markt, pasar tradisional yang super lengkap di Den Haag. Tidak hanya lengkap, harga barang-barang yang dijual disana sangat murah. Selain itu, suami juga menunjukkan toko oriental yang menjual semua bumbu untuk masakan Indonesia (kapan-kapan saya akan membahas tentang toko ini secara terpisah). Pada akhirnya, bumbu instant yang dikirim tersebut tidak tersentuh dan saya bagikan ke beberapa kenalan. Awal saya tinggal di Den Haag, setiap akhir minggu kami selalu menjelajah restoran Indonesia, hanya ingin sekedar tahu rasa makanannya seperti apa. Beberapa saat kemudian, setelah saya cukup tahu dengan beberapa restoran Indonesia yang ada di Den Haag, perburuan makanan diakhir pekan frekuensinya berkurang secara bertahap. Ada yang makanannya cocok dengan lidah saya, ada yang tidak. Karenanya saya mulai bertekad untuk belajar memasak sendiri makanan-makanan yang saya inginkan.

Sejak kecil, saya memang suka sekali memasak. Ibu memiliki usaha katering di Situbondo sebagai pekerjaan kedua selain profesi Beliau sebagai guru. Karenanya, membantu ibu sejak usia 7 tahun, mengenali bumbu-bumbu dan segala jenis masakan Indonesia bukanlah hal yang baru buat saya. Saya cinta memasak. Namun ketika usia 15 tahun meninggalkan rumah untuk tinggal dikota Surabaya, saya nyaris jarang memasak lagi karena fasilitas kos saat itu termasuk dengan makan. Hal tersebut berlangsung sampai saya sebelum pindah ke Belanda. Apalagi sebagai anak kos, akan cukup simpel kalau membeli makanan jadi. Ditunjang lagi sejak mengikuti Food Combining, saya lebih sering mengkonsumsi sayuran mentah. Kesempatan saya memasak kalau pulang ke Situbondo. Karenanya, ketika pada akhirnya saya memiliki dapur sendiri, rasanya gembira luar biasa, seperti menemukan ruang kerja, seperti menemukan hobi lama kembali lagi. Kalau untuk makanan Indonesia, saya tidak mempunyai banyak kesulitan ketika memasak. Takaran bumbu biasanya saya memakai perkiraan atau feeling.

Hidangan lebaran : lontong sayur, opor ayam, dan sambel goreng telur puyuh kentang pete.
Hidangan lebaran : lontong sayur, opor ayam, dan sambel goreng telur puyuh kentang pete.

Saya baru menemui kesulitan ketika mulai ada niatan untuk membuat kue. Kebetulan pada saat itu saya ingin sekali makan kue coklat. Akhirnya saya menemukan resep mud cake diblog Ria. Karena belum pernah membuat kue sebelumnya, jadi saya buta pengetahuan tentang tepung. Saya sampai bertanya beberapa kali ke Ria tentang jenis-jenis tepung. Nah, ketika kopdar dengan Mbak Yoyen, akhirnya ada kesempatan untuk bertanya jenis-jenis tepung di Belanda. Waktu itu saya cerita ke Mbak Yoyen kalau ingin sekali membuat kue, tapi takut tidak jadi. Mbak Yoyen memberi semangat kalau saya harus mencoba. Akhirnya pulang kopdar saya bersemangat untuk segera membuat mud cake. Tantangan selanjutnya adalah mempelajari cara kerja oven. Bersama suami, saya membaca secara seksama petunjuk penggunaan oven. Agak canggung juga awalnya, takut bantet tidak bisa dimakan, atau takut gosong. Tapi begitu hasilnya keluar, terharu rasanya karena berhasil bisa dimakan. Saya sampai loncat-loncat kegirangan. Seminggu kemudian, salah satu keponakan berulangtahun. Saya mengusulkan ke Mas Ewald untuk memberi kado kue ulang tahun. Asli ini semacam uji nyali. Saya tidak ada bayangan sama sekali membuat kue ulang tahun itu bagaimana. Akhirnya nekad dengan bahan dasar mud cake kemudian saya hias dengan coklat dan beberapa hiasan lainnya. Saya sebenarnya tidak tahu rasanya seperti apa, pada waktu itu hanya berdoa semoga para undangan, adalah keluarga dan teman-teman yang berulang tahun, ketika memakan tidak tiba-tiba sakit perut. Ternyata mereka suka sekali dengan kuenya. Habis ludes, padahal ada 2 kue ulang tahun lainnya. Saya dipuji Mama mertua dan saudara-saudara. Pulang dari acara, senyum tidak putus tersungging dibibir.

Kue ulang tahun pertama
Kue ulang tahun pertama

Setelah pengalaman tersebut, ketika menghadiri beberapa acara ulang tahun teman suami, dia meminta saya untuk membuat kue ulang tahun sebagai kado. Saya dengan senang hati membuat aneka kue ulang tahun variasi lainnya. Dan sejauh ini masih diterima dengan baik, dibilangnya sih sesuai dengan selera mereka. Malah ketika dua keponakan berulang tahun awal tahun ini, ibunya memesan kue ulang tahun pada saya. Awalnya aneh, kok keluarga memesan kue, yang artinya membayar. Tapi kata suami tidak apa-apa karena keinginan yang berulang tahun. Akhirnya saya buatkan, lumayan uangnya untuk membeli buku. Lain cerita kue, lain cerita masakan Indonesia yang dimakan oleh keluarga dan teman-teman suami.

Beberapa kali suami mengundang keluarga dan teman-temannya untuk makan dirumah. Saya bertanya mau masak apa *nantangin, padahal cuma bisa masakan Indonesia. Untungnya suami bilang kalau teman-teman dan keluarga tidak ada masalah jika disajikan makanan Indonesia. Saya dengan senang hati memasak makanan Indonesia, sekalian untuk memperkenalkan ke mereka betapa Indonesia kaya akan kulinernya, *sekalian promosi juga siapa tahu mereka mau pesan ke saya :D. Sejauh ini, komentarnya positif, makanan yang saya sajikan selalu ludes tidak bersisa karena mereka selalu nambah dan nambah lagi. Bahkan ada teman suami dengan terus terang meminta ijin nasi kuning dan sayur urap serta perkedel tahu untuk dibawa pulang. Saya malah senang karena tidak harus menyimpan makanan dikulkas.

Kiri : makan untuk berempat. Menu : Nasi kuning, urap sayur, ayam suwir pedas, perkedel, tahu, tempe, kerupuk, sambel goreng telur puyuh kentang. Dessert puding. Kanan makan untuk berenam. Menu : martabak, mie goreng, ayam panggang, oseng sayuran, tempe tahu.
Kiri : makan untuk berempat. Menu : Nasi kuning, urap sayur, ayam suwir pedas, perkedel, tahu, tempe, kerupuk, sambel goreng telur puyuh kentang. Dessert puding. Kanan makan untuk berenam. Menu : martabak, mie goreng, ayam panggang, oseng sayuran, tempe tahu.

Suatu waktu, suami bilang akan ada meeting untuk divisinya. Saya diminta tolong memasak untuk seluruh anggota meeting kalau tidak salah berjumlah 10 orang, menunya terserah saya. Akhirnya saya putuskan untuk membuat menu terdiri dari nasi kuning, perkedel kentang, urap sayur, ayam bumbu kuning dan dessert puding. Saya tempatkan semua perbox. Pulang kerja suami girang karena teman-temannya menyukai dan tandas tidak bersisa. Beberapa waktu lalu, saya menerima pesanan dari kantor suami tetapi berbeda divisi, untuk meeting, masakan Indonesia juga. Lumayan, buat tambahan beli cabe dipasar. Ketika ulang tahun suami sebenarnya saya ingin memasak sendiri untuk 25 undangan (keluarga dan teman), tetapi karena paginya harus menemani dia ujian thesis dan dia tidak mau saya terlalu capek didapur, akhirnya menu utama pesan yaitu nasi tumpeng lengkap dan es cendol. Saya tinggal menyiapkan camilan saja.

Menu tambahan ketika suami ulang tahun untuk 20 undangan : Baso daging dan baso tahu, lumpia sayur, siomay, cupcake. Menu lainnya pesan.
Menu tambahan ketika suami ulang tahun untuk 25 undangan : Baso daging dan baso tahu, lumpia sayur, siomay, cupcake. Menu utama pesan.

Mas Ewald suka sekali masakan Indonesia, bahkan sejak sebelum bertemu saya. Karenanya, saya tidak menemui kesulitan dalam hal menyiapkan makanan. Dia akan makan apapun yang saya masak, kecuali udang karena dia tidak suka. Ikan asinpun masih mau mencicipi sedikit, apalagi sambel trasi dan pete yang merupakan favoritnya. Sambel wajib ada disetiap makanan Indonesia, ataupun disetiap saya masak kalau tidak terasa pedas, dia akan protes. Syukurlah saya juga doyan pedas. Saya tidak makan daging dan unggas, suami masih makan meskipun porsinya tidak banyak. Sesekali saya masih memasak rendang, ayam panggang, baso daging, maupun soto ayam favoritnya. Untuk masalah rasa, ketika memasak makanan yang saya tidak makan, saya memakai feeling dan dengan bantuan suami. Saya memasak besar setiap sabtu atau minggu, untuk persediaan lima hari kedepan. Seringkali Mama mertua saya bagi juga. Beliau adalah ahli rasa yang saya percaya karena selalu jujur. Pernah suatu ketika saya memasak semur tempe, dirasakan, ternyata tidak suka rasanya. Saya disuruh bawa pulang lagi. Saya malah senang yang seperti itu, daripada dibuang. Masakan yang selama ini saya masakkan untuk Mama : rendang, gado-gado, soto ayam, rawon, kaasstengels (Beliau sampai tidak percaya saya membuat sendiri kaasstengels ala Indonesia karena katanya seperti rasa ditoko kue, enak :D), beberapa kue, nasi kuning urap sayur, perkedel tahu, dadar jagung, dan beberapa masakan lainnya. Beliau juga suka pedas dan doyan makan pete.

Sayur pecel teme tahu, asem-asem ikan, fuyung hai, rawon sayur, martabak, tahu gejrot.
Sayur pecel tempe tahu, asem-asem ikan, fuyung hai, rawon sayur, martabak, tahu gejrot.

Mie jamur baso, tahu dan ote-ote petis, lodeh tewel perkedel tahu dan dadar jagung, kaasstengels, soto isi sayura dan perkedel kentang, sambel tempe dan pepes jamur.
Mie jamur baso, tahu dan ote-ote petis, lodeh tewel perkedel tahu dan dadar jagung, kaasstengels, soto isi sayuran dan perkedel kentang, sambel tempe dan pepes jamur.

Tinggal dinegara yang serba mahal dan tidak semua bahan bisa didapat, butuh kreatifitas tersendiri. Saya suka makan telur asin, tapi kalau beli disini mahal. Akhirnya saya belajar cara membuat telur asin dari telur ayam. Meskipun harus menunggu selama 3 minggu hanya untuk sekedar makan telur asin, saya masih bersyukur, lumayan tombo kangen. Begitu juga kalau makan rawon sayuran, saya ingin pendampingnya sambel trasi kecambah pendek. Tetapi kecambah pendek saya belum pernah jumpai disini. Akhirnya saya membuat sendiri dari kacang hijau yang dilembabkan. Hanya untuk makan kecambah pendek harus menunggu satu malam, tidak mengapa daripada ngiler. Hal-hal tersebut yang membuat saya merasa masih baik-baik saja di Belanda, karena beberapa masakan Indonesia masih bisa saya buat sendiri. Seperti akhir pekan lalu tiba-tiba ingin makan nasi bakar ikan asin, akhirnya setelah berkutat didapur, saya dan suami bisa makan siang dengan nasi bakar. Nah, nasi bakar ini menjadi menu makan siang suami dikantor selama 2 hari. Walhasil teman-temannya penasaran suami ini sebenarnya makan apa, setelah dijelaskan, mereka jadi tertarik pesan untuk minggu depan. The power of nasi bakar.

Nasi bakar isi pete, jamur, tahu dan kemangi.
Nasi bakar isi pete, jamur, tahu dan kemangi.

Tidak semua masakan memang bisa saya buat sendiri. Misalkan pempek atau baso ikan saya masih belum bisa membuatnya. Akhirnya ya pesan. Intinya ketika mampu membuat masakan atau kue dengan hasil yang memuaskan, saya lalu mencari-cari lagi resep lainnya untuk dipraktekkan. Terharu adalah ketika bisa membuat sendiri martabak manis dan pizza. Memasak sendiri itu lebih menyenangkan, jika kita memang punya waktu. Selain bahannya kita tahu dengan pasti, lebih murah, dan tentu rasanya bisa kita atur sesuai selera.

Banan cake, martabak manis a.k.a terang bulan, cupcake, pizza tuna jamur paprika.
Banana cake, martabak manis a.k.a terang bulan, cupcake, pizza tuna jamur paprika.

Sumber Resep

Apakah masakan saya hasil dari mengolah resep sendiri? Sebagian kecil sekali iya, tapi sebagian besar tidak. Saya belum pada tahap untuk membuat resep sendiri, masih pemula, jadinya masih mencontek. Ada beberapa sumber ide memasak dan resep :

Ibu dan Bude

Saya selalu rindu masakan Ibu dan Bude. Saya ingin memasak dengan rasa yang selama ini saya ingat. Merekalah sumber inspirasi saya dalam memasak maupun bertanya tentang segala macam resep.

Blog

Blog Mbak Yo : Lo Foodie https://lofoodie.wordpress.com (Blog Mbak Yo ini sangat membantu pemula seperti saya. Resep masakannya mudah dipahami, langkahnya jelas dan hasilnya maksimal enak. Sebagian besar foto masakan diatas dari resep diblog Lo Foodie), Blog Ria https://ohdearria.wordpress.com, Blog Mbak Rachmah http://kedaikuistanaku.blogspot.nl/, Blog Melly : http://mellyloveskitchen.com, dan Blog Beth https://zbethz.wordpress.com/

Instagram

Sewaktu masih aktif IG, saya suka mencari ide masakan dari akun-akun berikut ini : @anitajoyo, @icha.savitry, @tiyarahmatiya, @bundnina_, @omah_ijo, @s_fauziah (Beberapa masakan Puji membuat saya ngiler, akhirnya latah ikutan bikin), dan @isnasutanto. Pada akun mereka tersebut langsung disertakan resepnya. Gampang tinggal mencontek saja atau dimodifikasi sedikit.

Youtube

Youtube tentu saja menjadi rujukan dalam mencari resep. Berikut adalah akun favorit saya : Masaktv.com, Kokiku tv, Bake like a pro, Rasamasa, Gemma Stafford, atau simpel tinggal ketikkan resep apa yang diinginkan, sebagian besar saya temukan di youtube.

Grup Whatsapp dan Google

Saya hanya mempunyai 3 grup whatsapp. Dua grup berisi teman-teman di Indonesia, satu grup berisi ibu-ibu yang tinggal di Eropa, grup ini namanya MbakYurop. Saya banyak mendapatkan ide makanan maupun resep dari grup MbakYurop.

Begitulah cerita panjang saya tentang perjalanan karier memasak selama hampir satu tahun. Kalau misalkan nanti saya sudah bekerja diluar rumah, entah masih bisa lagi atau tidak untuk tetap konsisten memasak. Mudah-mudahan tetap ada waktu, karena saya cinta memasak.

Selamat berakhir pekan, selamat memasak untuk keluarga dan teman-teman tercinta. Saya mau mencoba membuat onde-onde dan dawet nangka akhir pekan ini. Kalian berencana memasak apa? Ada akun atau blog favorit tidak untuk mencari resep masakan, boleh dong dibagi disini 🙂

-Den Haag, 14 Januari 2016-

Semua foto diatas adalah dokumentasi pribadi

Memperkenalkan Indonesia Melalui The World In Your Classroom Den Haag

The World In Your Classroom (TWIYC) adalah sebuah proyek atau kegiatan sukarela yang diprakarsai oleh pemerintah kota (Gemeente) Den Haag yang bekerjasama oleh ACCESS, PEP, The Bridge Hague, Holland Times serta AngloInfo sebagai media partner. The Hague atau yang dikenal dengan Den Haag adalah kota Internasional yang banyak sekali pendatang dari segala penjuru dunia dengan tujuan menetap ataupun bekerja. Pemerintah kota Den Haag melihat sebuah peluang dari keberagaman pendatang tersebut yang bisa dijadikan sebagai sebuah kegiatan sukarela (volunteer atau dalam bahasa Belanda disebut vrijwilliger), maka didirikanlah TWIYC. Kegiatan dalam TWIYC ini bertujuan memberikan kesempatan kepada para pendatang untuk menjadi Guest Lecturer dalam waktu satu jam pada siswa berusia 12 sampai 16 tahun disekolah menengah (Middelbare school) diseluruh Den Haag.

Para sukarelawan dapat memperkenalkan dan bercerita apapun tentang negara asal mereka dari segi sejarah, budaya, ekonomi, geografi, ataupun politik. Mereka diberikan waktu satu jam, mengambil jam pelajaran bahasa Inggris, bahasa Perancis, bahasa Jerman, Geografi, atau Sejarah. Para sukarelawan diberikan kesempatan menyampaikan topik yang telah dipilih dalam bahasa Inggris, bahasa Perancis, atau bahasa Jerman. Tetapi tidak menutup kemungkinan juga bisa menyampaikan dalam bahasa Belanda. Manfaat yang didapat oleh para sukarelawan tentu saja bisa langsung berinteraksi dengan siswa dan guru yang bertanggungjawab serta dapat menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan negara mereka. Sedangkan manfaat yang didapatkan oleh siswa adalah mereka mendapatkan kesempatan untuk berlatih keterampilan bahasa mereka, diluar bahasa Belanda (karena selain bahasa Inggris, mereka juga belajar bahasa lainnya seperti Perancis, atau Jerman) dan memperluas pengetahuan mereka tentang dunia. Beberapa bahkan mungkin terinspirasi belajar atau bekerja di luar negeri pada satu hari nanti.

Awal saya bergabung dengan TWICY karena pada saat itu sedang mencari kegiatan volunteer disekitar kota Den Haag untuk mempraktekkan bahasa Belanda agar lebih lancar. Sehari-hari saya memang sudah berbicara menggunakan bahasa Belanda dengan suami, keluarga, maupun ketika berbincang dengan orang-orang yang saya temui dipasar, supermarket maupun tetangga rumah. Bahkan saya sudah lihai melakukan tawar menawar dipasar supaya mendapatkan cabe rawit dengan harga murah perkilogramnya. Bangga beli cabe dengan harga murah. Jangan dibayangkan saya sudah cas cis cus lancar sekali berbahasa Belanda. Memang sudah cukup bagus kata guru saya untuk ukuran 10 bulan tinggal di Belanda, tapi menurut saya belum terlalu lancar dan saya belum puas. Justru karena itu, saya ingin lebih lancar lagi, tidak hanya berbicara dengan orang-orang yang saya sebut diatas, tapi saya juga ingin mencari pengalaman lain yang langsung terjun dalam sebuah kegiatan. Akhirnya suatu hari guru sekolah saya memberitahukan salah satu website yang memberikan informasi tentang kegiatan volunteer apa saja yang ada di kota Den Haag. Setelah membaca satu persatu sesuai minat, akhirnya saya memilih beberapa, salah satunya TWIYC ini.

Setelah mendaftar (saya mendaftar 2 hari menjelang tanggal penutupan), saya menerima email yang memberitahukan akan ada training sebelum langsung terjun ke sekolah yang ditunjuk. Singkat cerita pada tanggal 7 Oktober 2015 saya datang ke tempat training. Saya bertemu dengan 20 volunteer lainnya. Training ternyata dibagi 4 gelombang karena akan ada sekitar 80 volunteer (saya satu-satunya dari Indonesia). Pada training ini kami diberikan pengarahan cara menyampaikan materi dan memanfaatkan waktu 1 jam secara efektif dan efisien. Materi training diberikan oleh Irish dan didampingi oleh Lucie sebagai Koordinator TWICY. Ketika training berlangsung, saya langsung teringat ketika mengikuti Kelas Inspirasi. Bedanya Kelas Inspirasi memperkenalkan profesi sukarelawan, sementara TWICY  memperkenalkan negara asal sukarelawan.

Screen-Shot-2014-11-20-at-12.38.23-pm

Pada saat training, sukarelawan diharapkan sudah mempunyai ide topik yang akan dijadikan materi ketika menjadi Guest Lecturer. Terus terang saya masih belum ada ide ketika datang ke training tersebut. Indonesia sangat luas dan kaya akan segalanya, saya harus fokus pada satu topik. Tentunya topik tersebut yang saya senangi dan gampang ketika menyampaikan. Pada saat sesi brainstorming dengan semua sukarelawan, tiba-tiba saya mendapatkan ide cemerlang. Saya mantap mengatakan bahwa topik yang akan disampaikan adalah tentang ragam makanan di Indonesia., ragam kuliner Indonesia. Lucie mengatakan ide saya cemerlang karena menurutnya baru kali ini ada sukarelawan yang menyampaikan topik tentang ragam makanan suatu negara. Simpel saja sebenarnya kenapa saya tiba-tiba tercetus ide itu : Siapa yang tidak suka dengan obrolan tentang makanan. Saya juga mengatakan akan membawa alat peraga yaitu beberapa macam bumbu dan rempah yang digunakan dalam masakan Indonesia. Nantinya para siswa akan saya beri kesempatan untuk menyentuh dan mencium rempah dan bumbu yang akan saya bawa, jadi mereka mengetahui bumbu dan rempah seperti apa yang digunakan sehingga tercipta makanan Indonesia yang super lezat.

Sumber : http://www.theworldinyourclassroom.nl/
Sumber : http://www.theworldinyourclassroom.nl/

Training Didact 7 October

Beberapa waktu kemudian, saya menerima email dari Lucie yang mengatakan saya akan menjadi Guest Lecturer di Edith Stein College pada kelas ISK pada tanggal 24 November 2015 jam 11:20 – 12:20. Kelas ISK ini adalah kelas khusus untuk siswa yang baru datang ke Belanda, maksimal 2 tahun. Mereka belajar bahasa Belanda, bahasa Inggris dan Matematika dikelas tersebut. Siswanya berasal dari Indonesia, Polandia, Etopia, Syria, Afghanistan, Filipina, Spanyol, Brasilia, Bulgaria, China, Pakistan, Yunani, India, Portugal, Turki, dan Hungaria. Satu kelas terdiri dari 23 siswa. Kelas ISK ini semacam kelas Internasional. Saya senang sekali ada satu siswa dari Indonesia. Jadi saya bisa meminta dia untuk memberikan testimoni langsung tentang makanan Indonesia. Sebelum hari H, saya mengirim email ke Sytske yang merupakan guru bahasa Inggris di kelas ISK juga sebagai perwakilan sekolah pada saat saya menjadi Guest Lecturer di Edith Stein College, menanyakan beberapa hal salah satunya apakah ada murid yang mempunyai alergi ketika mencium bau tertentu. Beruntungnya tidak ada. Semua yang berkaitan dengan kegiatan TWIYC saya koordinasikan melalui email dengan Sytske. Saya juga membuat materi presentasi semenarik dan sesingkat mungkin karena waktunya hanya satu jam. IMG_6598

Selasa, 24 November 2015, sekitar jam 10.30 saya berangkat dari rumah. Hari itu, hujan deras mengguyur Den Haag, dingin dan angin kencang. Suhu udara 3 derajat celcius. Jarak antara rumah dan sekolah tidak terlalu jauh. Setelah sampai di Den Haag Centraal saya langsung menyalakan google maps menuju lokasi sekolah yang ternyata hanya 20 menit berjalan kaki. Sesampainya di sekolah, saya langsung menemui Sytske diruang guru. Menariknya adalah Sytske sudah 3 kali backpakeran ke Indonesia, tepatnya ke Tanjung Puting, Manado, Lombok, Flores, Jakarta, Bali, Sumbawa, Maluku, dan Raja Ampat. Saya malu hati dia sudah menjelajah beberapa tempat yang belum pernah saya datangi. Bahkan dia pernah backpackeran sendiri dalam keadaan hamil 6 bulan, menggendong tas ransel 50L. Setelah berbincang beberapa saat tentang teknis pelaksanaan, saya kemudian diperkenalkan dengan siswa asal Indonesia. Dia baru satu tahun di Belanda, tapi bahasa Belandanya sudah lancar sekali. Kami lalu menuju kelas untuk memulai sesi presentasi.

Siswa saat melihat video, bagian dari presentasi saya.
Siswa saat melihat video, bagian dari presentasi saya.

Saya saat berada didepan kelas.
Saya saat berada didepan kelas.

Saya lalu memperkenalkan diri kepada seluruh siswa. Kemudian saya bertanya kepada Sytske apakah pihak sekolah mengijinkan jika saya akan mendokumentasikan dalam bentuk foto selama kegiatan berlangsung dan akan saya taruh pada blog. Sytske mengijinkan sebagai perwakilan dari sekolah karena sekolah ini sudah terbiasa mendapatkan kunjungan. Kemudian saya bertanya kepada siswa apakah ada yang keberatan dengan hal tersebut, mereka menjawab serempak kalau mereka tidak keberatan. Jadi semua foto yang saya unggah disini sudah melalui persetujuan pihak sekolah maupun para siswa. Kemudian saya bertanya kepada mereka, apa yang mereka ketahui tentang Indonesia. Ada yang menjawab tarian, bakmi goreng, nasi goreng, Bali, bahkan ada yang menjawab cabe. Yang menjawab ini bukan siswa dari Indonesia. Dia sih diam saja, memberikan kesempatan pada yang lain untuk menjawab. Saya tersenyum dengan jawaban mereka. Ternyata ada yang tahu ya kalau mayoritas makanan Indonesia itu tidak jauh dari cabe :).

Presentasi saya buka dengan memutarkan video dari Good News From Indonesia yang saya dapat dari Youtube. Kemudian dilanjutkan ke slide berikutnya diantaranya saya menerangkan sekilas tentang sejarah rempah dan beberapa makanan Indonesia yang mendapatkan pengaruh dari beberapa negara yang pernah datang ke Indonesia, termasuk Belanda. Kemudian saya juga menceritakan kedekatan orang Indonesia dengan makanan Indonesia. Dimanapun orang Indonesia tinggal diseluruh penjuru dunia, mereka akan dengan suka cita menyambut topik pembicaraan tentang makanan Indonesia. Selain itu, saya juga menginformasikan bahwa makanan Indonesia itu jumlahnya ribuan (sesuai keterangan didalam video pada link diatas) karena masing-masing suku, masing-masing kota mempunyai jenis makanan sendiri. Lalu saya juga menerangkan tentang makanan yang berhubungan dengan perayaan atau hari besar keagamaan, misalkan tumpeng dan filosofi tumpeng. Selanjutnya juga saya jelaskan tentang waktu makan orang Indonesia dan jenis makanan yang biasanya dimakan, yang sebenarnya tidak pernah ada bedanya dari segi porsi ketika makan pagi, makan siang atau makan malam. Semua porsinya besar dan tidak ada pakem makanan tertentu dimakan pada saat tertentu. Satu lagi yang tidak kalah menarik, saya juga menginformasikan bahwa Rendang dan Nasi Goreng pernah dinobatkan menjadi makanan paling enak nomer 1 dan 2 didunia versi CNN Traveling pada tahun 2011. Terakhirnya saya tutup presentasi dengan video mencoba makanan Indonesia. Total slide presentasi saya sebanyak 16. Ditengah-tengah presentasi tersebut, saya ajak mereka untuk melihat dan mencium aroma dari rempah dan bumbu Indonesia.

Rempah dan bumbu yang saya bawa : kemiri, sereh, ketumbar, kayu manis, cengkeh, jahe, kunyit, daun jeruk, cabe, kencur, kunci, kluwek,
Rempah dan bumbu yang saya bawa : kemiri, sereh, ketumbar, kayu manis, cengkeh, jahe, kunyit, daun jeruk, cabe, kencur, kunci, kluwek, pala, bawang merah, bawang putih, dan asem kandis . Saya membuat 3 paket jadi kerumunan tidak berpusat disatu tempat. Semua rempah tersebut yang ada didapur saya, jadi tinggal angkut.

Para siswa sangat antusias menyimak selama saya memberikan presentasi. Banyak sekali pertanyaan dari mereka misalkan kenapa makanan Indonesia bumbunya banyak, kenapa rendang memasaknya lama,  Apa daging rendang tidak menjadi bubur setelah dimasak berjam-jam, kalau di Indonesia makan dipinggir jalan apa tidak sakit perut, kalau makan dengan tangan kosong (tidak menggunakan sendok atau garpu) apakah sehat, bahkan ada yang bertanya rasanya nasi goreng seperti apa. Saya membuat presentasi semenarik mungkin supaya para siswa tersebut merasa senang dan ada sesuatu yang baru yang mereka dapatkan. Pastinya banyak sekali foto makanan Indonesia didalamnya misalkan rendang, soto ayam, rendang, pempek, tumpeng, nasi goreng, sate padang, nasi bali, bebek betutu, bubur tinutuan dan masih banyak lainnya yang saya pinjam dari google, otomatis saya sertakan juga sumbernya. Saya juga meminjam beberapa foto makanan dari blog Melly dan Beth. Lucunya lagi, karena jam presentasi adalah jam menjelang makan siang, tentu saja foto-foto makanan tersebut membuat mereka lapar, sampai ada yang bilang “Stop, aku sangat lapar sekali.” Lalu ada yang curi-curi makan roti. Jangankan mereka, saya saja ikut-ikutan lapar ketika memperlihatkan satu persatu slide yang berisi makanan Indonesia tersebut.

Salah satu siswa sedang mencoba rasanya cabe :D
Salah satu siswa sedang mencoba rasanya cabe 😀

Ekspresi saat mereka mencium rempah.
Ekspresi saat mereka mencium rempah.

Selama sesi Guest Lecturer tersebut hampir seluruhnya saya menggunakan bahasa Inggris. Selebihnya, di 15 menit terakhir saya menggunakan bahasa Belanda. Hal tersebut yang menjadi kesepakatan saya dan siswa diawal. Saat menggunakan bahasa Belanda, hanya satu yang saya fikirkan, “Semoga saya tidak menyesatkan mereka dengan bahasa Belanda yang pas-pasan.” Mereka juga sedang belajar bahasa Belanda, jadi posisinya antara saya dengan para siswa tersebut juga sedang sama-sama belajar bahasa Belanda. Secara keseluruhan saya senang sekali mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan TWIYC. Saya bangga memperkenalkan Indonesia melalui program ini. Dan saya juga bahagia ketika para siswa merasa senang dengan materi yang saya sampaikan karena mereka bilang bahwa ini adalah pengetahuan baru yang mereka dapatkan juga mendapatkan pengalaman untuk mengerti bahan-bahan yang digunakan memasak makanan Indonesia. Ada siswa yang menyelutuk “Saya mau makan di Restoran Indonesia. Saya ingin makan Rendang.” Wah, senangnya bisa membuat mereka tertarik untuk langsung merasakan masaka Indonesia. Diakhir sesi kami berfoto bersama, dan saya diberi buket bunga oleh pihak sekolah. Rabu besok dan bulan depan saya kembali akan mendatangi sekolah berbeda, materi yang saya sampaikan tetap sama. TWIYC adalah pengalaman sukarelawan pertama yang saya ikuti di Den Haag. Saya juga jadi mengenal orang-orang baru, para volunteer lainnya dari negara yang berbeda-beda. Ada beberapa program volunteer lainnya yang saya ikuti. Akan saya ceritakan pada tulisan terpisah. Saya meninggalkan sekolah dengan perasaan bahagia luar biasa. Pengalaman pertama saya terjun langsung dalam kegiatan di Den Haag memperkenalkan Indonesia. Berbagi itu selalu membuat senang hati, apalagi berbagi cerita tentang keragaman negara sendiri.

Foto bersama. Saya menggunakan blazer batik.
Foto bersama. Saya menggunakan blazer batik.

Dibawah ini adalah video yang menerangkan apa sebenarnya TWIYC itu.

-Den Haag, 6 Desember 2015-

Semua foto adalah dokumentasi pribadi.

Aktivitas Selama Musim Gugur di Belanda

Musim gugur atau Autumn atau dalam bahasa Belanda disebut Herfst tahun 2015 ini adalah yang pertama buat saya. Selama ini saya hanya menikmati musim gugur lewat serial Korea dan drama Jepang. Saya dulu memang maniak sekali melihat serial Korea dan Jepang. Masih ingat betul bagaimana saya lebih mementingkan begadang maraton serial korea dibandingkan mengerjakan revisi tesis. Lebih parahnya ketika sedang menunggu antrian bimbingan, teman-teman yang lain tidak tenang sambil membolak balik draft tesis, saya dengan santainya menunggu sambil melanjutkan menonton serial Korea. Cukup sekian info kecanduan saya pada serial Korea dan Jepang. Sekarang sudah insyaf kok (sementara).

image5

image3

Dulu suka membayangkan bagaimana rasanya melihat langsung daun berwarna merah, kuning, pink yang berguguran, berserakan ditanah atau trotoar, atau pohon yang siap meranggas dengan daun berwarna merah kehitaman. Pasti romantis sekali. Musim gugur yang awalnya hanya khayalan tingkat tinggi -seperti judul lagu Peter Pan- sekarang saya bisa merasakan sendiri, meskipun belum semua daunnya berubah warna menjadi kuning atau merah. Entah kenapa saya merasa durasi hari matahari bersinar lebih sering pada musim gugur dibandingkan pada musim panas lalu. Kalau saya tidak salah ingat, selama musim panas hujan hampir datang setiap hari meskipun ada saat tertentu ketika puasa selama 19 jam panasnya menyengat sampai 38 derajat celcius, yang setelah saya rasakan masih lebih panas di Surabaya dengan suhu yang sama. Selama musim gugur ini matahari berbaik hati selalu menampakkan sinarnya, cerah dan hangat. Birunya langit selalu menggemaskan, seperti tidak pernah cukup untuk mengagumi betapa indahnya langit yang berwarna biru bersih, meskipun beberapa kali hujan tetap rajin mampir. Ada kegiatan mewah yang rajin kami lakukan selama beberapa kali akhir pekan, yaitu berkegiatan di alam.

image10

image16

Bersepeda di hutan saat musim panas
Bersepeda di hutan saat musim panas

Bersepeda di hutan saat musim gugur
Bersepeda di hutan saat musim gugur

Maksud dari berkegiatan dialam yaitu bersepeda keliling kota Den Haag (meskipun dalam keseharian, kami juga bersepeda kemana-mana), duduk-duduk ditaman, jalan-jalan ke beberapa hutan yang lokasinya di Zoetermeer dan Delft, dan piknik membawa tikar sambil membaca buku dipinggir danau. Kenapa saya menyebut kegiatan mewah? karena ketika sinar matahari muncul disini mewah sekali rasanya, membuat hati riang gembira. Jadi ketika matahari sedang tampil maksimal, saya memanfaatkan juga lebih maksimal. Saya selalu berseloroh dengan menyebutnya sebagai kegiatan mengumpulkan vitamin D sebanyak mungkin sebagai cadangan pada musim dingin nanti. Bahkan sewaktu kehutan, saya melihat beberapa anak kecil terlihat asyik tertawa riang sambil membawa kantung, mengumpulkan jamur. Saya tidak tahu pasti jamur jenis mana yang bisa dikonsumsi ataupun yang beracun. Ada juga beberapa dari mereka yang membawa ember, mengumpulkan apel-apel yang sedang ranum memetik langsung dari pohonnya. Hari sabtu lalu saya juga berkesempatan bersepeda bersama Crystal, menjelajahi hutan, danau, dan taman ditiga kota.

Banyak jamur yang bermunculan di hutan dengan aneka jenis rupa
Banyak jamur yang bermunculan di hutan dengan aneka jenis rupa

Terlihat menggiurkan ya. Kata seorang kenalan ini beracun. Suami bilang "mungkin ini beracun." Saya jawab "tau darimana?" dijawab lagi "coba saja, nanti kita tahu dia beracun apa nggak" ---> Cari masalah dia :D
Terlihat menggiurkan ya. Kata seorang kenalan ini beracun. Suami bilang “mungkin ini beracun.” Saya jawab “tau darimana?” dijawab lagi “coba saja, nanti kita tahu dia beracun apa nggak” —> Cari masalah dia 😀

Melihat bangku kosong, tiba-tiba dia bilang "Schatje, aku tidur dulu ya sebentar." Lalu tertidurlah dengan nyenyak sampai setengah jam. Bersenang-senang dengan hangat matahari secara maksimal.
Melihat bangku kosong, tiba-tiba dia bilang “Schatje, aku tidur dulu ya sebentar.” Lalu tertidurlah dengan nyenyak sampai setengah jam. Bersenang-senang dengan hangat matahari secara maksimal.
image2

Danau ditengah hutan
Danau ditengah hutan

Piknik di danau satunya
Piknik di danau satunya

Akhir pekan lalu, saya dan suami pergi ke sebuah bukit yang tidak jauh dari rumah untuk latihan lari. Bukit ini juga menjadi tempat suami berlatih mountain bike seminggu sekali. Rencananya tidak berapa lama lagi kami akan mengikuti lomba lari. Tanjakan bukit ini lumayan curam juga, mengingatkan saya pada tingkat kesulitan di Bromo Marathon. Berlatih jam 8 pagi dengan suhu 2 derajat celcius, angin yang menerpa pelan serta tanjakan yang susah dilalui, bukan perkara mudah. Saya yang memang latihan berdasarkan mood merasakan dampaknya. Nafas pendek, tangan berasa kebas kedinginan, bahkan pada satu titik saya merasakan susah bernafas seperti kehabisan oksigen. Tetapi begitu melihat pemandangan di bukit dan hutan, serta matahari yang perlahan bersinar membuat saya kembali bersemangat.

Tempat latihan lari
Tempat latihan lari

Tempat latihan lari
Tempat latihan lari

Tempat latihan lari
Tempat latihan lari

Keihatan tidak saya diujung sana?
Keihatan tidak saya diujung sana?

Tempat latihan lari
Tempat latihan lari

Dan tentu saja, oktober tidak lengkap tanpa kehadiran labu kuning atau pumpkin. Sepanjang mata memandang, pumpkin ada dimana-mana. Bahkan di pasar harganya juga lumayan murah. Dan ini kali pertama saya membuat pumpkin soup yang resepnya mencontek dari blog Beth. Rasanya luar biasa enak, sehat, hangat dibadan dan tentu saja gampang dan tidak ruwet dalam proses memasaknya. Suami sampai nambah berulangkali.

Ini besar sekali labunya.
Ini besar sekali labunya.

Pumpkin soup
Pumpkin soup

Namun sejak beberapa hari ini suhu menurun. Meskipun matahari tetap bersinar, tetapi hawa dingin semakin menusuk ditambah angin. Bahkan kemarin sewaktu saya pergi ke sekolah, suhu dipagi hari 1 derajat celcius, sekitar jam 10 naik menjadi 3 derajat celcius. Seorang teman yang tinggal di Groningen mengatakan bahwa suhu disana sudah -2 derajat celcius dipagi hari pada waktu yang sama. Saya sudah mengeluarkan perlengkapan winter : jaket tebal, sarung tangan, dan baju berlapis agar badan tetap hangat. Ada pemandangan yang menggelitik saat saya pulang sekolah. Matahari bersinar terang, tapi orang-orang lalu lalang dengan berpakaian winter lengkap : boots selutut, syal, jaket tebal, kupluk, dan beberapa memakai sarung tangan juga. Saya yang awalnya merasa aneh karena sudah memakai jaket tebal, begitu melihat mereka jadi tersenyum “Horeee, tidak saya saja!”

Kangen hangat matahari
Kangen hangat matahari
Sejauh ini menyenangkan perkenalan dengan musim gugur pertama saya di Belanda. Udara tidak terlalu panas dan juga tidak terlalu dingin (pada awalnya) , daun berwarna-warni, langit biru, dan banyak melakukan aktifitas di alam.

Semoga hari-hari kalian menyenangkan juga ya.

-Den Haag, 13 Oktober 2015-

Semua foto adalah dokumen pribadi.

Sekolah Bahasa Belanda – Tingkat Inburgeringsexamen (A2) atau Staatsexamen NT2?

Sudah sebulan ini saya kembali bersekolah, lebih tepatnya belajar bahasa Belanda. Pada beberapa tulisan sebelumnya, saya pernah menyinggung bahwa saya tidak pernah mengikuti kursus bahasa Belanda ketika di Indonesia. Untuk keperluan MVV, diharuskan lulus A1 dikedutaan Belanda, dan semuanya lebih banyak saya pelajari secara otodidak. Jadi ketika sudah pindah ke Belanda, saya niatkan sejak awal ingin bersekolah, belajar secara benar tentang tata bahasa Belanda, tidak lagi menggunakan ilmu nekat. Awalnya saya tidak ingin cepat bersekolah, dengan pertimbangan pada saat itu saya baru selesai sidang tesis. Mendinginkan otak dulu, begitu pemikiran saya. Tetapi setelah satu bulan tidak ada kegiatan ternyata bosan juga. Akhirnya saya bilang suami kalau ingin segera sekolah saja supaya otak tidak terlalu lama menganggurnya.

Sebenarnya bersekolah ataupun kursus privat itu bukanlah sebuah keharusan karena sejak tahun 2014 semua harus kita sendiri yang membayar, dimana tahun sebelumnya semua pendatang diharuskan bersekolah dan semua biayanya ditanggung (disubsidi) oleh Gemeente kota setempat. Pada tahun tersebut, untuk mereka yang tidak bersekolah malah dikenakan denda. Kenapa harus sekolah? karena bagi para pendatang diharuskan untuk lulus ujian integrasi minimal level A2 atau yang disebut sebagai Inburgeringsexamen, dan batas waktu untuk lulus ujian adalah 3 tahun terhitung sejak hari pertama kedatangan di Belanda. Kelulusan ujian tersebut berhubungan dengan perpanjangan ijin tinggal di Belanda. Jika tidak lulus dalam waktu 3 tahun, berdasarkan pengalaman beberapa kenalan, akan dikenakan denda 200 euro tiap 3 bulan sampai beberapa bulan yang ditentukan. Jika tidak lulus juga sampai batas kelonggaran yang telah diberikan IND (Immigratie en Naturalisatiedienst), maka ijin tinggalnya akan dicabut, dan kembali ke negara asal, konon ceritanya seperti itu. Untuk informasi mengenai ini, lebih baik rajin memperbaharui informasi di website IND karena peraturannya seringkali berubah. Batas waktu 3 tahun untuk saya lulus berdasarkan surat yang dikirim IND adalah akhir Februari 2018 dengan ijin tinggal awal adalah selama 5 tahun.

Selain untuk kepentingan lulus ujian, dengan belajar bahasa Belanda, diharapkan para imigran melebur dan berbaur dengan masyarakat setempat. Meskipun hampir semua orang Belanda bisa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris, tetapi merekapun akan lebih senang kalau kita sebagai pendatang ini bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Belanda. Kita akan lebih nyaman juga untuk berkomunikasi kalau misalkan ke pasar atau supermarket atau mengurus sesuatu ke kantor pemerintahan atau bekerja jika menggunakan bahasa Belanda. Bayangkan saja jika kita tinggal di Indonesia kemudian ada pendatang dari negara lain bisa berkomunikasi dengan kita menggunakan bahasa Indonesia, lebih menyenangkan bukan. Seperti kata pepatah Di Mana Bumi Dipijak, Di Situ Langit Dijunjung. Jadi kita harus tahu diri, numpang hidup dinegara orang, jangan bersungut-sungut ketika harus belajar bahasa Belanda. Jangan hanya ingin dianggap sebagai turis dengan mengandalkan komunikasi menggunakan bahasa Inggris, padahal akan tinggal lama disini, lha wong kita ini imigran lho, begitu diwajibkan lulus ujian, menjadi bersungut-sungut. Selain itu, dengan belajar bahasa Belanda, kesempatan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik juga akan semakin luas, buat mereka yang bertujuan mencari kerja.

Kalau kita tidak ingin sekolah dan merasa mampu untuk belajar sendiri, itu juga sah-sah saja. Saya juga mendengar ada banyak orang yang lulus ujian A2 bahkan NT2 programma I dari belajar sendiri. Bagaimana caranya? Mencari bahan ajar yang banyak tersebar di internet ataupun membeli buku-buku yang diperlukan, mendatangi beberapa komunitas belajar mandiri dimasing-masing kota (langsung cari digoogle misalkan dengan kata kunci conversatieles + kota tinggal), belajar dengan partner, join grup Inburgeringsexamen (A2) di Facebook, atau Staatsexamen NT2 (Nederlands als Tweede Taal), atau mencari informasi tentang guru privat yang bisa datang kerumah tanpa membayar alias gratis (vrijwilliger). Ada beberapa kenalan yang menggunakan cara yang terakhir. Intinya, jangan pernah malas untuk mencari informasi sebanyak mungkin.

Kalau ingin sekolah, maka harus mencari informasi tentang sekolah berdasarkan dengan kebutuhan dan tujuan kita serta jika memungkinkan dekat dengan rumah. Hal pertama yang perlu ditetapkan diawal sebelum memutuskan akan belajar disekolah atau belajar sendiri sebenarnya adalah ujian tingkat apa yang akan kita inginkan. Hal ini berkaitan dengan tujuan apa yang akan kita raih kedepannya. Jika tujuannya untuk memenuhi syarat minimal yang diajukan DUO, maka Inburgeringsexamen (A2) sudah cukup. Jika tujuannya lebih dari itu, misalkan ingin melanjutkan sekolah atau ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih bagus, atau pindah kewarganegaraan, maka perlu ujian yang tingkatannya lebih tinggi yaitu Staatsexamen NT2 Programma I atau II (B1 atau B2). Apa perbedaan tentang A2 dan NT2? Silahkan langsung ke website DUO karena disana informasinya sudah sangat terperinci. Tentu saja ujian A2 dan NT2 berbeda, karena level NT2 lebih tinggi dari A2 maka ujiannya juga lebih susah. Setelah tujuan jelas, maka selanjutnya kita akan putuskan apakah akan belajar di sekolah atau belajar sendiri. Jika belajar disekolah, maka setelah mencari beberapa alternatif sekolah, kita juga harus melihat program yang ditawarkan apakah sesuai dengan tujuan yang akan kita capai. Karena ada sekolah yang programnya memang langsung untuk ujian integrasi, ada juga beberapa sekolah yang programnya untuk belajar bahasa Belanda secara reguler. Informasi tentang sekolah ini bisa kita dapatkan dengan bertanya dari beberapa kenalan yang sudah tinggal lebih dulu di Belanda, bertanya langsung pada Gemeente setempat, atau dari google.

Setelah melihat cocok tidaknya program sekolah tersebut dengan tujuan kita, selanjutnya masalah penting lainnya yang perlu dipertimbangkan adalah biaya. Apakah biaya yang kita anggarkan sesuai dengan biaya pada sekolah tersebut. Jika memang keuangan kita tidak mencukupi, DUO menyediakan program pinjaman untuk kita belajar disekolah. Untuk lebih lengkapnya, bisa langsung dipelajari pada website DUO karena ada beberapa syarat dan ketentuan yang berlaku. Secara garis besar, itulah gambaran tentang Staatsexamen NT2 dan Inburgeringsexamen (A2) serta beberapa cara untuk belajar bahasa Belanda, disekolah atau belajar sendiri.

Kembali kepada pengalaman saya, setelah melalui beberapa pertimbangan tentang tujuan belajar bahasa Belanda yang ingin saya lakukan yaitu : mampu berkomunikasi secara lancar lisan maupun tulisan dalam bahasa Belanda, lulus ujian integrasi, dan mencari pekerjaan serta jika memungkinkan ingin melanjutkan kuliah lagi. Karena tujuan tersebut maka saya memutuskan untuk mengikuti ujian Staatsexamen NT2. Jadi tujuan ini ditetapkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing orang. Jangan cepat menghakimi bahwa ketika seseorang ingin mengikuti ujian NT2 dianggap “sok-sok an” atau ketika ada yang ingin mengikuti ujian A2 terus kita anggap levelnya biasa-biasa saja. Setiap orang mempunyai kebutuhan dan kemampuan yang berbeda.

Selanjutnya yang saya lakukan adalah mencari beberapa informasi sekolah yang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal (penentuan lokasi juga penting berhubungan dengan efisiensi waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk pulang dan pergi ke sekolah). Pada awalnya ada tiga tempat yang masuk kriteria yaitu Universitas A, Universitas B, dan sekolah bahasa Belanda C. Setelahnya saya membuat janji untuk mengikuti placement test supaya ketika masuk nanti sesuai niveau (tingkat) berdasarkan hasil placement test tersebut. Pada akhirnya saya hanya mengikuti placement test di 2 tempat yaitu di Universitas A dan Sekolah bahasa Belanda C. Hasil tes dikedua tempat tersebut sama yaitu saya ada di niveau A2.  Jadi saya masuk kelas A2 sebagai permulaan levelnya untuk menuju level B2 sebelum ujian NT2 programma II. Setelah melakukan beberapa pertimbangan : program yang ditawarkan, untuk tempat yang terakhir memang tempat untuk belajar yang tujuannya langsung pada ujian integrasi, sedangkan di Universitas A lebih pada program bahasa Belanda sistemnya reguler. Waktu dan tempat : di Universitas A waktu yang tersisa jam 7-10 malam, 3 kali seminggu, lama belajarnya membutuhkan waktu 1.5 tahun sampai level B2 (jika lancar), biaya sekolahnya total sekitar 3000 euro diluar buku dan biaya ujian, serta biaya yang dibutuhkan untuk akomodasi setiap kali datang 10 euro naik kereta PP. Sedangkan di Sekolah bahasa Belanda C, bisa ditempuh naik sepeda sekitar 20 menit dari rumah, atau satu kali naik tram dengan biaya 3 euro PP, waktu belajarnya jam 9-12 pagi seminggu 2 kali, lama belajarnya 9 bulan sampai pada level B2 untuk bisa mengikuti ujian NT2 Programma II, biaya sekolahnya sekitar 2000 euro (bisa dicicil 2 kali pembayaran) sudah termasuk segala macam buku dan biaya ujian di DUO.

Dengan pertimbangan yang sudah disebutkan, maka saya dan suami memutuskan untuk memilih Sagenn karena sesuai dengan tujuan dan keadaan saya. Awalnya saya ingin mengajukan pinjaman ke DUO, tetapi ternyata syaratnya tidak memenuhi karena gaji suami melebihi syarat minimal yang ditentukan oleh DUO. Dengan sistem pembayaran 2 kali sudah lumayan meringankan karena tidak harus membayar sekali waktu dalam jumlah yang lumayan besar. Pertimbangan lainnya kenapa saya lebih memilih belajar di sekolah adalah supaya bisa berinteraksi langsung dengan berbagai macam tipe orang dari berbagai macam negara. Menambah wawasan dan pengetahuan. Saya senang berinteraksi dengan lingkungan baru, meskipun saya akui tidak bisa cepat beradaptasi. Tetapi dengan memilih belajar disekolah, saya jadi mengetahui banyak hal dibandingkan jika saya belajar sendiri atau memilih belajar privat. Keuntungan lainnya bisa langsung praktek berbicara, berdiskusi, maupun belajar kelompok dengan teman-teman sekelas.

Begitulah pengalaman saya dalam memilih dan mempertimbangkan sistem belajar mana yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, serta ujian tingkat apa yang akan saya lakukan nantinya. Kembali lagi, semuanya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan masing-masing. Pertimbangkan baik-baik sebelum memutuskan karena Belanda adalah negara yang mahal, setiap euronya sangat berarti jadi jangan sampai membuang uang untuk sesuatu yang kita putuskan secara tergesa ataupun ikut-ikutan saja.

Semoga berguna apa yang telah saya tuliskan dan selanjutnya akan saya bagikan pengalaman selama sebulan saya bersekolah, tentang sistem belajarnya juga interaksi saya dengan teman baru dan guru-guru disana dari beberapa negara.

Jika ada informasi tambahan dan yang terbaru, monggo dengan senang hati saya menerimanya.

-Den Haag, 19 Mei 2015-